• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PESISIR DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PESISIR DA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MANAJEMEN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT

(LOKASI PRAKTEK RUMAH MAKAN DAN WARUNG TELUK KENDARI)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan

pada Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Pesisir dan Laut

OLEH KELOMPOK V :

JUMARDIN I1A1 10 043 (KETUA)

MUH. ILHAM I1A1 10 049 sekretaris

MUSLIMAT I1A1 10 083 anggota

EKA FAUZIAH I1A1 10 087 bendahara

WA ODE INTIYANI M. I1A1 10 165 konsumsi

BAHRUN I1A1 10 139

SATRIANA I1A1 10 121

SURISTIANA ERLINDA I1A1 10 078

EKO ARIS M. I1A1 10 091

ESNA NIRWANA I1A4 10 023

HALIM I1A1 11 007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

2013

(2)

I.1. Latar Belakang

Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis kwatulistiwa

berada diantara 3o54’30’ - 4o3’11’ Lintang Selatan dan terbentang dari barat ke

timur diantara 120o23’6’ Bujur Timur. Secara administratif batas-batas wilayah

Kota Kendari adalah Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia,

Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo, Sebelah barat berbatasan

dengan Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara dan Sebelah timur

berbatasan dengan Laut Kendari.

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status

Kotamadya Daerah TK II Kendari.Wilayah Kota Kendari yang terletak di Jazirah

Tenggara Pulau Sulawesi.

Wilayah daratnya sebagian besar terdapat didaratan Pulau Sulawesi

mengelilingiTeluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Pulau Bungkutoko. Luas

wilayah daratan Kota Kendari 267,98 km2 atau 0,70 % dari luas daratan Propinsi

Sulawesi Tenggara. Kota Kendari memiliki berbagai sumber masukan ekonomi

khususnya pada pendapatan Rumah Makan dan Warung Teluk.

(3)

Tujuan praktek lapang Manajemen Sumber Daya Pesisir dan Laut adalah

untuk melihat scoping isu / masalah suatu wilayah yang ada di sekitar Teluk Kendari khususnya pada Rumah Makan dan Warung Teluk serta bagaimana

perumusan suatu isu dalam manajemennya baik isu social, isu ekologi maupun isu

kelembagaan yang terdapat pada lokasi tersebut.

Kegunaan pada praktek lapang Manajemen Sumber Daya Pesisir dan Laut

adalah mahasiswa dapat secara langsung melihat scoping isu dan bagaimana cara pengelolaannya agar masalah suatu wilayah dapat diatasi.

(4)

A. Wiayah Pesisir dan Laut

Wilayah pesisir adalah wilayah daratan yang berbatasan dengan laut,

dimana batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun yang

tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti

pasang surut, dan intrusi air laut sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah

yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan, seperti sedimentasi dan

mengalirnya air tawar ke laut, serta yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan

manusia di daratan.

Wilayah pesisir dan laut merupakan tatanan ekosistem yang memiliki

hubungan sangat erat dengan daerah lahan atas (upland) baik melalui aliran air sungai, air permukaan (run off) maupun air tanah (ground water), dan dengan aktivitas manusia. Keterkaitan tersebut menyebabkan terbentuknya kompleksitas

dan kerentanan di wilayah pesisir. Secara konseptual, hubungan tersebut dapat

digambarkan dalam keterkaitan antara lingkungan darat (bumi), lingkungan laut,

dan aktivitas manusia, seperti disajikan pada Gambar 1

Gambar 1 keterkaitan antara lingkungan darat, laut dan aktivitas manusia

(5)

kaidah-kaidah pembangunan yang berkelanjutan secara signifikan mempengaruhi

ekosistemnya. Kegiatan pembangunan yang ada di kawasan ini akan dapat

mempengaruhi produktivitas sumberdaya akibat proses produksi dan residu,

dimana pemanfaatan yang berbeda dari sumberdaya pesisir kerap menimbulkan

konflik yang dapat berdampak timbal balik. Oleh karena itu pemanfaatan

sumberdaya pesisir untuk tujuan pembangunan nasional akan dapat berhasil jika

dikelola secara terpadu (Integrated Coastal Zone Management, ICZM). Pengalaman membuktikan bahwa pengelolaan atau pemanfaatan kawasan

pesisir secara sektoral tidaklah efektif (Dahuri et. al 1996; Brown 1997; Cicin-Sain and Knecht 1998; Kay and Alder 1999).

Definisi wilayah seperti diatas memberikan suatu pengertian bahwa

ekosistem perairan pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai

kekayaan habitat beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi.

Selain mempunyai potensi besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang

mudah terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan

secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap

ekosistem perairan pesisir (Dahuri et al., 1996).

Kawasan pesisir Teluk Kendari merupakan Sumberdaya Alam Laut yang

menunjang berbagai kepentingan dan aktivitas ekonomi masyarakat di Kota

Kendari dan Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya. Potensi Sumberdaya

alam dan ekonomi Teluk Kendari dapat dikembangkan menjadi suatu kegiatan

yang dapat memacu pembangunan kota Kendari menjadi salah satu kota

(6)

Teluk Kendari dengan beragam pemanfaatan telah menimbulkan berbagai

dampak negatif terhadap kelestarian lingkungannya. Salah satu upaya dalam

pengelolaan Teluk Kendari agar pembangunan dapat berkelanjutan yaitu

terciptanya suatu Implementasi program dan kegiatan pengelolaan, agar

keberadaan teluk tersebut dalam jangka panjang tetap dalam fungsinya. Maka

perlu dilakukan kegiatan praktikum mengenai Kegiatan-kegiatan yang

berlangsung yang dapat memberikan dampak di wilayah tersebut untuk

Pengelolaan, manajemen Teluk Kendari di Kota Kendari

B. Definisi Rumah Makan

Rumah Makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi

yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk

menikmati hidangan tersebut serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan

pelayanannya. Meski pada umumnya rumah makan menyajikan makanan di

tempat, tetapi ada juga beberapa yang menyediakan layanan take-out dining dan

delivery service sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumennya.

Rumah makan biasanya memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang

dihidangkannya. Sebagai contoh yaitu rumah makan chinese food, rumah makan

Padang, rumah makan cepat saji (fast food restaurant) dan sebagainya.

Di Indonesia, rumah makan juga biasa disebut dengan istilah restoran.

Restoran merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa Perancis yang

diadaptasi oleh bahasa inggris; "restaurant" yang berasal dari kata "restaurer" yang

(7)

Keberadaan Rumah Makan mulai dikenal sejak abad ke-9 di daerah Timur

Tengah sebelum muncul di Cina. Dalam dunia Islam di abad pertengahan, terdapat

" rumah makan dimana seorang dapat membeli seluruh jenis makanan yang

disediakan". Rumah makan seperti ini disebutkan oleh Al-Muqaddasih seorang

ahli geografi kelahiran tahun 945 masehi yang tinggal di timur tengah pada akhir

abad ke 10.

Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha Rumah Makan, dalam

pcraturan ini yang dimaksud dengan yangsaha Jasa Pangan adalah : “Suatu usaha

yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara

komersial”.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang

persyaratan rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis

usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang

permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat

usahanya. Sedangkan Wojowasito dan Poerwodarminto (Marsyangm, 1999:71)

mengklasifikasikan restoran atau rumah makan menjadi beberapa tipe, antara lain:

1. A’la Carte Restaurant : adalah restoran yang mendapatkan izin penuh

untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas

memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam

(8)

2. Table D ‘hote Restaurant : adalah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pernbuka sampai penutup) dan tertcntu, dengan harga yang telah ditentukan

pula.

3. Coffe Shop atau Brasserei : adalah suatu restoran yang pada umumnya

berhubungan dengan hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan

dengan hotel, suatu tempat dimana tamu bias mendapatkan makan pagi. makan

siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada

umumnya system pelayanannya adalah dengan American service dimana yang

diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah dtatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya

dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan.

4. Cafelaria atau Cafe : adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan

penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.

5. Canteen : adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, dan

sekolah, tempat dimana para pekerja atau pelajar biasa mendapatkan makan

siang atau coffe break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil atau selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.

6. Continental Restaurant : suatu restoran yang menitik beratkan hidangan

continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai,

(9)

7. Carvery : adalah suatu restoran yang berhubungn dengan hotel dimana

para tamu dapat mengisi sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka

inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.

8. Dining Room : terdapat dihotel kecil, motel atau inn. merupakan tempat

yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa. Dining room pada

dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun yang

terbuka bag! para tamu dari luar.

9. Discotheque : ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga

menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah

discotheque. Hidangan yang tersedia umumnya berupa snack.

10. Fish and Chip Shop : ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi .

jadi rnakanannya tidak dinikmati di tempat itu.

11. Grill Room (Rotisserie) : adalah suatu restoran yang menyedikan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan

dapur dibatasi dcngan sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih

sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana

memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house.

12. Inn Tavern : Inn tavern ialah suatu restoran dengan harga cukupan yang

dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah,

(10)

13. Night Club/Super Club : adalah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamu

yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah. Band

merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian

resmi dan rapi sehingga manaikkan gengsi.

14. Pizzeria: adalah suatu restoran yang kusus menjual pizza. Kadang-kadang

juga ada spaghetty atau makanan khas Italia lainnya.

15. Pan Cake Hoii.se/Creperie: adalah restoran yang khusus menjual pun cake dan crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya. 16. Pub : pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendpat izin

menjual minuman bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu

mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua

ruangan). Pengunjung dapat menikmat; sambil duduk atau berdiri. Hidangan

yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di pub.

17. Snack Bar/Cqfe/Milk Bar: adalah semacam restoran cukupan yartg sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat dimana para tamu

mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas kounter

dan kemudian membawanya kemeja makan. Para tamu bebas memilih

makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan biasanya adalah

hamburger, sausages dan sawhvich.

(11)

temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, Italia

dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak berdasarkan tatacara negara

tempat asal makanan spesial itu.

19. Terrace Restaurant: adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran

induk. Di negara-negara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka

pada waktu musim panas saja.

20. Gourmet Restoran: ialah suatu restoran yang menyelenggarakan

pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas

dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah

makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan

harganya cukup mahal.

21. Family Type Restaurant: ialah suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal, terutama

disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.

22. Main Dining Room: ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang

pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar. dimana penyaji makanannya

secara resmi, pelan tapi masih terikat oleh suatu peraruran yang ketat.

Servisnya biasa menggunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu

(12)

III. ISU POKOK

Isu pokok dari hasil praktek lapangan yang diperoleh pada wawncara

disetiap rumah/warung makan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Isu Pokok Hasil Wawancara. No

.

Rumah/Warung Makan Aspek Sosial Aspek Ekologi

1 Rumah Makan

Lumayan - Tidak ada konflik antara masyarakat - Terjadi konflik antara

3 Warung Makan Ceria - Diberi izin sementara oleh pemerintah

4 Rumah Makan Lae-Lae - Daya saing antar sesama warung makan - Tidak memiliki IPAL

(13)

- Adanya penimbunan - Sedimentasi

- Mangrove

hilang/penebangan 5 Rumah Makan Aroma

Labakang

- Persaingan antara rumah makan - Tidak mempunyai

IPAL

(14)

IV. PERUMUSAN ISU / MASALAH

IV.1. Aspek Sosial

Satu hal yang memprihatinkan adalah bahwa kecenderungan kerusakan

lingkungan pesisir khususnya Teluk Kendari lebih disebabkan paradigma dan

praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Cenderung bersifat ekstratif serta dominasi kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan dan

ekonomi masyarakat setempat (pesisir sekitar teluk) tanpa memperhatikan lingkungan. Seharusnya lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat

dipertanggung-jawabkan (Accountable), Efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung supremasi hukum.

Untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir

teluk Kendari secara terpadu dan berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu

pengelolaan (strategic plan), mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan (proporsionality) antar dimensi ekologis, dimensi sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku pembangunan (stakeholders).

Rumah Makan Lumayan

Permasalahan/isu pokok yang ada di Rumah Makan Lumayan adalah

terjadinya konflik antara pemerintah (pemanfaatan ruang), dana pinjaman dari

pihak Bank, tidak memiliki IPAL.

Perumusan isu/cara pengelolaan isu pokok pada Rumah Makan Lumayan

(15)

Pemberian izin bagi pemilik rumah makan untuk menggunakan lokasi tempat

perdagangannya, menyediakan instalansi pengelolaan limbah yang sederhana agar

tidak menggunakan dana yang begitu banyak serta pemberian sertivikat rumah

makan bahwa itu adalah sebenar-benarnya milik pribadinya dan tidak ada

gangguan dari pihak lain.

IV.2. Aspek Ekologi

Dalam membantu memberikan solusi dalam menyusun strategi pengelolaan

kawasan pesisir Segitiga Teluk secara terpadu dan berkelanjutan, Berdasarkan

analisis terhadap sejumlah isu dan permasalahan serta karakteristik wilayah

pesisir. Pada saatnya diharapkan dapat tercapai tujuan-tujuan pembangunan

ekonomi, Perbaikan kualitas lingkungan serta menghindari adanya konflik jangka

panjang di wilayah tersebut. Untuk itu perlu dilakukan reformasi paradigma dan

pola pembangunan Kawasan Teluk yang meliputi perbaikan seperangkat

kebijakan yang bersifat teknis dan bersifat pengaturan (governance).

Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu adalah suatu proses iteratif

dan evolusioner untuk mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara optimal

dan berkelanjutan. Bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi

(economic growth) jangka pendek, melainkan juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional oleh segenap pihak

yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari.

(16)

(integration) dan koordinasi. Setiap kebijakan dan strategi dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir harus berdasarkan kepada :

1) Pemahaman yang baik tentang proses-proses alamiah (eko-hidrologis) yang berlangsung di kawasan pesisir yang sedang dikelola

2) Kondisi ekonomi, sosial, budaya dan politik masyarakat; dan

3) Kebutuhan saat ini dan yang akan datang terhadap barang dan (produk) dan

jasa lingkungan pesisir.

Di dalam proses pengelolaan dilakukan identifikasi dan analisis mengenai

berbagai isu pengelolaan atau pemanfaatan yang ada maupun yang diperkirakan

akan muncul dan kemudian menyusun serta melaksanakan kebijakan dan

program aksi untuk mengatasi isu yang berkembang.

Proses pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu dan berkelanjutan ini

paling kurang memiliki empat tahapan utama : (1) penataan dan perencanaan, (2)

formulasi, (3) implementasi, dan (4) evaluasi (Cicin-Sain and Knecht 1998).

Pada tahap perencanaan dilakukan pengumpulan dan analisis data guna

mengidentifikasi kendala dan permasalahan, potensi dan peluang pembangunan

dan tantangan. Atas dasar ini, kemudian ditetapkan tujuan dan target pengelolaan

atau pemanfaatan dan kebijakan serta strategi dan pemilihan struktur

implementasi untuk mencapai tujuan tersebut.

Oleh karena tujuan adalah mewujudkan pembangunan kawasan pesisir

secara berkelanjutan maka keterpaduan dalam perencanaan dan pengelolaan

kawasan pesisir dan laut mencakup empat aspek, yaitu : (a) keterpaduan

(17)

keterpaduan stakeholder. Dengan kata lain, penetapan komposisi dan laju/tingkat kegiatan pembangunan pesisir yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan

ekonomi yang dapat dirasakan oleh segenap stakeholders secara adil dan berkelanjutan. Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu pada dasarnya

merupakan suatu proses yang bersifat siklikal. Dengan demikian terlihat bahwa

pendekatan keterpaduan pengelolaan/pemanfaatan kawasan pesisir menjadi

sangat penting, sehingga diharapkan dapat terwujud one plan dan one management serta tercapai pembangunan yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Strategi pengelolaan pesisir yang difokuskan pemanfaatan ruang adalah

sebagai berikut.

1) Identifikasi pengguna ruang dan kebutuhannya.

2) Penyusunan rencana tata ruang pesisir untuk menangani isu konflik

3) Penetapan sempadan pantai dan penanaman mangrove.

4) Pengendalian reklamasi pantai.

5) Pengetatan baku mutu limbah dan manajemen persampahan.

6) Penataan permukiman kumuh.

7) Perbaikan sistem drainase.

8) Penegakan hukum secara konsisten.

REKOMENDASI

Berdasarkan identifikasi isu-isu Kawasan Pesisir Teluk Kendari dapat

di analisis sebagai berikut :

(18)

Berdasarkan faktor penyebab dan akibat yang di timbulkan oleh adanya

pendangkalan dan pencemaran segitiga teluk maka dapat dianalisis sebagai

berikut :

a) Penanggulangan sedimentasi yang merupakan faktor penyebab utama

pendangkalan segitiga Teluk Kendari dapat dilakukan dengan menyetop

sumber sedimentasi yang berasal dari aktivitas segitiga teluk yang

kesemuanya bermuara pada Teluk Kendari khususnya rumah makan. Upaya

yang bisa dilakukan yaitu meminimalisasi terjadinya luapan material

sedimentasi dengan melakukan reboisasi di daerah hulu, upaya ini

berpengaruh signifikan di dalam mengurangi laju sedimentasi. Program

reboisasi ini sebaiknya melibatkan masyarakat sekitar yang bermukim di

sekitar hulu teluk kendari secara keseluruhan sehingga mampu menciptakan

ikatan emosional warga dengan lingkungan sekitarnya, melibatkan

masyarakat penanaman pohon-pohon sekitar aliran sungai menghasilkan

pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan material sedimentasi.

b)

Desain Perencanaan Tata Ruang Teluk Kendari, di mana banyaknya

pembangunan sekitar teluk untuk lahan ekonomi mereka seperti pemukiman

yang tidak tertata café-café (triple nine dan twt), Rumah makan sepanjag

pesisir teluk yang semuanya memberikan dampak terhadap perairan teluk

sebagai landmark titik fokus menjadikan Teluk Kendari sebagai kawasan

ekowisata. Kalau bisa jangan hanya di lihat dari satu aspek saja yaitu

aspek ekonomi yang merupakan sumber pendapatan kuliner. Sebab jika

(19)

dengan adanya berbagai aktivitas yang terdapat di dalam Teluk Kendari

yang merupakan salah satu penyebab pendangkalan Teluk Kendari, ada

baiknya di lakukan riset dan analisis yang mendalam sejauh mana efek yang

akan di timbulkan dari rencana pembangunan. Apakah dari segi

Lingkungan tidak akan menjadi penyumbang sedimentasi pula yang

menjadikan semakin dangkalnya Teluk Kendari. Serta setiap aktivitas

seperti rumah makan, café dan pemukiman memiliki ipal khusus sebelum

limbahnya masuk ke perairan diolah dinetralkan terlebih dahulu setelah itu

di alirkan ke laut sehingga mengurangi dampak pencemaran dari daratan.

c)

Dengan adanya penataan ruang Teluk Kendari, menjadikan wajah Teluk

Kendari semakin indah dan teratur. Dukungan dari masyarakat disekitar

Teluk Kendari tentunya sangat di perlukan. Keindahan Teluk Kendari tidak

terlepas dari kebersihan dan keteraturan Teluk Kendari. Hal ini perlu

melibatkan masyarakat baik yang berdomisili di sekitar Teluk Kendari

maupun masyarakat yang hanya sekedar berkunjung ke Teluk Kendari

untuk mempunyai kesadaran dalam menjaga kebersihan Teluk dengan tidak

lagi membuang sampah di sekitar Teluk dan di dalam Teluk Kendari.

d) Erosi yang terjadi di dalam Teluk Kendari akibat dari rusaknya mangrove

akibat perambahan hutan secara liar melakukan reklamasi untuk

pembangunan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian laju erosi

dan rehabilitasi mangrove Pemerintah Kota dalam hal ini harus mengeluarkan

kebijakan dan siap mengalokasi anggaran untuk upaya-upaya tersebut. Dalam

(20)

dilakukan dengan lebih detail, serta melibatkan masyarakat setempat

sebagai upaya pencegahan konflik.

2.

Pencemaran

Sebagian besar sumber pencemaran di dalam Teluk Kendari berasal dari

pembuangan limbah rumah tangga yang berada di sekitar Kawasan Pesisir Teluk

Kendari, sebaiknya pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Kebersihan Kota

Kendari secara teknis membuat tanda larangan membuang sampah dan limbah ke

dalam Teluk Kendari, papan larangan tersebut di letakkan di sekitar Kawasan

Pesisir Teluk Kendari yang isinya dilengkapi dengan putusan perda A3 No. 4

tahun 1997, tentang Pelarangan membuang sampah di dalam Teluk Kendari

yang telah disahkan, sehingga perda tersebut tersosialisasi kepada masyarakat, dan

tidak alasan lagi masyarakat tidak mengetahui peraturan tersebut. Adapun

Pabrik-pabrik atau Bangunan-bangunan publik yang berada di sekitar Kawasan Pesisir

segitiga Teluk Kendari disyaratkan untuk memiliki AMDAL dan bagi perusahaan

industri harus pula dilengkapi dengan IPAL .

Berdasarkan dua isu tersebut dapat dianalisis bahwa terjadinya

pendangkalan ataupun pencemaran di dalam Kawasan Pesisir segitiga Teluk

Kendari tidak terlepas dari belum adanya aturan yang mengikat secara hukum

semacam Peraturan Daerah (Perda) mengenai pengelolaan Teluk Kendari. Hal

tersebut tentunya akan membuka peluang eksploitasi sumberdaya Teluk Kendari

dengan bebas.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Peraturan Daerah (perda)

(21)

mensahkan Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan Teluk Kendari. Harus diakui

pengimplementasian dalam penegakan hukum seringkali tumpang tindih dan

cenderung menciptakan konflik antar stakeholders. Oleh karenanya perlu di buat

perangkat hukum yang tertulis yang merupakan kesepakatan bersama antar

stakeholders.

Saat ini hambatan yang paling besar adalah ketidak jelasan aturan

dalam hal pengelolaan lahan di sekitar Kawasan Teluk Kendari terkait

dengan peruntukan akan pengunaan lahan tersebut dan juga ketidaktegasan

pemerintah memicu adanya pemanfaatan lahan yang tidak terkendali misalnya

untuk mencegah semakin banyak terjadi kasus ilegalitas pemanfaatan lahan

sebaiknya pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Kota Kendari bekerjasama

dengan Kepolisian Kota Kendari melakukan penertiban dan penindakan tegas

terhadap masyarakat atau pengusaha yang memanfaatkan lahan di sepanjang

Kawasan Pesisir tanpa sertifikat kepemilikan lahan dan juga tanpa IMB. Oleh

karena itu Ketika regulasi atau aturan yang disepakati oleh berbagai sektoral

disahkan dalam bentuk Perda, dan telah disosialisasikan ke masyarakat, dengan

sendirinya akan tercipta pemanfaatan lahan Teluk Kendari yang baik sesuai

(22)

Gambar

Gambar 1 keterkaitan antara lingkungan darat, laut dan aktivitas manusia
Tabel 1. Isu Pokok Hasil Wawancara.

Referensi

Dokumen terkait

The following line of text may be used after your organisation’s name and/or logo: [Your organisation name] is a registered Professional Development Centre with Cambridge Assessment

3 menafsirkan dan mengungkapkan sebuah makna yang tersembunyi dari sebuah tindakan sosial mereka dalam menerima peraturan tentang customer service pada

Puji dan syukur kami naikkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Analisa Dan Pengembangan

Dalam penelitian ini konsep sumber daya manusia yang diteliti adalah. sumber daya manusia yang profesional dan paling dibutuhkan oleh

Pada kuartal I 2012, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 95,08 miliar atau lebih tinggi 10,7% dari perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar

Prasyarat yang dibutuhkan §   Struktur ekonomi yang kokoh bertolak dari keunggulan komparatif unik Indonesia sebagai negara maritim: •   Integrasi perekonomian domestik •

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan asas konservatif

Metode algoritme genetika digunakan untuk mengoptimasi bobot yang telah ada untuk akan digunakan dengan model feed forward neural network untuk melakukan proses