• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SEKSI PENGAWASAN DAN NORMA KERJA

BIDANG BINA HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BALI

(2)

Bahwa untuk pembinaan

norma-norma perlindungan tenaga kerja

khususnya norma keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) perlu diadakan

segala daya upaya salah satunya

(3)

Melindungi tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional.

Melindungi setiap orang lain yang berada

di tempat kerja.

Melindungi sumber produksi agar

(4)

Tempat Kerja

 Tiap ruangan/lapangan, tertutup/terbuka, bergerak/tetap,  Di mana naker bekerja, atau sering dimasuki naker

 Untuk keperluan suatu usaha

 Dan terdapat sumber-sumber bahaya

 Termasuk tempat kerja juga semua ruangan, lapangan,

halaman sekeliling yang merupakan bagian dan berhubungan tengan tempat kerja tersebut.

Pengurus

 Orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu

(5)

Pengusaha

 Orang/badan hukum yang menjalankan suatu usaha  Milik sendiri

 Bukan miliknya

 Mewakili a atau b, termasuk juga a dan b jika yang

diwakili berkedudukan di luar Indonesia Direktur

 Pejabat yang ditunjuk Menteri untuk melaksanakan UU ini.

Pegawai Pengawas

 Pegawai teknis berkeahlian khusus dari Depnaker yang

ditunjuk Menaker Ahli K3

 Tenaga berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang

(6)

Dalam segala tempat, di darat, di di

dalam tanah, di permukaan air, di

(7)

Dengan peraturan perundang-undangan

ditetapkan syarat-syarat keselamatan

kerja untuk:

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

b. mencegah, mengurangi dan

memadamkan kebakaran;

(8)

d. memberi kesempatan atau jalan

menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

e. memberi pertolongan pada kecelakaan;

f. memberi alat-alat perlindungan diri pada

para pekerja;

(9)

h. mencegah dan mengendalikan timbulnya

penyakit akibat kerja baik fsik maupun

psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. memperoleh penerangan yang cukup dan

sesuai

j. menyelenggarakan suhu dan lembab

udara yang baik;

(10)

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan

ketertiban;

m. memperoleh keserasian antara tenaga

kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya;

n. mengamankan dan memperlancar

pengangkutan orang, binatang, tanaman

atau barang;

(11)

p. mengamankan dan memperlancar

pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang;

q. mencegah terkena aliran listrik yang

berbahaya;

r. menyesuaikan dan menyempurnakan

pengamanan pada pekerjaan yang

(12)

1. KEADAAN MESIN-MESIN, PESAWAT-PESAWAT, ALAT-ALAT KERJA SERTA

PERALATAN LAINNYA, BAHAN-BAHAN DAN SEBAGAINYA.

2. LINGKUNGAN

3. SIFAT PEKERJAAN 4. CARA KERJA

(13)

Pasal 5

Direktur melakukan pelaksanaan umum

terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan

membantu pelaksanaannya.

 Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam

(14)

Pasal 6 (Banding)

 Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan permohonan

banding kepada Panitia Banding.

 Tata cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas Panitia Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

(15)

Pasal 7 (Retribusi)

 Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini

pengusaha harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundangan.

Pasal 8 (Pemeriksaan Kesehatan Awal, Berkala)

 Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan,

kondisi mental dan kemampuan fsik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.

 Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang

berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.

 Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan

(16)

Kewajiban Pengurus:

Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang:

 a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;

 b. Semua pengamanan dan alat-alat

perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;

 c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

(17)

Kewajiban Pengurus:

Memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas. Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga

kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan

kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian

(18)

Kewajiban Pengurus:

Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

Pengurus diwajibkan:

 a. secara tertulis menempatkan dalam tempat

kerja yang dipimpinnya, semua syarat

keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan

(19)

Kewajiban Pengurus:

 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat

dan ketentuan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.

 Pengurus diwajibkan:

 a. secara tertulis menempatkan dalam tempat

kerja yang dipimpinnya, semua syarat

keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan

(20)

Kewajiban Pengurus:

 b. Memasang dalam tempat kerja yang

dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

 c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat

perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan

menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan

petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk

(21)

 Permenaker Nomor: PER-04/MEN/1987 Tentang

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli

Keselamatan Kerja

 Susunan P2K3:

- Ketua

(22)

 Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan di

Kab/Kota

dalam 2 x 24 jam

(23)

 Memberikan keterangan yang benar pada

Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli K3.

 Memakai APD.

 Memenuhi dan mentaati syarat K3 yang

diwajibkan.

 Meminta pengurus perusahaan agar

melaksanakan syarat K3 yang diwajibkan.

 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana

(24)
(25)

1. HARUS DINILAI UNTUK MENENTUKAN TINGKAT RESIKO YANG MERUPAKAN TOLAK UKUR

KEMUNGKINAN TERJADINYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA.

2. DILAKUKAN PENGENDALIAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN:

A. KONDISI DAN KEJADIAN YANG DAPAT MENIMBULKAN POTENSI BAHAYA.

B. JENIS KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

(26)

MERUPAKAN

SUATU PROSES UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS PENGENDALIAN TERHADAP TINGKAT RESIKO/

KEMUNGKINAN TERJADINYA KECELAKAAN DAN

PENYAKIT AKIBAT KERJA, YANG DILAKUKAN DENGAN METODE:

1. PENGENDALIAN TEKNIS/REKAYASA MELIPUTI:

ELIMINASI, SUBSTITUSI, ISOLASI, VENTILASI, HYGENE DAN SANITASI.

2. DIKLAT

3. MEMBANGUN KESADARAN DAN MOTIVASI DIRI. 4. EVALUASI

(27)

1. MATERI/NON MATERI

2. MORAL

3. PEKERJA

(28)

Referensi

Dokumen terkait

skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Materi Cara Pencegahan Kerusakan Lingkungan dengan

a) Menggunakan prinsip Musyarokah/Mudharabah, dimana KJKS MBT Marhamah sebagai penyedia dana (shohibul maal) dan anggota sebagai pengelola dana (mudhorib).

Menurut hasil penelitian Kuswanhadi (1993), batang bawah dan batang atas berpengaruh pada pemecahan tunas okulasi dan laju tumbuh mata tunas sangat berpengaruh

Komite Audit yang diproxykan dengan (KA) berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting, artinya semakin banyak jumlah komite audit yang dimiliki oleh

Hasilanalisis regresi sederhana menunjukkan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 19%, sedangkan variabel promosi memiliki

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0.569 yang berarti bahwa

14 Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah Minggu I September 15 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH tentang

SETIAP SOAL HARUS MENGGUNAKAN BAHASA YANG SESUAI DENGAN KAIDAH BAHASA