• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah etika bisnis dan profesi.d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " makalah etika bisnis dan profesi.d"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teori Etika menyediakan kerangka yang dapat digunakan untuk memastikan benar tidaknyakeputusan moral. Keputusan moral yang diambil bisa menjadi beralasan ( memiliki moralreasoning ) berdasarkan suatu Teori Etika . Namun sering terjadi benturan – benturan yang diakibatkan karena pada kenyataanya banyak terdapat teori etika, yang mengakibatkan penilaianberbeda – beda sebagai akibat dari tidak adanya kesepakatan oleh semua orang.Teori Deontologi sering disebut sebagai etika kewajiban karena berpendapat bahwa tugas merupakan moral dasar dan tidak tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan, yang terdiri dari teori hak ( rights) Keadilan ( Justice ), perhatian ( care ), dan keutamaan (Virtue). Teori Teleologi berpandangan bahwa suatu tindakan benar atau salah tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Teori ini sering juga disebut dengan pendekatan konsekuensialis. Teori Etika utlitiarianisme berakar dari teori Teleologi dan sering digunakan untuk menilai kebijakan pemerintah dan komoditas public.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana para etikawan memberikan pendapat ketidaksamaan pandangan mengenai apakah etika bersifat absolut dan relative?

b. Bagaimana hubungan antara usia dengan perkembangan moral anak manusia? c. Apa saja jenis teori etika, dan apa perbedaan antar teori etika?

d. Bagaimana tantangan ke depan perkembangan etika sebagai ilmu?

(2)

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI ETIKA

Pertama, etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkatian dengan kebiasaan hidup yang baik,baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai nilai,tata cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik,dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain secara turun menurun.

Kedua,etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas. Dalam pengertian kedua ini,etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika seperti pengertian yang pertama. Etika dalam pengertian kedua ini dimengerti sebagai filsafat moral,atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian sebagaimana halnya moralitas,berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupannya.

Sebaliknya dalam pengertian kedua ini yaitu sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai dengan demikian dapat disimpulkan etika sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai (a) nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik;dan (b)masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

1. Menurut Drs.O.P.Simorangkir: Etika atau etik dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.

2. Menurut Maryani dan Ludiggo: Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.

3. Menurut Drs.H.BurhannudinSalam: Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam

B. ETIKA ABSOLUT VERSUS ETIKA RELATIF

Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan di antara para etikawan tentang apakah etika bersifat absolut atau relative. Para penganut paham etika absolut dengan berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapanpun dan dimanapun. Sementara itu, para penganut etika relative dengan berbagai argumentasi yang juga tampak masuk akal membantah hal ini. Mereka justru menetapkan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum. Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula.

(3)

contoh tentang keyakinan dua suku yang amat berbeda dalam perlakuan orang tua mereka saat meninggal dunia, yaitu suku Callatia yang memakan jenazah orang tua mereka, sedangkan orang-orang yunani membakar jenazah orang tua mereka.

Menyangkut dengan contoh dari etika relative tersebut Rachles dan Immanuel Kant yang juga pendukung teori absolut menyatakan bahwa, ada pokok teoretis yang umumnya dimana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama-sama oleh semua masyarakat karena aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat. Misalnya, aturan melawan kebohongan dan pembunuhan. Hanyalah dua contoh yang masih berlaku dalam semua kebudayaan yang tetap hidup, walaupun juga diakui bahwa dalam setiap aturan umum tentu saja ada pengecualianya.

C. PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL

Teori perkembangan moral banyak dibahas dalam ilmu psikologi, salah satu teori yang sangat berpengaruh dikemukakan oleh Kohlberg (dalam Atkinson et.al. 1996) dengan mengemukakan 3 tahap perkembangan moral dihubungkan dengan pertumbuhan (usia) anak.

Tahap-tahap perkembangan moral anak menurut Kohlberg.

Tingkat (Level) Sublevel Ciri menonjol menghindari celaan orang lain.

(4)

1. Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis.Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri.Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.

2. Utilitarianisme

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000).Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).

Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :

1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan atau hasilnya).

2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.

3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

3. Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya kisah terkenal Robinhood yang merampok kekayaan orang-orang kaya dan hasilnya dibagikan kepada rakyat miskin.

Konsep penting tentang paham deontologi (Kant):

1. Konsep Imperative Hypothesis adalah perintah yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang punya keinginan yang relevan.

2. Konsep Imperative Categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat apapun

(5)

Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss,2006): 1. Hak legal

Hak legal adalah hak yang didasarkan atas system/ yurisdiksi hokum suatu Negara, dimana sumber hokum tertinggi suatu negara adalah undang-undang dasar negara yang bersangkutan.

2. Hak moral

Hak moral yaitu hak pribadi manusia secara individu, hak moral berkaitan dengan kepentingan indivisu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak-hak orang lain.

3. Hak kontraktual

Hak kontraktual yaitu hak yang mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.

5. Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut: disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan.Ada banyak keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).

Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut: kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. Sambil berbisnis, sering kita terlibat dalam negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras dan posisi sesungguhnya atau titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan antara kejujuran dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.

Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi “dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Bursa efek sebagai institusi justru mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya. Orang yang bergerak atas dasar informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair.

(6)

untuk mengamankan kepercayaan. Salah satu cara adalah memberi garansi atau jaminan. Cara-cara itu bisa menunjang kepercayaan antara pebisnis, tetapi hal itu hanya ada gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si pebisnis itu sendiri.

6. Teori Etika Teonom

Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.

Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.

E. TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA

Konsep tentang hakikat alam semesta dan hakikat manusia serta poko-pokok pikiran dari berbagai macam teori etika yang berkembang. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup berpengaruh.

b) Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir, atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.

c) Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang hakikat manusia.

d) Dilihat dari semua proses evolusi kesadaran diri, semua teori yang ada menjelaskan tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat kesadaran diri seseorang.

e) Teori-teori yang tampak bagaikan potongan-potongan terpisah dapat dipadukan menjadi suatu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat manusia secara utuh. f) Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada:

 Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan tuhan.

 Keseimbangan modal materi (PQ dan IQ), modal social (EQ), dan modal spiritual (SQ).

 Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin (Surgawi).

(7)

Tantangan ke depan etika sebagai Ilmu.

Etika sebagai filsafat telah dikenal sejak jaman masehi. Etika sebagai ajaran moral telah menjadi bagian tak terpisahkan dari semua agama sejak agama itu hadir. Namun sebagai ilmu, etika masih kalah mapan bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainya seperti ilmu fisika, ilmu ekonomi, dan lain-lain.

Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh hakikat manusia utuh- suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna hidup duniawi, dan melupakan potensi kekuatan spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan Tuhan dalam diri manusia tersebut.

Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigm manusia utuh, yaitu suatu pola piker yang mengutamakan intregasi dan keseimbangan pada:

a. Pertumbuhan PQ, IQ,EQ, Dan SQ

b. Keseimbangan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentngan Tuhan. c. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual)

Semua teori etika yang pada awal kemunculanya bagaikan potongan-potongan terpisah dan berdiri sendiri, ternyata dapat dipadukan karena sifatnya yang saling melengkapi. Inti dari hakikat manusia utuh adalah keseimbangan, yang bisa diringkas sebagai berikut:

a. Keseimbangan antara hak (teori hak) dan kewajiban (teori deontology). b. Keseimbangan tujuan duniawy (teori teologi) dan rohani (teori teonom)

c. Keseimbangan antara kepentingan individu (teori egoisme) dan kepentingan masyarakat (Teori utilitarianisme)

d. Gabungan ketiga butir diatas kan menentukan karakter seseorang (teori keutamaan) e. Hidup adalah suatu proses evolusi kesadaran.

(8)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Etika sebagai disiplin ilmu, berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma dan perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.Sebagai ilmu etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau prespektive yang berlainan. Dan beberapa jenis teori antara lain teori egoisme, utilitarianisme, deontology, teori hak, teori keutamaan, teori etika otonom. Sebagaimana dikatakan oleh Peschke S.V.D (2003), Berbagai teori etika muncul antara lain karena adanya perbedaan prespektif dan penafsiran tentang apa yang menjadi tujuan akhir hidup umat manusia, seperti teori Egoisme, Utilitarianisme, Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan (Virtue), dan teori etika etonom. Disamping itu sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku.

(9)

Daftar Pustaka

1. Agoes,Sukrisno, Ardana, I cenik. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan membangun manusia seutuhnya. 2014. Jakarta : Salemba Empat.

2. Riztanti,Risa,2016,Makalah Teori Teori Etika,(online),

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang ada dan beberapa penelitian yang membahas penerapan algoritma Rabin- Karp, maka peniliti bermaksud untuk melakukan penelitian dalam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa ekstrak etanolik rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) memiliki kandungan senyawa chalcone

kendala berinvestasi ada beberapa poin penting yang sangat mempengaruhi pengusaha atau investor untuk menanamkan modalnya di suatu tempat, antara lain:

Telah diketahui bahwa dalam suatu graph banyaknya vertex dengan degree ganjil adalah genap, sedangkan dalam suatu binary tree setiap vertex ber-degree ganjil kecuali

Konsep ARS (Anti Radiation Shield) ini jika direalisasikan, maka akan didapatkan beberapa manfaat diantaranya sebagai solusi alternatif atas permasalahan radiasi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH PERSAINGAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP

Aplikasi ini memiliki tujuan mempermudah siswa dalam melakukan identifikasi klasifikasi Tumbuhan, karena selain dihadirkan dalam bentuk digital, aplikasi ini juga didesain

Target khusus dalam penelitian ini adalah memberikan informasi khusus bagi guru pendidikan jasmani “bagaimana tingkat Kemampuan Motorik Kasar Siswa Sekolah Dasar