• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

KEJURUAN NEGERI 2 SURAKARTA

Disusun Oleh:

ITA YUMALIA

NIM D0105088

SKRIPSI

Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji:

1. Drs. H. Marsudi, M.Si (...)

NIP. 195508231983031001 Ketua Penguji

2. Drs. Suryatmojo, M.Si (...) NIP. 195308121986011001 Sekretaris Penguji

3. Dra. Sudaryanti, M.Si (...)

NIP. 195704261986012002 Penguji

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Dekan

(4)

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, D an hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. Al-Insyirah : 5-8)

Pabila engkau sedang bergembira, Mengacalah dalam-dalam ke dalam jiwamu,

D i sanalah nanti engkau akan dapati, Bahwa yang pernah membuat derita, Berkemampuan memberimu bahagia.

(Kahlil G ibran)

Jangan Pernah Mengeluh

Karena D engan Mengeluh Tidak Akan Selesai Masalah, Teruslah Berusaha dan Yakin

Bahwa Allah Akan Memberimu Kemudahan, Allah Tidak Pernah Tidur

D ia Akan Menunjukkan Jalan Terbaik Kepada Hamba-N ya Yang Mau Berdoa.

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada: ♦ Bapak dan Ibu tercinta

Bapak dan Ibu yang selalu iklas berdoa untukku, terima kasih atas segala kasih sayang, bimbingan, dan atas pengorbanan serta perjuangan yang tiada kenal lelah, kupersembahkan karya kecilku…untuk kalian. ♦ Adik-adikku tersayang

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dra. Sudaryanti, M.Si selaku pembimbing atas bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sudarto, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN., SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(7)

6. Bapak Drs. Sarmanto selaku wakil kepala sekolah hubungan masyarakat SMK Negeri 2 Surakarta atas informasi yang diberikan dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Hari Agung S,S. Pd dan Bapak Tri Joko S,S.Pd selaku pembimbing

praktek kerja industri yang telah bersedia menjadi nara sumber bagi penulis. 8. Bapak Nursaidi, S.Pd selaku wakil kepala sekolah sumber daya manusia SMK

Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan data-data kepada penulis.

9. Siswa SMK Negeri 2 Surakarta yang telah menjadi nara sumber bagi penulis. 10.Riezka, Aroem, Anggietha, Nofika, Irma, Yaya, Yhu-nie, Ipin, Betty, dan

teman-teman AN 2005 yang telah memberi motivasi, bantuan serta atas kebersamaannya selama ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, meskipun telah berusaha secara maksimal untuk hasil yang terbaik. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikian penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Amien.

Surakarta, Agustus 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 10

D. Manfaat Penelitian... 10

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Kerangka Pemikiran ... 25

G. Metodologi Penelitian... 29

(9)

A. Deskripsi SMK Negeri 2 Surakarta... 37

B. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu ... 39

C. Kegiatan Akademik ... 41

D. Fasilitas Pendidikan... 43

E. Struktur Organisasi... 45

F. Keadaan Pegawai ... 59

G. Jumlah Siswa dan Penyebarannya... 61

H. Kegiatan Siswa ... 63

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ... 66

A. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 2 Surakarta 66 1. Persiapan praktek kerja industri ... 67

1.1 Penentuan waktu praktek kerja industri ... 67

1.2 Pemetaan dunia usaha dan industri (du/di)... 70

1.3 Pemetaan siswa ... 77

1.4 Pembekalan siswa calon praktek kerja industri ... 81

2. Tahap pelaksanaan praktek kerja industri ... 85

2.1 Penyerahan siswa ke dunia usaha dan industri (DU/DI) 85 2.2 Pelaksanaan praktek kerja industri ... 86

2.3 Pembimbingan siswa di dunia usaha dan industri (DU/DI) 90 2.4 Penarikan siswa ... 96

3. Pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri ... 97

4. Penulisan surat keterangan praktek kerja industri ... 99

(10)

A. Kesimpulan ... 108 B. Saran ... 111 DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1.Kerangka Pemikiran... 28

1.2.Model Analisis Interaktif ... 35

2.1.Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Surakarta... 46

(13)

ABSTRAK

Ita Yumalia, D 0105088. Skripsi. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Teknik Mekanik Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2009. 106 halaman.

Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu tamatan Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia kerja, Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan untuk menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan dengan model Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sisten Ganda merupakan suatu proses pendidikan yang melibatkan sekolah di satu sisi dan dunia kerja dalam bentuk praktek kerja industri pada sisi lain. Praktek kerja industri merupakan bentuk sistem pendidikan baru yang menggantikan sistem pendidikan lama yaitu sistem magang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (a) penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan menitikberatkan/ mengarah pada pendeskripsian (penggambaran) mengenai kondisi di lapangan (tipe deskriptif), (b) lokasi penelitian adalah Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 2 Surakarta, (c) teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, (d) sumber data yang digunakan adalah informan, peristiwa atau aktivitas, dan dokumen, (e) taknik pengumpulan data menggunakan tiga cara yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi, (f) metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data interaktif, (g) validitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta melalui beberapa tahap yaitu tahap persiapan praktek kerja industri yang meliputi penentuan waktu pelaksanaan praktek kerja industri, pemetaan dunia usaha/ industri, dan pemetaan siswa dan pembekalan siswa telah berjalan dengan baik walaupun ada kendala dalam hal pemetaan dunia usaha/industri yaitu karena kesibukan pihak dunia usaha/industri dapat diatasi dengan mencari dunia usaha/industri lain yang sesuai dengan kompetensi siswa dan bersedia bekerjasama. Untuk pelaksanaan praktek kerja industri juga sudah berjalan cukup baik, namun dalam pembimbingan siswa oleh guru pembimbing masih belum optimal karena masih ada beberapa guru pembimbing yang tidak melakukan tugas dengan baik. Sedangkan tahap pengumpulan buku jurnal praktek kerja industri sudah dilakukan oleh siswa dengan baik dan pada tahap penulisan surat keterangan praktek kerja industri juga sudah baik.

(14)

ABSTRACT

Ita Yumalia, D 0105088, Skripsi, The Implementation of Industrial work practice of Automotive Mechanical Engineering in Public Vocational High School 2 Surakarta, Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta, 2009, 106 pages.

In the attempt of matching the quality of Vocational High School’s graduation and the work field, the Government through the Education and Culture Office issues policy to implement the curriculum of Vocational High School with Multiple System Education (PSG). The Multiple System Education is an education process involving the school on the one hand and work field in the form of industrial work practice on the other hand. Industrial work practice is the new form of education system replacing the old education system, the apprenticeship system. This study aims to find out more about the implementation of industrial work practice of automotive mechanical engineering in Public Vocational High School 2 Surakarta.

The methods employed in this research are: (a) the research used a qualitative research method, emphasizing/focusing on description of field condition (descriptive type), (b) the research location was Public Vocational High School 2 Surakarta, (c) the sampling technique employed was purposive sampling, (d) data sources used were informant, event and activity, and document, (e) techniques of collecting data used were interview, observation, and documentation, (f) method of analyzing data used was an interactive data analytical method, (g) the data validity used was source triangulation.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki kerjasama ekonomi, Negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan perdagangan bebas asean (Asean Free Trade Area/ AFTA) sejak tahun 2003 dan pasar bebas dunia tahun 2020 akan menimbulkan persaingan ketat baik barang jadi/komoditas maupun jasa. Ini berarti Indonesia harus meningkatkan daya saing baik mutu hasil produksi maupun jasa. Peningkatan daya saing ini dimulai dari penyiapan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang merupakan faktor keunggulan menghadapi persaingan tersebut. Jika kita tidak bisa mengantisipasi persiapan sumber daya manusia yang berkualitas antara lain, berpendidikan, memiliki keahlian dan keterampilan terutama bagi tenaga kerja dalam jumlah yang memadai, maka Indonesia akan menjadi korban perdagangan bebas. Oleh karena itu, negara kita perlu menyiapkan sumber daya manusia baik pada tingkat menengah maupun tingkat tinggi yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri atau dunia usaha. Salah satunya upaya penyiapan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan.

(16)

sulit berkembang. Penyelenggaraan pendidikan pada hekikatnya merupakan suatu proses yang terencana, terstruktur dan sistematis untuk memberdayakan potensi individu yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan pada keberdayaan masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan setiap orang mempunyai kesempatan yang lebih tersedia untuk memperoleh, mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kreatifitas dengan kepribadian yang lebih mantap.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, Idra Djati Sidi (2001: 42), mengemukakan bahwa di abad-21, pendidikan nasional setidaknya menghadapi empat tantangan besar yang kompleks, yaitu:

1. Tantangan untuk meningkatkan nilai tambah (added value), yaitu bagaimana meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan.

2. Tantangan untuk melakukan pengkajian secara komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi (perubahan) struktur masyarakat, dari masyarakat agraris ke masyarakat modern, menuju masyarakat industri yang menguasai teknologi dan informasi, yang implikasinya pada tuntutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

(17)

4. Munculnya kolonialisme di bidang iptek dan ekonomi menggantikan kolonialisme politik. Berkembangnya teknologi informasi dalam bentuk komputer dan internet, membuat bangsa kita tergantung terhadap bangsa barat dalam hal teknologi dan informasi.

Rendahnya mutu pendidikan akan berakibat pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Karena proses untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu adalah melalui jalur pendidikan dan proses pembelajaran yang bermutu pula. Oleh karena itu, sistem pendidikan tidak cukup hanya mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks), akan tetapi juga memerlukan aspek ketrampilan (skill) untuk menerapkan ipteks dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, penyelenggaraan pendidikan dari masa ke masa senantiasa disesuaikan dengan tuntutan dan perubahan zaman seiring dengan perkembangan ipteks serta mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Meskipun penentu keberhasilan seseorang dalam meraih kemapanan hidup tidak sepenuhnya ditentukan oleh pendidikan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa jalur pendidikan merupakan jalan terbaik bagi seseorang untuk memperoleh pekerjaan. Secara empiris, telah terjadi kekurang sepadanan antara supply dan demand keluaran pendidikan. Dalam arti lain, adanya kekurangcocokan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja.

(18)

yang telah bekerja sebesar 233.892 (92,31 %). Sebagian besar dari mereka yang bekerja, sebesar 47,1 % berpendidikan rendah (dibawah SMA) dan sisanya sebesar 52,9 % berpendidikan tinggi (SMA/sederajat dan diatas SMA). Pada tahun 2006, perbandingan antara penduduk yang bekerja dan menganggur adalah 12 : 1, jadi dalam setiap 12 angkatan kerja terdapat 1 orang yang masih menganggur. Tahun 2006, jumlah pengangguran di Surakarta sekitar 19.491 jiwa dimana sekitar 40,44 % (7.882 orang) dari mereka masih berpendidikan rendah dan 59,56 % (11.609 orang) berpendidikan tinggi. (Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2006).

Kompetisi di dunia kerja semakin hari tidak hanya semakin ketat tetapi juga semakin berat, dimana untuk memperoleh pekerjaan yang memadai atau sesuai dengan yang diinginkan dibutuhkan kemauan pendidikan yang cukup. Pendidikan sangat relevan memberikan kontribusi sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia. Wagiran dan Didik Nurhadiyanto (2004: 55), menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai pemasok tenaga kerja, namun dituntut menghasilkan lulusan yang memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan turut bertanggungjawab terhadap kualitas lulusan termasuk dalam hal mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Jika tidak, maka lembaga pendidikan hanya menghasilkan pengangguran baru yang tidak terserap di lapangan kerja.

(19)

dan lapangan pekerjaan. Saat ini pemerintah mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMU. Perubahan jumlah sekolahan ini terpicu data yang diperoleh di lapangan bahwa pengangguran produktif kebanyakan adalah lulusan SMU. Pada dasarnya SMU diprogram untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan pembekalan skill (untuk SMU) bisa dikatakan, tidak ada. Berbeda dengan dunia SMK, mereka dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. (http://re-searchengines.com/0607syunu.html).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi salah satu perhatian pemerintah dalam melaksanakan pembangunan. Perhatian pemerintah tersebut dapat dilihat dari usaha-usaha peningkatan kualitas lembaga berupa peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan jumlah dan kemampuan pendidik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) agar mampu bersaing di pasar kerja. Adapun kebijakan yang diambil Pemerintah untuk menghasilkan lulusan SMK yang siap bersaing di pasar kerja adalah Kebijakan link and match.

(20)

Sistem Ganda (PSG). Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan kegiatan belajar yang memadukan pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja langsung di perusahaan/ industri sesuai dengan bidang studi yang dipelajari dalam bentuk praktek kerja industri (Mardi, 1997: 50).

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) sebagai sebuah organisasi yang salah satu tujuannya menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang berkualitas dan siap bekerja pada bidang tertentu harus terus meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat mewujudkan keinginan masyarakat. Salah satu strategi SMK dalam mewujudkan keinginan masyarakat adalah dengan menerapkan konsep

Total Quality Management (TQM). Konsep TQM ini pada dasarnya menekankan

pada perbaikan berkesinambungan (continual improvement) pada setiap proses organisasi untuk memenuhi keinginan masyarakat. Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana dalam buku “Total Quality Management” (2001: 262), memberikan penjelasan perbaikan berkesinambungan sebagai suatu usaha konstan untuk mengubah dan membuat sesuatu menjadi lebih baik. ISO 9000 merupakan bagian dari standar mutu untuk mengoptimalkan efektivitas mutu suatu organisasi melalui perbaikan berkesinambungan.

(21)

mengoptimalkan efektivitas mutu suatu perusahaan, dengan menciptakan suatu kerangka kerja dengan maksud untuk meningkatkan mutu, daya saing, dan pangsa pasar organisasi tersebut (Nasution, 2001: 218). Dengan diterapkannya ISO 9001: 2000 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta menjadikan sekolah ini sebagai salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) unggulan di Surakarta. Sebagai sekolah unggulan di Surakarta, SMK Negeri 2 Surakarta diharapkan mampu melaksanakan praktek kerja industri dengan baik karena dengan pelaksanaan praktek kerja industridiharapkan mampu menyiapkan lulusan dalam menghadapi dunia kerja.

Setiap program yang dibuat selalu memiliki tujuan demikian juga dengan program ini. Mengenai tujuan pelaksanaan praktek kerja industri, dalam wawancara dengan Bapak Sarmanto selaku Wakil Kepala Sekolah hubungan masyarakat diketahui bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, seperti yang nampak pada hasil wawancara berikut:

“Tujuan dari praktek kerja industri adalah untuk mendapatkan input mengenai sinkronisasi kurikulum dan validasi kurikulum antara sekolah dengan industri. Sedangkan bagi siswa, praktek kerja industri dilaksanakan untuk mengetahui dan memahami wawasan industri selain itu juga untuk mempersiapkan kebutuhan dasar, menengah/ tingkat lanjut angkatan tenaga madya/ alumni SMK yang dibutuhkan industri”. (wawancara, 29 Mei 2009 pukul 10.50).

(22)

yang memiliki tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. Jadi, praktek kerja industri merupakan suatu langkah nyata untuk membuat sistem pendidikan SMK lebih relevan dengan dunia kerja dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu.

SMK Negeri 2 Surakarta telah berhasil mencetak lulusan yang bermutu. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1 tentang penelusuran tamatan SMK Negeri 2 Surakarta.

Tabel 1.1

Penelusuran Tamatan Di SMK Negeri 2 Surakarta

Tahun Diklat 2007/2008, Penyerapan Sampai Bulan November 2008 Program

Keahlian

Jml

Lulusan Bekerja Melanjutkan Wirausaha

Belum

Sumber: SMK Negeri 2 Surakarta

Ket:

1. TGB : Tek. Gambar Bangunan

2. TKB : Tek. Konstruksi Bangunan

3. TP : Tek. Perkayuan

4. TAV : Tek. Audio Visual

(23)

6. TPM : Tek. Pemesin

7. TMO : Tek. Mekanik Otomotif

8. TKJ : Tek. Komputer Jaringan

Dari tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah lulusan SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2007/2008 yang sudah bekerja 290 orang dan yang bekerja mandiri/ berwirausaha 72 orang. Sedangkan lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi/ kursus ada 51 orang atau sekitar 10,38% dan yang belum bekerja ada 78 orang. Melihat jumlah lulusan yang terserap di dunia kerja dan yang berwirausaha ada 73,72% menunjukkan bahwa praktek kerja industri yang dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta cukup berhasil dalam menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Setelah lulus, mereka tidak hanya dapat diterima kerja di suatu perusahaan tetapi juga sebagian dari mereka dapat menciptakan usaha sendiri atau berwirausaha.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan praktek kerja industri sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta memasuki dunia kerja.

B. Perumusan Masalah

(24)

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan termasuk penelitian pada dasarnya selalu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang dijadikan pedoman dan arahan. Tujuan merupakan standar atau patokan yang akan dituju peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Operasional

Untuk memperolah gambaran tentang pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta. 2. Tujuan Fungsional

Agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh lembaga yang bersangkutan maupun pihak lain yang membutuhkan sebagai pengetahuan ataupun dasar pengambilan keputusan.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Administrasi Negara, jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

(25)

b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta memberikan informasi atau masukan bagi penelitian lebih lanjut.

c. Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan praktek kerja industri teknik mekanik otomotif sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan siswa dengan berbekal pengetahuan dan ketrampilan untuk memasuki dunia kerja.

E. Tinjauan Pustaka 1. Pelaksanaan

Pengertian pelaksanaan/ implementasi menurut Salusu (1998: 409) adalah: “Implementasi adalah seperangkat kegiatan yang dilaksanakan menyusul suatu keputusan. Suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran tertentu. Guna merealisasikan pencapaian sasaran itu, diperlukan serangkaian aktivitas.”

Jadi, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu.

Higgins (dalam Salusu, 1998: 410) berpendapat bahwa implementasi adalah serangkaian strategi dari berbagai kegiatan yang didalamnya sumber daya manusia menggunakan sumber daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi.

Selanjutnya Salusu (1998: 411) mengemukakan bahwa implementasi adalah suatu proses yang terarah dan terorganisasi yang melibatkan banyak sumber daya.

(26)

tersebut tidak berhasil dan terwujud kalau tidak dilaksanakan. Usaha untuk melaksanakan kebijakan ini membutuhkan keahlian dan ketrampilan menguasai persoalan yang dikerjakan. (Miftah Thoha, 2005: 69).

Pelaksanaan kebijakan dilakukan setelah kebijakan tersebut ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari pendapat Miftah Thoha (1005: 68) sebagai berikut:

“Jika policy telah ditetapkan, persoalan yang kemudian timbul ialah bagaimana policy itu dilaksanakan. Dengan kata lain, jika suatu kebijaksanaan telah diputuskan, maka dibutuhkan suatu sistem untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut.”

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan setelah keputusan ditetapkan guna mencapai sasaran tertentu yang didalamnya melibatkan banyak sumber daya. 2. Pendidikan kejuruan

Pendidikan sebagai pranata pengembangan sumber daya manusia mempunyai tujuan untuk mewujudkan pembangunan bangsa. Definisi pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) dalam Hasbullah (2005: 307), yaitu:

“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

(27)

mereka dapat mengembangkan potensi diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan agar berguna bgi diri sendiri, bangsa, dan negara.

Sementara itu, Robert Palmer (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sistem pendidikan, yaitu:

factors that will ensure or inhibit the sustainable provision of quality education system such as the financing of education; availability of teachers and educational managers; the educational infrastructure; attitudes towards education; a supportive home and community environment; and the opportunities for progressing up the educational ladder”.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa kualitas sistem pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pembiayaan pendidikan, ketersediaan guru dan manajer pendidikan, infrastruktur pendidikan, sikap terhadap pendidikan, lingkungan rumah dan masyarakat yang mendukung, dan peluang untuk maju pada jenjang pendidikan

Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15 dalam Hasbullah (2005: 314), jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Sedangkan House committe on education and labour menyatakan bahwa:

(28)

Mardi Rasyid (1997: 49) menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan Sutaryadi (2004: 48) berpendapat bahwa:

“Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang membantu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sebagai persiapan untuk bekerja atau pendidikan tambahan dalam bekerja, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang membekali peserta didik dengan program pengembangan bakat dan pendidikan dasar ketrampilan yang mengarah pada dunia kerja. Oleh karena itu, arah pengembangan pendidikan kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, meskipun tidak menutup kemungkinan peserta didik melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Setiap organisasi pasti mempunyai suatu tujuan begitu pula dengan sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan atas UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15 dalam Hasbullah (2005: 349), merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

(29)

lulusannya memasuki dunia kerja memiliki peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja tingkat menengah.

Menurut Made Wena dalam Sutaryadi (2004: 48) tujuan pendidikan kejuruan adalah:

1. membekali peserta didik dengan seperangkat pengetahuan, sikap, dan ketrampilan;

2. menghasilkan tamatan yang siap pakai;

3. mengembangkan potensi yang ada pada diri anak;

4. mempersiapkan peserta didik untuk mampu memasuki lapangan kerja.

Berdasarkan uraian diatas, pendidikan kejuruan mempunyai suatu tujuan yaitu membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk memasuki dunia kerja dan menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja serta menghasilkan lulusan yang mampu menjadi tenaga tingkat menengah yang siap pakai, terampil, luwes, menguasai teknologi dan seni, efektif dan efisien dalam bekerja.

Namun sampai saat ini, pendidikan kejuruan masih diselimuti oleh berbagai permasalahan terutama terkait dengan masalah relevansi pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industri. Permasalahan tersebut tampak dengan masih banyaknya pengangguran terbuka yang berasal dari sekolah menengah kejuruan. Sekolah menengah kejuruan tiap tahunnya meluluskan peserta didik, namun tidak semuanya terserap di dunia kerja sehingga akan menambah jumlah pengangguran yang berasal dari lulusan SMK.

(30)

menghadapi kesenjangan tersebut, diperlukan kerjasama yang erat dan permanen antara SMK dengan dunia usaha dan industri.

Badeni (2002: 714), menyatakan bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat dikatakan memiliki relevansi yang tinggi dengan kebutuhan kerja apabila:

a. Masa tunggu tamatan sampai memperoleh pekerjaan relatif singkat atau pendek.

b. Para lulusannya bekerja sesuai dengan program atau bidang keahlian yang diberikan.

c. Tingkat partisipasi lulusan di dunia kerja tinggi dan prosentase lulusannya yang terserap di dunia kerja tinggi.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tamatan SMK dikatakan relevan dengan dunia kerja apabila setelah lulus dari SMK, para lulusan tersebut segera mendapatkan pekerjaan dan mampu bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Untuk itu, pihak SMK harus terus berusaha untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Adapun salah satu upaya SMK dalam menciptakan lulusan yang relevan dengan dunia kerja adalah dengan melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

3. Pendidikan sistem ganda (PSG)

(31)

juga dilaksanakan di sekolah dan di industri, dan setelah latihan mereka diberi sertifikat pekerja terlatih dan bisa memilih melanjutkan pendidikan atau langsung bekerja di industri pilihan mereka.

Depdikbud-Konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan di Indonesia (1994: 7) mengemukakan bahwa:

“Sistem Ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu”. (Depdikbud-Konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan di Indonesia, 1994: 7).

Sedangkan Sutaryadi (2004: 49) menyatakan bahwa Pendidikan sistem ganda merupakan program bersama antara SMK dengan industri (dunia kerja) dan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan di dunia kerja.

Selanjutnya Mardi (1997: 50 ) juga memiliki pendapat yang senada dengan pendapat diatas, ia berpendapat bahwa:

“Pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan kegiatan belajar yang memadukan pengalaman belajar siswa di sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja langsung di perusahaan/ industri sesuai dengan bidang studi yang dipelajari dalam bentuk praktik kerja industri.”

(32)

Menengah Kejuruan (SMK) dengan dunia kerja. Tanpa adanya peran serta dari dunia kerja maka SMK dalam menghasilkan kualitas lulusan yang terampil dan siap kerja tidak akan tercapai, karena dunia kerja yang mengerti bagaimana standart tenaga kerja yang siap dan terampil yang dibutuhkan oleh pasar kerja.

Adapun tujuan Pendidikan Sistem Ganda menurut Depdikbud-Konsep Sistem Ganda Pada Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia (1994: 7) adalah:

menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

memperkokoh link and match antara sekolah dengan dunia kerja. meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.

memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Berdasarkan tujuan diatas dapat diketahui pendidikan Sistem Ganda (PSG) merupakan upaya lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan belajarnya di lingkungan sekolah dan di dunia usaha. Maksud utama dari pelaksanaan PSG ini adalah memperkokoh link and match antara sekolah dan dunia kerja supaya dengan PSG ini dapat meningkatkan efisiensi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang profesional dan dapat mensinkronkan kurikulum antara sekolah dan dunia kerja.

Sebagai suatu program dalam dunia pendidikan SMK, pengembangan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) memiliki beberapa prinsip. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum PSG, yaitu:

1. Berbasis Kompetensi (Competencies Based)

(33)

2. Berbasis Dasar (Broad Based)

Disamping membekali siswa dengan sejumlah keahlian kerja (kompetensi), SMK berkewajiban juga menyiapkan siswa dengan dasar-dasar kemampuan yang dapat dijadikan bekal untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya; terutama kemampuan mengelola dan memanfaatkan informasi, berfikir logis, serta pola pikir dan perilaku positif sebagai tenaga kerja industri.

3. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Pada pendekatan berbasis kompetensi, seharusnya ada standar minimal yang harus dikuasai oleh siswa sebelum dinyatakan berhasil. Siswa dapat dinyatakan telah belajar tuntas, jika telah mencapai batas minimal.

4. Belajar Melalui Pengalaman Langsung (Learniny By Experience-Doing)

Penguasaan kompetensi tidak hanya menyangkut ketrampilan, tetapi melibatkan dalam suasana apa dan bagaimana ketrampilan itu digunakan, oleh karena itu penguasaan kompetensi tidak cukup hanya melalui latihan yang bersifat simulasi. Harus benar-benar diperoleh melalui pengalaman langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. 5. Pelatihan Berbasis Produksi (Production Based Training)

Setiap ketrampilan yang dipelajari siswa melalui pelatihan, harus jelas kaitannya dengan produk yang akan dibuat. Siswa tidak hanya belajar ketrampilan demi ketrampilan, tetapi harus memahami dan menghayati gunanya ketrampilan tersebut secara utuh dalam suatu produk yang bermanfaat.

6. Belajar Perseorangan (Individualized Learning)

Setiap siswa harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan irama perkembangannya masing-masing. Keharusan administratif yang biasanya menuntut semua siswa dalam satu kelas untuk bersama-sama melakukan hal yang sama dalam waktu yang bersamaan, harus sudah mulai diubah, paling tidak diminimalkan.

7. Balikan dan Penguatan (Feed-back and Reinforcement)

Pengakuan terhadap pengalaman berhasil yang diperoleh siswa akan sangat mendorong mereka untuk meraih prestasi yang lebih baik. Perlu selalu diberikan balikan (tanggapan positif) terhadap setiap pekerjaan siswa dan pemberian motivasi. (Depdikbud – Penyusunan Kurikulum Pendidikan Sistem Ganda, 1997: 3-4).

(34)

penetapan jenis keahlian apa yang akan dihasilkan, standar keahlian yang harus dicapai, sampai kepada bagaimana kurikulum tersebut dilaksanakan dan dievaluasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum PSG tersebut seperti berbasis kompetensi, berbasis dasar, belajar tuntas, belajar melalui pengalaman langsung, pelatihan berbasis produksi, belajar perorangan serta balikan dan penguatan dari pelaksanaan PSG. Sehingga pada gilirannya siswa dapat menguasai kompetensi yang relevan dan sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997: 12) menyatakan bahwa isi dari kurikulum PSG dapat dikelompokkan menjadi 1) Program pendidikan normatif (umum); 2) Program pendidikan adaptif; dan 3) Program pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan.

(35)

bersangkutan; b) praktik dasar kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan persyaratan keahlian profesi; dan c) praktik keahlian produktif yakni kegiatan bekerja langsung secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional.

4. Praktek kerja industri (Prakerin)

Menurut Made Wena (1997: 34), praktik kerja atau kegiatan magang sebenarnya merupakan usaha pemanfaatan dunia industri sebagai sumber belajar. Pendapat lain diungkapkan oleh Zamtinah (2003: 202), yaitu:

“Praktek industri adalah jenis latihan kerja siswa yang menjadi program di SMK. Pelaksanaan praktik kerja industri dilakukan dengan menerjunkan siswa pada dunia usaha/industri sehingga siswa secara langsung menghadapi pekerjaan sesuai dengan bidangnya”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa praktek kerja industri (prakerin) merupakan suatu program yang langsung dilakukan di tempat kerja dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh peserta didik di sekolah dan mengikutsertakan peserta didik dalam proses produksi di dunia usaha dan industri.

(36)

dengan dunia usaha/industri di luar negeri agar dapat meningkatkan mutu pendidikan menengah kejuruan yang berstandar nasional dan internasional.

Billett and Beven (dalam Stephen Billet, 2008) menyatakan bahwa “job practice meant assist developing students’ vocational knowledge about

workplace, students frequently reported the importance of stories and examples

provided by teachers”. (praktik kerja dimaksudkan untuk membantu siswa kejuruan mengembangkan pengetahuan tentang tempat kerja, siswa sering melaporkan cerita dan contoh penting yang diberikan oleh guru).

Sedangkan menurut Zamtinah (2003: 203), secara umum praktek kerja industri diharapkan akan menambah pengetahuan dan ketrampilan siswa tentang bidang pekerjaannnya, memberi pengalaman tentang keadaan dunia kerja yang tidak diperoleh di bangku sekolah.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dilakukan praktik kerja industri antara lain:

1. Mengenalkan siswa kepada dunia usaha dan industri yang sebenarnya sehingga akan mampu mempersiapkan siswa terjun langsung ke dunia usaha apabila telah menyelesaikan studinya.

2. Mengukur kemampuan siswa SMK dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.

(37)

4. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan SMK dengan dunia usaha atau industri sehingga mutu pendidikan menengah kejuruan juga dapat meningkat.

Sedangkan feed back bagi sekolah adalah memperoleh masukan tentang kesesuaian antara kurikulum dunia kerja dengan kurikulum sekolah.

4. Kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja

Kerja memiliki berbagai macam definisi, seperti yang diungkapkan oleh Taliziduhu Ndraha (1999: 1) “Kerja diartikan sebagai proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit alat pemenuh kebutuhan yang ada. Menurut George Thomason yang dikutip oleh Taliziduhu Ndraha (1999: 40), mengatakan bahwa “Work is an activity which demand the expenditure of energy or effort to create from row materials those products or services which people

value.”(Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang menuntut energi atau usaha untuk menciptakan jasa atau produk yang dapat dinilai orang).

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa kerja adalah suatu kegiatan untuk menambah atau menciptakan nilai baru dari sumber daya yang ada baik barang ataupun jasa untuk mendapatkan imbalan maupun kepuasan batin guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

(38)

Sejalan dengan itu, Umar dalam Made Wena (1997: 40), mengemukakan bahwa kebutuhan pokok industri terhadap tenaga kerja adalah sebagai berikut: a) industri membutuhkan tenaga terampil, b) industri membutuhkan tenaga-tenaga terdidik, dan c) industri membutuhkan tenaga-tenaga-tenaga-tenaga yang relatif siap pakai.

Hal tersebut menunjukkkan bahwa kesesuaian dunia kerja lebih mengacu pada ketepatan/ kecocokan jenis-jenis ketrampilan kerja lulusan lembaga pendidikan dengan jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan industri. Lembaga pendidikan dituntut untuk mampu menghasikan lulusan yang memiliki ketrampilan kerja sesuai dengan jenis ketrampilan kerja yang dibutuhkan oleh dunia industri. Oleh karena itu, pihak SMK harus benar-benar berusaha mempersiapkan siswanya agar menjadi lulusan yang siap berkompetisi di dunia kerja, dapat diserap di dunia kerja, dan mampu menjadi tenaga kerja profesional pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Kesiapan tidak bergantung pada kematangan semata-mata tetapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Mouly dalam Made Wena (1997: 203), istilah kesiapan merupakan konsep yang sangat luas dan melibatkan berbagai faktor yang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Faktor psikologis, adalah suatu tingkah laku tidak dapat terjadi kecuali apabila organ-organ pengindera, sistem syaraf pusat, otot-otot, dan organ-organ fisiologis telah berfungsi dengan baik.

b. Faktor pengalaman adalah untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu dengan baik, seseorang harus mempunyai motivasi yang baik dan bebas dari konflik-konflik emosional serta halangan-halangan psikologis.

(39)

Dari uraian diatas maka yang dimaksud dengan kesiapan kerja adalah suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam individu calon tenaga kerja. Kesiapan siswa SMK memasuki dunia kerja merupakan suatu titik kematangan dimana siswa dapat menempatkan diri dan memiliki kemampuan jasmani dan rohani untuk terjun di dunia kerja sebagai tenaga kerja. Adapun kriteria kesiapan siswa SMK dalam memasuki dunia kerja adalah apabila siswa telah memiliki kepribadian yang baik, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kompetensi standar dalam bidangnya, memiliki sikap profesional serta mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik. Upaya SMK dalam mempersiapkan siswanya agar siap berkompetisi di dunia kerja adalah melalui praktek kerja industri.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah landasan berfikir seseorang tentang bagaimana dia berusaha menjelaskan suatu fakta atau hubungan antar faktor dengan mengacu pada kerangka pemikiran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

(40)

Sekolah Menengah Kejuruan menyebabkan relevansi antara pendidikan menengah kejuruan dengan dunia kerja juga rendah.

Dalam rangka mendekatkan kesesuaian mutu tamatan dengan kebutuhan lapangan kerja, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menempuh kebijakan untuk menyelenggarakan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan model Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Dalam penyelenggaraaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini siswa tidak hanya melakukan proses belajar mengajar di sekolah tetapi juga diterjunkan langsung ke dunia usaha dan industri untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya dalam jangka waktu tertentu yang disebut dengan praktek kerja industri. Selama praktek kerja industri, siswa dapat belajar ketrampilan bekerja dengan melakukan pelatihan kerja yang nyata dan budaya kerja yaitu sesuai dengan keadaan yang berlaku di tempat kerja tersebut.

(41)

diharapkan. Dan terakhir penulisan surat keterangan praktek kerja industri yaitu proses pemberian sertifikat bagi peserta untuk memperoleh pengakuan atau legalitas akademik bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi dalam bidang tertentu.

Dengan mengikuti praktek kerja industri ini diharapkan siswa yang awalnya tidak mempunyai ketrampilan (non skill) dapat memiliki ketrampilan kerja sebagai bekal memasuki pasar kerja maupun membuka usaha sendiri sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki setelah mereka lulus dari bangku Sekolah Menengah Kejuruan.

(42)

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Penyiapan siswa agar sesuai dengan tuntutan dunia kerja melalui

Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Proses pelaksanaan praktek kerja industri

A. PERSIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 1. Penentuan Waktu Praktek Kerja Industri 2. Pemetaan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 3. Pemetaan Siswa

4. Pembekalan Siswa Calon Prakerin

B. TAHAP PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 1. Penyerahan Siswa ke Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 2. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

3. Pembimbingan siswa di Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) 4. Penarikan siswa

C. PENGUMPULAN BUKU JURNAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI

D. PENULISAN SURAT KETERANGAN PRAKERIN

(43)

G. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara yang dipergunakan dalam suatu penelitian sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

1. Jenis Penelitian

Penelitian tentang praktek kerja industri menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 3), metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif didasarkan asumsi bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, yaitu realita yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga objek penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkap secara mendalam dengan cara mencari kebenaran secara ilmiah dengan memandang objek secara keseluruhan.

(44)

Berdasarkan jenis penelitian kualitatif menurut H.B. Sutopo diatas, jenis penelitian tentang praktek kerja industri ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara rinci dan mendalam mengenai pelaksanaan praktik kerja industri di SMK Negeri 2 Surakarta.

2. Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini tempat penelitian yang dipilih adalah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta, di Jalan LU. Adi Sucipto No. 33 Surakarta, dengan alasan sebagai berikut:

• Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta merupakan salah satu sekolah kejuruan yang sudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 yang merupakan suatu keberhasilan yang dapat membedakan dengan SMK lain. • Lulusan SMK Negeri 2 Surakarta diorientasikan untuk dapat langsung

bekerja, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana kesiapan siswa SMK Negeri 2 Surakarta untuk berkompetisi di dunia kerja.

• Fasilitas yang ada di SMK Negeri 2 Surakarta sudah lengkap seperti tersedianya bengkel elektronik, bengkel bangunan, bengkel mesin, bengkel otomotif dan ruang diesel sehingga mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan praktek.

3. Teknik penarikan sampel

(45)

mungkin informasi dari pelbagai macam sumber. Selanjutnya Moleong juga menjelaskan bahwa pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).

Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

4. Sumber data

Menurut H.B. Sutopo (2002: 54), jenis sumber data secara menyeluruh dapat dikelompokkan menjadi narasumber (informan); peristiwa atau aktivitas; tempat atau lokasi; dokumen dan arsip serta berbagai benda lain. Dalam penelitian tetang praktik kerja industri ini, sumber data yang digunakan adalah:

1. Informan

Menurut Lexy Moleong (2000: 90), “informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.”

Informan dalam penelitian ini adalah:

a. Wakil Kepala Sekolah (WKS) hubungan masyarakat SMK Negeri 2 Surakarta.

b. Guru pembimbing praktek kerja industri SMK Negeri 2 Surakarta. c. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Surakarta.

(46)

2. Peristiwa atau aktivitas

Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses terjadinya sesuatu secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dalam penelitian ini, peneliti melihat sendiri pelaksanaan praktek kerja industri sehingga mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta praktek kerja industri, guru pembimbing maupun instruktur dari institusi pasangan.

3. Dokumen

Dokumen merupakan bahan atau pernyataan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau permasalahan yang diteliti. Dokumen yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah jurnal kegiatan siswa selama praktek kerja industri, sertifikat dan peraturan yang harus ditaati selama praktek kerja industri, serta dokumen lain yang berkaitan dengan praktik kerja industri. 5. Teknik pengumpulan data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

a. Wawancara

(47)

Untuk mempermudah proses wawancara, peneliti membuat pedoman wawancara yang mencakup pokok-pokok pertanyaan. Dan apabila perlu, peneliti juga mengajukan pertanyaan di luar pedoman yang ditetapkan. Dengan teknik ini dimungkinkan peneliti dapat benar-benar menggali informasi yang sebenar-benarnya.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap peristiwa maupun lokasi penelitian dengan mengamati, memahami, dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah penelitian yang meliputi kegiatan dan peristiwa yang terjadi. c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pencatatan dokumen. Data diambil dari sumber-sumber tertulis yang ada, yang merupakan dokumen dari sekolah yang bersangkutan, sehingga dalam penyajiannya dengan memaparkan pada apa yang tertulis dokumen tersebut.

6. Metode analisis data

(48)

yaitu model analisis jalinan atau mengalir dan model analisis interaktif. Dimana kedua model tersebut terdiri dari tiga komponen yaitu:

a. Reduksi Data

Yaitu proses mempertegas, penyederhanaan, membuat fokus, membuang yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa untuk membuat kesimpulan akhir. Tahap ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.

b. Sajian Data

Penyajian data merupakan suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data tersebut disajikan secara jelas dan sistematis sehingga akan mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan. Penyajian data itu sendiri dapat berupa kalimat-kalimat, bagan atau gambar, maupun tabel-tabel.

c. Penarikan Simpulan

Menarik kesimpulan bukanlah langkah final dari suatu kegiatan analisis, karena kesimpulan-kesimpulan tersebut masih bersifat sementara. Untuk itu, kesimpulan tersebut perlu diverifikasi agar diperoleh informasi yang benar-benar akurat, cocok dan kokoh sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perlu dilakukan pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pemikiran kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data.

(49)

antarkomponennya, maupun dengan proses pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus. Model analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Model Analisis Interaktif

Sumber : Miles dan Huberman, dalam H.B. Sutopo, 2002 : 96

Tahap analisis data dalam penelitian ini adalah setelah kegiatan awal pengumpulan data (yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi) selesai, maka reduksi data segera dilakukan dan diteruskan dengan penyajian data. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, peneliti menarik simpulan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Bila simpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib kembali melakukan kegiatan pengumpulan data untuk mencari pendukung simpulan yang sudah ada.

7. Validitas data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapannya dan kebenarannya. Oleh karena itu,

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Simpulan/verifikasi

(50)

setiap peneliti harus bisa memiliki dan menentukan cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong (2000: 178), “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.”

Menurut Patton (dalam H.B. Sutopo, 2002: 79), ada 4 macam teknik triangulasi yaitu 1) triangulasi data/ sumber adalah menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan teknik pengumpulan data yang berbeda agar data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya; 2) triangulasi metode adalah mengumpulkan data sejenis dengan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda; 3) triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti; dan 4) triangulasi teori adalah menggunakan lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan.

(51)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi SMK Negeri 2 Surakarta

Sekolah Menengah Negeri 2 Surakarta terletak di Jl. Adisucipto 33 Manahan Surakarta 57139. Sekolah ini mempunyai lokasi yang sangat strategis yaitu di kompleks persekolahan dan dekat dengan Stadion Manahan sehingga menunjang suasana pendidikan dan latihan serta olahraga. Sekolah ini mempunyai luas 23.150m2. Sekolah ini juga sudah memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Negeri 2 Surakarta sehingga siswa yang telah lulus bisa langsung disalurkan pada perusahaan-perusahaan yang sudah menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 2 Surakarta sesuai dengan program keahlian yang dimiliki.

Sebagai suatu lembaga pendidikan yang terkenal, maka untuk mempertahankan predikat yang disandang sebagai sekolah kejuruan favorit, SMK Negeri 2 Surakarta menetapkan tujuan, visi dan misi.

a. Tujuan Sekolah

Tujuan dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah:

1. Mencetak tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mewujudkan teknologi untuk kawasan global,

2. Memberikan bekal hidup untuk memasuki dunia kerja,

(52)

Hasil yang diharapkan adalah:

1. Lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,

2. Lulusan yang handal dalam bidang teknologi industri di kawasan global, 3. Lulusan yang mampu bekerja professional dan mampu belajar

berkelanjutan.

4. Nama SMK Negeri 2 Surakarta akan dikenal secara regional dan internasional.

b. Visi

Visi dari SMK Negeri 2 Surakarta adalah:

Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak Sumber Daya Manusia Profesional dalam bidang Teknologi dan Industri yang mampu menghadapi era global.

c. Misi

Dengan berdasarkan pada visi di atas maka Misi SMK Negei 2 Surakarta adalah sebagai berikut:

1. Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu mengembangkan diri.

2. Menyiapkan tenaga trampil yang mampu bersaing di lapangan kerja. 3. Menyiapkan wirausahawan yang tangguh dalam bidang Teknologi dan

Industri.

(53)

B. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu 1. Kebijakan mutu

Kebijakan mutu SMK Negeri 2 Surakarta terbagi menjadi 2 mutu yaitu mutu pendidikan dan mutu organisasi.

a. Mutu pendidikan

Untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari stakeholders, SMK Negeri 2 Surakarta bertekad menjawab tantangan tersebut dengan bekerja keras membangun visi sekolah dengan membentuk sumber daya manusia yang SINERGI. Mutu pendidikan SMK Negeri 2 Surakarta adalah SINERGI: Si : Sistem yang selalu memiliki pedoman dan prosedur

N : Nilai akhir yang dihasilkan selslu memuaskan pelanggan

E : Evocatip mampu menggugah rasa terhadap masukan demi perbaikan

R : Responsip terhadap segala perubahan G : Global sebagai wawasan untuk berkembang I : Internasional level sebagai predikat sekolah b. Mutu organisasi

(54)

pemerintah dan pihak-pihak yang terkait tersebut dapat tercapai, SMK Negeri 2 Surakarta mempunyai mutu organisasi SIMPATE:

Sim : SIMPEL dalam perencanaan Pa : CEPAT dalam berfikir T : TEPAT dalam bertindak E : EFISIEN dalam bekerj 2. Sasaran mutu

Sasaran mutu SMK Negeri 2 Surakarta tahun 2008 adalah:

i. Menghasilkan 80% tamatan yang mempunyai sertifikasi kompetensi dengan nilai ≥7,50

ii. Minimal 75% dari jumlah tamatan yang bersertifikat kompetensi sesuai dengan program keahlian, dapat terserap pada dunia kerja yang relevan dalam masa tunggu 1 tahun dengan pelayanan yang lebih representatif iii. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Inggris ≥

7,50

iv. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Matematika ≥ 7,50 v. Minimal 82% tamatan memperoleh nilai ujian nasional Bahasa Indonesia

≥ 7,50

vi. Peningkatan manajemen sekolah untuk mempertahankan kembali Sertifikat ISO 9001: 2000 pada Bulan Maret 2009

(55)

C. Kegiatan Akademik

Sistem pembelajaran di SMK Negeri 2 Surakarta berlangsung selama 3 tahun dan terbagi menjadi 6 semester. Praktek kerja industri (prakerin) diterapkan untuk menjembatani proses pembelajaran antara pihak sekolah dengan industri yang dilakukan selama 3 bulan. SMK Negeri 2 Surakarta telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menjadi pedoman pada proses pembelajaran. Struktur kurikulum terdiri dari mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif yang diberikan sesuai dengan jumlah jam yang tercantum dalam kurikum sekolah.

1. Pembelajaran normatif dan adaptif

Pelajaran normatif dan adaptif merupakan pelajaran non kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan produktif. Pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam kelas oleh guru-guru yang berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Tiga mata pelajaran normatif adaptif yang diujiankan secara nasional (UN) yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika selalu mendapatkan prioritas yang lebih guna mencapai standar yang nasional yang diharapkan. Untuk mata pelajaran normatif dan adaptif yang lainya yang diberikan di SMK Negeri 2 Surakarta dapat dilihat di bawah ini.

a. Mata pelajaran kelompok normatif

(56)

v Pendidikan Agama

v Pendidikan Kewarganegaraan v Bahasa Indonesia

v Pendidikan jasmani,Olahraga dan Kesehatan v Seni Budaya

b. Mata pelajaran kelompok adaptif

Mata pelajaran adaptif adalah memberi bekal penunjang bagi siswa dalam menguasai keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran ini terdiri dari:

v Bahasa Inggris v Matematika

v Sejarah nasional dan umum

v Ilmu Pengetahuan Alam (I P A) yaitu fisika, kimia dan biologi v Kewirausahaan

2. Pembelajaran produktif

Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran produktif diberikan di bengkel/instalasi masing-masing jurusan. Program keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 ada 8 yaitu:

(57)

3. Teknik Perkayuan (TP) 4. Teknik Audio Visual (TAV) 5. Teknik Listrik Pemakaian (TLP) 6. Teknik Pemesin (TPM)

7. Teknik Mekanik Otomotif (TMO) 8. Teknik Komputer Jaringan (TKJ)

D. Fasilitas Pendidikan

Sebagai tempat untuk mendidik para pelajar tingkat SMK, SMK Negeri 2 Surakarta memiliki fasilitas praktek yang cukup lengkap. Setiap fasilitas praktek ditempatkan di masing-masing bengkel/intsalasi setiap jurusan. Fasilitas ini digunakan untuk berbagai kegiatan praktek kejuruan. Adapun berbagai fasilitas dan labolaturium di SMK Negeri 2 Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Ruang belajar/ teori, terdiri dari 53 kelas b. Ruang praktek, terdiri dari:

♦ Bengkel bangunan

(58)

♦ Bengkel elektronika

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran elektronika, perakitan pesawat elektronika, labolaturium TV dan radio dan labolaturium komputer.

♦ Bengkel listrik

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran listrik, sistem kontrol, reparasi dan labolaturium instalasi.

♦ Bengkel mesin

Terdapat fasilitas labolaturium pengukuran, kerja bangku, kerja mesin, pengujian bahan, gambar auto cad, kerja plat, las (las listrik dan asitelin) dan labolaturium pembentukan.

♦ Bengkel otomotif

Terdapat fasilitas labolaturium kelistrikan otomotif, motor bensin, motor diesel, chasis dan labolaturium las dan kerja bangku.

c. Perpustakaan

d. Ruang kepala sekolah e. Ruang wakil kepala sekolah f. Ruang guru

g. Ruang bimbingan dan konseling (BK) h. Ruang tata usaha

i. Ruang kesenian j. Ruang pertemuan k. Gudang

(59)

m. Ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) n. Tempat Ibadah/ Mushola

o. Koperasi p. Kantin

q. Tempat parker r. Pos satpam

s. Kamar mandi/ WC

E. Struktur Organisasi

(60)

Quality Management

(61)

Struktur organisasi di atas menggambarkan mekanisme pengelolaan dan alur kegiatan SMK Negeri 2 Surakarta, yang selengkapnya menceritakan tanggung jawab, wewenang dan tugas masing-masing jabatan.

1. Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai puncak pimpinan sekolah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap aktivitas yang terjadi di sekolah. Namun demikian seluruh warga sekolah harus saling bahu membahu dan bekerja sama guna mencapai kemajuan sekolah. Dalam memangku jabatan sebagai kepala sekolah, dibantu oleh beberapa wakil kepala sekolah. Terdapat empat orang wakil kepala sekolah yakni wakil kepala sekolah kurikulum, wakil kepala sekolah kesiswaan, wakil kepala sekolah sumber daya manusia, dan wakil kepala sekolah hubungan masyarakat.

Berikut uraian tetang tanggung jawab, wewenang dan tugas dari kepala sekolah.

1.1.Tanggung jawab

1.1.1. Bertanggung jawab kepada Pemerintah Kota dan Dinas Pendidikan.

1.1.2. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan di sekolah, sesuai dengan visi dan misi sekolah.

1.2.Wewenang

Menyelenggarakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang meliputi:

(62)

1.2.1. Perencanaan program kerja sekolah dan Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS).

1.2.2. Pengorganisasian seluruh program kerja di sekolah. 1.2.3. Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan. 1.2.4. Menentukan kegiatan untuk perbaikan selanjutnya. 1.3.Tugas

Pengelolaan teknik edukatif Program Diklat berdasarkan Visi dan Misi sekolah, yaitu:

1.3.1. Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Program Diklat Kurikulum SMK edisi 1999/ Kurikulum SMK edisi 2004.

1.3.2. Mengelola unsur pokok-pokok manajemen sekolah: Man (guru, karyawan, siswa); Money (dana dari orang tua siswa dan pemerintah); dan Material (fasilitas berupa: gedung, perabot sekolah, alat-alat pelajaran teori dan praktek).

1.3.3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, seperti orang tua siswa, pengguna produk (tamatan), jajaran pemerintah, dll.

2. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terlaksananya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Wewenang

(63)

Tugas

2.3.1 Menjabarkan kurikulum menjadi program operasional Diklat di sekolah melalui analisis kurikulum, sinkronisasi, menetapkan kurikulum validasi.

2.3.2 Menetapkan program pembelajaran, jadwal kegiatan, pembagian tugas mengajar, jadwal pelajaran, dan bahan ajar.

2.3.3 Mengorganisasi dan mengkooedinasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) baik teori maupun praktek yang terdiri dari: persiapan KBM, pelaksanaan KBM, evaluasi hasil belajar, analisis hasil evaluasi belajar, perbaikan dan pengayaan.

2.3.4 Mengelola administrasi pendidikan/ pengajaran.

2.3.5 Merencanakan dan menyusun program pengembangan kurikulum. 2.3.6 Bersama Wakil Kepala Sekolah urusan kesiswaan melaksanakan

kegiatan Penerimaan Siswa Baru (PSB). 3. Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan Bidang Kesiswaan.

Wewenang

Menyelenggarakan Penerimaan Siswa Baru (PSB) Penanganan ketertiban siswa

(64)

Tugas

Menyusun program kegiatan kesiswaan dan mengkoordinasikan pelaksanaannya.

Mengkoordinasikan pelaksanaan pendampingan siswa. Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan kesiswaan.

Merencanakan dan melaksanakan pendaftaran dan penerimaan siswa baru. Menegakkan disiplin tata tertib siswa.

Mengkoordinasi program Bimbingan dan Penyuluhan (BP)/ Bimbingan Karier (BK).

Pembinaan/ Pengembangan kepribadian siswa.

Pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Ekstrakulikuler. Mengelola administrasi kegiatan siswa.

Memperhatikan, memelihara, menjaga suasana sekolah (keamanan, ketertiban, kerapian, kesehatan, kekeluargaan, dan kenyamanan siswa).

Menerencanakan, membuat dan merevisi buku pengenal dan tata tertib siswa. 4. Wakil Kepala Sekolah Sumber Daya Manusia

Tanggung jawab

Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dalam hal pengelolaan sumber daya sekolah.

Wewenang

Merencanakan pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya sekolah. Tugas

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
Gambar  1.2 Model Analisis Interaktif
Gambar Konstruksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kode morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada

Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan pendidikan kesarjanaan Strata I di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Pengembangan Dan Penggunaan Multimedia Simulasi Komputer Topik Usaha Dan Energi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Sma.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran rasa takut pasien anak kunjungan pertama dan kunjungan berulang terhadap perawatan gigi serta untuk melihat

Application Of Five-Stage Conceptual Teaching Model By Utilizing Cmaptools To Analyze Conceptual Change And Cognitive Learning Outcomes On Light And Optics Topic..

nilai pembiayaan paling banyak sebesar harga jual satuan rumah sejahtera susun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikurangi dengan nilai uang muka yang ditetapkan oleh bank

Sebenarnya kerangka sistem islam secara keseluruhan ini dibentuk berdasarkan kebebasan individu di dalam mencari dan memiliki harta benda dan campur tangan

peralatan peternakan yang lengkap dan sesuai dengan standart keamanan kerja seperti produk Mitra Ternak Malang yang sudah dipercaya oleh banyak pemilik industri peternakan