• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS pendekatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS pendekatan "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN DALAM MANAJEMEN KELAS MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Manajemen Kelas Dosen Pengampu : Dra. Sri Sami Asih, M.Kes.

Rombel 03 Disusun Oleh:

1. Winda Kumalasari (1401416190) 2. Wiwit Anggitasari (1401416281) 3. Galuh Rahma Dani (1401416291) 4. Anggit Setiyo Hari (1401416298)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Hal itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas. Masalah pengajaran berkaitan dengan segala usaha untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar siswa rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Melalui pendekatan-pendekatan dan metode serta aspek-aspek manajemen kelas, akan memberikan kemudahan bagi guru dalam mengelola kelas.

Seperti yang telah diketahui ada banyak kendala saat seorang guru sedang mengelola kelas, baik masalah individu maupun kelompok, untuk menghadapi masalah tersebut perlu adanya ketepatan tindakan pengelolaan kelas. Ketepatan tindakan pengelolaan kelas, dapat dilakukan apabila cara kerja guru dalam pengelola kelas didasari kerangka acuan pendekatan pengelolaan kelas. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memahami dan mempunyai berbagai pendekatan pengelolaan kelas serta memahami kondisi psikologis para siswa yang dihadapinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan pengubahan perilaku? 2. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan sosio-emosional? 3. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan proses kelompok? 4. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan analitik pluralistik? 5. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan eklektik?

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan pendekatan pengubahan perilaku 2. Mampu menjelaskan pendekatan sosio-emosional 3. Mampu menjelaskan pendekatan proses kelompok 4. Mampu menjelaskan pendekatan analitik pluralistik 5. Mampu menjelaskan pendekatan eklektik

(3)

2.1 Pendekatan Pengubahan Perilaku

Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Pengajur pendekatan ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah disebabkan oleh salah satu dari dua alasan yaitu: 1) peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau 2) peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai.

Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dalam belajar. Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.

Penguatan positif yakni pemberian penghargaan setelah tejadi suatu perbuatan. Penghargaan menyebabkan perbuatan yang dikuatkan itu semakin meningkat. Perbuatan yang dihargai tersebut diperkuat dan diulangi di kemudian hari.

Hukuman adalah pemberian pengalaman atau rangsangan yang tidak disukai atau tidak diinginkan sesudah terjadinya suatu perbuatan. Dengan hukuman menyebabkan suatu perbuatan yang dikenai hukuman frekuensinya berkurang dan cenderung tidak dilanjutkan.

Penghentian adalah menahan suatu penghargaan yang diharapkan (menahan penguatan positif), yang dalam kejadian sebelumnya perbuatan seperti itu diberi penghargaan. Penghentian menyebabkan menurunya frekuensi penghargaan yang sebelumnya dihargai.

Penguatan negatif adalah penarikan rangsangan (hukuman) yang tidak diinginkan atau tidak disukai sesudah terjadinya suatu perbuatan, yang meneyebabkan frekuensi perbuatan itu meningkat. Menarik hukuman bermaksud memperkuat perilaku dan meningkatkan kecenderungan diulangi.

(4)

a Mempergunakan Model

Model adalah proses yang dialami peserta didik dengan mengamati cara berperilaku orang lain mendapatkan perilaku yang baru. Sebagai suatu strategi manajemen, model dapat diapndang sebagai suatu proses yang dialkukan guru melalui tingkah lakunya menampilkan nilai dan sikap, yang dikehendaki dimiliki dan ditampilkan oleh peserta didik.

b Mempergunakan Pembentukan

Pembentukan adalah suatu prosedur dengan cara guru meminta peserta didik menmapilkan serangkaian perilaku yang mendekati atau mirip dengan perilaku yang diinginkan. Dan pada setiap kali peserta didik menampilkan perilaku yang mendekati itu guru memberikan pengautan kepada peserat didik sehingga mau secara konsisten menampilkan perilaku yang diinginkan tersebut. Jadi pembentukan adalah strategi pengubahan perilaku yang dipergunakan untuk mengembangkan perilaku yang baru.

c Mempergunakan Sistem Hadiah

Sistem hadiah biasanya terdiir dari tiga unsur sebgai berikut:

 seperangkat instruksi tertulis yang disiapkan dengan teliti, yang menggambarkan perilaku peserta didik yang hendak dikuatkaj oleh guru,

 suatu sistem yang dirancang dnegan baik untuk menghadiahkan barang kepada peserta didik yang menampilkan perilaku yang sesuai,

 seperangkat prosedur yang memberiakn kesempatan kepada peserta didik saling bertukar hadiah yang mereka peroleh sebagai penghargaan, atau memberikan kesempatan terlibat dalam kegaiatan sosial.

d Mempergunakan Kontrak Perilaku

Kontrak perilaku adalah suatu persetujuan antara guru dan peserta didik yang berperilaku menyimpang. Persetujuann itu menentukan perilaku yang disetujui olehe peserta didik untuk ditampilkan dan kemungkinan konsekuensinya apabila peserta didik menampilkan perilaku tersebut

e Mempergunakan Jatah Kelompok

(5)

beragntung kepada perilaku salah seorang atau lebih atau pada perilaku seluruh anggota kelompok lainnya.

f Penguatan Alternatif yang Tidak Serasi

Penguatan yang tidk serasi yaitu penguatan yang berupa tantangan satu dengan yang lainnnya. Pengauatn itu terjadi pada situasi guru menghargai perilaku yang tidak dapat terjadi bersamaan dengan perilaku menyimpang yang hendak dihilangkan oleh guru.

g Mempergunakan Penyuluhan Perilaku

Penyuluhan perilaku adalah suatu proses yang meliputi pertemuan pribadi antara guru dan peserta didik. Penyuluhan perilaku ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik yang berperilaku memyimpang mengetahui bahwa perilakunya tidak sesuai kemudian ia berusaha merencanakan perubahan.

h Mempergunakan Pemantauan Sendiri

Pemantauan diri sendiri diartikan sebagau pengelolaan diri sendiri yang memungkinkan peserta didik mencatat aspek – aspek perilakunya agar ia dapat mengubahnya. Pemantauan diri sendiri meningkatkan kesadarn diri sendiri melalui pengamatan atas dirinya.

i Mempergunakan Pemberian Isyarat

Pemberian isyarat ialah suatu proses untu merangsang berbuat atau tindakan mengingatkan secar verbal atau non verbal yang digunakan oleh guru kepada peserat didiknya. Hal ini dialkukan jika peserat didiknya berperilaku menyimpang. Suatu isyarat dapat digunakan untuk memberi penguatan atau mencegah perilaku tertentu.

2.2 Pendekatan Iklim Sosio-Emosional

(6)

Banyak gagasan yang bercirikan pendekatan sosio-emosional dapat ditelusuri pada karya Carl Rogers. Premis utamanya adalah kelancaran proses belajar yang penting sangat tergantung pada kualitas sikap yang terdapat dalam hubungan pribadi antara guru dan peserta didik. Rogers mengidentifikasi beberapa sikap yang diyakini yaitu hakiki yaitu: ketulusan, keserasian, sikap menerima, menghargai, menaruh perhatian, memeercayai, dan pengertian empatik.

Sementara itu, Ginott menekankan pentingnya komunikasi yang efektif untuk meningkatkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, disamping keserasian, sikap menerima, empati, dan memberikan sejumlah contoh bagaimana sikap-sikap itu diwujudkan oleh guru. Cara guru berkomunikasi ialah dengan berbicara sesuai situasi, bukan dengan kepribadian atau watak siswa. Apabila dihadapkan kepada perilaku siswa yang tidak dikehendaki, guru dinasihatkan agar menerangkan apa yang dilihatnya, menjelaskan apa yang dirasakannya, dan menerangkan apa yang perlu dilakukan. Guru menerima siswa, tetapi tidak menerima aatau menyetujui perilakunya. Ginott memberikan rekomendasi mengenai car yang seyogyanya dilakukan oleh guru untuk berkomunikasi secara efektif sebagai berikut:

a. Alamatkan pernyataan kepada situasi siswa, jangan menilai dirinya karena hal itu dapat merendahkan siswa

b. Gambarkanlah situasi, ungkapkan perasaan tentang situasi itu, dan jelaskan harapan mengenai situasi tersebut.

c. Nayatakan perasaan yang sebenarnya yang akan meningkatkan pengertian siswa. d. Hindarkan cara memusuhi dengan cara mengundang kerja sama dan memberikan

kepada siswa kesempatan mengalami ketidak tergantungan.

e. Hindarkan sikap menentang atau melawan dengan cara mengindarkan perintah dan tuntutan yang memancing respon defensif.

f. Akui, terima dan hormati pendapat serta perasaan siswa dengan cara yang meningkatkan perasaan harga dirinya.

g. Hindarkan diagnosis dan pradiagnosis yang akan menilai siswa, karena hal itu akan melemahkan semangat.

h. Jelaskan proses, dan tidak menilai produk atau pribadi, berikan bimbingan dan bukan kecaman.

i. Hindarkan pertanyaan dan komentar yang memungkinkan memancing sikap menolak dan mengundang sikap menentang

(7)

untuk memechakan masalahnya. Doronglah kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Pandangan lain yang dapat digolongkan sebagai pendekatan sosio-emosional adalah dari Glasser. Glasser menekankan pentingnya keterlibaan guru dengan menggunakan strategi manajemen yang disebutnya terpai kenyataan. Dinyatakan oleh Glasser bahwa satu-satunya kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan identitas yaitu perasaan berhasil dan dihargai. Perilaku menyimpang siswa adalah buah kegagalannya mengembangkan identitas keberhasilan. Dalam kaitan ini, Glasser mengemukakan delapan langkah untuk membantu peserta didik mengubah perilakunya berikut ini:

a. Secara pribadi melibatkan diri dengan siswa; menerima siswa tetapi bukan kepada perilakunya yang menyimpang; menunjukkan kesediaan membantu siswa memecahkan masalah.

b. Memberikan uraia tentang perilaku siswa; menangani masalah tetapi tidak menilai atau menghakimi siswa.

c. Membantu siswa membuat penilaian atau pendapat tentang perilakunya yang menjadi masalah itu. Pusatkan perhatian kepada apa yang dilakukan oleh siswa yang menimbulkan masalah dan yang menyebabkan kegagalannya.

d. Membantu siswa merencanakan tindakan yang lebih baik; jika perlu berikan alternatif-alternatif; bantulah siswa membuat keputusan sendiri berdasarkan penilaiannya atas alternatif-alternatif yang ada untuk mengembangkan perasaan tanggung jawab sendiri.

e. Membimbing siswa mengikatkan diri dengan rencana yang telah dibuatnya.

f. Mendorong siswa sewaktu melaksanakan rencannya dan memelihara keterkaitannya dengan rencana tersebut; yakinkan siswa bahwa guru mengetahui kemajuan kemajuan yang dibuatnya.

Sementara itu Dreikurs dalam kaitan dengan pendekatan sosio-emosional mengemukakan gagasan-gagasan penting yang mempunyai implikasi bagi manajemen kelas yang efektif. Dua diantaranya ialah:

 Penekanan pada kelas yang demokratis dimana siswa dan guru berbagi tanggung jawab, baik dalam proses maupun langkah maju,

(8)

Mengembangkan kelas yang demokratis berasumsi bahwa perilaku dan

pencapaian siswa dipermudah oleh suasana kelas yang demokratis pula. Dalam suasana kelas yang demokratis, siswa diharapkan diperlakukan sebagai orang yang

bertanggungjawab, individu yang mempunyai harga diri, yang mampu membuat keputusan dan memecahkan persoalan dengan terampil. Kelas yang demokratis dapat mengembangkan suasana saling mepercayai anatara guru dan siswa dan antara sesama siswa.

Kelebihan pendekatan iklim sosio-emosional:

a Siswa merasa nyaman di kelas kerena terjalin hubungan yang baik dengan guru.

b Penyelesaian suatu masalah dipecahkan bersama melalui pertemuan kelas. c Pelajaran diyakini akan lebih mudah diterima karena siswa merasa nyaman,

tentram dan aman dengan situasi yang ada. d Terbinanya sikap demokratis.

e Selalu ada penghargaan , jadi setiap kegagalan tidak akan membunuh motivasi siswa.

f Siswa belajar untuk saling menghargai teman ataupun guru. Kelemahan pendekatan iklim sosio-emosional:

a Apabila hubungan siswa terlalu dekat dengan guru atau guru terlalu baik akan menimbulkan sikap siswa yang terlalu bebas.

b Sulit untuk memahami karakter emosi setiap siswa di kelas, maka diperlukan ketrampilan guru yang lebih untuk membuat iklim sosio emosional yang kondusif.

2.3 Pendekatan Proses Kelompok

Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:

a Kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, b Tugas pokok guru adalah menciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif

dan produktif,

(9)

d Pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suatu belajar yang menguntungkan.

Schmuck dan Schmuk dalam Weber mengemukakan enam ciri mengenai manajemen kelas yaitu: harapan, kepemimpinan, daya tarik, norma, komunikasi, dan keterpaduan dengan penjelasan seperti berikut ini:

a Harapan adalah persepsi yang dimiliki oleh guru dan siswa mengenai hubungan mereka satu sama lain. Persepsi tersebut adalah perkiraan individual tentang cara berperilaku diri sendiri dan orang lain.

b Kepemimpinan paling tepat diartikan sebagai perilaku yang membantu kelompok bergerak menuju pencapaian tujuannya. Jadi perilaku kepemimpinan terdiri dari tindakan anggota-anggota kelompok. Termasuk didalamnya tindakan-tindakan yang membantu penetapan norma-norma kelompok yang menggerakkan kelompok kearah tujuan, yang memperbaiki mutu interaksi anatara anggota-anggota kelompok.

c Daya tarik, menunjuk pada pola-pola persahabatan dalam kelompok kelas. Daya tarik dapat digambarkan sebagai tingkat persahabatan yang terdapat diantara para nggota kelompok kelas. Tingkat daya tarik tergantung pada sejauh mana hubungan anatar pribadi yang positif telah berkembang. Pengelola kelas yang fektif ialah seseorang yang membantu mengembangkan hubungan pribadi yang positif antara para anggota kelompok. Misalnya, guru berusaha meningkatkan sikap menerima terhadap para siswa yang tidak disukai anggota-anggota baru.

d Norma ialah pengharapan bersama mengenai carra berpikir, cara berperasaan, dan cara beperilaku para anggota kelompok. Norma sangat mempengaruhi hubungan antar pribadi karena norma tersebut memberikan pedoman yang membantu para anggota memahami apa yang diharapkan dari meraka dan apa yang dapat mereka harapkan dari orang lain. Norma kelompok yang produktif adalah hakiki bagi efektivitas kelompok,]. Oleh karena itu, salah satu tugas guru ialah membantu kelompok menciptakan, menerima, dan memelihara norma kelompok yang produktif.

(10)

semua siswa menyatakan buah pikiran dan persaannya dengan bebas, menerima buah pikiran dan perasaan siswa.

f Keterpaduan adalah menyangkut perasaan kolektif yang dimiliki anggota kelasmengenai kelompok kelasnya. Keterpaduan menekankan hubungan individu dengan kelompok sebagai suatu keseluruhan. Kelompok menjadi padu karena alasan:

 Para anggota saling menyukai satu sama lainnya,  Minat yang besar terhadap pekerjaan,

 Kelompok memberikan harga diri kepada para anggotanya.

Kelebihan pendekatan proses kelompok:

a Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan b Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil

sebagai kelompok yang terbaik

c Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama kelompok d Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok

e Dapat meringankan tugas guru atau pimpinan sekolah Kekurangan pendekatan proses kelompok:

a Melalui metode kerja kelompok memerlikan persiapan dan perencanaan yang matang

b Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa

c Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya

d Sifat dan kemampuan individual kadang-kadang terasa diabaikan

e Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak diberi batas-batas waktu tertentu, maka cendrung tugas tersebut diabaikan atau terabaikan f Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis

dan didaktis anak didik.

2.4 Pendekatan Analitik Pluralistik

(11)

strategi manajemen kelas untuk menciptakan dan menampung kondisi yang memberikan kemudahan dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pendekatan analitik pluralistik tidak mengikat guru pada serangkaian strategi manajerial tertentu saja. Guru bebas mempertimbangkan semua strategi yang mungkin efektif. Terdapat empat tahap pendekatan analitik pluralistik yang perlu dicermati dalam penggunaannya.

a Menenetukan Kondisi Kelas yang Diinginkan

Langkah pertama dalam proses mengelola kelas yang efektif yaitu menentukan kondisi kelas yang ideal. Guru perlu menegtahui dengan jelas dan mendalam tentang kondisi –kondisi yang menurut penilaiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif. Di samping itu guru hendaknya menyadari perlunya terus – menerus menilai manfaat pemehamannya dan mengubahnya apabila keadaan menuntutnya.

b Menganalisis Kondisi Kelas yang Nyata

Setelah menentukan kondisi kelas yang didinginkan, guru selanjutnya menganaisis keadaan yang ada. Dengan demikian memungkinkan guru mengetahui:

- Kesenjangan antara kondisi sekarang dan yang diharapkan, kemudian menentukan kondisi yang perlu mendpat perhatian segera dan mana yang dapat dislesaikan kemudian, dan kondisi mana ayang memerlukan pemantauan

- Masalah yang mungkin terjadi yakni kesenjangan yang mungkin timbul jika gurur gagal mengambil tindakan pencegahan

- Kondisi ssekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena sudah dianggap baik

Asumsi tahap keduadari analitik pluralistik ini adalah bahwa guru yang efektif adalah guru yang terampil menganalisis interaksi kelas dan peka terhadap apa yang sedang terjadi di kelasnya.

c Memilih dan Menggunakan Strategi Pengelolaan

Guru yang efektif adalah gruur yang menguasai berbagai strategi manajerial yang terkandung di dalam berbagai pendekatan manajerial kelas, dan mampu memilih serta menggunakan strategi yang paling sesuai dalam situasi teretntu yang telah dianalisis sebelumnya. Proses pemilihan ini dapat dianggap sebagi suatu kerja komputer dan memilih strategi yang memberikan harapan untuk meningkatkan komdisi yang dianggap sesuai.

(12)

Dalam tahap ini menilai keefektifan dalam pengelolaannya. Artinya dari waktu ke waktu guru harus menilai sejauh mana keberhasilan guru dan peserta didik menciptakan dan memelihara kondisi yang sesuai. Proses penilaian ini memusatkan perhatian kepada dua perangakt perilaku. Perilaku pertama adalah perilaku guru dalam arti sejauh mana guru telah menggunakan perilaku manajemen yang direncanakan akan dilakukan. Perilaku kedua adalah perilaku peserta didik yaitu sejauh mana peserat didik berperilaku yang sesuai, yakni apakah mereka telah melakukan apa – apa yajng diharapkan umtuk dilakukan.

2.5 Pendekatan Eklektik

Seorang guru harus mengetahui kekuatan dan kelemahan tiap – tiap pendekatan ketika akan menerapakn satu pendekatan. Dalam kenyataannya, guru jarang seklai menerapkan satu pendekatan secara utuh, melainkan mengkombinasikan tiap – tiap endekatan dengan mengambil hal – hal yang positif dari satu pendekatan seraya mengeliminasi kelemahan tiap – tiap pendekatan.

Weber (1986) menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis yang dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi. Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu: 1) menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan pengubahan perilaku, penciptaan iklim sosio-emosional, proses kelompok, dan dapat memilih pendekatan yang tepat dan dapat melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas (M. Entang dan T. Raka Joni, 1983:43).

Kelebihan Pendekatan Eklektik

a. Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik

b. Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.

c. Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilanberbahasa.

(13)

f. Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas. g. Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh h. Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.

Kekurangan pendekatan Eklektik

Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga

pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

 Pendekatan pengubahan perilaku dipilih jika tujuan tindakan dalam manajemen kelas yang akan dilakukan adalah untuk menguatkan tingkah laku peserta didik yang baik atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik.

 Pendekatan iklim sosio emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik.

(14)

 Pendekatan analitik pluralistik digunakan untuk menciptakan dan menampung kondisi yang memberikan kemudahan dalam pembelajaran yang efektif dan efisien.

 Pendekatan eklektik

DAFTAR PUSTAKA

..., 2017. Bahan Ajar Manajemen Kelas. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Ekosiswoyo, Rasdi dan Maman Rachman. 2000. Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang.

mitamatika.wordpress.com/2013/01/24/pendekatan-iklim-sosioemosional/

Referensi

Dokumen terkait

Numa yang baru itu mendengar nama Nangapinoh menjadi heran. Aku menumpang pera'hu yang lalu lalang se- panjang Sungai Mel'awai Hilir. Sesampai di pinggiran

Narmada Awet Muda telah dilaksanakan dengan baik, direksi dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada anggaran dasar perusahaan dan undang-undang yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan serta untuk mengetahui perubahan hasil kinerja

hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa FBIR mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Riska Amalia Febriana,

Gambar diatas memperlihatkan tindak lanjut yang dilakukan oleh P3M Kota Semarang terhadap aduan yang masuk dari akun twitter @anto_rizki33 Aduan masuk tercatat

Bila anak merasa lemah dam suatu pelajaran tertentu disekolah, tidak seharusnya orang tua mengecam anak. Bahkan, sebaikna orang tua turut memperlihatkan bahwa mereka

Seperti rukun-rukun puasa, wajib-wajib puasa, hal-hal yang dianjurkan dilakukan ketika berpuasa, juga hal-hal yang membatalkan puasa, begitupun yang bisa memengaruhi sah

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan rasio lingkar pinggang-panggul dengan derajat dismenore primer pada siswi SMA Negeri 1 Surakarta.. Metode: Penelitian ini