PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALGEBRATOR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
RIKA FAUZIAH NIM. 1204659
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
==================================================================
PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN ALGEBRATOR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP
Oleh
RIKA FAUZIAH
S.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan
Matematika
© RIKA FAUZIAH 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator. Desain penelitian ini adalah pretes postes tanpa kelompok kontrol, dimana kedua kelas diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 diberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Cibeber dengan sampel penelitian kelas VIIC dan VIID yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian ini diperoleh dari dua jenis instrumen yaitu tes dan non tes. Instrumen jenis tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa sedangkan instrumen non tes adalah skala sikap siswa, lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap data gain ternormalisasi kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa antara kedua kelas sampel dengan menggunakan uji perbedaan rataan dua populasi. Perbedaan dua rataan dihitung menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator. Sedangkan untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa ditinjau dari KAS, digunakan uji statistik analisis varians (ANAVA) satu jalur. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan untuk siswa level tinggi dengan sedang pada kemampuan pemahaman. Sedangkan pada kemampuan penalaran yang menunjukkan tidak ada perbedaan yaitu siswa level sedang dengan rendah. Hasil skala sikap juga menunjukkan sikap yang positif siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator baik secara total maupun berdasarkan level siswa pada kelas eksperimen1.
Kata kunci: Pendekatan Creative Problem Solving, Algebrator, Kemampuan
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The research aimed to study and describe the improvement of understanding ability and mathematical reasoning of junior secondary school students using Algebrator-aided Creative Problem Solving approach compared to those treated with Creative Problem Solving without the aid of Algebrator. The research used the design of pre-test and post-test without control group, where two classes were treated as experimental class 1 and experimental class 2. Experimental class 1 was treated with the instructional approach of Algebrator-aided Creative Problem Solving, and Experimental class 2 was treated with Creative Problem Solving without the aid of Algebrator. The population of this research was all seventh graders in one of state junior secondary schools in Cibeber District, while the sample consisted of seventh graders of C and D classes selected through purposive sampling. Data for this research were gained using two instruments, namely test and non-test. The test instrument was used to measure the students’ understanding ability and mathematical reasoning, while the non-test instrument took the forms of student behaviour scale and student and teacher activity observation sheets. The data were analysed quantitatively, and the analysis was done on the normalized gain data of understanding ability and mathematical reasoning of students from the two sample classes using difference test for two population means. Research results demonstrated that the improvement of understanding ability and mathematical reasoning of students treated with Algebrator-aided Creative Problem Solving by was better than those treated with Creation Problem Solving without the aid of Algebrator. Meanwhile, to see the difference in the improvement of understanding ability and mathematical reasoning from the aspect of students’ initial ability, one-way ANNOVA was employed. The statistic test results showed that there was no difference in understanding ability between students with a high and moderate level. On the other hand, no difference in the improvement of reasoning ability was found between students with a moderate and low level. The outcomes of behaviour scale also demonstrated students’ positive attitudes towards instruction using the approach of Algebrator-aided Creative Problem Solving,both as a whole and based on students’ levels in the experimental class 1.
Keywords: Creative Problem Solving Approach, Algebrator, Understanding
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN……… i
LEMBAR PERNYATAAN……… ii
ABSTRAK ……….. iii
KATA PENGANTAR……… iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………. v
DAFTAR ISI……… vii
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR……….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN...……… xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian………. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah...……… 8
C. Tujuan Penelitian………. 9
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ………. 10
E. Struktur Organisasi Tesis………. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka………. 12
1. Pendekatan Creative Problem Solving………. 12
2. Software Algebrator……….. 15
3. Pemahaman Matematis Siswa………. 18
4. Penalaran Matematis Siswa………. 20
5. Teori yang Mendukung……… 21
6. Penelitian Terdahulu……… 25
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Hipotesis Penelitian………. 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu, dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian ……… 29
B. Metode Penelitian……… 29
C. Desain Penelitian………. 29
D. Definisi Operasional……… 30
E. Variabel Penelitian ……… 32
F. Instrumen Penelitian……… 32
1. Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis ….. 33
a. Validitas Butir Soal……… 36
b. Uji Reliabilitas Instrumen……….. 38
c. Tingkat Kesukaran/Indeks Kesukaran ……… 39
d. Daya Pembeda……… 41
2. Lembar Observasi……… 44
3. Skala Sikap ……… 45
G. Prosedur Penelitian……….. 45
1. Tahap Persiapan Penelitian……….. 45
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian……….. 46
3. Tahap Pengolahan Data……… 47
a. Pengolahan Data Tes……… 47
b. Pengolahan Data Hasil Observasi……… 50
H. Diagram Alur Penelitian……….. 51
I. Diagram Alur Statistik………. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data……… 54
1. Deskriptif Hasil Pengolahan Data……….. 55
2. Analisis Hasil Pretes………. 60
3. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis………… 64
4. Analisis Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis…………... 70
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran……….. 87
B. Pembahasan………. 91
1. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis…. 91 2. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan
Creative Problem Solving berbantuan Algebrator……… 95 3. Aktivitas Guru dan Siswa……… 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………. 97
B. Saran……… 98
DAFTAR PUSTAKA………. 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: INSTRUMEN PENELITIAN……… 103 LAMPIRAN 2: ANALISIS HASIL UJI COBA TES MATEMATIKA ……. 212 LAMPIRAN 3: ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ……… 224 LAMPIRAN 4: ANALISIS DATA SKALA SIKAP
DAN HASIL OBSERVASI……… 266
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Interpretasi Level Siswa……….. 32
3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis……… 34
3.3 Kriteria Penskoran Pemahaman Matematis Berdasarkan Grafik atauTabel………. 35
3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis……… 35
3.5 Klasifikasi Koefisien Validitas……… 36
3.6 Data Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis……… 37
3.7 Data Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis……… 38
3.8 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas……… 39
3.9 Data Hasil Uji Reliabilitas Tes……… 39
3.10 Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran……… 40
3.11 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis……… 40
3.12 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis……… 41
3.13 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ………. 42
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penalaran Matematis……… 43
3.16 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan
Pemahaman Matematis……… 43
3.17 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan
Penalaran Matematis……… 44
3.18 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ………. 48
4.1 Data Hasil Uji Korelasi Pemeriksa 1 dan Pemeriksa 2 Tes
Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematis……… 56 4.2 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Pemeriksa 1
Dan Pemeriksa 2…….……… 57
4.3 Data Statistik Deskriptif Skor Kemampuan
Pemahaman Matematis……….…… 58
4.4 Data Statistik Deskriptif Kemampuan
Penalaran Matematis Siswa ……… 59 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemahaman dan
Penalaran Matematis……… 60
4.6 Hasil Uji Perbedaan Rataan Pretes Kemampuan
Pemahaman Matematis Siswa……… 62
4.7 Hasil Uji Perbedaan Rataan Pretes Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa………. 63
4.8 Data Hasil Uji Normalitas Gain Ternormalisasi
Kemampuan Pemahaman Matematis……… 65 4.9 Data Hasil Uji Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi
Pemahaman Matematis……….………. 65
4.10 Hasil Uji Perbedaan Rataan Gain Ternormalisasi Kemampuan
Pemahaman Matematis………. 67
4.11 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Pemahaman Matematis ……… 67
4.12 Analisis Varian Gain Kemampuan Pemahaman Matematis
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.13 Uji Perbedaan Rataan Gain Kemampuan Pemahaman Matematis
Berdasarkan Level Siswa………. 69 4.14 Uji Normalitas Gain Ternormalisasi
Kemampuan Penalaran Matematis ……….. 71 4.15 Data Hasil Uji Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi
Penalaran Matematis……… 72
4.16 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Gain Ternormalisasi
Kemampuan Penalaran Matematis...……….. 73 4.17 Klasifikasi Gain Ternormalisasi Kemampuan
Penalaran Matematis………..………. 74
4.18 Analisis Varian Gain Kemampuan Penalaran Matematis
Menurut Level Siswa………. 76
4.19 Data Hasil Uji Perbedaan Rataan Gain Kemampuan
Penalaran Matematis Berdasarkan Level Siswa….……….. 77
4.20 Sikap Siswa Kelas Eksperimen 1 terhadap Pelajaran
Matematika……….……….. 79
4.21 Sikap Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan
Creative Problem Solving Berbantuan Algebrator………. 82 4.22 Sikap Siswa Kelas Eksperimen 1 terhadap Soal Pemahaman
Dan Penalaran Matematis………. 84
4.23 Kesimpulan Skala Sikap Siswa..……… 86 4.24 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Selama Pembelajaran melalui
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebrator… 87 4.25 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran dengan
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tampilan Menu Awal Algebrator……… 16 2.2 Lembar Kerja Algebrator……….. 16 2.3 Contoh Penyelesaian Persamaan dan Pertidaksamaan
Linear Satu Vasriabel……….. 17 2.4 Mengecek Hasil Jawaban.……….. 18 3.1 Diagram Alur Penelitian……… 51 3.2 Diagram Alur Statistik Penelitian
untuk Hipotesis 1 dan 2………. 52
3.3 Diagram Alur Statistik Penelitian
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. INSTRUMEN PENELITIAN
1.1 Silabus Pembelajaran……… 103
1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………. 109 1.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ………. 152
1.4 Kisi-kisi Soal dan Tes untuk Mengukur Kemampuan
Pemahaman dan Penalaran Matematis ……… 194 1.5 Kisi-kisi dan Angket Skala Sikap Siswa ………. 199 1.6 Petunjuk Penggunaan Algebrator dalam Menyelesaikan
Soal Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel … 207 2. ANALISIS HASIL UJI COBA INSTRUMEN
PENELITIAN
2.1 Tabel Skor Hasil Uji Coba Kemampuan
Pemahaman Matematis………. 212
2.2 Tabel Skor Hasil Uji Coba Kemampuan
Penalaran Matematis……… 213
2.3 Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
melalui Program Microsoft Exell 2007………. 214 3. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Data Hasil Pretes ………. 225
3.3 Perhitungan Korelasi ………. 235
3.4 Data Hasil Pretes ………. 247
3.5 Data Hasil Postes ……… 251
3.6 Data Gain Ternormalisasi ……… 255
3.7 Perhitungan Data dan Uji Statistik ……….. 259
4. DATA SKALA SIKAP DAN HASIL OBSERVASI 4.1 Data Skala Sikap Kelas Eksperimen 1………. 266
4.2 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran……… 276
5. UNSUR-UNSUR PENUNJANG PENELITIAN 5.1 Foto-foto Kegiatan Penelitian……….. 279
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diselenggarakan pada setiap tingkat satuan pendidikan mempunyai tujuan yang mengacu kepada tujuan pendidikan nasional. Tujuan
tersebut tercantum dalam Undang – Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yaitu untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut dapat tercapai salah satunya dengan dimuatnya matematika sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Kurikulum Matematika Sekolah tahun 2006 atau lebih dikenal KTSP disebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan, dan pernyataan matematika;
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh;
4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
2
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi matematis (Mathematical Communication); (2) penalaran matematis (Mathematical Reasoning); (3) pemecahan masalah matematis (Mathematical Problem solving); (4) koneksi matematis (Mathematical Connection); (5)
representasi matematis (Mathematical Representation). Seiring dengan pernyataan di atas, Sumarmo (2013) menyatakan kemampuan-kemampuan di atas disebut daya matematis (mathematical power) atau keterampilan matematis (doing math).
Keterampilan matematis berkaitan dengan karakteristik matematis yang dapat digolongkan dalam berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi. Aktivitas
berpikir yang menyangkut tingkat rendah termasuk kegiatan melakukan operasi hitung sederhana, menerapkan rumus matematika secara langsung, mengikuti prosedur (algoritma) yang baku sedangkan aktivitas berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan memahami matematika secara lebih mendalam, mengamati data dan menggali ide yang tersirat, menyusun konjektur, analogi dan generalisasi menalar secara logis, menyelesaikan masalah (problem solving), berkomunikasi secara matematis dan mengaitkan ide matematis dengan kegiatan intelektual lain.
Mengacu pada tujuan pembelajaran matematika di atas, matematika sangat penting untuk dipelajari oleh siswa baik siswa sekolah dasar, menengah, atas bahkan sampai perguruan tinggi. Hal tersebut dipertegas oleh Sumarmo (2013) bahwa matematika mempunyai dua visi.Visi pertama mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep dan idea matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika dan ilmu pengetahuan lainnya. Visi kedua dalam arti yang lebih luas dan mengarahkan ke masa depan, matematika memberikan kemampuan menalar yang logis, sistimatik, kritis dan cermat, menumbuhkan rasa percaya diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat matematika, serta mengembangkan sikap obyektif dan terbuka yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan. Akan tetapi mata pelajaran
3
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan pelajaran yang paling dibenci. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kemampuan siswa yang berbeda-beda, kesenangan/minat siswa terhadap matematika, tidak termotivasinya siswa untuk belajar matematika, kurang tersedianya alat peraga dan media pembelajaran yang membantu siswa memahami matematika serta lingkungan yang kurang mendukung bagi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Lingkungan yang kurang mendukung bagi siswa untuk belajar salah satunya adalah aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Menurut
Usdiyana, dkk (Indrajaya 2011) jika guru bertindak hanya sebagai penyampai informasi sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan siswa menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang sifatnya rutin kurang melatih kemampuan matematis siswa. Aktivitas pembelajaran seperti ini mengakibatkan terjadinya proses penghafalan konsep dan prosedur, pemahaman konsep matematika yang rendah, tidak dapat menggunakannya jika diberikan permasalahan yang agak kompleks, siswa menjadi robot yang harus mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku, hal ini sebagai akibat pembelajaran mekanistik, sehingga pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi. Pembelajaran yang tidak bermakna akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Rendahnya hasil belajar matematika juga dimungkinkan karena masih rendahnya kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa (Sumarmo,1987). Supardi (2009) juga mengungkapkan bahwa siswa sekolah menengah memiliki kemampuan analisis matematis yang rendah, hal ini disebabkan rendahnya pemahaman matematika siswa.
Prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika secara sederhana dapat dilihat dengan siswa dapat menyelesaikan soal hitungan. Hal itu tidak dijadikan
4
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan oleh guru. Kemampuan matematika secara garis besar untuk semua jenjang sekolah menurut Sumarmo (2013) diklasifikasikan menjadi beberapa kemampuan yaitu; pemahaman matematik (mathematical understanding), penalaran matematik (mathematical reasoning), pemecahan masalah matematik (mathematical problem solving),komunikasi matematik (mathematical comunication),dan koneksi matematik (mathematical connection). Kemampuan
matematik lainnya yang lebih tinggi adalah kemampuan berpikir kreatif matematik dan kemampuan berfikir kritis matematik. Selain dari kemampuan–
kemampuan tersebut ada juga beberapa disposisi (sikap) yang harus dibentuk dari pembelajaran matematika diantaranya; disposisi matematik, kemamdirian (self regulated learning), percaya diri (self confident), berfikir logis matematik,
berpikir kritis matematik, berpikir kreatif matematik.
Salah satu kemampuan matematika yang mendasar dan yang menjadi kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh siswa adalah kemampuan pemahaman. Kemampuan pemahaman merupakan kemampuan yang mendasari juga kemampuan-kemampuan matematika yang lainnya. Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Hiebert dan Carpenter (Dahlan, 2011) yang menyatakan bahwa pemahaman merupakan aspek fundamental dalam pembelajaran sehingga setiap model pembelajaran harus menyertakan hal pokok dari pemahaman. Kemampuan pemahaman matematis menurut Nanang (2009) menyatakan pada saat ini guru matematika pada umumnya mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori, maka ada kemungkinan hal ini merupakan salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika, yaitu kurang memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika (aksiomatik,definisi, kaidah,dan teorema) yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang dibicarakan.
Kemampuan pemahaman matematik menurut Sumarmo (Nanang, 2009)
5
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi kebutuhan masa kini. Agar siswa memiliki kemampuan pemahaman matematik, Ruseffendi (Nanang, 2009) menyarankan sebaiknya guru mengorganisir sekolah bukan untuk guru mengajar tetapi untuk anak belajar. Menempatkan anak-anak kepada pusat kegiatan belajar, membantu dan mendorong anak-anak-anak-anak untuk belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan
menemukan jawaban-jawaban persoalan, agar siswa aktif menyelesaikan soal-soal matematika dalam kelompok-kelompok, digunakannya alat peraga, diberikannya
permainan-permainan yang menarik, menumbuhkan berfikir asli, menemukan sesuatu, menemukan kembali sesuatu, membuktikan sesuatu dengan cara barunya, dan lain-lain. Sementara Depdiknas (2006) menyarankan bahwa dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah sesuai dengan situasi (contextual problem)
Selain kemampuan pemahaman, kemampuan matematis lainnya yaitu penalaran. Kemampuan penalaran dalam matematika merupakan kemampuan dalam porsi terbesar. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Wahyudin (2008) bahwa kemampuan menggunakan penalaran sangat penting untuk memahami matematika dan menjadi bagian yang tetap dari pengalaman matematik siswa sejak pra –TK hingga kelas 12. Bernalar secara metematik merupakan kebiasaan pikiran, dan seperti semua kebiasaan lainnya. Inipun mesti dibangun lewat penggunaan yang terus menerus di dalam berbagai konteks.
Namun fakta di lapangan dari beberapa penelitian menyatakan bahwa kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa belum mencapai hasil yang memuaskan. Penelitian tersebut diantaranya Hendriana (2000) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa masih berada pada kategori sedang begitupun hasil penelitian Yuniati (2010) menyatakan bahwa kemampuan
6
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bandung memandang sulit kegiatan matematika untuk dilakukan (jastifikasi atau pembuktian, pemecahan masalah, menemukan generalisasi atau konjektur dan menemukan hubungan antara data-data atau fakta-fakta yang diberikan). Selaras dengan hasil penelitian Suryadi, Yuniati (2010) menyatakan hasil penelitiannya bahwa kemampuan penalaran matematis siswa masih tergolong rendah.
Hasil penelitian tersebut dimungkinkan karena masih dominannya
penggunaan pembelajaran konvensional dan tidak mengintegarsikan teknologi dalam pembelajaran. Hal tersebut juga merupakan tantangan bagi guru selaku
praktisi pendidikan untuk meningkatkan profesionsalisme. Solusi yang dapat diimplikasikan dalam pembelajaran adalah dengan menyiapkan seorang guru yang profesional, berfungsi sebagai inovator yang dapat membawa dunia pendidikan kepada perubahan.
Guru yang berfungsi sebagai inovator adalah guru yang berani menentukan sikap, siap menanggung segala resiko dari apa yang telah dijadikan prinsip hidupnya dengan tujuan ingin meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya. Salah satu sikap seorang guru inovator adalah mau mencoba menerapkan pendekatan baru dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sedang berkembang adalah Creative Problem Solving (CPS). Creative Problem Solving adalah suatu pendekatan yang menyelesaikan permasalahan
dengan cara kreatif. Guru harus terbuka terhadap perubahan. Berbagai perubahan pendekatan harus menjadi tantangan dan mencoba mempraktekkannya di dalam kelas.Ketika mengalami kesulitan dalam mempraktekkannya dapat didiskusikan dengan seorang ahli, guru senior atau bahkan rekan sejawat. Apabila seorang guru mempunyai sikap seperti itu, tidak mustahil prestasi pendidikan di negara Indonesia khususnya dalam bidang ilmu matematika akan meningkat.
Di zaman serba canggih, tercapainya kemampuan pemahaman dan
7
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendapat Leitzel (Dimakos dan Zaranis, 2010) yang menyatakan bahwa teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran matematika mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Wertheimer (Dimakos dan Zaranis 2010) penggunaan teknologi di dalam pembelajaran mempunyai 6 keuntungan diantaranya:
1. teknologi memotivasi siswa untuk lebih tertarik dalam mengeksplorasi,
menyelidiki, menduga, menciptakan, menemukan prinsip-prinsip dan membuat generalisasi
2. teknologi membantu siswa menghasilkan hubungan antara berbagai cabang
matematika
3. teknologi membantu siswa menjadi pemecah masalah matematika dan
memberikan mereka kesempatan untuk memecahkan masalah dalam situasi kehidupan nyata, bukan hanya melakukan masalah rutin
4. teknologi meningkatkan pemahaman konseptual siswa
5. teknologi mendorong guru untuk melibatkan siswa dalam berbagai
instruksional kegiatan yang memfasilitasi proses pembelajaran
6. teknologi memungkinkan guru untuk memusatkan perhatian mereka pada
siswa yang membutuhkan bantuan tambahan atau stimulus tambahan.
Pembelajaran yang berbantuan komputer, kalkulator, VCD (Video
Compact Disk)/DVD (Digital Versatile Disc) dan lain-lain terkenal dengan pembelajaran menggunakan IT (Information Technology)/ICT (Information Communication Technology). Pembelajaran yang menggunakan bantuan
komputer berupa software. Software pembelajaran dalam ilmu matematika telah berkembang pesat dan telah tersedia gratis di internet contohnya; GeoGebra, Sketchpad, Algebrator, Mapple, Scaterplot dan lain-lain. Software tersebut sangat
8
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Software komputer dalam pembelajaran sangat bermanfaat agar penyampaian
pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, meningkatkan interaktif siswa dalam menerapkan teori belajar, mempersingkat waktu pembelajaran dan kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. Pemakaian software pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Menurut Komariah (2012) pengertian software Algebrator adalah sistem
komputasi simbolik atau sistem aljabar yang bekerja berdasarkan model-model matematika (dalam bentuk symbol atau ekspresi atau persamaan matematika). Sebagaimana software komputasi matematika yang lain seperti mathlab, mathematica, Mathcad, GeoGebra, Geometer’s Sketchpad, Scatterplot, WinGeom
dan sebagainya Algebrator memberikan kemudahan berinteraksi secara metematis. Penulisan, perhitungan dan manipulasi ekspresi matematis maupun penanganan grafik dapat dilakukan dengan menggunakan perintah-perintah dengan sintaks yang mudah serta menampilkan respon solusinya sebagaimana kita peroleh apabila dikerjakan secara normal. Algebrator sebagai software komputasi matematika (simbolik) sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai bantuan dalam pembelajaran matematika, karena kemudahannya dalam membantu menyelesaikan soal-soal aljabar, vektor, matriks, kalkulus, trigonometri, dan sebagainya.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki Algebrator dalam memfasilitasi pembelajaran memungkinkan tumbuhnya minat, motivasi dan sikap positif khususnya terhadap matematika. Selain sesuai dengan karakteristik konsep matematika yang memerlukan penyajian secara tepat dan akurat, membutuhkan gambaran proses, menumbuhkan kegiatan eksplorasi dan menjadikan konsep
9
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga diharapkan akan meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa.
Uraian di atas membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebrator dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator?
2. Apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator?
3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator ditinjau dari level siswa (tinggi, sedang, rendah). 4. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator ditinjau dari level siswa (tinggi, sedang, rendah). 5. Bagaimanakah pendapat siswa terhadap pendekatan Creative Problem Solving
10
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa SMP yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator . Secara spesifik tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji: 1. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa SMP yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving
berbantuan Algebrator dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator.
2. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMP yang mendapatkan
pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan
Creative Problem Solving tanpa bantuan Algebrator.
3. Perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa SMP yang mendapatkan
pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator ditinjau dari level siswa (tinggi, sedang, rendah).
4. Perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa SMP yang mendapatkan
pembelajaran dengan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator ditinjau dari level siswa (tinggi, sedang, rendah).
5. Pendapat siswa terhadap pendekatan Creative Problem Solving berbantuan
Algebrator.
D. Manfaat Penelitian
11
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi guru khususnya peneliti dan umumnya rekan-rekan seprofesi penelitian
ini memberikan alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas khususnya dalam usaha meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa SMP melalui model pembelajaran dengan pendekatan CPS berbantuan Algebrator.
2. Bagi siswa, penelitian ini dapat dijadikan media eksplorasi menumbuh
kembangkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis.
3. Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa. Namun jika model pembelajaran melalui pendekatan CPS berbantuan Algebrator ini tidak dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan
penalaran matematis siswa, maka dianjurkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penyempurnaan terhadap penelitian ini.
4. Memberikan informasi kepada lembaga sebagai referensi mengenai
sejauhmana model pembelajaran dengan pendekatan CPS berbantuan Algebrator dapat meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran siswa.
E. Struktur Organisasi Tesis
Adapun urutan penulisan atau struktur organisasi pada tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang Masalah Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, dan Struktur Organisasi Tesis. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis terdiri dari: Kajian Pustaka, Pendekatan Creative Problem Solving, Software Algebrator, Pemahaman Matematis Siswa, Penalaran Matematis Siswa, Teori yang Mendukung, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. BAB III Metode
12
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di Kec.Cibeber, Kab. Cianjur. Dari populasi tersebut, peneliti
mengambil sampel sebanyak dua kelas, yakni kelas VII C sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen 2. Purposive Sampling,
yaitu sampel dipilih secara sengaja dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010) yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2013. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Lampiran.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan serta peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran melalui pendekatan CPS berbantuan Algebrator bila dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran
melalui pendekatan CPS tanpa bantuan Algebrator. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui pendekatan CPS berbantuan Algebrator dan siswa yang mendapatkan pembelajaran melalui pendekatan CPS tanpa bantuan Algebrator ditinjau dari siswa level tinggi, sedang dan rendah.
Penelitian ini menggunakan manipulasi perlakuan maka metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Bentuk eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental.
30
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan metode Quasi Experimental dalam penelitian yang dilaksanakan ini dikhususkan pada desain the pretest posttest two treatment design, dimana kedua kelas diperlakukan sebagai kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 (dengan perlakuan yang berbeda). Pada desain ini baik kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 tidak dipilih secara acak (random). Hal ini dilakukan peneliti karena peneliti tidak mungkin mengubah kelas yang sudah ada. Hal tersebut juga
dilakukan agar kelas-kelas yang tidak digunakan sebagai objek penelitian tidak terganggu kegiatan pembelajarannya dan berjalan sebagaimana mestinya.
Tes kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa dilakukan dua kali yaitu dilaksanakan sebelum pembelajaran yang disebut pretes dan dilakukan setelah pembelajaran yang disebut postes. Secara garis besar desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
O1 X1 O2
O3 X2 O4 (Cohen, 2007)
Keterangan : O1 dan O3 = pretes O2 dan O4 = postes
X1= perlakuan melalui pendekatan CPS berbantuan Algebrator
X2 perlakuan melalui pendekatan CPS tanpa bantuan Algebrator
D. Definisi Operasional
31
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pendekatan Creative Problem Solving
Pendekatan adalah suatu cara yang diguanakan oleh seorang guru untuk menyampaikan pesan (ilmu) kepada siswanya agar pesan tersebut diterima dengan baik. Pendekatan Creative Problem Solving mempunyai arti suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam memecahkan masalah matematika secara kreatif. CPS dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut:
a. Objective Finding, merupakan suatu usaha untuk menemukan masalah atau
situasi yang dirasakan mengganggu.
b. Fact Finding, mendaftar semua fakta yang diketahui yang berhubungan
dengan situasi tersebut.
c. Problem Finding, ditemukannya hal yang mendasari masalah atau situasi
tersebut.
d. Idea Finding, menemukan sejumlah cara untuk memecahkan masalah tersebut. e. Solution Finding, menyeleksi ide-ide atau gagasan pemecahan masalah yang
paling tepat untuk memecahkan masalah.
f. Acceptance Finding, berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi
masalah, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi tersebut.
2. Sofware Algebrator
Algebrator merupakan software matematika yamg dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika seperti: penyederhanaan ekspresi bentuk alajabar. Operasi dengan bilangan kompleks, grafik fungsi umum, menyederhanakan logaritma, menyelesaikan sistem dua dan tiga persamaan linier, grafik kurva, dan lain-lain.
3. Peningkatan
Peningkatan yang dimaksud adalah peningkatan kemampuan pemahaman dan
32
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Kemampuan pemahaman matematis
Kemampuan pemahaman matematis adalah pemahaman fungsional yaitu pemahaman atas konsep matematika dapat mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya serta menyadari proses yang dikerjakannya.
5. Kemampuan penalaran matematis
Kemampuan penalaran matematis yang dimaksud adalah kemampuan
menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi,atau membuat analogi,generalisasi, memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan
atau pola, dan memperkirakan jawaban.
E. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas, terikat dan kontrol. Variabel bebasnya yaitu pendekatan CPS berbantuan Algebrator dan pendekatan CPS. Variabel terikatnya yaitu kemampuan pemahaman dan penalaran matematis, sedangkan variabel kontrolnya adalah level kemampuan awal matematis khusus untuk kelas eksperimen 1. Level kemampuan awal diketahui dan diperoleh dari data hasil ulangan harian siswa sebelum pelaksanaan penelitian. Level kemampuan awal ini dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi setelah data ulangan harian siswa dirangking. Pengelompokkannya menggunakan pengelompokkan atas 3 ranking menggunakan standar deviasi (Arikunto, 2009).
[image:30.595.110.519.648.694.2]Interpretasi berdasarkan skor siswa terhadap standar deviasi dan skor rata-rata disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Interpretasi Level Siswa
Skor Siswa (x) Interpretasi
33
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ̅-1 SD < x ̅ + 1 SD Sedang
x ̅– 1 SD Rendah
Keterangan:
x = nilai siswa kelas eksperimen 1 ̅ nilai rataan siswa kelas eksperimen 1 SD = Standar Deviasi siswa kelas eksperimen 1
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu tes dan nontes. Instrumen jenis tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa sedangkan instrumen nontes adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Jenis instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis
Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretes yang dilakukan sebelum dilaksanakannya pembelajaran dan postes yang dilaksanakan setelah dilaksanakannya pembelajaran. Data hasil pretes dan postes digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan penalaran matematis kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 serta peningkatannya baik secara umum maupun ditinjau dari level siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran. Instrumen kemampuan pemahaman dan penalaran matematis disusun dengan memperhatikan setiap indikator kemampuan pemahaman dan penalaran matematis yang disajikan dalam bentuk soal uraian.
Materi yang diujikan adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu
34
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman, akan tetapi setelah melalui tahap uji coba didapat soal yang valid sebanyak tiga soal. Alasan pemilihan soal berbentuk uraian, dengan maksud untuk melihat proses pengerjaan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat sejauhmana siswa mampu melakukan pemahaman dan penalaran matematis. Indikator dari masing-masing kemampuan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Sebelum instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada
dua orang dosen pembimbing, untuk diperiksa dari segi konsep, redaksi bahasa serta akurasi grafik. Kemudian soal diujicobakan untuk diketahui tingkat
reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal.
Instrumen tes diujicobakan kepada siswa kelas IX di salah satu SMP negeri di kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur yang diikuti sebanyak 36 orang siswa. Selanjutnya dilakukan penskoran terhadap hasil tes uji coba sesuai dengan pedoman penskoran yang telah dibuat sebelumnya.
[image:32.595.108.516.263.690.2]Pedoman penskoran tes kemampuan pemahaman matematis siswa dievaluasi dengan melakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Kriteria penskoran berpedoman pada acuan yang dikemukakan oleh Cai, Lane dan Jacobsin (Nanang dalam Indrajaya, 2011) melalui Holistic Scoring Rubrics seperti tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
SKOR KETERANGAN
4 Penggunaan konsep algoritma, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, kemampuan mengaitkan konsep (internal dan eksternal matematika) secara lengkap dan benar
35
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
SKOR KETERANGAN
2 Penggunaan konsep algoritma kurang lengkap, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika kurang lengkap, mengaitkan konsep (internal dan eksternal) kurang lengkap dan jawaban mengandung perhitungan yang salah
1 Penggunaan konsep algoritma, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matika serta mengaitkan konsep (internal dan eksternal) sangat terbatas, jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah
0 Tidak menunjukkan konsep algoritma, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, dan kemampuan mengaitkan konsep (internal dan eksternal matematika)
[image:33.595.111.521.103.709.2]Adapun soal yang meminta siswa untuk membuat gambar, grafik atau tabel maka pemberian skornya menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Penskoran Pemahaman Matematis Berdasarkan Grafik atau Tabel
Skor Kriteria Jawaban dan Alasan
4 Grafik atau tabel lengkap dan dapat memperkuat argumentasi terhadap jawaban
3 Grafik atau tabel lengkap dan hampir dapat memperkuat argumentasi terhadap jawaban
36
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 Grafik atau table tidak lengkap dan tidak ada argumentasi terhadap jawaban
0 Tidak dapat menggambar grafik atau membuat table sama sekali
[image:34.595.117.511.213.568.2]Kemampuan penalaran matematis siswa juga dievaluasi dengan tujuan untuk mngetahui kemampuan penalaran matematis siswa secara menyeluruh terhadap materi yang telah disampaikan, serta siswa dapat memberikan penjelasan atau alasan dalam memilih jawaban yang tepat. Kriteria pemberian skor untuk setiap butir soal penalaran matematik diberikan berdasarkan tabel di bawah ini.
Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis
SKOR KETERANGAN
0 Jika tidak ada jawaban
1 Menjawab tidak sesuai atas aspek pertanyaan tentang penalaran atau menarik kesimpulan salah
2 Dapat menjawab hanya sebagian aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
3 Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
4 Dapat menjawab benar semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar serta jelas atau lengkap
Kemudian setelah proses penskoran data hasil ujicoba dilakukan selanjtnya data diolah menggunakan rumus yang tersedia dengan bantuan software Ms. Exel untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran dari instrumen tersebut. Perhitungan tingkat validitas,reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tersebut diuraikan sebagai berikut:
37
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas instrumen dikatakan valid bila instrument itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur, derajat ketepatan mengukurnya benar, validitasnya tinggi (Ruseffendi, 2010).
Uji validitas teori (isi, konstruk, dan muka) dilakukan melalui judgment/ validasi ahli, yakni oleh kedua pembimbing. Selanjutnya dilakukan validasi empirik dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson yaitu :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(Arikunto, 2009) Keterangan:
koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah Peserta Tes
X = skor siswa tiap butir soal Y = skor tiap responden / siswa
[image:35.595.115.510.206.608.2]Menurut Suherman, 2003 pengklasifikasian koefisien validitas sebagai berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Validitas
Hasil perhitungan validitas tiap butir soal, untuk mengetahui signifikan korelasi yang didapat, selanjutnya diujikan dengan menggunakan rumus uji-t, yaitu:
Koefisien Validitas Interpretasi
0,80 rxy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 rxy 0,80 Tinggi
0,40 rxy 0,60 Cukup
0,20 rxy 0,40 Rendah
38
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu √
Keterangan:
daya beda uji-t jumlah subjek
koefisien korelasi
Jika maka validitas butir soalnya valid.
Data uji coba diolah dengan rumus bantuan program Ms.Exell, sehingga diperoleh nilai koefisien korelasi validitas butir soal. Rangkuman uji validitas tes kemampuan pemahaman matematis disajikan pada Tabel 3.6. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal rxy Interpretasi thitung ttabel Interpretasi
1a 0,900
Sangat
Tinggi 12,066 2,032 valid
1b 0,838
Sangat
Tinggi 8,962 2,032 valid
2 0,904
Sangat
Tinggi 12,326 2,032 valid
Tabel 3.6, menunjukkan bahwa ketiga butir soal tes kemampuan
pemahaman matematis dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal tersebut terlihat dari tingginya koefisien korelasi dari skor masing-masing butir soal
[image:36.595.111.512.83.616.2]39
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
uji validitas ini, keempat butir soal tersebut layak untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis.
Rangkuman uji validitas tes kemampuan penalaran matematis disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Data Hasil Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No. Soal rxy Interpretasi thitung ttabel Interpretasi
3 0,792 Tinggi 7,575 2,032 valid
4 0,737 Tinggi 6,365 2,032 valid
5 0,694 Tinggi 5,625 2,032 valid
6 0,516 Cukup 3,514 2,032 valid
Tabel 3.7, dapat diperoleh gambaran bahwa keempat butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat mengukur apa yang seharusnnya diukur. Walaupun hasil koefisiennya tidak sangat tinggi, hanya tinggi dan cukup. Berdasarkan hasil uji validasi di atas soal-soal tes tersebut layak untuk mengukur
kemampuan penalaran matematis siswa.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu (Ruseffendi, 2010). Sebuah instrumen dikatakan baik jika memiliki reliabilitas yang tinggi.
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk melihat ketetapan atau keajegan alat ukur yang digunakan. Reliabilitas bentuk soal uraian diukur menggunakan rumus Cronbach Alpha (Arikunto,2010):
[image:37.595.113.511.229.590.2]40
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Arikunto, 2009)
Keterangan:
reliabilitas instrumen n = banyak butir pertanyaan
varians total
∑ jumlah varians item
[image:38.595.113.510.195.664.2]Menurut Suherman, 2003 pengklasifikasian koefisien reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.8
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Besarnya nilai r11 Interpretasi
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r11≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
Rangkuman perhitungan reliabilitas tes untuk mengukur kedua kemampuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Reliabilitas Tes
No Kemampuan r11 Interpretasi
1 Pemahaman 0.64 Sedang
41
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 3.9, terlihat bahwa tes kemampuan pemahaman dan tes kemampuan penalaran matematis mempunyai konsistensi yang handal, dapat dikerjakan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun walaupun hanya menduduki kualifikasi sedang.
c.Tingkat Kesukaran / Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran soal-soal instrumen penelitian diukur dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
TK =
(Sundayana, 2013)
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
SA = jumlah skor siswa dari kelompok atas (unggul) SB = jumlah skor siswa dari kelompok bawah IA = jumlah skor ideal kelompok atas
IB = jumlah skor ideal kelompok bawah
[image:39.595.112.511.210.691.2]Menurut Suherman (2003) klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut:
Tabel 3.10
Klasifikasi Koefisien Tingkat Kesukaran
Kriteria Indeks Kesukaran Klasifikasi
IK = 0,00 Soal Sangat Sukar
0,00 IK 0,3 Soal Sukar
0,3 IK ≤ 0,7 Soal Sedang
0,7 IK 1,00 Soal Mudah
42
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan pemahaman matematis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Koefisien Tingkat Kesukaran Interpretasi
1a 0,300 Sukar
1b 0,225 Sukar
[image:40.595.115.508.215.599.2]2 0,425 Sedang
Tabel 3.11, memperlihat bahwa ketiga soal termasuk baik dan tidak terlalu
mudah. Ketiga soal tersebut, dua soal tes termasuk dalam interpretasi sukar dan satu soal tes termasuk dalam interpretasi sedang. Soal yang termasuk dalam interpretasi sukar, sebetulnya tidak benar-benar sukar hanya saja siswa jarang dilatih mengerjakan soal pemahaman.
Rangkuman hasil perhitungan uji tingkat kesukaran untuk tiap butir soal tes kemampuan penalaran matematis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12
Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No. Soal Koefisien Tingkat Kesukaran Interpretasi
3 0,400 Sedang
4 0,388 Sedang
5 0,475 Sedang
6 0,325 Sedang
43
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah (Sundayana,2013). Jika suatu soal yang dapat dijawab benar oleh semua siswa kemampuan tinggi maupun siswa berkemampuan rendah, maka soal itu tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula
sebaliknya jika semua siswa baik yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah tidak dapat menjawab dengan benar, maka soal tersebut
tidak baik juga karena tidak mempunyai daya pembeda. Kemampuan siswa dikelompokkan menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok atas dan kelompok bawah, maka untuk penelitian ini diperoleh menggunakan presentase 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah dengan catatan skor siswa diurutkan dari tertinggi sampai dengan terendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut:
DP = Keterangan:
DP = Daya Pembeda DP = daya pembeda
SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah IA = jumlah skor kelompok atas
[image:41.595.110.511.222.571.2]Menurut Suherman (2003) klasifikasi dan interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut:
Tabel 3.13
Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
44
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kriteria Daya Pembeda Interpretasi
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
[image:42.595.115.513.109.475.2]Rangkuman hasil uji daya pembeda tes kemampuan pemahaman matematis disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.14
Data Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
1a 0,6 Baik
1b 0,4 Cukup
2 0,85 Sangat Baik
Tabel 3.14, dapat dilihat bahwa ketiga butir soal kemampuan pemahaman matematis dapat dengan baik membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rangkuman hasil uji daya pembeda tes kemampuan penalaran matematis
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.15
Data Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis No. Soal Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
3 0,8 Sangat Baik
4 0,58 Baik
5 0,65 Baik
45
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15, dapat diperoleh gambaran bahwa keempat butir soal tes kemampuan penalaran matematis dari hasil uji coba didapat interpretasi cukup, baik dan sangat baik. Artinya setiap butir soal dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
e. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji coba Soal Tes Matematika
Rekapitulasi dari semua perhitungan analisis hasil uji coba tes kemampuan pemahaman dan penalaran matematis disajikan secara lengkap dalam tabel
[image:43.595.113.511.227.684.2]berikut:
Tabel 3.16
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No. Soal Interpretasi Validitas Interpretasi Tingkat Kesukaran Interpretasi Daya Pembeda Interpretasi Reliabilitas
1a Sangat Tinggi Sukar Baik
Sedang 1b Sangat Tinggi Sukar Cukup
2 Sangat Tinggi Sedang
Sangat Baik
Tabel 3.17
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No. Soal Interpretasi Validitas Interpretasi Tingkat Kesukaran Interpretasi Daya Pembeda Interpretasi Reliabilitas
3 Tinggi
Sedang
Sangat Baik
Sedang
4 Tinggi Baik
5 Tinggi Baik
46
Rika Fauziah, 2014
Pendekatan Creative Problem Solving Berbantuan Algebratior Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan terhadap hasil uji coba tes kemampuan pemahaman dan penalaran matematis yang dilaksanakan di kelas IX SMPN yang berada di Kec. Cibeber Kab. Cianjur, serta dilihat dari hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal, maka dapat disimpulkan soal tes tersebut layak dipakai sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa di salah satu SMPN di
Kec. Cibeber Kab. Cianjur kelas VII yang merupakan subjek penelitian ini. 2. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan sintak atau tahapan yang ada pada pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Agebrator dan disusun untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk mengamati kelengkapan sintak atau tahapan kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator. Sedangkan lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengamati terjadinya aktivitas siswa sesuai dengan sintak atau tahapan yang ada pada pendekatan Creative Problem Solving berbantuan Algebrator.
Data hasil observasi merupakan data yang diperoleh dari pengisian lembar observasi dengan memperhatikan kondisi kenyataan dilapangan. Tujuannya adalah untuk melakukan refleksi dan perbaikan, sehingga pembelajaran yang berlangsung pada tiap