35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil SD Kanisius Temanggung
SD Kanisius Temanggung berdiri pada Tahun 1930, di bawah naungan Yayasan Kanisius Pusat Semarang dan merupakan bagian dari Keuskupan Agung Semarang di bawah pimpinan seorang Pastur atau Biarawan yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman No 15 Temanggung. Berbagai kegiatan atau Program Sekolah perlu adanya Visi dan Misi Sekolah sehingga tujuan dari sekolah dapat terwujud. Adapun Visi Sekolah adalah SD Kanisius yang berpotensi,
tertata, terlibat dengan pola pendidikan yang
menyenangkan, dalam rangka mempersiapkan
terwujudnya sekolah terpadu, dengan menumbuhkan nilai – nilai budi pekerti, sedangkan Misinya : (1) Menumbuh kembangkan semangat kompetitif dan
eksploratif kepada semua warga sekolah. (2)
Menciptakan dan menempatkan tenaga pengajar yang
sesuai dengan kompetensinya. (3) Menciptakan
36
pembelajaran TK-SD menuju pembelajaran yang terpadu dan kesinambungan antara TK-SD-SMP. (8)
Menanamkan nilai – nilai kejujuran, keadilan,
kebenaran, kedisiplinan dan kesetiakawanan.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Sekolah, Yayasan mempercayakan SD Kanisius Temanggung dipimpin oleh Agustinus Marwanto,S.Pd. Di bawah ini merupakan data siswa, sarana prasarana, data guru, proses pembelajaran, evaluasi dan prestasi yang ada di SD Kanisius Temanggung.
Tabel 4.1 Data Siswa
NO KELAS
JUMLAH SISWA JUMLAH
SELURUHNYA
L P
1. I 12 19 31
2. II 10 11 21
3. III 15 4 19
4. IV 8 11 19
5. V 18 13 31
6. VI 20 14 34
JUMLAH 83 72 155
Data Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan alat
penunjang proses pendidikan. Adapun sarana
37
Tabel 4.2
NO NAMA RUANG JUMLAH
1. Ruang kelas 6
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Ruang Komputer 1
4. Ruang Multi Media 1
5. Ruang Kepala Sekolah 1
6. Ruang Guru 1
7. Ruang Tata Usaha 1
8. Ruang Doa 1
9. Toilet Guru 2
10. Toilet Siswa 8
11. Lapangan Olah Raga 1
Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung
Tabel 4.3 Data Guru / TU
NO GURU / TU JUMLAH
1. Guru 9
2. Tata Usaha 1
3. Penjaga 1
Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung
Proses Pembelajaran
Kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah
38
a. Penerimaan Siswa Baru, meliputi: (1)
Pembentukan Panita PPDB, (2) Pendaftaran Siswa Baru, (3) Masa Orientasi Siswa.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari pukul 07.00 s/d 12.10 WIB. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam satu tahun pelajaran sebagai
berikut: (1) Pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (2) Penyusunan Jadwal Pelajaran dan Pembagian Tugas , (3)
Pembuatan Silabus, (4) Pembuatan
Program Tahunan, (5) Pembuatan Program
Semester, (6) Pembuatan Rencana
Pembelajaran, (7) Belajar Efektif sesuai
dengan kalender pendidikan yang
ditentukan oleh dinas pendidikan dan disesuaikan dengan kondisi sekolah, (8) Absensi siswa dan kehadiran guru, (9) Evaluasi hasil belajar : Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester, Ulangan
Kenaikan Kelas, (10) Persiapan Remidi dan Pengayaan, (11) Pembagian Raport.
c. Evaluasi dan Prestasi yang telah dicapai.
Setelah selesai tahun ajaran dan menjelang
memasuki tahun pelajaran baru,
39
terhadap segala efektifitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan seperti yang di nyatakan kepala sekolah dengan perolehan sebagai berikut: (a) Secara umum proses belajar mengajar berjalan lancar, tapi ada
beberapa kelemahan dalam proses
pengelolaan pembelajaran, (b) Adapun prestasi akademik yang diperoleh antara lain:
Tabel 4.4
NO URAIAN KETERANGAN
1. Juara I LCC B,Jawa Sevikep Kedu
2. Juara I LCC Sevikep Kedu
3. Juara II Sinopsis Sevikep Kedu
Prestasi Non Akademik antara lain:
Tabel 4.5
NO URAIAN KETERANGAN
1. Juara I Paduan Suara Tahun 2009
Tingkat
Karisidenan Kedu
2. Juara I Paduan Suara Tahun 2009
Tingkat Kabupaten 3. Juara I Paduan Suara
Tahun 2010
40
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Tindakan Siklus I
Kepala sekolah menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya berpedoman pada program sekolah yang dikenal sebagai Program Kerja Tahunan (RKT). Dalam Program Kerja Tahunan tercantum kegiatan supervisi, salah satunya adalah supervisi klinis. Program supervisi klinis disusun oleh kepala sekolah bersama dengan dewan guru. Program
supervisi klinis ditujukan kepada guru yang
memerlukan bimbingan dalam masalah pengelolaan pembelajaran di kelas. Supervisi klinis dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam satu semester. Setiap guru berhak mendapat jadwal supervisi klinis sebanyak dua kali dalam satu semesternya. Pernyataaan tersebut diatas diperkuat oleh:
Chatarina Niken Kusumodewi guru kelas I menyatakan selalu mendapat jadwal supervisi klinis dua kali setiap satu semesternya. Saya mendapat giliran supervisi klinis sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh kepala sekolah bersama saya. (Wawancara tanggal 16 Pebruari 2013).
41
1.Tahap Perencanaan Tindakan ( Pra Observasi Klinis)
Pada tahap pra supervisi klinis kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI.
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Ch. Niken
Kusumodewi guru kelas I:
Bahwa kesulitan yang saya alami adalah kesulitan dalam menanamkan cara membaca lancar dan indah.
Pernyataan diatas juga dikuatkan oleh Grace Ersat Januarto guru kelas II:
Mengalami kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung.
Guru kelas III, FR. Puja Ratnaningsih mendukung pernyataan di atas sebagai berikut:
Mengalami kesulitan dalam penanaman konsep pembagian pada mata pelajaran matematika.
Winda Pramita Sari guru kelas IV menyatakan bahwa:
Dalam pembelajaran IPA materi sulit diterima siswa, siswa bicara sendiri dengan teman, ada yang mengantuk, dan mainan.
Guru kelas V Mulyadi, menyatakan;
Kesulitan dalam menanamkan konsep perkalian dan pembagian pada matapelajaran matematika.
Seperti yang dinyatakan oleh CH.Nurul K, bahwa:
Pada matapelajaran Bahasa Indonesia materi yang dijelaskantidak tersampaikan karena siswa ramai.
2. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis sekaligus Observasi
Pada tahap supervisi kegiatan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
42
pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi, serta kegiatan penutup.
Agustinus Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada pernyataan berikut ini, bahwa (1) Guru kurang sabar dalam membimbing siswa dalam membaca bacaan pada buku pelajaran, (2) Guru kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) Guru kurang jelas dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa kurang tertarik, (5) Guru terlalu cepat dalam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Suara guru kurang keras dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3. Post Supervisi klinis.
43
alat peraga yang menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan,(5) Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Guru hendaknya diusahakan bersuara keras dan jelas sehingga suara dapat didengar oleh semua siswa.
4. Hasil Pengamatan
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, terhadap pelaksanaan supervisi klinis I oleh kepala sekolah pada Proses Belajar Mengajar guru kelas I sampai VI dikemukakan data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Nilai Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 NO Nama Kelas
Nilai
Kategori Siklus
I
1. Ch.Niken K I 72.5 Baik
2.
Grace Ersat
Januarto II 41,1 Kurang
3.
FR.Puja
Ratnaningsih III 56,6 Cukup
4.
Winda Pramita
Sari IV 55 Cukup
5. Mulyadi V 79,1 Baik
44
Dalam siklus 1 ada 3 guru yang mendapat nilai kategori baik, 2 guru kategori cukup dan 1 guru kategori kurang. Dengan demikian guru masih perlu
bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran
selanjutnya.
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
Berikut pembinaan kepala sekolah melalui supervisi klinis siklus II:
Pada tahap pra supervisi klinis II kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI, antara lain: (1) Kesulitan guru dalam menanamkan cara membaca, (2) Kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) kesulitan dalam penanaman konsep pembagian pada mata pelajaran matematika, (4) Dalam pembelajaran IPA materi sulit diterima siswa, siswa bicara sendiri dengan teman, ada yang mengantuk dan mainan, (5) Kesulitan dalam menanamkan konsep perkalian dan pembagian pada matapelajaran matematika, (6) Pada matapelajaran
Bahasa Indonesia materi yang dijelaskan tidak
45
5. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis sekaligus Observasi
Pada tahap supervisi kegiatan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai
tahapan kegiatan pembelajara yaitu pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi, serta kegiatan penutup. Agustinus
Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius
Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada pernyataan berikut: (1) Guru sudah lumayan sabar membimbing siswa dalam membaca bacaan buku pelajaran, (2) Guru sudah dapat menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) Guru sudah lebih pelan dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru sudah menggunakan alat peraga sehingga siswa tertarik dan tidak bosan, (5) Guru sudah pelan-pelan dlam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Suara guru
sudah keras dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
6. Post Supervisi Klinis.
46
(1)Guru harus lebih sabar dan telaten Dalam membimbing siswa belajar membaca dengan metode yang menarik.
(2)Guru memberi contoh menulis tegak bersambung
dengan mengacungkan jari telunjuk di udara.
(3)Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-dasar pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian yang lebih sukar.
(4)Guru hendaknya menggunakan alatperaga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan.
(5)Guru harus sabar dalam membimbing siswa dan memberikan motivasi menhafalakan perkalian dan pembagian.
(6)Guru hendaknya tetap bersuara keras,
berpenampilan menarik sehingga suara dapat didengar dan siswa tidak bosan.
7. Hasil Pengamatan
47
Tabel 4.7
Hasil Nilai Pengamatan Siklus II
NO Nama Kelas
Nilai Siklus
II
Kategori
1. Ch.Niken K I 75,8 Baik
2. Grace Ersat Januarto II 48,3 Kurang
3. FR.Puja Ratnaningsih III 74,1 Baik
4. Winda Pramita Sari IV 75 Baik
5. Mulyadi V 80 Baik
6. CH.Nurul K VI 71,6 Baik
Dalam siklus 2 ada 5 guru yang mendapat nilai kategori baik dan 1 guru mendapat nilai kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.
48
4.1.4Hasil observasi supervisi kegiatan pembelajaran
Gambaran kondisi pembelajaran pada awal sampai akhir pembelajaran dapat diperoleh melalui lembar pengamatan supervisi kegiatan pembelajaran (dalam lampiran). Data tersebut direduksi dan dapat ditunjukkan dalam tabel 4,, tabel 4, dan tabel 4,10. Dari tabel perolehan data kepala sekolah melakukan refleksi terhadap guru dan memberi masukan dan pemecahan masalah dalam pernyataan berikut ini, (1) Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar membaca buku paket / sumber, (2) Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk di udara, (3) Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-dasar pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian yang lebih besar, (4) Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan, (5) Guru harus sabar dalam
membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam
menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Guru hendaknya diusahakan bersuara keras dan jelas sehingga suara dapat didengar oleh semua siswa.
49
Tabel 4.8
Hasil Supervisi Klinis Siklus I NO Nama Kelas
Dari temuan permasalahan pada pembelajaran siklus II, kepala sekolah memberikan balikan kembali pada pada guru dengan hasil nilai sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Nilai Supervisi Klinis Siklus II NO Nama Kelas
50
Dari visualisasi data nilai hasil balikan kepala sekolah untuk siklus I dan II ternyata terdapat peningkatan keberhasilan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Untuk memudahkan menganalisis skor
51
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen
menunjukkan bahwa supervisi klinis sudah
dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun. Kepala sekolah sudah melaksanakan supervisi klinis dengan menggunakan instrumen penilaian. Kepala sekolah sudah melaksanakan 2 kali tatap muka dikelas. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan individual. Sesuai Permendiknas No 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tentang supervisi. Kegiatan supervisi klinis yang telah dilakukan kepala sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu:
A. Perencanaan tindakan, yang terdiri dari: 1. Penyusunan program penelitian.
2. Penyusunan instrumen.
3. Pelaksanaan jadwal penelitian.
B. Pelaksanaan tindakan yang terdiri 3 tahap yaitu:
1. Tahap pertemuan awal ( Pra Observasi) :
a. Kepala sekolah menciptakan suasana akrab
b. Kepala sekolah bersama guru membahas
kesulitan dalam mengajar.
c. Kepala sekolah membuat kesepakatan
2. Tahap tindakan pengamatan ( Observasi):
a. Kepala sekolah menempati yang
disediakan di kelas.
b. Kepala sekolah mencatat observasi
52
c. Kepala sekolah fokus pada aspek yang disepakati.
d. Membuat masukan atau komentar
3. Tahap Balikan ( Post Supervisi Klinis):
a. Kepala sekolah memberikan
masukan hasil pengamatan /
observasi di kelas.
b. Kepala sekolah menentukan rencana
tindaklanjut pembelajaran
selanjutnya.
C. Refleksi (Tahap Tindak Lanjut):
a. Kepala sekolah memberi penguatan
tehadap penampilan guru.
b. Kepala sekolah mengajak guru
menelaah kesulitan dalam
pembelajaran.
c. Kepala sekolah menunjukkan data yang
telah dianalisis
d. Kepala sekolah menanyakan pendapat tentang hasil observasi.
e. Guru menentukan rencana
pembelajaran berikutnya.
53
supervisor dan guru. Hasil pertemuan awal ini adalah kesepakatan (kontrak kerja antara supervisor dan guru). Langkah selanjutnya pada siklus 1 adalah tatap
muka atau pelaksanaan supervisi kegiatan
pembelajaran / observasi, dimana dalam kegiatan pembelajaran tersebut ditemukan berbagai macam masalah yang dihadapi guru.
4.3.1 Pembahasan Siklus I
Dari hasil pengamatan supervisi klinis tatap muka pertama siklus 1, pada tahap Pra Observasi Klinis kepala sekolah memberikan bantuan kepada guru, karena guru pada umumnya masih mendapat kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.
Menurut Faturrahman dan Suryana (2011:30) menyatakan bahwa Kepala sekolah sudah menjalankan tugas pokoknya membina guru, dengan memberi bantuan dan solusi kepada guru ketika guru mengalami
kesulitan. Pada pelaksanaan tindakan yaitu
pengamatan / observasi di kelas yang terdiri dari
kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan,
kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi, konfirmasi serta kegiatan penutup, ditemukan beberapa masalah dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus I ada 3 guru mendapat nilai dengan kategori nilai baik, 2 guru dengan kategori nilai cukup, dan 1 guru kategori kurang. Dengan demikian guru masih memerlukan
bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran
54
4.3.2 Pembahasan siklus II
Pada tahap pelaksanaan siklus II, yaitu pada kegiatan pembelajaran, yang pelaksanaan pembelajaran
meliputi pendahuluan, kegiatan inti, meliputi
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi serta kegiatan
penutup. Ditemukan peningkatan kinerja guru,
dibuktikan dengan perolehan nilai pengamatan
pembelajaran pada siklus II yaitu ada 5 guru yang mendapat nilai kategori baik dan 1 guru mendapat nilai kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Supervisi klinis kepala sekolah telah memberi dampak positif terhadap kinerja guru. Menurut
Mangkunegara (2006:67) Supervisi klinis yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar bagi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki dorongan yang kuat dalam bekerja,sikap yang positif, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam bekerja.
Supervisi klinis yang didukung oleh kepala sekolah akan memberikan manfaat yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa pengetahuan dan keterampilan akan mampu melaksanakan supervisi dengan baik.
55 LAMPIRAN
Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis
56
Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran I
No Nama Kelas Temuan Masalah
1.
Ch.Niken K I
Guru kurang sabar membimbing siswa dalam membaca bacaan pada buku pelajaran
2. Grace Ersat
Januarto II
Guru kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung 3. FR.Puja
Ratnanings ih
III
Guru kurang jelas dalam menerangkan peraga siswa tidak tertarik
5.
Mulyadi V
57
Hasil Post Supervisi Klinis I
No Nama Kelas Balikan
1.
Ch.Niken K I
Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar
membaca buku paket / sumber
2. Grace Ersat
Januarto II
Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk diudara 3. FR.Puja
Ratnaningsih III
Guru harus jelas dalam menjelaskan pembagian yang lebih sukar
4. Winda
Pramita Sari IV
Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan 5.
Mulyadi V
Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam
menjelaskan perkalian dan pembagian 6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya
58
Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis II
59
Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran II
No Nama Kelas Temuan Masalah bacaan pada buku pelajaran
2. Grace Ersat
Januarto II
Guru sudah dalam menanamkan cara
Guru sudah lebih pelan dalam peraga sehingga siswa tertarik dan tidak bosan 5.
Mulyadi V
Guru sudah mulai pelan-pelan dalam
Suara guru sudah keras dalam menyampaikan materi
60
Hasil Post Supervisi Klinis / Balikan
No Nama Kelas Balikan
1.
Ch.Niken K I
Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar
membaca buku paket / sumber
2. Grace Ersat
Januarto II
Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk diudara 3. FR.Puja
Ratnaningsih III
Guru harus jelas dalam menjelaskan pembagian yang lebih sukar
4. Winda
Pramita Sari IV
Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan 5.
Mulyadi V
Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam
menjelaskan perkalian dan pembagian 6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya