• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen program nasional sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) di kelurahan sangkrah Surakarta Surakarta FKIP 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen program nasional sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) di kelurahan sangkrah Surakarta Surakarta FKIP 2012"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (SANIMAS) DI KELURAHAN SANGKRAH

SURAKARTA

OLEH :

DEDY HERMAWAN

D0108118

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing Skripsi

Drs. H. Marsudi, M.S

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. Pramono, S.U. (………..)

2. Drs. Suryatmojo, M.Si (………..)

3. Drs. H. Marsudi, M.S (………..)

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Drs. Pawito, Ph.D

(4)

commit to user

iv MOTTO

Ingatlah sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat.

(Al Baqarah : 214)

Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim baik berupa malapetaka,

kegundahan, rasa letih, kesedihan, rasa sakit, kesusahan sampai-sampai duri yang

menusuknya kecuali ALLAH akan melebur dengan kesalahan-kesalahannya.

( HR. Bukhari )

Kejujuran adalah mata uang yang dapat digunakan kapan pun dan dimana pun

juga.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu senantiasa memberikan cinta, doa, bimbingan

dan dukungan dalam perjalanan hidupku selama ini.

Kakak-kakakku tersayang yang selalu memberikan semangat dan nasehat

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah memperjuangkan agama

Allah di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, maka skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Untuk

itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak di bawah ini yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S. selaku pembimbing skrispi yang

senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. AW Erlin Mulyadi, S.Sos, M.PA. selaku pembimbing akademis yang

telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis

selama kuliah.

3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultasi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

(7)

commit to user

vii

4. Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta, Pemerintah Kelurahan

Sangkrah, KSM Insan Harapan, dan seluruh warga Sangkrah.

5. Bapak Suryanto, Ibu Bekti Dharmayani, Bapak Farhat Kamil, Bapak

Mahendra Nugrahadi, Bapak Udin, dan Bapak Supangat selaku

informan yang telah banyak memberikan bantuan, informasi dan

semua hal yang dibutuhkan oleh penulis demi kelancaran skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Administrasi 2008

7. Organisasi yang telah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran,

BEM FISIP UNS, HIMAGARA dan CENCOR

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga sadar bahwa skripsi ini juga masih jauh dari sempurna, maka

dengan senang hati akan menerima kritik dan saran atas perbaikan skripsi ini.

Penulis berharap agar penelitian ini bisa dijadikan awal penelitian selanjutnya

yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang

membutuhkan. Terima Kasih Wassalamu’alaikum wr.wb.

Surakarta, Juli 2012

(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... Ix DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori... 12

1. Manajemen ... 12

(9)

commit to user

ix

3. Manajemen Program... ... 19

4. Fungsi-Fungsi Manajemen Program... 22

5. Pemberdayaan Masyarakat ... . 46

6. Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)... ... 52

B. Kerangka Pemikiran... 56

BAB III. METODE PENELITIAN... 59

A. Jenis Penelitian ... 59

B. Lokasi Penelitian ... 59

C. Sumber Data ... 60

D. Teknik Pengumpulan Data... .. 61

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 62

F. Validitas Data ... 63

G. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 67

1. Gambaran Umum Kota Surakarta ... 67

2. Gambaran Umum Kelurahan Sangkrah ... 68

B.Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 79

1. Sosialisasi ... 79

2. Perencanaan... ... 90

3. Pengorganisasian ... 98

(10)

commit to user

x

5. Pengoperasian... 110

6. Pengawasan ... 116

BAB V. PENUTUP. ... 123

A.Kesimpulan... 123

B.Saran. ... 126

DAFTAR PUSTAKA. ... 127

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 : Sumber Air Bersih Kelurahan Sangkrah Tahun

2008... ... 6

Tabel IV.1 : Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepala Keluarga ... 71

Tabel IV.2 : Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 72

Tabel IV.3 : Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ... 73

Tabel IV.4 : Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Bagi umur 10 tahun ke atas) ... 74

Tabel IV.5 : Komposisi Perangkat Kelurahan ... 75

Tabel IV.6 : Sarana Peribadatan ... 76

Tabel IV.7 : Sarana Kesehatan... 76

Tabel IV.8 : Sarana Pendidikan ... 77

Tabel IV.9 : Sarana Perekonomian ... 78

Tabel IV.10: Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya dan Matrikulasi Kontribusi SANIMAS Sangkrah ... 94

Tabel IV.11 : Iuran Penggunaan SANIMAS Sangkrah ... 113

Tabel IV.12 : Pertanggung Jawaban (LPJ) KSM Insan Harapan pada Bulan Februari 2012 ... 118

(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1 : Daftar WC di Kelurahan Sangkrah Tahun 2008 ... 5

Gambar II.1 : Bagan Kerangka Pikir ... 56

Gambar III.1 : Model Analisis Interaktif... 66

(13)

commit to user

xiii ABSTRAK

Dedy Hermawan, D0108118, “Manajemen Program Nasional Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah Surakarta”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2012, 129 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah Surakarta. Kelurahan Sangkrah merupakan daerah yang tergolong padat, miskin, dan kumuh sehingga Kelurahan Sangkrah masuk dalam peta merah di Surakarta. Pada tahun 2006 Kelurahan Sangkrah mendapatkan program SANIMAS dari Kementerian Pekerjaan Umum.

Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan telaah dokumentasi. Data yang sudah diperoleh kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan teknik pengujian triangulasi data, yaitu triangulasi sumber. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

(14)

commit to user

xiv ABSTRACT

Dedy Hermawan, D0108118, “The Management of Community-Based Sanitation National Program (SANIMAS) in Kelurahan Sangkrah of Surakarta”. Thesis, Administration Science Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2012, 129 pages.

This research aims to find out the management of Community-Based Sanitation National Program (SANIMAS) in Kelurahan Sangkrah of Surakarta. Kelurahan Sangkrah is the area categorized into dense, poor, and slump area so that it belongs to red map in Surakarta. In 2006, Kelurahan Sangkrah obtained SANIMAS program from Public Work Ministry.

This study was a descriptive qualitative research. Techniques of collecting data used were observation, interview, and documentation study. The data obtained was then tested for its validity using data triangulation examination technique, namely source triangulation. The data analysis included data reduction, data display, and conclusion drawing.

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, Indonesia dihadapkan berbagai tantangan lingkungan

hidup yang begitu besar. Adapun masalah dari lingkungan hidup sendiri

sangatlah komplek seperti masalah air bersih, pencemaran lingkungan,

perusakan ekosistem dan juga sanitasi. Masalah - masalah tersebut tidak

terlepas dari perkembangan jaman dan juga kesadaran masyarakat yang

semakin menurun terhadap lingkungan. Pola perilaku manusia sekarang

kebanyakan cenderung merusak lingkungan bukan melestarikannya. Sehingga

hal ini dapat menyebabkan masalah baru yang akan dihadapai masyarakat.

Semakin banyak penduduk semakin banyak pula masalah lingkungan yang

harus dihadapi, karena setiap orang pastilah akan menghasilkan limbah.

Kepadatan penduduk biasanya identik dengan kondisi lingkungan yang kumuh

dan kurang peduli terhadap kesehatan. Indonesia sebagai negara yang

memiliki penduduk yang sangat besar juga tidak terlepas dari kondisi tersebut.

Hal ini menimbulkan tingkat kesehatan masyarakat yang rendah. Banyak

masyarakat yang terjangkit penyakit karena lingkungan yang kotor seperti

diare dan penyakit kulit.

Sanitasi di Indonesia dapat dinilai sangat buruk. Pada tahun 2010,

Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan

(16)

commit to user

Leste dan Laos (Kompas, 21 Oktober 2010). Secara Financial, sebenarnya

dampak yang ditimbulkan dari buruknya sanitasi lebih besar dari pada kita

membuat infrastruktur kesehatan. Karena apabila sanitasi buruk maka orang

yang terserang penyakit pun juga akan banyak sehingga diperlukan biaya

untuk berobat.

Seiring dengan adanya program sanitasi nasional dengan landasan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 42/PRT/M/2007 tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, Pemerintah

Kota Surakarta juga serius dalam menangani masalah sanitasi seperti yang

tertuang dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, maka Pemerintah Kota Surakarta mengeluarkan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta

Tahun 2005-2010. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2005-2010, dijelaskan bahwa

adanya program pembangunan infrastruktur untuk sanitasi masyarakat.

SANIMAS merupakan akronim dari program Sanitasi Berbasis

Masyarakat. Program ini merupakan program peningkatan kualitas lingkungan

di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang diperuntukkan bagi

kawasan padat, kumuh, dan miskin (PAKUMIS) perkotaan dengan

menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Program Sanimas dimulai

sejak bulan Agustus 2001 dan berakhir pada Februari 2004. Inisyatif program

diprakarsai dan dibiayai oleh Water Supply and Sanitation Policy Formulation

(17)

commit to user

Indonesia (Pemda) melalui Program Bank Dunia untuk Water and Sanitation

Program (WSP/World Bank). Tahun 2004 program ini dilanjutkan oleh

Bappenas melalui Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

(POKJA AMPL) bekerjasama dengan Bremen Overseas Research and

Development Association (BORDA) dan LSM lokal lainnya. Sejak tahun 2006

Sanimas telah dijadikan sebagai program nasional oleh Departemen Pekerjaan

Umum. (Wikipedia.org).

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) mulai dari tahun 2006

merupakan program dari pemerintah pusat melalui Departemen Pekerjaan

Umum. Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dianggap berhasil

sehingga program ini diteruskan. Pembiayaan program ini tidak semuanya

dilimpahkan kepada pemerintah pusat akan tetapi melibatkan pemerintah

daerah dan juga swadana masyarakat. Pemerintah pusat mengucurkan biaya

melalui Dana Alokasi khusus ( DAK ) sebesar 40 % dari anggaran. Sisanya

berasal dari pemerintah daerah, masyarakat dan sponsor seperti LSM.

Masyarakat dilibatkan dalam pembiyaan supaya masyarakat mempunyai rasa

memiliki Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) tersebut sehingga mereka

akan menjaga dan merawat dengan baik. Peran pemerintah dalam program ini

sebenarnya tidak terlihat, karena dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

semua dilakukan oleh masyarakat, pemerintah hanya sebagai jembatan untuk

(18)

commit to user

Kita ketahui Kota Surakarta dilewati dua sungai besar yaitu Sungai

Pepe dan Sungai Bengawan yang mana kedua tersebut sering meluap pada

saat hujan turun sampai mengakibatkan banjir. Sehingga masyarakat pinggiran

sungai pastinya terkena dampak yang luar biasa pasca banjir dari dua sungai

tersebut. dampak tersebut dapat berupa penyebaran penyakit, krisis air bersih

dan juga pastinya lingkungan yang kotor. Pada tahun 2010, Kota Surakarta

sudah membangun sembilan sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS) di

beberapa kelurahan. Seperti di Kadipiro, Sangkrah, Sewu, Purwodiningratan,

Serengan dan Danukusuman. Setiap sanimas dapat digunakan minimal oleh 50

kepala keluarga.

Dari beberapa lokasi SANIMAS di Kota Surakarta, peneliti memilih

Kelurahan Sangkrah sebagai lokasi penelitian. Pemilihan lokasi ini

berdasarkan waktu keberadaan SANIMAS Sangkrah yang sudah ada sejak

tahun 2006 dan merupakan SANIMAS pertama di Kota Surakarta, selain itu

juga kondisi lokasi yang terkenal dengan daerah kumuh, padat, miskin, serta

selalu menjadi langganan banjir saat hujan turun. Alasan lain adalah

SANIMAS Sangkrah pada tahun 2011 mendapat predikit SANIMAS terbaik

se-Jawa Tengah sehingga menarik untuk diteliti.

Kelurahan Sangkrah merupakan daerah yang berbatasan langsung

dengan dua sungai besar di Surakarta. Jadi daerah ini perlu menjadi perhatiaan

khusus dalam pengamatan masalah sanitasi. Kelurahan Sangkrah masuk dalam

(19)

commit to user

kumuh dan padat penduduk, serta memiliki sanitasi yang buruk. Data

monografi kelurahan Sangkrah menunjukkan jumlah penduduknya sekitar

11.218 jiwa terdiri dari 5.561 jiwa laki-laki dan 5.657 jiwa perempuan. Dari

segi ekonomi, kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai buruh. Pada tahun

2008 kemiskinan di kelurahan Sangkrah mencapai 30 %, ini berarti lebih

tinggi dari rata-rata tiap kecamatan yaitu 23 %. Dengan demikian daerah

tersebut sangat berpotensi menjadi daerah yang tingkat kualitas kesehatannya

rendah. Begitu juga dengan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

kebersihan dan sanitasi juga sangat rendah. Ada tiga isu kesehatan utama yang

dihadapi oleh kelurahan Sangkrah yaitu pemukiman kumuh dan tidak sehat,

toilet yang tidak standar, serta problem kesehatan terkait pencemaran air. Hal

ini terbukti dengan data di bawah ini pada tahun 2008 :

Gambar I.1

Daftar WC di kelurahan Sangkrah Tahun 2008

(Sumber : Solokotakita.org) WC PRIBADI WC UMUM

TIDAK ADA DATA

51 %

(20)

commit to user

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah WC pribadi sangat kurang

dan jumlah WC umum di atas rata-rata kecamatan yaitu 35%. Beberapa lokasi

tidak punya layanan WC umum dan pribadi yang memadai. Selain perlunya

infrastruktur yang memadai, juga perlu adanya penyediaan air bersih untuk

menunjang peningkatan kesehatan di Kelurahan Sangkrah. Selama ini

masyarakat Kelurahan Sangkrah mendapatkan air bersih dari berbagai sumber

seperti yang tercantum dalam data di bawah ini :

Tabel I.1

Sumber Air Bersih Kelurahan Sangkrah 2008

Sumber : Solokotakita.org

Data-data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2008 daerah

Sangkrah sebenarnya masih minim infrastruktur penunjang untuk meningkat

kualitas sanitasi masyarakat. Dengan adanya program Sanitasi berbasis

masyarakat (Sanimas) di kelurahan Sangkrah diharapkan mampu mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat Sangkrah dalam

No Sumber Air Bersih Jumlah ( % )

1 PDAM 27 %

2 Sumur Pribadi 30 %

3 Sumur Umum 21 %

(21)

commit to user

bidang sanitasi. Kenyataannya sampai saat ini program tersebut dapat berjalan

dengan baik.

Keberadaan SANIMAS di Kelurahan Sangkrah ternyata menjadi

proyek percontohan untuk pembuatan sanitasi di Kota Surakarta bahkan juga

untuk kota lain. SANIMAS Kelurahan Sangkrah merupakan satu-satunya

SANIMAS yang memenuhi standar karena telah dilengkapi teknologi

pengelolaan air limbah pipa komunal yang akhirnya menjadi biogas.

(Joglosemar, 18 November 2011). Selain itu SANIMAS Kelurahan Sangkrah

pada tahun 2011 mendapatkan predikat SANIMAS terbaik se-Jawa Tengah.

Predikat SANIMAS terbaik merupakan pencapaian yang luar biasa yang

dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Sangkrah.

SANIMAS Kelurahan Sangkrah dapat memenangkan lomba

SANIMAS tingkat provinsi karena telah memenuhi kriteria yang sudah

ditentukan oleh panitia. Kriteria lomba tersebut seperti pengelolaan yang baik,

adanya partisipasi masyarakat dan juga pemeliharaan sarana prasarana.

SANIMAS Kelurahan Sangkrah sendiri dapat dikatakan sangat baik dalam

pengelolaan terbukti dengan masih berjalannya program SANIMAS dimana

kita ketahui banyak SANIMAS di daerah lain yang mangkrak karena tidak

terurus. Selama ini SANIMAS di Kelurahan Sangkrah sudah berjalan selama

(22)

commit to user

Pelaksanaan program SANIMAS di Sangkrah sepenuhnya melibatkan

masyarakat karena memang tujuan utama dari program ini adalah untuk

memberdayakan masyarakat agar lebih memperhatikan lingkungannya.

Partisipasi dari masyarakat sendiri menjadi sasaran yang paling utama

sehingga program tersebut dapat dikatakan sukses atau tidak tergantung dari

keseriusan masyarakat ikut serta dalam pelaksanaan kebijakan atau program.

Program SANIMAS ini bersifat otonomi dan desentralisasi maksudnya bahwa

masyarakat diberikan kepercayaan yang luas dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pemanfaatan maupun pengelolaan hasilnya.

Dengan demikian masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab penuh

terhadap program SANIMAS ini sedangkan pemerintah hanya sebagai

penyedia dana dan pemantau di belakangnya saja. Pemerintah sengaja

membuat program SANIMAS untuk memberdayakan masyarakat di

lingkungan permukiman padat, kumuh dan miskin di daerah perkotaan seperti

Sangkrah.

Partisipasi masyarakat Sangkrah dimulai sejak program SANIMAS

tersebut disosialisasikan. Pada mulanya Pemerintah Kota Surakarta

mengajukan surat minat kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk ikut

serta dalam kegiatan SANIMAS. Setelah dilakukan seleksi dan disetujui,

dibentuklah komite atau panitia pembangunan SANIMAS yang semua

anggotannya adalah masyarakat Sangkrah sendiri. Kelompok komite yang

diberi nama Kelompok Swadaya Masyarakat Insan Harapan ini diketuai oleh

(23)

commit to user

mengkoordinir segala pelaksanaan pembangunan SANIMAS yang didampingi

oleh LSM dan juga konsultan. Dalam tahap pembangunan dan pemeliharaan

peran masyarakat sangat dibutuhkan baik materiel maupun nonmaterial.

Setelah bangunan fisik selesai dibangun maka LSM memberikan pelatihan

kepada masyarakat tentang pengoperasian SANIMAS Sangkrah serta

manajemen pengelolaannya. Jadi masyarakat selalu ikut serta dalam

pembangunan SANIMAS ini melalui kelompok yang telah mereka buat.

Keberhasilan program SANIMAS Kelurahan Sangkrah pastinya tidak

terlepas dari manajemen yang baik. Pada dasarnya manusia memiliki

keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan . Dengan keterbatasannya, manusia

terdorong untuk membagi pekerjaan, tugas serta tanggung jawab dengan yang

lainnya. Dalam pembagian tugas tersebut maka terbentuklah kerjasama, proses

untuk tersebut dinamakan manajemen. Di dalam proses manajemen terdapat

fungsi-fungsi manajemen yang harus diterapkan dalam pelaksanaan kebijakan

atau program agar program tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen program dapat dikatakan berhasil apabila tujuan dari program

tersebut dapat tercapai sesuai dengan apa yang sudah direncanakan

sebelumnya serta dapat memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya secara efektif dan efisien. Tujuan dasar dari program SANIMAS ini

adalah untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku, pengambil keputusan,

dan penanggung jawab kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan,

pelaksanaan, pengelolaan serta pengawasan program. Manajemen program

(24)

commit to user

Insan Harapan, dengan demikian masyarakat memegang peranan penting

dalam program ini. Dengan bimbingan dan pelatihan dari LSM serta

pemerintah kota, masyarakat Sangkrah mampu mengelola program tersebut

dengan baik terbukti dengan masih bertahannya program tersebut sampai

dengan saat ini. Padahal sebelumnya kita ketahui bahwa daerah Sangkrah

merupakan daerah yang rawan bencana banjir dan juga daerah kumuh padat

penduduk, akan tetapi dengan tekat dan semangat yang tinggi dari masyarakat

program tersebut dapat berjalan dengan baik.

Berawal dari latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui mengapa

Sanitasi berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah dapat

berjalan dengan baik, bahkan mendapat predikat SANIMAS terbaik se-Jawa

Tengah, padahal kita ketahui bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang

sering terkena bencana banjir dan padat penduduk. Dengan demikian

diharapkan peneliti mampu mengetahui mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan sampai dengan pengawasan dari program

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut : Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Sanitasi

(25)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajeman Program

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di Kelurahan Sangkrah ditinjau

dari aspek sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengoperasian, serta pengawasan.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam pelaksanaan program

Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) baik untuk masyarakat maupun

Dinas Pekerjaan Umum.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang program Sanitasi

Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dari tahap persiapan sampai dengan

pengawasan.

3. Untuk melengkapi tugas akademis skripsi sebagai syarat meraih gelar

sarjana jurusan ilmu administrasi.

(26)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen

Manajemen merupakan dasar utama sebuah organisasi untuk

menjalankan segala kegiatan dengan mengoptimalkan seluruh sumber

daya yang ada. Dengan manajemen yang baik maka program atau

kebijakan yang telah dibuat oleh sebuah organisasi akan terlaksana dengan

baik. Tanpa adanya manajemen dalam sebuah organisasi sudah dapat

dipastikan usaha yang dilakukan akan lebih lama dan tidak teratur. Dengan

demikian setiap organisasi membutuhkan manajemen untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien.

Definisi manajemen begitu beragam, sampai saat ini belum ada

kesepakatan untuk menentukan batasan atau definisi dari manajemen. Ahli

manajemen memberikan definisi sesuai dengan kebutuhan atau penekanan

maksud dari masing-masing. Walaupun definisi dari para ahli

berbeda-beda akan tetapi masih ada kesamaan dari unsur-unsurnya. Perberbeda-bedaan-

Perbedaan-perbedaan itu sebenarnya merupakan Perbedaan-perbedaan dalam meletakkan titik

berat sudut pandangnya. Dengan demikian sulit untuk menentukan

batasan-batasan serta selama belum ada definisi manajemen yang diterima

secara universal maka dalam mempelajarinya pun juga akan sulit. Akan

(27)

commit to user

dengan yang lainnya, maka definisi manajemen dapat dikelompokkan

menjadi 3, yaitu manajemen sebagai proses, manajemen sebagai

kolektivitas serta manajemen sebagai suatu ilmu dan seni.

Menurut pengertian pertama manajemen sebagai suatu proses. John

D.Millet (dalam Priyanto, 2006:3) memberikan definisi yaitu manajemen

adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja orang-orang

yang terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan

yang dikehendaki. Sedangkan Stoner (dalam Hani Handoko, 2003:8)

mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dari pengertian-pengertian tersebut

menjelaskan bahwa dalam manajemen terdapat tahapan - tahapan yaitu

berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang

harus dilakukan secara berurutan atau sistematis untuk mencapai tujuan

dengan kerjasama antar sumber daya manusia yang ada.

Pengertian kedua yaitu manajemen sebagai suatu kolektivitas.

Peter F. Ducker (dalam Priyanto, 2006:7) mengemukakan bahwa

manajemen harus fokus pada sasaran sehingga dapat memberikan arah

yang jelas terhadap lembaga yang dikelolanya, serta mengorganisasikan

sumber daya untuk tujuan-tujuan yang telah dibuat oleh lembaga.

Sesungguhnya manajemen merupakan pengarahan sumber daya ke jurusan

(28)

commit to user

bahwa manajemen itu merupakan kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas pengelolaan, dalam pengertian tunggal disebut

manajer. Dan seorang manajer pastinya membutuhkan bantuan orang lain

dalam mencapai tujuannya, sehingga kegiatan orang-orang tersebut dapat

dikatakan sebagai manajemen.

Pengertian yang ketiga yaitu manajemen sebagai suatu seni dan

ilmu. Definisi ini masih menjadi perselisihan pendapat diantara para ahli,

apakah manajemen itu termasuk ilmu ataukah termasuk seni. Setiap ahli

memiliki pendapatnya sendiri-sendiri untuk mendefinisikannya. Seperti

luther Gullick (dalam Hani Handoko, 2003:11) memberikan pengertian

bahwa :

“manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan”.

Menurut Gullick manajemen telah memenuhi syarat untuk menjadi

sebuah ilmu pengetahuan, manajemen telah dipelajari untuk waktu yang

lama dan telah terorganisasi menjadi serangkaian teori. Teori-teori

manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu

akan terus berkembang. Manajemen merupakan ilmu juga berarti

manajemen memerlukan disiplin ilmu yang lain untuk menerapkannya

seperti ilmu statistik, akuntansi, ekonomi dan sebagainnya.

Sedangakan Chester I. Bernard menyatakan ( Priyanto, 2006:7 )

(29)

commit to user

mempunyai fungsi untuk mencapai tujuan-tujuan nyata, mendatangkan

hasil atau manfaat, serta menghasilkan keadaan-keadaan yang tidak dapat

dicapai tanpa usaha-usaha yang sadar untuk mencapai hal-hal yang pasti.

Sedangkan fungsi sebagai ilmu adalah untuk menjelaskan

fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian dan keadaan masa lalu.

Seperti halnya Chester, Malayu Hasibuan ( 2009:2 ) juga

mendefiniskan bahwa manajemen sebagai seni dan ilmu yaitu sebagai

berikut :

“manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”

Seorang manajer dalam menjalankan tugasnya pastilah dituntut

untuk bisa memimpin dan menjadi teladan bagi bawahannya. Untuk

menjadi seorang pemimpin tentunya harus memiliki ketrampilan dan

pengetahuan yang cukup agar nantinya tidak gagal dalam melaksanakan

tugasnya. Ketrampilan untuk memimpin inilah yang sering kali orang

menyebutnya sebagai seni. Dimana seorang manajer harus membuat

rencana dan strategi untuk dapat mengatasi segala hambatan-hambatan

yang nantinya dapat menggagalkan suatu tujuan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa manajemen merupakan seni yang unik dan menarik.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa

manajemen sangat dibutuhkan oleh semua manusia karena perannya yang

(30)

commit to user

sia-sia dan tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya akan sulit tercapai.

Menurut Hani Handoko (2003 : 6-7) ada tiga alasan utama diperlukannya

manajemen yaitu sebagai berikut :

1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan, baik organisasi

maupun pribadi.

2. Manajemen diperlukan untuk menjaga keseimbangan di antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran serta kegiatan-kegiatan yang saling

bertentangan dengan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam

organisasi.

3. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang

berbeda. Sebagai salah satu cara pada umumnya adalah efisiensi

dan efektifitas.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa manajemen merupakan suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan dengan mengoptimalkan

sumber daya manusia dan juga sumber daya lainnya guna mencapai tujuan

secara efektif dan efisien. Dimana dalam pelaksaanaan proses atau

tahapan-tahapan manajemen harus dikerjakan secara bersama-sama

(kerjasama) dan juga sistematis atau berurutan. Apabila disesuaikan

dengan program SANIMAS maka lebih cocok dengan pengertian

manajemen sebagai proses serta manajemen sebagai suatu kolektivitas.

Disini manajemen sebagai proses karena dalam program SANIMAS juga

(31)

commit to user

memberdayakan masyarakat tercapai. Sedangkan manajemen sebagai

kolektivitas karena program SANIMAS tidak dapat berjalan sendiri tanpa

adanya kerjasama dari seluruh masyarakat.

2. Program

Secara umum program merupakan rancangan mengenai asas-asas

serta usaha-usaha yang akan dijalankan oleh suatu lembaga. Lembaga

yang dimaksud di sini adalah pemerintah sebagai lembaga eksekutif

pembuat kebijakan.

Definisi menurut Suharsimi Ari Kunto dalam bukunya “Program dan Penilian Program” menjelaskan bahwa Program adalah sederetan

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu

(suharsimi 1988:1). Oleh karena suatu program merupakan kegiatan yang

direncanakan maka tentu saja perencanaan itu diarahkan pada pencapaian

tujuan. Dengan demikian maka program itu bertujuan dan keberhasilannya

dapat diukur.

Menurut Cepi Syafruddin (2004:2) Program dapat diartikan secara

umum yaitu rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan. Fungsi

dari penilaian program adalah sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan

program agar dapat diketahui tindak lanjut dari pelaksanaan program. Para

perencana, pengelola dan pelaksana program perlu mengetahui

keberhasilan dari usahanya menyelenggarakan program terutama pihak

pertama yakni perencanaan. Ada tiga hal yang ditekankan dalam program,

(32)

commit to user

a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan

b. Terjadi dalam waktu yang relati lama, bukan kegiatan tunggal tetapi

jamak berkesinambungan

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang

Suatu program tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi

merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena program merupakan

pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dengan demikian program dapat

berlangsung dalam tempo yang lama. Program dapat dikatakan sebagai

sistem karena dalam program terdapat serangkaian unit yang saling

berkaitan. Dengan banyaknya unit yang harus dikerjakan maka dalam

pelaksanaan program harus melibatkan sekelompok orang.

Jadi berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

program merupakan suatu rangkaian unit perencanaan yang dilaksanakan

bersama-sama dalam tempo yang relatif lama. Program Sanimas sendiri

merupakan program dari Kementrian Pekerjaan Umum yang ditujukan

untuk daerah yang masyarakatnya belum peduli dengan kebersihan

lingkungan. Program SANIMAS juga merupakan rangkaian dari beberapa

kegiatan antara lain sosialisasi, perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan juga pengawasan. Dengan demikian dalam penelitian ini

mencoba mengkaji manajemen program dari program SANIMAS di

(33)

commit to user

3. Manajemen Program

Berdasarkan pengertian manajemen di atas yaitu suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan dengan

mengoptimalkan sumber daya manusia dan juga sumber daya lainnya guna

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Serta pengertian program yaitu

merupakan suatu rangkaian unit perencanaan yang dilaksanakan

bersama-sama dalam tempo yang relatif lama. Maka dapat diambil sebuah

pengertian tentang manajemen program yaitu sederetan kegiatan dari

perencanaan sampai pengawasan yang dilaksanakan secara bersama-sama

(pembuat program dan sasaran program) untuk mencapai tujuan program

secara efektif dan efisien.

Setiap pelaksanaan kegiatan apapun selalu disertai dan terikat

dengan faktor ketidakpastian yaitu faktor yang mempengaruhi pencapaian

tujuan tetapi di luar jangkauan untuk mengendalikannya. Untuk

mengatisipasi faktor ketidakpastian maka setiap program yang dibuat

pastinya akan membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan tersebut

meliputi pendefinisian sasaran, penetapan strategi untuk mencapai sasaran,

dan pengembangan rencana kerja untuk mengelola aktivitas-aktivitas

dalam pelaksanaan program. Dengan adanya proses manajemen yaitu

perencanaan maka diharapkan dalam pelaksanaan program nanti dapat

berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sebaliknya apabila program

tersebut tanpa adanya perencanaan maka nantinya dapat terjadi

(34)

commit to user

tidak tepat sasaran, dengan begitu maka program dapat dinilai gagal

karena tujuan program tidak tercapai.

Menurut Istimawan Dipohusodo (2005:10) manajemen program

dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan panjang yang dimulai sejak

direncanakan, kemudian dilaksanakan sampai benar-benar memberikan

hasil atau keluaran sesuai dengan perencanaan. Perencanaan program

berawal dan dimulai dari masalah-masalah pokok dalam pembangunan

lalu menyusun strategi pengembangan yang lebih luas dan kemudian

menetapkan program atau kebijakan yang diharapkan dapat menyelesaikan

masalah-masalah tersebut. Suatu program dapat dilaksanakan dengan

berbagai proyek. Jadi proyek dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu

program.

Sedangkan Definisi Manajemen Program menurutIr. Abrar Husen

merupakan :

penerapan keahlian, ilmu pengetahuan dan ketrampilan, baik secara teknis dengan menggunakan resource terbatas untuk menggapai sasaran yang ditetapkan, supaya menhasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang optimal”. (www.gbaconsultant.co.id)

Manajemen program juga diartikan sebagai suatu proses terpadu

dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk

melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, serta menjalankan dan

mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang kesemuanya diarahkan

pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus seiring

(35)

commit to user

Menurut Istimawan Dipohusodo (2005:12) Agar pelaksanaan

program dapat berhasil dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka

perlu diperhatikan faktor-faktor spesifik penting yang disebut sebagai

ciri-ciri umum manajemen program atau proyek, sebagai berikut :

a. Tujuan, sasaran, harapan-harapan, dan strategi program hendaknya

dinyatakan secara jelas dan terinci sedemikian rupa sehingga dapat

dipakai untuk mewujudkan dasar kesepakatan segenap individu dan

satuan organisasi yang terlibat.

b. Diperlukan rencana kerja, jadwal, dan anggaran belanja yang realistis.

c. Diperlukan kejelasan dan kesepakatan tentang peran dan tanggung

jawab diantara semua satuan organisasi dan individu yang terlibat

dalam program.

d. Diperlukan mekanisme untuk memonitoring, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan program.

e. Diperlukan mekanisme sistem evaluasi yang diharapkan dan

memberikan umpan balik bagi manajemen.

Jadi jika melihat dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa manajemen sangat berpengaruh terhadap program yang dibuat.

Dalam pelaksanaan program SANIMAS pun juga perlu adanya

manajemen. Dengan adanya manajemen program yang baik diharapkan

program SANIMAS dapat berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.

Manajemen program ini perlu adanya peran baik dari pembuat program

(36)

commit to user

4. Fungsi- Fungsi Manajemen Program

Berbagai pendapat di atas menunjukkan bahwa dalam setiap

kegiatan manajemen program perlu melalui proses atau tahapan-tahapan

agar tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Tahapan atau proses tersbut sering disebut dengan fungsi-fungsi

manajemen. Fungsi manajemen merupakan elemen dasar dalam setiap

kegiatan manajemen sehingga keberadaannya dirasa cukup penting dalam

manajemen. Dengan penerapan fungsi manajemen maka segala kegiatan

kita akan terarahkan dengan baik dan usaha kita tidak akan sia-sia.

Banyaknya literatur tentang definisi manajemen maka beragam

pula pendapat mengenai fungsi manajemen. Namun keanekaragaman

pendapat tersebut sebenarnya tidak prinsipil karena dilandasi oleh pola

berpikir yang sama hanya cara pandangnya yang berbeda.

Menurut Hani Handoko (2003:23-27) ada lima fungsi manajemen

yang menurutnya paling penting yaitu planning, organizing, staffing,

leading dan controlling. Dalam pendapat ini menempatkan perencanaan

sebagai awal dari tahapan manajemen. Menurut Hani Handoko

perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar

mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat

mungkin. Fungsi berikutnya adalah merancang dan mengembangkan

organisasi atau sering disebut dengan pengorganisasian, fungsi ini

(37)

commit to user

mengatur serta membagi tugas diantara para anggota agar tujuan

organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Setelah struktur sudah

terbentuk maka fungsi yang selanjutnya adalah penyusunan personalia.

Fungsi ini cukup dinilai penting dalam dunia bisnis karena berkaitan

langsung dengan sumber daya manusia yang mana sumber daya manusia

merupakan unsur utama dalam organisasi. Fungsi selanjutnya adalah

pengarahan. Biasanya fungsi ini dilakukan oleh top leader untuk

memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh karyawan

agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik. Fungsi yang terakhir

adalah pengawasan. Program yang telah dilaksanakan perlu adanya

pengawasan hal ini bertujuan agar program tersebut tidak sia-sia dan akan

berlangsung terus menerus.

Sedangkan menurut Billows (2002) dalam International Journal of

Business and Management, vol. 5, number. 1 halaman 79 menjelaskan

tentang fungsi manajemen yaitu sebagai berikut :

“…indicated that project management includes 19 steps in five phases, and the five phases are initiating, planning, executing, controlling, and closing processes. Projects are different from operations. Projects are temporary and unique, and operations are repetitive and ongoing (PMI, 2004; Zanoni & Audy, 2004), but both of them still share many same characteristics as follows: 1) performed by people; 2) constrained by limited resources; 3) planned, executed and controlled.

Pendapat Henry Fayol (dalam Manullang, 2009:7) tentang fungsi

manajemen berbeda dengan Hani Handoko. Dia menggunakan lima fungsi

manajemen yaitu planning, organizing, commanding, coordinating, dan

(38)

commit to user

personalia (staffing) serta pengarahan (leading) seperti yang dikemukakan

oleh Hani handoko akan tetapi Fayol memilih perintah (commanding) dan

pengkoordinasiaan (coordinating) dalam fungsi manajemennya.

Sedangkan fungsi-fungsi manajemen menurut George R.Terry (dalam

Manullang, 2009:8) terdiri dari planning, organizing, actuating, dan

controlling. Perbedaan dengan Hani Handoko adalah fungsi ini tidak

menggunakan penyusunan personalia (staffing) serta pengarahan (leading)

akan tetepi diganti dengan pergerakan (actuating). Pergerakan ini adalah

tahap menggerakkan bawahan supaya mau bekerja dengan sendirinya atau

dengan penuh kesadaran untuk bersama-sama mencapai tujuan. Dari

ketiga pengertian di atas sebenarnya memiliki garis besar yang sama,

mereka bermula dari perencanaan dan berakhir pada pengawasan hanya

saja G. R Terry memasukkan koordinasasi di dalam pengorganisasian

karena pengorganisasian itu sudah cukup luas dan mencakup koordinasi

sehingga lebih efisien.

Sedangkan pada program SANIMAS (dalam buku pedoman

SANIMAS) juga terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui. meliputi :

a. Sosialisasi atau persiapan

b. Perencanaan

c. Pelaksanaaan

d. Pengoperasian

(39)

commit to user

Sebenarnya tahapan-tahapan pada program SANIMAS hampir

sama dengan fungsi-fungsi manajamen, akan tetapi sebelum dilakukan

perencanaan aterdapat tahapan persiapan terlebih dahulu, tahapan

persiapan ini merupakan tahapan awal yang di dalamnya terdapat

sosialisasi program. Tujuan dari tahapan sosialisasi adalah untuk

menginformasikan seluas-luasnya kepada masyarakat tentang program

SANIMAS agar masyarakat paham dan mengerti. Dengan demikian

pelaksanaan program SANIMAS nantinya dapat berjalan dengan baik dan

dapat berjalan terus menerus.

Dalam tahap program SANIMAS juga terdapat tahap

pengoperasian. Tahap ini dilakukan setelah pembangunan sarana

SANIMAS selesai dilaksanakan. Pengoperasian merupakan output dari

sebuah program dengan kata lain pengoperasian merupakan suatu usaha

untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu

barang atau jasa yang dihasilkan. Tahap pengoperasian ini sepenuhnya

dilimpahkan kepada masyarakat dengan demikian masyarakat diberikan

pelatihan-pelatihan untuk mengoperasikan SANIMAS yang sebelumnya

telah dibuat. Masyarakat diharapkan mampu menggunakan dan

mengelolannya secara mandiri.

Berdasarkan teori mengenai fungsi-fungsi manajemen program

yang ada, maka peneliti memilih indikator yang digunakan sebagai dasar

untuk mengetahui pelaksanaan manajemen program Sanitasi Berbasis

(40)

commit to user

manajemen yang kami pilih adalah Sosialisasi, perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengoperasian, serta pengawasan.

a. Sosialisasi (Socializing)

Sosialisasi merupakan salah satu tahapan dalam pelaksanaan

sebuah kebijakan atau program. Sosialisasi dilakukan oleh pembuat

program (pemerintah) untuk memberitahukan maksud dan tujuan program

kepada sasaran program (masyarakat). Dengan sosialisasi diharapakan

sasaran program mampu memahami dan mau menerima program yang

ditawarkan. Apabila dalam sosialisasi ini sasaran program sudah menolak

maka program tersebut pastinya tidak dapat dilaksanakan. Di Indonesia

biasanya pada tahap sosialisasi ini pemerintah sering mengabaikannya

untuk menghindari kritikan serta penolakan dari masyarakat. Pemerintah

beranggapan bahwa sosialisasi dapat dilakukan seiring berjalannya

program. Hal ini lah yang biasanya membuat program tidak dapat berjalan

dengan maksimal dan kurang mengena sasaran. Pengertian Sosialisasi

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:1371) adalah upaya

memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati

oleh masyarakat.

Adapun beberapa hal yang berkaitan dengan sosialisasi program

(41)

commit to user

a. Proses pelaksanaan sosialisasi harus dimulai dari para komunikator

dan kemudian berlanjut pada audiens yang sesuai dengan kepentingan

informasi yang akan disampaikan.

b. Melalui sosialisasi internal dikalangan komunikator akan diketahui

personil yang tepat untuk melaksanakan tugas, lokasi tempat tugas

tersebut dilaksanakan, dan kepada siapa sosialisasi harus dilakukan.

c. Dalam proses itu pula harus secepatnya diketahui apakah audiens

merespon informasi yang disampaikan secara positif ataukah

sabaliknya, dengan temuan data ini maka komunikator akan mampu

mengambil kebijakan antisipatif atas hasil tersebut.

Adapun sosialisasi menurut Soerjono Soekanto (1990:140)

mendefinisikan sosialisasi sebagai berikut :

“Secara luas sosialisasi dapat diartikan sebagai proses dimana masyarakat dididik untuk mengenal, memahami, mentaati, menghargai menghayati norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat secara khusus sosialisasi mencakup suatu proses dimana warga masyarakat mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri serta mempelajari peranan-peranan dalam masyarakat”.

Ada dua tipe sosialisasi yaitu sosialisasi formal dan informal.

Sosialisasi formal terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang

menurut ketentuan yang berlaku dalam negara.. Sedangkan sosialisasi

informal terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat

kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan

kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. (Soekanto,

(42)

commit to user

Menurut Warsito Utomo dalam bukunya “Dinamika Administrasi

Publik” (2003:119) menyebutkan bahwa Suatu kebijakan dapat diterima

dan dilaksanakan oleh masyarakat atau komponen-komponen yang ada

dengan pelaksanaan kebijakan yang antusias dari masyarakat maka

sosialisasi harus dilakukan. Apabila masyarakat atau

komponen-komponen sudah mengerti tujaun program tersebut maka dalam

pelaksanaannya akan tercipta rasa senang dan semangat dari masyarakat.

Tetapi sebaliknya apabila kita mendasarkan legitimasi tanpa sosialisasi

yang cukup dan berkelanjutan maka yang akan dihadapi adalah penolakan

atau perlawanan. Apabila program tetap dilaksanakan maka hanya ada rasa

keterpaksaan dengan begitu tujuan dari program tidak dapat dikatakan

tercapai.

Sosialisasi program dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

sosialisasi program formal dan sosialisasi program non formal :

a. Sosialisasi program formal yaitu sosialisasi yang dilakukan

oleh pembuat program (pemerintah) yang bersifat langsung

melalui komunikasi tatap muka dengan masyarakat sebagai

penerima sosialisasi. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan

workshop, sarasehan, seminar atau pertemuan-pertemuan

lainnya.

b. Sosialisasi program non formal yaitu sosialisasi yang dilakukan

oleh pembuat program kepada masyarakat secara tidak

(43)

commit to user

cetak maupun elektronik seperti poster, leaflet, spaduk, surat

kabar, radio, maupun melalui televisi

Setiap program atau kebijakan pastinya perlu melakukan sosialisasi

untuk memberitahukan informasi kepada masyarakat, begitu juga dengan

program SANIMAS di Sangkrah. Pemerintah kota Surakarta melalui

Dinas Pekerjaan Umum serta kelurahan Sangkrah melakukan sosialisasi

dengan mengumpulkan perwakilan masyarakat Sangkrah untuk diberikan

penjelasan-penjelasan serta pengarahan terkait program tersebut. Dengan

penjelasan serta pengarahan diharapkan masyarakat Sangkrah dapat

mengerti tujuan dari program SANIMAS. Masyarakat didampingi pihak

Kelurahan Sangkrah melakukan diskusi untuk memutuskan apakah

program tersebut dapat diterima. Dengan diterimannya program tersebut

berarti sudah mendapatkan legitimasi dari masyarakat dan program

SANIMAS siap untuk dilaksanakan dan dibuat perencanaan.

b. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan awal dari sebuah fungsi manajemen.

Fungsi ini dijadikan dasar dalam tindakan-tindakan manajemen dalam

memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan dalam

kenyataannya memegang peranan yang sangat penting dibandingkan

dengan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Untuk fungsi

(44)

commit to user

dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan sangat

penting (Malayu, 2009:91) karena :

1. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai.

2. Tanpa perencanaan dan rencana tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan

3. Rencana adalah dasar pengendalian karena tanpa ada rencana, pengendalian tidak dapat dilakukan.

4. Tanpa perencanaan dan rencana berarti tidak ada keputusan dan proses manajemen tidak ada.

Hani Handoko ( 2003:77-78 ) mendefinisikan perencanaan adalah “pemilihan sekumpulan kegiatan serta pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan oleh siapa yang melakukannya. Perencanaan adalah sesuatu yang tidak akan berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan sehingga perlu adanya pelaksanaan.”

Jadi setiap perencanaan yang akan dibuat sebaiknya segera

diimplementasikan, apabila rencana itu tidak cocok maka dapat

direncanakan kembali. Kadang-kadang perencanaan kembali dapat

menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir.

Sebenarnya definisi Handoko hampir sama dengan pendapatnya

manullang (2009:41 ) yaitu dalam suatu perencanaan termuat 6 unsur The

what, the why, The where, The when, The who dan The how atau orang

sering menyebutnya dengan 5W+1H. dengan demikian suatu rencana yang

baik harus menjawab dari keenam pertanyaan tersebut :

a. Tindakan apa yang harus dikerjakan?

b. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?

(45)

commit to user

d. Kapankah tindakan itu dilaksanakan?

e. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?

f. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?

Menurut Manullang suatu rencana dari jawaban-jawaban

pertanyaan di atas harus memuat hal-hal berikut:

a. Penjelasan dari perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya,

faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan.

b. Penjelasan mengapa kegiatan-kegiatan itu harus dikerjakan dan

mengapa tujuan yang ditentukan itu harus dicapai.

c. Penjelasan tentang lokasi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan

sehingga tersedia segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk

mengerjakan pekerjaan itu.

d. Penjelasan tentang waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya

pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan maupun untuk seluruh

pekerja. Disini harus ditetapkan standar waktu untuk mengerjakan,

baik bagian-bagian pekerjaan maupun untuk seluruh pekerjaan.

e. Penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya,

baik mengenai kuantitas maupun mengenai kualitas, yaitu

kualifikasi-kualifikasi pegawai, seperti keahlian, pengalaman dan sebagainya.

Disini pula harus dijelaskan authority, responsibility, dan

accountability dari masing-masing pegawai.

(46)

commit to user

Menurut Hasibuan ( 2009:93 ) rencana adalah sebuah keputusan

yang didalamnya berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan itu. Sehingga rencana tersebut mengandung dua unsur yaitu “tujuan dan pedoman”. Manullang (2009:42) berpendapat bahwa suatu

rencana mengandung unsur-unsur seperti tujuan perusahaan, politik

perusahaan, prosedur, budget dan program. Sedangkan Malayu Hasibuan

(2009:95-102), menambahkan unsur kebijaksanaan (policy), metode dan

strategi serta mengartikan politik perusahaan sebagai rule.

Hasibuan juga mengemukakan syarat-syarat rencana yang baik

sebagai berikut :

a. Tujuannya harus jelas, rasional, obyektif, dan cukup menantang untuk diperjuangkan.

b. Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya harus satu. c. Harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak dan

ekonomis.

d. Harus menjadi dasar dan alat untuk mengendalikan semua tindakan. e. Harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang.

f. Harus menunjukkan urutan dan waktu pengerjaan. g. Harus fleksibel.

h. Harus berkesinambungan.

i. Harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan. j. Harus berimbang

k. Tidak boleh ada pertentangan antar departemen, hendaknya saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi.

l. Harus sensitive terhadap situasi sehingga terbuka kemungkinan untuk mengubah teknik pelaksanaannya tanpa mengalami perubahan pada tujuannya.

Berdasarkan berbagai definisi maka perencanaan merupakan

sekumpulan kegiatan yang menghasilkan keputusan sebagai pedoman

tentang apa yang harus dilakukan, mengapa dilakukan, dimana dilakukan,

(47)

commit to user

melakukannya. Perencanaan haruslah fleksibel agar mampu menyesuaikan

diri dengan keadaan,situasi dan kondisi sekarang maupun yang akan

datang. Dalam program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di

Kelurahan Sangkrah, perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri

sedangkan pihak kelurahan serta DPU hanyalah sebagai pendamping saja.

Masyarakat lah yang merencanakan seluruh kegiatan yang nantinya akan

dilakukan dengan berpedoman 6W+1H yaitu :

a. Apa yang harus dilakukan masyarakat Sangkrah untuk

menjalankan program SANIMAS?

b. Mengapa program SANIMAS harus dilaksanakan?

c. Dimanakah sebaiknya program SANIMAS dilaksanakan?

d. Kapan Program SANIMAS akan dilakasanakan?

e. Siapa saja yang akan melaksanakan program SANIMAS?

f. Bagaimanakah cara melaksanakan program SANIMAS?

Dengan menjawab pedoman perencanaan tersebut maka

perencanaan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) dapat

tersusun dengan baik, selain itu juga harus melihat teori dari Hasibuan

yaitu syarat-syarat perencanaan yang baik. Apabila perencanaan yang

dibuat oleh masyarakat Sangkrah sudah memenuhi semuanya maka tahap

(48)

commit to user

c. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi pengorganisasian dilakukan setelah rencana selesai dibuat

karena fungsi ini sulit dijalankan apabila tidak ada rencana yang dapat

dijadikan sebagai pedoman untuk menyusun struktur organisasi. Dalam

fungsi manajemen ini telah menjadikan manusia sebagai sasaran utama

dalam organisasi. Sehingga pastinya pengorganisasian ini lebih menitik

beratkan pada pengoptimalan sumber daya manusia yang ada. Menurut

Hani Handoko (2003:17) Pengorganisasian dapat dikatakan sebagai

berikut :

”penentuan sumber daya manusia dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaaan, dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian mendelegisikan wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.”

Dua aspek utama dalam proses penyusunan sturktur organisasi

adalah depertementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi

merupakan pengelompokan kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan

yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sedangkan

pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar individu dalam

organisasi bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas tersebut.

Keduanya merupakan dasar proses pengorganisasian dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan

demikian manajer harus berpedoman dua aspek tersebut agar organisasi

(49)

commit to user

Menurut Malayu Hasibuan (2009:20) mengemukakan pengertian

pengorganisasian adalah :

“suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan

bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

Sedangkan pengertian pengorganisasian menurut Koontz dan O’Donnel (dalam Malayu, 2009:119) sebagai berikut :

the organization function of the manager involves the determination and enumeration of the activities required to achieve the objective of the enterprise, the grouping of these activities, the assignment of such group of activation to a department headed by a manager and the delegation of authority carry them out. Artinya fungsi pengorganisasian manager meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk tujuan-tujuan perusahaan, pengelompokan kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya”.

Dari beberapa pengertian para ahli di atas hampir sama dan dapat

diambil kesimpulan bahwa pengorganisasian itu merupakan pelimpahan

wewenang dari atasan ke bawahan. Wewenang tersebut disertai dengan

tugas dan kedudukan yang harus dipertanggungjawabkan kepada atasan

atau manajer. Biasanya pengorganisasian dijabarkan dalam sebuah struktur

organisasi agar lebih jelas dan mudah dipahami. Struktur organisasi sendiri

merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh aktivitas dalam

pencapaian suatu tujaun organisasi dan pola tetap hubungan-hubungan di

(50)

commit to user

menunjukkan wewenang, kedudukan, tugas dan tanggung jawab yang

berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Dalam penelitian ini pengorganisasian dilakukan oleh KSM Insan

Harapan dengan menyusun struktur yang dilandaskan atas

departementalisasi dan pembagian kerja. Dengan departementalisasi maka

kegiatan-kegiatan SANIMAS yang kiranya sejenis dikelompokkan

menjadi satu dan dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat. Sedangkan

dengan pembagian kerja maka masyarakat sangkrah dikelompokkan

menjadi beberapa bagian dan masing-masing diberikan tugas yang

berbeda-beda. Struktur tersebut nantinya akan menjelaskan tugas-tugas,

kedudukan, wewenang, serta taanggung jawab dari setiap pengurus.

Dengan penyusunan struktur ini diharapakan masyarakat mampu bekerja

sesuai dengan kedudukannya masing-masing sehingga tidak ada timpang

tindah wewenang.

d. Pengarahan (actuating)

Fungsi pengarahan atau yang juga disebut sebagai fungsi pergerakan

ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendorong orang lain

agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan penuh kesadaran untuk

secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan

demikian fungsi pengarahan merupakan pendorong semangat kerja dan

penjurusan akitivitas bawahan agar menuju maksud dan tujuan yang

(51)

commit to user

Manurut Koontz dan O’Donnel (dalam Malayu, 2009:184) kunci

utama dari fungsi ini adalah pemimpin atau terkenal dengan istilah “leadership is managerial key”. Seorang manajer yang tidak memiliki

kemampuan untuk memimpin akan mengalami kegagalan. Seorang

pemimpin haruslah memiliki kemapuan untuk mempengaruhi orang lain

supaya mau bekerja dengan kesadarannya sendiri, sehingga nantinya

pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah direncanakan

akan tercapai dengan baik.

Sedangkan menurut Hani Handoko (2003:251) dalam pengarahan

lebih menekankan pada motivasi, komunikasi dalam organisasi, serta

kepemimpinan. Untuk menjadi pemimpin harus lebih hebat dari

bawahannya, tidak hanya hebat dari kemampuannya tapi juga hebat dalam

menjalin hubungan komunikasi dengan bawahannya. Hal tersebut

diharapkan akan mudah menggerakkan atau mengarahkan bawahan serta

akan tercipta suasana kerja yang harmonis dan bawahan akan merasakan

senang dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian bawahan akan

termotivasi dengan sendirinya apabila kita mampu menguasai keadaan

yang ada dalam suatu organisasi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengarahan atau

pergerakan itu merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh manajer

untuk memotivasi dan membimbing para bawahan agar mau bekerja

dengan maksimal sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi

(52)

commit to user

Pelaksanaan Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)

dipimpin oleh ketua KSM Insan Harapan yang ditunjuk langsung oleh

masyarakat. Orang yang dipilih untuk menjadi ketua pastinya orang yang

mumpuni dan dipercaya dapat mengarahkan masyarakat untuk bekerja

secara maksimal. unsur-unsur dari pengarahan seperti motivasi,

komunikasi serta kepemimpinan harus dapat dijalankan dengan baik oleh

Ketua KSM. Biasanya semangat bekerja secara sosial seperti program

SANIMAS ini lebih rendah dari semangat bekerja apabila diberikan gaji.

Dengan demikian ketua KSM harus mampu memberikan motivasi kepada

masyarakat. Komunikasi juga menjadi unsur penting, pemimpin harus

memberikan pengarahan dengan jelas agar masyarakat Sangkrah bekerja

lebih efektif dan efisien. Ketua KSM pastinya harus mempunyai jiwa

pemimpin agar nantinya permasalahan-permasalahan yang dihadapi dapat

diselesaikan dengan cepat dan tepat.

e. Pengoperasian (operating)

Tahap pengoperasiaan dilaksanakan setelah semua fungsi sudah

dijalankan dengan baik. Dapat dikatakan bahwa pengoperasian merupakan

output dari sebuah program. Hasil dari pelaksanaan manajemen program

akan dapat dinilai dari tahap ini. Pengoperasian sulit untuk didefinisikan

karena arti kata tersebut sangatlah kompleks tergantung penggunaannya.

(53)

commit to user

untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu

barang atau jasa yang dihasilkan.

Pengertian Operasional menurut Rosenberg (dalam Murdifin dan

Mafmud, 2007:17) adalah suatu proses atau tindakan tertentu untuk

membuat suatu produk, sedangkan menurut Russel dan Taylor

menyamakan makna operasional dengan proses pengubahan (transformasi

process). Sehingga operasional merupakan fungsi atau sistem yang

melakukan kegiatan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan

nilai tambah yang lebih besar. Dari kedua pengertian tersebut sesuai

dengan pengoperasian SANIMAS di Kelurahan Sangkrah yang bukan

hanya melayani masyarakat untuk mendapatkan air bersih serta MCK yang

nyaman melainkan juga mengoperasikan teknologi pengolah limbah

(Digester) untuk dijadikan biogas. Dengan demikian dalam pengoperasian

SANIMAS dapat menghasilkan produk baru dan menciptakan manfaat

baru bagi masyarakat.

Adapun operasional yang baik secara umum menurut Djiteng

Marsudi (2006:10) harus melalui:

a. Perencanaan Operasi

Pemikiran mengenai bagaimana sistem alat akan dioperasikan

untuk jangka waktu tertentu.

b. Pelaksanaan dan pengendalian operasi

Pelakasanaan dari rencana operasi serta pengendaliaanya

Gambar

Gambar I.1
Gambar I.1  Daftar WC di kelurahan Sangkrah Tahun 2008
Tabel I.1 Sumber Air Bersih Kelurahan Sangkrah 2008
Gambar II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Iklan produk kosmetik untuk laki-laki pada akhirnya menunjukkan makna dominan mengenai maskulinitas laki-laki dengan menampilkan laki-laki yang maskulin sebagai laki-laki

untuk melihat scoping isu / masalah suatu wilayah yang ada di sekitar Teluk Kendari khususnya pada Rumah Makan dan Warung Teluk serta bagaimana..

penelitian yang akan dilakukan dan disesuaikan dengan jadwal pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di Sekolah Dasar Negeri 37 Pontianak Tenggara; (2)

Pernyataan Saya memiliki kelebihan yang jarang dimiliki orang lain Saya mampu menyelesaikan masalah dengan pikiran yang positif Saya selalu merasa puas dengan usaha yang saya

Sebelum dibangun kandang harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya yaitu jarak kandang dengan pemukiman warga, struktur atau desain kandang yang ideal, luas kandang

Yuni Apsari, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan dukungan selama proses perkuliahan hingga

Untuk sekala rumah tangga yang menginginkan robot untuk membersihkan debu di rumah dengan fitur yang bagus sangatlah mahal, hal ini dapat dilihat pada salah satu toko

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :Arus permukaan di perairan Genuk memiliki karakteristik arus pasang surut, dengan nilai