• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas studi kelayakan bisnis usaha peter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas studi kelayakan bisnis usaha peter"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas studi kelayakan bisnis

usaha peternakan ayam petelur

Disusun oleh :

Laurensius moses reky 062140051

Yeremiaz asten 062140053

Erwin fredikson hauteas 062140047 Valentianus ngade 062140052

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

(2)

Daftar isi

Daftar Isi ………...….. i

Kata Pengantar ……….………...…...…..ii

Bab 1 Pendahuluan …………;………..…...…..…1

1.1 Latar Belakang ………...….2

1.2 Rumusan Masalah ………...…………...3

1.3 Tujuan Pembahasan ………...4

1.4 Manfaat pembahasan...5

Bab 11 Pembahasan………...….6

Bab 111 Penutup ………...7

3.1 Kesimpulan ………...…...8

3.2 Saran ………...9

(3)

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ANALISIS USAHA TERNAK AYAM PETELUR” kami berharap kepada pembaca yang budiman untuk memberi masukan, saran,dan kritik yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini

Maumere, 15 Mei 2017

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan peternakan di Indonesia memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang, hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk sehingga secara matematis permintaan akan produk peternakan seperti daging, telur dan susu akan semakin meningkat pula. Salah satu sub sektor peternakan yang berperan dalam penyediaan protein hewani adalah dibidang perunggasan. Telur merupakan salah satu bahan pangan hewani yang paling lengkap gizinya. Kandungan gizi telur ayam dengan berat 50 gram terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral.

Permintaan terhadap telur yang tinggi oleh masyarakat mengakibatkan peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern tumbuh pesat. Untuk memenuhi kebutuhan telur sebagai sumber protein hewani, peternak tidak hanya memproduksi telur ayam ras tersebut dalam jumlah yang banyak, tapi perlu untuk mengetahui strategi pemasaran yang baik demi kelancaran penyaluran telur ayam hingga ke konsumen. Penjualan merupakan fungsi sub-sistem pemasaran. Usaha penjualan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran yang mempunyai hak kepemilikan kepada konsumen.

Untuk mewujudkan sistem pemasaran yang baik, para peternak pada industri peternakan ayam ras petelur di maumere, wailiti Kecamatan alok barat, Kabupaten sikka menjual telur ayam rasnya melalui beberapa cara yaitu ada yang langsung menjual ke konsumen , ada pula yang menggunakan jasa perantara seperti lembaga pemasaran yang dapat terdiri dari pedagang pengumpul besar/agen, dan rumah makan/restoran. Harga jual telur dari peternak ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara peternak dengan konsumen atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran.

(5)

untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.

Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi dan lain sebagainya.

(6)

PENGERTIAN

Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.

RUANG LINGKUP

Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :

1. Aspek hukum

Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku termasuk :

a. Perijinan : i) Izin lokasi :

• sertifikat (akte tanah),

• bukti pembayaran PBB yang terakhir, • rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan ii) Izin usaha :

• Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.

• NPWP (nomor pokok wajib pajak) • Surat tanda daftar perusahaan

(7)

• Surat tanda rekanan dari pemda setempat • SIUP setempat

• Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan 2. Aspek sosial ekonomi dan budaya

Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut :

a. Dari sisi budaya

Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat.

b. Dari sudut ekonomi

Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.

c. Dan dari segi sosial

Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek pasar dan pemasaran

Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek tersebut :

• Potensi pasar

(8)

Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :

• Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.

• Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.

4. Aspek teknis dan teknologi

Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

5. Aspek manajemen

Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya. 6. Aspek keuangan

Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

Studi kelayakan merupakan gambaran kegiatan usaha yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek. Dengan demikian dalam menyusun sebuah studi kelayakan bisnis harus meliputi sekurang kuranya aspek- aspek sebagai berikut:

a.Aspek pasar dan pemasaran b.Aspek teknis dan teknologis c.Aspek organisasi dan manajemen d.Aspek ekonomi dan keuangan

Yang perlu diuraikan di dalam pendahuluan antara lain Latar belakang masalah yang member jawabahan dari beberapa pertanyaan seperti jenis jenis kegiatan atau gagasan usaha/proyek 2.2 Aspek pemasaran dan pasar

(9)

a.Peluang pasar b.Perkembangan pasar c.Penetapan pangsa pasar

d.Dan langkah langka yang diperlukan disamping kebijakan yang diperlukan 2.3 Aspek Teknis dan Non Teknis

Factor yang perlu diuraikan adalah yang menyangkut lokasi usaha/proyek yang direncanakan . sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, jenis dan jumlah investasi yang diperlukan di samping membuat rencana produksi selama umur ekonomi proyek.

2.4 Aspek organisasi dan manajemen

Perlu diuraikan bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari gagasan usaha/proyek yang direncanakan secara efisien , apabila system pengelolaan telah ditentukan secara teknis dan berdasar kegiatan

usaha. Disusun bentuk struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut

2.5Aspek Ekonomi dan keuangan

Yang perlu dibahas pada aspek ekonomi adalah a.Perkiraan investasi

b.Biaya operasi dan pemeliharaan. c.Sumber pembiayaan

d.Perkiraan pendapatan e.Analisis criteria investasi

(10)

1.2. Rumusan Masalah

1. Menganalisis bisnis ternak ayam petelur apakah layak atau tidak ditinjau dari aspek – aspek studi kelayakan bisnis ?

2. Bagaimana perencanaan dan profitabilitas / keuntungan usaha ayam petelur?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui kelayakan usaha ayam petelur

2. Mengetahui kelayakan finansial pendirian sebuah usaha peternakan ayam petelur. 3. Memahami gambaran umum ekonomi, perilaku dan kinerja kelembagaan usaha ternak ayam ras petelur.

1.4. Manfaat

1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai kelayakan sebuah usaha peternakan ayam petelur.

2. Memahami tentang kelayakan finansial sebuah usaha peternakan baik itu berupa modal, pendapatan, dan keuntungan.

(11)

BAB II

Pembahasan

Suhu Lingkungan ayam ras petelur dewasa dalam pemeliharaannya, memerlukan kisaran suhu yang ideal antara 18-21oC, karena ayam ras umumnya berasal dari negara beriklim subtropis. Temperatur tersebut hanya dapat dicapai di dataran tinggi di Indonesia yang beriklim tropis (panas lembab). Suhu lingkungan yang panas akan mengurangi nafsu makan ayam ras petelur dan ayam cenderung lebih banyak minum. Berkurangnya konsumsi dapat mengganggu kebutuhan nutrisi dan berpengaruh pada produksi telur. Ayam ras petelur lebih mudah beradaptasi (lebih tahan) dengan suhu yang relatif tinggi daripada suhu yang selalu berubah-ubah.

Umumnya usaha peternakan ayam ras petelur mempertimbangkan lokasi peternakan dengan daerah penyedia sarana produksi dan pemasaran agar dapat menekan biaya transportasi. Oleh karena itu, masalah temperatur dapat diatasi dengan membuat sistem ventilasi udara yang baik yaitu dengan memberi kipas pada kandang, sehingga dapat mengurangi panas. Jadi yang menjadi aspek kritis di sini yaitu masalah temperatur yang dapat mengganggu produktivitas ayam ras petelur. Hal ini dapat di atasi dengan membuat sistem ventilasi udara yang baik pada kandang. (Anonymous, 2010)

Sebelum dibangun kandang harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya yaitu jarak kandang dengan pemukiman warga, struktur atau desain kandang yang ideal, luas kandang dengan kapasitas yang ideal, adanya sirkulasi yang baik, suhu yang sesuai, adanya sanitasi yang baik untuk ternaknya, jarak dengan sumber air, pakan pemasaran, dan bahan kandang yang dipakai sesuai dengan keamanan ternak tersebut.

(12)

berumur 112 hari. Sedangkan kandang batteray yang berukuran 200 m² bisa diisi dengan pullet sekitar 2500 ekor (Anonymous, 2012).

Kandang harus memberikan fungsi yang utama pada unggas, termasuk ayam petelur, yaitu : memberikan kenyamanan pada unggas, memberikan perlindungan pada unggas dari berbagai gangguan luar, member perlindungan terhadap cuaca dan iklim, bisa membantu unggas untuk bereproduksi dengan baik, serta memudahkan peternak dalam proses pemeliharaan unggas (ayam). Dan hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang yaitu lokasi kandang, bangunan kandang, dan peralatan serta perlengkapan kandang.

(Prof.Dr.Ir Achmanu, dkk, 2011) menjelaskan mengenai system kandang, dalam segi konstruksi atap, konstruksi dinding, konstruksi lantai, dan macam-macam kandang untuk unggas termasuk ayam petelur. system kandang dapat terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. System Litter

Kandang dengan lantai yang diberi alas (litter) yang berfungsi dalam penyerapan air. Kebaikan system ini yaitu tidak perlu banyak tenaga, pemeliharaan praktis, suhu kandang merata dan hangat.

b. System Umbaran

System bangunan kandang yang seperti ini seolah hanya untuk tempat ayam berteduh dan bertelur saja. Kebaikannya cukup sinar matahari, bebas bergerak, dan kanibal berkurang. Kekurangannya yaitu penularan penyakit antara kelompok mudah terjadi.

c. System Sangkar

Kandang ayng menyerupai kurungan dan sering dibuat bertingkat. Kebaikannya culling dan seleksi mudah dilakukan, kanibal dapat dicegah, dan menghambat pencegahan penyakit Konstruksi Atap terbagi dalam lima macam, yaitu :

· Tipe atap monitor · Tipe atap semi monitor · Tipe atap gable

(13)

· Saw tooth

Konstruksi Dinding terbagi menjadi tiga macam, yaitu : · Tipe kandang dinding terbuka semuanya

· Tipe kandang dengan dinding setengah terbuka · Tipe kandang dinding tertutup

Konstruksi lantai kandang dijelaskan sebagai berikut : · Kandang tipe lantai rapat

· Kandang tipe lantai renggang

Dengan pakan yang baik nutrisinya, tidak akan menjamin ternak bisa terbebas dari penyakit. Penyakit pada ayam umumnya sama, dan yang paling sering menyerang unggas (ayam) yaitu diantaranya pilek atau flu, tetelo, cacar, infectious bronchitis, marek dan sebagainya.

(Anonymous, 2010) menjelaskan bahwa penyakit pada unggas (ayam) umumnya sama, dan yang biasa menyerang yaitu :

1. Newcastle Disease (ND) atau Tetelo

Penyakit ini disebabkan oleh adanya virus, dan cara pencegahannya yaitu :

· Vaksinasi Newcastle disease secara teratur sesuai dengan petunjuk pembuat vaksi · Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk kandang

· Usaha peternakan dikelola dengan baik sehingga memungkinkan suasana nyaman bagi ayam, antara lain jumlah ayam pada suatu luasan kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sedapat mungkin dilakukan sistim “all in all out”.

2. Fowl Pox atau Cacar

(14)

· Sebaiknya kandang dijauhkan dari gangguan nyamuk

· Proses pemeliharaan dan perawatan harus dijaga dengan baik 3. Marek Disease

Penyakit ini semacam herpes pada unggas, yang disebabkan Herpes Virus, cara pencegahannya yaitu :

· Memilih anak ayam petelur yang telah melakukan vaksinasi pada saat DOC

(Prof.Dr.Ir Achmanu, dkk, 2011) menjelaskan penyakit yang biasa terjadi pada unggas (ayam), yaitu :

1. Infectious Bronchitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus Terpeia pulli, adapun cara pencegahannya yaitu dengan cara vaksinasi dan antibiotika dosis pencegahan.

2. Influenza

Penyakit ini hamper sama dengan IB, hanya saja pada penyakit ini yang diserang adalah lyarinx dan trachea saja. Cara pencegahannya yaitu :

· Perbaikan sanitasi · Vaksinasi

· Pemberian antibiotika pada dosis pencegahan 3. Kolera Ayam

Penyakit ini disebabkan oleh Pasteurella avicida, adapun cara pencegahannya yaitu : · Kebersihan dan keringnya kandang

· Diperhatikan pakan dan minumnya · Vaksinasi dan antibiotika untuk kontrol

(15)

pembentuk harga pokok produksi telur adalah ransum yaitu kurang lebih 75%. Maka dari itu segala daya upaya harus diusahakan agar bisa menghasilkan penghematan pemakaian ransum tetapi tanpa mengorbankan sisi produktivitas. Dalam pembelian ransum, yang sering diperhitungkan oleh peternak adalah pertimbangan masalah harga ransum. Selisih sedikit saja, peternak bisa berganti merk. Penyebabnya adalah besarnya biaya yang tersedot pada penyediaan ransum tersebut. Padahal, mahalnya harga ransum bukanlah faktor terpenting. Yang terpenting adalah mutu ransum (feed quality). Akan menjadi lebih buruk lagi jika ransum yang harganya relatif murah tersebut ternyata banyak mengandung zat-zat racun makanan (feed toxin). Bahkan pemberian ransum dengan kualitas lebih rendah dari standar pada periode starter bisa mengakibatkan laju pertumbuhannya terhambat dan akan berujung pada pencapaian berat yang lebih rendah dari perkiraan.

Peternak yang sudah berpengalaman (memiliki dasar-dasar pengetahuan mengenai bahan pakan) sebaiknya dapat menyusun ransum sendiri. Tujuannya adalah agar biaya ransum dapat dihemat, sehingga keuntungan yang akan diperoleh juga meningkat. Selain itu, dengan menyusun ransum sendiri, peternak dapat menentukan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan dalam penyusunan dan lebih efesien karena bahan-bahan pakan cukup tersedia di lingkungan farm.(Anonymous, 2011)

.1 Analisis Keuangan dan Strategi

 Analisis Strategi

Analisis strategis dilakukan untuk mengetahui strategi yang akan dipakai oleh praktisi usaha peternakan ayam ras petelur ini. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threat) yang dapat terjadi dalam usaha peternakan ayam ras petelur tersebut.

 Kekuatan (Strength)

(16)

Sistem agribisnis peternakan yang sudah mantap, artinya usaha peternakan tidak hanya berada pada tingkat budidaya, tetapi juga adanya industri hulu sebagai penyedia sarana produksi. Dengan demikian telah terdapat dukungan sarana produksi yang tersedia setiap saat, sehingga tidak ada masalah mengenai penyediaan sarana produksi untuk usaha peternakan ayam ras.

Teknologi budidaya ayam ras yang mudah dikuasai oleh masyarakat.

Sistem pemasaran tidak menjadi permasalahan, karena telah terbentuk jalur-jalur distribusi sampai ke berbagai lapisan dan pelosok wilayah.

Adanya dukungan sumberdaya lahan yang luas dan jumlah tenaga kerja tersedia merupakan kekuatan pegembangan ayam ras petelur secara nasional.

 Kelemahan (Weakness)

Beberapa faktor yang menjadi kelemahan dalam usahaternak ayam ras petelur adalah sebagai berikut :

Usaha peternakan ayam ras petelur seringkali dihadapkan pada harga input produksi tinggi, sedangkan harga output produksi yang rendah. Kondisi marjin yang semakin rendah (rasio harga 1 kg telur dengan 1 kg pakan sama dengan 2,5-3 : 1, dibandingkan dengan tahun 80-an dapat mencapai 4-5 : 1), oleh karena rasio harga telur dengan harga pakan yang semakin tinggi.

Adanya risiko dan kondisi ketidakpastian yang relatif tinggi baik dari aspek teknis maupun finansial karena produksi sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sementara keuntungan sangat sensitif terhadap perubahan harga.

Adanya permintaan konsumen yang fluktuatif dari hari ke hari karena telur termasuk bahan makanan yang subtitutif.

Sifat telur yang merupakan produk yang sifatnya perishable (mudah rusak), sehingga harus dapat dijual atau dikonsumsi segera.

(17)

 Peluang (Opportunities)

Lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa peluang dan ancaman. Faktor peluang ini meliputi sebagai berikut :

Dukungan pemerintah terhadap usaha peternakan ayam ras yang mempunyai andil besar dalam pemenuhan protein hewani masyarakat dan usaha peternakan dipandang sebagai usaha potensial bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Dukungan pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk deregulasi peternakan.

Kondisi ekonomi makro Indonesia yang mulai membaik. Dengan adanya pergantian kabinet yang fokus pada perbaikan ekonomi memberikan harapan bagi kepastian usaha dan investasi di dalam negeri.

Terdapat kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras dari lapisan perkotaan hingga masyarakat pedesaan.

Meskipun permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya.

Terdapat kecenderungan permintaan telur ayam ras akan selalu ada setiap saat, karena potensi pasar telur ayam ras cukup besar dalam peranannya sebagai bahan baku pembuatan makanan ringan (roti, kue, martabak, dan lain-lain). Potensi pasar ayam ras semakin tinggi, karena sebagai bahan baku untuk industri makanan ringan.

Peluang ekspor telur ayam ras kemungkinan akan dapat meningkat, karena beberapa negara mengalami stagnasi khususnya Amerika Serikat yang sedang mengalami krisis intern.

 Ancaman (Threat)

Beberapa faktor ancaman yang perlu diantisipasi dalam usahaternak ayam ras petelur adalah, sebagai berikut :

Persaingan negara tetangga khususnya Thailand atau Malaysia yang dapat berproduksi dengan biaya lebih murah dengan perkembangan teknologi yang lebih efisien, karena adanya dukungan pemerintah secara aktif.

(18)

Teknologi yang belum sepenuhnya dapat menciptakan produk bebas residu antibiotik dapat menghambat pemasaran di pasar global, karena dalam WTO diterapkan persyaratan yang ketat dalam hal kesehatan terhadap konsumen.

Ancaman perdagangan bebas yang tidak diberlakukannya lagi hambatan tarif untuk bea masuk produk luar negeri dan semakin berkurangnya peranan pemerintah dalam intervensi perdagangan. Hal ini perlu diwaspadai dengan membanjirnya produk-produk luar negeri yang cenderung over supply, sehingga akan mengganggu kestabilan harga di dalam negeri.

 Strategi Bisnis

Langkah selanjutnya untuk merumuskan strategi adalah mengkombinasikan analisis faktor internal dan eksternal dalam analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan kombinasi strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Usaha peternakan ayam ras petelur akan berhasil apabila dilakukan dengan strategi-strategi berikut ini :

Marjin yang tipis dan sifatnya sangat sensitif terhadap perubahan harga harus diimbangi dengan sistem produksi yang sangat efisien. Dukungan pemerintah diperlukan dalam membuat kebijakan yang memihak industri ayam khususnya yang ditangani masyarakat kecil, misalnya dalam hal pembebasan PPN dan pajak baik dalam hal input produksi (pakan, bibit, obat-obatan dan peralatan) maupun hasil produksi.

Sifat permintaan ayam ras masih cenderung berfluktuasi sehingga perencanaan usaha dengan pertimbangan faktor waktu.

Karakteristik produk ayam ras petelur bersifat perishable (mudah rusak) sehingga diperlukan perencanaan usaha yang sangat cermat dan teliti dan dukungan teknologi penyimpanan. Bagi pengusaha mandiri harus dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan besar yang biasanya menguasai sarana produksi yang berwawasan lingkungan.

Pengembangan peternakan skala besar perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat untuk menghindari masalah sosial yang mungkin terjadi di masyarakat.

(19)

2. FASILITAS USAHA

 Kandang

Sistem perkandangan ayam petelur dapat berupa litter dan cage. Sistem litter menggunakan alas berupa sekam, serbuk gergaji, atau bahan lainnya. Sistem cage dapat berupa single bird cage (diisi satu ekor ayam, disebut juga kandang tipe baterai), multiple bird cage (diisi 2 ekor ayam atau lebih, tidak lebih dari 8 – 10 ekor), dan colony cage (diisi 20 – 30 ekor ayam). Lebar bangunan kandang untuk ayam petelur saat fase layer sebaiknya sekitar 8 m apabila tipe kandang terbuka, jika lebar kandang 12 m maka perlu dilengkapi dengan ridge ventilation. Jika ventilasi kurang baik, amoniak dari ekskreta akan mejadi racun bagi ayam, menimbulkan gangguan pernafasan, penurunan produksi, dan penyakit cacing untuk ayam yang dipelihara di kandang litter.

Pemberian cahaya sebaiknya 14 jam per hari, yaitu kombinasi antara cahaya matahari dan cahaya lampu sebagai tambahan, tujuannya untuk meningkatkan produksi telur, mempercepat dewasa kelamin, mengurangi sifat mengeram, dan memperlambat molting (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Suhu optimal untuk pemeliharaan ayam petelur strain Hy-Line Brown fase layer yaitu 18 – 27%, dengan batas kelembaban 40 – 60%. Intensitas cahaya sekitar 20 lux. Sistem kandang dapat berupa litter (kepadatan maksimum 8 ekor/m2), slat (kepadatan maksimum 10 ekor/m2) atau kombinasi litter-slat (kepadatan maksimum 9 ekor/m2). Sarang untuk bertelur berbentuk boks, satu sarang dengan ukuran 30 x 40 x 50 cm dapat digunakan maksimum untuk delapan ekor ayam. Sarang tidak diperlukan untuk kandang sistem cage (Hy-Line International, 2010).

Cage dapat dibuat bertingkat hingga tiga deck atau lebih. Deck disusun membentuk frame A agar ekskreta ayam dari deck atas langsung jatuh ke lantai atau tempat penampungan ekskreta dan tidak jatuh ke deck di bawahnya.

(20)

 Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

 Tempat bertelur

Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

 Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

 Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

 Penyiapan Bibit

Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut : • Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.

• Pertumbuhan dan perkembangan normal.

(21)

PROYEKSI FINANSIAL DAN KEBUTUHAN MODAL Luas lahan yang digunakan adalah sekitar 54 m(9x6)m. Jumlah ekor ayam ± 100

Biaya produksi Biaya investasi

Bibit ayam umur 6 bulan, 100 ekor @ Rp 35.000 Rp 3.500.000

b. Pembuatan Kandang batere 100 kotak

@ Rp 15.000 Rp 1.500.000

Total biaya investasi………..Rp 5.000.000

Biaya operasional per tahun Pakan layer Rp 8.352.000 Tenaga kerja Rp 900.000 Penyusutan kandang Untuk 5 tahun Rp 300.000 Kematian 1 % Rp 35.000 Vaksin dan Jamu Rp 132.000

Total Biaya Operasional…………..Rp 9.719.000

(22)

Harga pakan layer Rp 2.900/kg, kebutuhan pakan untuk ayam kampung petelur adalah 80 g/hari atau 0,08 kg/hari, perhitungan untuk 100 ekor selama 1 tahun adalah 100 ekor x 0,08xRp 2.900x360 = 8.352.000

1 orang tenaga kerja mendapat bayaran Rp 750 untuk merawat 1 ekor ayam dalam 1 tahun adalh 100xRp 750x12 = Rp 900.000

Biaya penyusutan kandang per tahun adalah Rp 1.500.000 (biaya pembuatan kandang) : 5 tahun = Rp 300.000

Kematian ayam dara (usia 3 bulan ke atas) sebesar 1%xRp 3.500.000 (harga investasi ayam dara) = Rp 35.000

B. Nilai Produksi

Penjualan telur ayam, dengan asumsi nilai produksi telur rata-rata/hari dari 100 ekor ayam adalah 35% = 35 butir telur (90%x100 ekor x Rp 800 x 360 ) Rp 10.080.000 Penjualan ayam apkir

(induk yang sudah tidak Mampu memproduksi telur) Sebagai ayam pedaging

(90% x 100 ekor x Rp 30.000 ) Rp 2.970.000

Jumlah Nilai Produksi……….Rp 13.050.000 C. Keuntungan

Keuntungan = Nilai produksi/tahun-biaya operasional/tahun = Rp 13.050.000 – Rp 9.719.000

(23)

= Rp 277.583,33 (per bulan) = Rp 9.252,77 (per hari) Keterangan :

Harga telur ayam kampung di tingkat peternak bervariasi antara Rp 800-Rp1200 per butir, tetapi dalam perhitungan ini dipakai harga terendah yaitu Rp 800.

Oleh karena kematian ayam dara usia 3 bulan ke atas diperkirakan hanya 1%, ayam apkir yang dapat dijual sebesar 99%.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan kinerja dari sistem aplikasi tersebut yaitu dengan mengatur ferforma pada utility yang tersedia dalam MS Word, baik dalam pengaturan grafis maupun

Setiap karyawan yang telah menjalankan training akan ditempatkan dibidangnya masing- masing guna karyawan yang menjalankan training agar pihak perusahaan dapat mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan dan parsial antara ukuran perusahaan, profitabilitas dan nilai saham terhadap perataan

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Maryani dan Ludigdo (2001) bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap audit judgment seorang auditor di mana seorang

sebelumnya tidak memiliki pekerjaan pokok maupun sampingan, sesudah adanya Desa Wisata mendapatkan pekerjaan pokok maupun sampingan yang berkaitan dengan Desa

Pengelolaan kegiatan Administrasi Akademik (ADAK) di pimpin oleh seorang pejabat struktural dengan jabatan Eselon IV A. Jumlah tenaga pengelola ADAK di Direktorat

Titer antibodi pada ayam minggu ke-2 setelah vaksinasi menunjukkan rataan titer antibodi sebesar 2 6.6 untuk kelompok vaksin dan 2 5.3 untuk kelompok tidak divaksin

Informasi keuangan di atas disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK No.39