• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran di SD Kanisius Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Pembelajaran di SD Kanisius Temanggung"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SD Kanisius Temanggung

SD Kanisius Temanggung berdiri pada Tahun 1930, di bawah naungan Yayasan Kanisius Pusat Semarang dan merupakan bagian dari Keuskupan Agung Semarang di bawah pimpinan seorang Pastur atau Biarawan yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman No 15 Temanggung. Berbagai kegiatan atau Program Sekolah perlu adanya Visi dan Misi Sekolah sehingga tujuan dari sekolah dapat terwujud. Adapun Visi Sekolah adalah SD Kanisius yang berpotensi,

tertata, terlibat dengan pola pendidikan yang

menyenangkan, dalam rangka mempersiapkan

terwujudnya sekolah terpadu, dengan menumbuhkan nilai – nilai budi pekerti, sedangkan Misinya : (1) Menumbuh kembangkan semangat kompetitif dan

eksploratif kepada semua warga sekolah. (2)

Menciptakan dan menempatkan tenaga pengajar yang

sesuai dengan kompetensinya. (3) Menciptakan

(2)

36

pembelajaran TK-SD menuju pembelajaran yang terpadu dan kesinambungan antara TK-SD-SMP. (8)

Menanamkan nilai – nilai kejujuran, keadilan,

kebenaran, kedisiplinan dan kesetiakawanan.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi Sekolah, Yayasan mempercayakan SD Kanisius Temanggung dipimpin oleh Agustinus Marwanto,S.Pd. Di bawah ini merupakan data siswa, sarana prasarana, data guru, proses pembelajaran, evaluasi dan prestasi yang ada di SD Kanisius Temanggung.

Tabel 4.1 Data Siswa

NO KELAS

JUMLAH SISWA JUMLAH

SELURUHNYA

L P

1. I 12 19 31

2. II 10 11 21

3. III 15 4 19

4. IV 8 11 19

5. V 18 13 31

6. VI 20 14 34

JUMLAH 83 72 155

Data Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan alat

penunjang proses pendidikan. Adapun sarana

(3)

37

Tabel 4.2

NO NAMA RUANG JUMLAH

1. Ruang kelas 6

2. Ruang Perpustakaan 1

3. Ruang Komputer 1

4. Ruang Multi Media 1

5. Ruang Kepala Sekolah 1

6. Ruang Guru 1

7. Ruang Tata Usaha 1

8. Ruang Doa 1

9. Toilet Guru 2

10. Toilet Siswa 8

11. Lapangan Olah Raga 1

Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung

Tabel 4.3 Data Guru / TU

NO GURU / TU JUMLAH

1. Guru 9

2. Tata Usaha 1

3. Penjaga 1

Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung

Proses Pembelajaran

Kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah

(4)

38

a. Penerimaan Siswa Baru, meliputi: (1)

Pembentukan Panita PPDB, (2) Pendaftaran Siswa Baru, (3) Masa Orientasi Siswa.

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari pukul 07.00 s/d 12.10 WIB. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan

dalam satu tahun pelajaran sebagai

berikut: (1) Pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (2) Penyusunan Jadwal Pelajaran dan Pembagian Tugas , (3)

Pembuatan Silabus, (4) Pembuatan

Program Tahunan, (5) Pembuatan Program

Semester, (6) Pembuatan Rencana

Pembelajaran, (7) Belajar Efektif sesuai

dengan kalender pendidikan yang

ditentukan oleh dinas pendidikan dan disesuaikan dengan kondisi sekolah, (8) Absensi siswa dan kehadiran guru, (9) Evaluasi hasil belajar : Ulangan Harian,

Ulangan Tengah Semester, Ulangan

Kenaikan Kelas, (10) Persiapan Remidi dan Pengayaan, (11) Pembagian Raport.

c. Evaluasi dan Prestasi yang telah dicapai.

Setelah selesai tahun ajaran dan menjelang

memasuki tahun pelajaran baru,

(5)

39

terhadap segala efektifitas dan kegiatan yang telah dilaksanakan seperti yang di nyatakan kepala sekolah dengan perolehan sebagai berikut: (a) Secara umum proses belajar mengajar berjalan lancar, tapi ada

beberapa kelemahan dalam proses

pengelolaan pembelajaran, (b) Adapun prestasi akademik yang diperoleh antara lain:

Tabel 4.4

NO URAIAN KETERANGAN

1. Juara I LCC B,Jawa Sevikep Kedu

2. Juara I LCC Sevikep Kedu

3. Juara II Sinopsis Sevikep Kedu

Prestasi Non Akademik antara lain:

Tabel 4.5

NO URAIAN KETERANGAN

1. Juara I Paduan Suara Tahun 2009

Tingkat

Karisidenan Kedu

2. Juara I Paduan Suara Tahun 2009

Tingkat Kabupaten 3. Juara I Paduan Suara

Tahun 2010

(6)

40

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Tindakan Siklus I

Kepala sekolah menyatakan bahwa dalam menjalankan tugasnya berpedoman pada program sekolah yang dikenal sebagai Program Kerja Tahunan (RKT). Dalam Program Kerja Tahunan tercantum kegiatan supervisi, salah satunya adalah supervisi klinis. Program supervisi klinis disusun oleh kepala sekolah bersama dengan dewan guru. Program

supervisi klinis ditujukan kepada guru yang

memerlukan bimbingan dalam masalah pengelolaan pembelajaran di kelas. Supervisi klinis dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam satu semester. Setiap guru berhak mendapat jadwal supervisi klinis sebanyak dua kali dalam satu semesternya. Pernyataaan tersebut diatas diperkuat oleh:

Chatarina Niken Kusumodewi guru kelas I menyatakan selalu mendapat jadwal supervisi klinis dua kali setiap satu semesternya. Saya mendapat giliran supervisi klinis sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh kepala sekolah bersama saya. (Wawancara tanggal 16 Pebruari 2013).

(7)

41

1.Tahap Perencanaan Tindakan ( Pra Observasi Klinis)

Pada tahap pra supervisi klinis kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Ch. Niken

Kusumodewi guru kelas I:

Bahwa kesulitan yang saya alami adalah kesulitan dalam menanamkan cara membaca lancar dan indah.

Pernyataan diatas juga dikuatkan oleh Grace Ersat Januarto guru kelas II:

Mengalami kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung.

Guru kelas III, FR. Puja Ratnaningsih mendukung pernyataan di atas sebagai berikut:

Mengalami kesulitan dalam penanaman konsep pembagian pada mata pelajaran matematika.

Winda Pramita Sari guru kelas IV menyatakan bahwa:

Dalam pembelajaran IPA materi sulit diterima siswa, siswa bicara sendiri dengan teman, ada yang mengantuk, dan mainan.

Guru kelas V Mulyadi, menyatakan;

Kesulitan dalam menanamkan konsep perkalian dan pembagian pada matapelajaran matematika.

Seperti yang dinyatakan oleh CH.Nurul K, bahwa:

Pada matapelajaran Bahasa Indonesia materi yang dijelaskantidak tersampaikan karena siswa ramai.

2. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis sekaligus Observasi

Pada tahap supervisi kegiatan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan

(8)

42

pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi,

elaborasi, konfirmasi, serta kegiatan penutup.

Agustinus Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada pernyataan berikut ini, bahwa (1) Guru kurang sabar dalam membimbing siswa dalam membaca bacaan pada buku pelajaran, (2) Guru kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) Guru kurang jelas dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa kurang tertarik, (5) Guru terlalu cepat dalam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Suara guru kurang keras dalam menyampaikan materi pembelajaran.

3. Post Supervisi klinis.

(9)

43

alat peraga yang menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan,(5) Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Guru hendaknya diusahakan bersuara keras dan jelas sehingga suara dapat didengar oleh semua siswa.

4. Hasil Pengamatan

Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti, terhadap pelaksanaan supervisi klinis I oleh kepala sekolah pada Proses Belajar Mengajar guru kelas I sampai VI dikemukakan data sebagai berikut:

Tabel 4.6

Nilai Kegiatan Pembelajaran Siklus 1 NO Nama Kelas

Nilai

Kategori Siklus

I

1. Ch.Niken K I 72.5 Baik

2.

Grace Ersat

Januarto II 41,1 Kurang

3.

FR.Puja

Ratnaningsih III 56,6 Cukup

4.

Winda Pramita

Sari IV 55 Cukup

5. Mulyadi V 79,1 Baik

(10)

44

Dalam siklus 1 ada 3 guru yang mendapat nilai kategori baik, 2 guru kategori cukup dan 1 guru kategori kurang. Dengan demikian guru masih perlu

bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran

selanjutnya.

4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II

Berikut pembinaan kepala sekolah melalui supervisi klinis siklus II:

Pada tahap pra supervisi klinis II kepala sekolah membantu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI, antara lain: (1) Kesulitan guru dalam menanamkan cara membaca, (2) Kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) kesulitan dalam penanaman konsep pembagian pada mata pelajaran matematika, (4) Dalam pembelajaran IPA materi sulit diterima siswa, siswa bicara sendiri dengan teman, ada yang mengantuk dan mainan, (5) Kesulitan dalam menanamkan konsep perkalian dan pembagian pada matapelajaran matematika, (6) Pada matapelajaran

Bahasa Indonesia materi yang dijelaskan tidak

(11)

45

5. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis sekaligus Observasi

Pada tahap supervisi kegiatan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai

tahapan kegiatan pembelajara yaitu pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi, serta kegiatan penutup. Agustinus

Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius

Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada pernyataan berikut: (1) Guru sudah lumayan sabar membimbing siswa dalam membaca bacaan buku pelajaran, (2) Guru sudah dapat menanamkan cara menulis tegak bersambung, (3) Guru sudah lebih pelan dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru sudah menggunakan alat peraga sehingga siswa tertarik dan tidak bosan, (5) Guru sudah pelan-pelan dlam menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Suara guru

sudah keras dalam menyampaikan materi

pembelajaran.

6. Post Supervisi Klinis.

(12)

46

(1)Guru harus lebih sabar dan telaten Dalam membimbing siswa belajar membaca dengan metode yang menarik.

(2)Guru memberi contoh menulis tegak bersambung

dengan mengacungkan jari telunjuk di udara.

(3)Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-dasar pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian yang lebih sukar.

(4)Guru hendaknya menggunakan alatperaga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan.

(5)Guru harus sabar dalam membimbing siswa dan memberikan motivasi menhafalakan perkalian dan pembagian.

(6)Guru hendaknya tetap bersuara keras,

berpenampilan menarik sehingga suara dapat didengar dan siswa tidak bosan.

7. Hasil Pengamatan

(13)

47

Tabel 4.7

Hasil Nilai Pengamatan Siklus II

NO Nama Kelas

Nilai Siklus

II

Kategori

1. Ch.Niken K I 75,8 Baik

2. Grace Ersat Januarto II 48,3 Kurang

3. FR.Puja Ratnaningsih III 74,1 Baik

4. Winda Pramita Sari IV 75 Baik

5. Mulyadi V 80 Baik

6. CH.Nurul K VI 71,6 Baik

Dalam siklus 2 ada 5 guru yang mendapat nilai kategori baik dan 1 guru mendapat nilai kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.

(14)

48

4.1.4Hasil observasi supervisi kegiatan pembelajaran

Gambaran kondisi pembelajaran pada awal sampai akhir pembelajaran dapat diperoleh melalui lembar pengamatan supervisi kegiatan pembelajaran (dalam lampiran). Data tersebut direduksi dan dapat ditunjukkan dalam tabel 4,, tabel 4, dan tabel 4,10. Dari tabel perolehan data kepala sekolah melakukan refleksi terhadap guru dan memberi masukan dan pemecahan masalah dalam pernyataan berikut ini, (1) Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar membaca buku paket / sumber, (2) Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk di udara, (3) Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-dasar pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian yang lebih besar, (4) Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan, (5) Guru harus sabar dalam

membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam

menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Guru hendaknya diusahakan bersuara keras dan jelas sehingga suara dapat didengar oleh semua siswa.

(15)

49

Tabel 4.8

Hasil Supervisi Klinis Siklus I NO Nama Kelas

Dari temuan permasalahan pada pembelajaran siklus II, kepala sekolah memberikan balikan kembali pada pada guru dengan hasil nilai sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Nilai Supervisi Klinis Siklus II NO Nama Kelas

(16)

50

Dari visualisasi data nilai hasil balikan kepala sekolah untuk siklus I dan II ternyata terdapat peningkatan keberhasilan sebagai berikut:

Tabel 4.10

Untuk memudahkan menganalisis skor

(17)

51

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen

menunjukkan bahwa supervisi klinis sudah

dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun. Kepala sekolah sudah melaksanakan supervisi klinis dengan menggunakan instrumen penilaian. Kepala sekolah sudah melaksanakan 2 kali tatap muka dikelas. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan individual. Sesuai Permendiknas No 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tentang supervisi. Kegiatan supervisi klinis yang telah dilakukan kepala sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu:

A. Perencanaan tindakan, yang terdiri dari: 1. Penyusunan program penelitian.

2. Penyusunan instrumen.

3. Pelaksanaan jadwal penelitian.

B. Pelaksanaan tindakan yang terdiri 3 tahap yaitu:

1. Tahap pertemuan awal ( Pra Observasi) :

a. Kepala sekolah menciptakan suasana akrab

b. Kepala sekolah bersama guru membahas

kesulitan dalam mengajar.

c. Kepala sekolah membuat kesepakatan

2. Tahap tindakan pengamatan ( Observasi):

a. Kepala sekolah menempati yang

disediakan di kelas.

b. Kepala sekolah mencatat observasi

(18)

52

c. Kepala sekolah fokus pada aspek yang disepakati.

d. Membuat masukan atau komentar

3. Tahap Balikan ( Post Supervisi Klinis):

a. Kepala sekolah memberikan

masukan hasil pengamatan /

observasi di kelas.

b. Kepala sekolah menentukan rencana

tindaklanjut pembelajaran

selanjutnya.

C. Refleksi (Tahap Tindak Lanjut):

a. Kepala sekolah memberi penguatan

tehadap penampilan guru.

b. Kepala sekolah mengajak guru

menelaah kesulitan dalam

pembelajaran.

c. Kepala sekolah menunjukkan data yang

telah dianalisis

d. Kepala sekolah menanyakan pendapat tentang hasil observasi.

e. Guru menentukan rencana

pembelajaran berikutnya.

(19)

53

supervisor dan guru. Hasil pertemuan awal ini adalah kesepakatan (kontrak kerja antara supervisor dan guru). Langkah selanjutnya pada siklus 1 adalah tatap

muka atau pelaksanaan supervisi kegiatan

pembelajaran / observasi, dimana dalam kegiatan pembelajaran tersebut ditemukan berbagai macam masalah yang dihadapi guru.

4.3.1 Pembahasan Siklus I

Dari hasil pengamatan supervisi klinis tatap muka pertama siklus 1, pada tahap Pra Observasi Klinis kepala sekolah memberikan bantuan kepada guru, karena guru pada umumnya masih mendapat kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.

Menurut Faturrahman dan Suryana (2011:30) menyatakan bahwa Kepala sekolah sudah menjalankan tugas pokoknya membina guru, dengan memberi bantuan dan solusi kepada guru ketika guru mengalami

kesulitan. Pada pelaksanaan tindakan yaitu

pengamatan / observasi di kelas yang terdiri dari

kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan,

kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi, konfirmasi serta kegiatan penutup, ditemukan beberapa masalah dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus I ada 3 guru mendapat nilai dengan kategori nilai baik, 2 guru dengan kategori nilai cukup, dan 1 guru kategori kurang. Dengan demikian guru masih memerlukan

bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran

(20)

54

4.3.2 Pembahasan siklus II

Pada tahap pelaksanaan siklus II, yaitu pada kegiatan pembelajaran, yang pelaksanaan pembelajaran

meliputi pendahuluan, kegiatan inti, meliputi

eksplorasi, elaborasi, konfirmasi serta kegiatan

penutup. Ditemukan peningkatan kinerja guru,

dibuktikan dengan perolehan nilai pengamatan

pembelajaran pada siklus II yaitu ada 5 guru yang mendapat nilai kategori baik dan 1 guru mendapat nilai kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Supervisi klinis kepala sekolah telah memberi dampak positif terhadap kinerja guru. Menurut

Mangkunegara (2006:67) Supervisi klinis yang

dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar bagi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki dorongan yang kuat dalam bekerja,sikap yang positif, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam bekerja.

Supervisi klinis yang didukung oleh kepala sekolah akan memberikan manfaat yang besar bagi guru. Kompetensi yang dimiliki berupa pengetahuan dan keterampilan akan mampu melaksanakan supervisi dengan baik.

(21)

55 LAMPIRAN

Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis

(22)

56

Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran I

No Nama Kelas Temuan Masalah

1.

Ch.Niken K I

Guru kurang sabar membimbing siswa dalam membaca bacaan pada buku pelajaran

2. Grace Ersat

Januarto II

Guru kesulitan dalam menanamkan cara menulis tegak bersambung 3. FR.Puja

Ratnanings ih

III

Guru kurang jelas dalam menerangkan peraga siswa tidak tertarik

5.

Mulyadi V

(23)

57

Hasil Post Supervisi Klinis I

No Nama Kelas Balikan

1.

Ch.Niken K I

Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar

membaca buku paket / sumber

2. Grace Ersat

Januarto II

Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk diudara 3. FR.Puja

Ratnaningsih III

Guru harus jelas dalam menjelaskan pembagian yang lebih sukar

4. Winda

Pramita Sari IV

Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan 5.

Mulyadi V

Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam

menjelaskan perkalian dan pembagian 6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya

(24)

58

Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis II

(25)

59

Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran II

No Nama Kelas Temuan Masalah bacaan pada buku pelajaran

2. Grace Ersat

Januarto II

Guru sudah dalam menanamkan cara

Guru sudah lebih pelan dalam peraga sehingga siswa tertarik dan tidak bosan 5.

Mulyadi V

Guru sudah mulai pelan-pelan dalam

Suara guru sudah keras dalam menyampaikan materi

(26)

60

Hasil Post Supervisi Klinis / Balikan

No Nama Kelas Balikan

1.

Ch.Niken K I

Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing siswa belajar

membaca buku paket / sumber

2. Grace Ersat

Januarto II

Guru memberi contoh menulis tegak bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk diudara 3. FR.Puja

Ratnaningsih III

Guru harus jelas dalam menjelaskan pembagian yang lebih sukar

4. Winda

Pramita Sari IV

Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi dapat tersampaikan 5.

Mulyadi V

Guru harus sabar dalam membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam

menjelaskan perkalian dan pembagian 6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya

Gambar

Tabel 4.1 Data Siswa
Tabel 4.3 Data Guru / TU
Tabel 4.4
Tabel 4.6 Nilai Kegiatan Pembelajaran Siklus 1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Variabel-variabel di atas memiliki hasil yang berbeda dari tiap penelitian, pada penelitian Kemp, Jillapalli and Becerra (2014) menghasilkan bahwa Komitmen afektif

Berkaitan dengan proses produksi untuk mengolah kertas bekas yang telah dikumpulkan dari konsumen, terdapat dua koeisien yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan yaitu

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spektral, analisis SHD dan SVD serta pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan penampang seismik untuk mengetahui

Sedangkan yang dilaporkan oleh Kurniawan (2011) pemberian sumber nitrogen KNO3 dengan rasio C/N=10 pada medium mampu menghasilkan aktifitas protease paling tinggi

Pada proses pembelajaran digunakan aspek mengumpulkan data pengamatan yang terdiri dari empat deskriptor yaitu mengajukan hasil analisis sesuai dengan rumusan masalah, melihat

Meskipun tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan MS, studi klinis menunjukkan bahwa penyakit ini dapat diperlambat secara signifikan

Hal ini dapat dilihat bahwa dijaman urban-kosmopolit para kaum muda mengadopsi sebauh gaya dari komunitas punk yang dijadikan sebuah fesyen dalam berpakaian, tetapi dengan

Masih ingatkan kamu dengan gerakan kuat dan lemah tangan pada gerakan tari yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.. Cobalah mempraktikkan gerakan tersebut sambil