• Tidak ada hasil yang ditemukan

181 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA MAN 2 PONTIANAK Lili Suryani , Hairida dan Dini Hadiarti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "181 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA MAN 2 PONTIANAK Lili Suryani , Hairida dan Dini Hadiarti"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

181

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI IPA MAN 2 PONTIANAK Lili Suryani*, Hairida dan Dini Hadiarti

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*E-mail: lilisuryani552@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan metode ceramah pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA MAN 2 Pontianak. Rumusan masalahnya yaitu mengetahui besar pengaruh Model PBL terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA MAN 2 Pontianak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Hasil penelitian 1) Terdapat pengaruh pembelajaran Model PBL terhadap aktivitas siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak, 2) Terdapat pengaruh pembelajaran Model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak, 3) Besarnya pengaruh model PBL terhadap aktivitas siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak adalah sebesar 95% dan 4) Besar pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak adalah sebesar 95%.

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Problem Based Learning

ABSTRACT

This result aimed to determine the differences activities and student's learning result by using the model of problem and speech method on solubility and the result of multiplying the solubility material in science class of XI MAN 2 Pontianak. Formulation on this research used an experiment method. The results showed that 1) There were some influences of PBL model to student activities at Solubility and Solubility Product in the class of XI MAN 2 Pontianak. 2) There were some influences of PBL model to student learning results in solubility material in the class. 3) The influence of PBL model to student activities at Solubility and Solubility Product in class of XI MAN 2 Pontianak was 95%. 4) The influence of PBL model on student learning results at Solubility and Solubility Product in class of XI MAN 2 Pontianak was 95%.

(2)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

182 PENDAHULUAN

Pendidikan menjadi suatu kebutuhan pokok bagi setiap individu untuk bekal dikehidupan yang akan datang. Karena pendidikan merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mempersiapkan kesuksesan masa depan pada zaman globalisasi. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sugiyono, 2013:42), yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan guru yang professional dan

kompeten dalam bidang

pembelajarannya. Penggunaan model yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan seorang guru yang benar-benar mampu untuk menyiapkan generasi penerus bangsa, yaitu melalui pendidikan yang sistematis di antaranya adalah dengan proses belajar mengajar. Dalam aktivitas belajar mengajar guru tidak dapat memisahkan materi dengan metode pengajaran, sebab dengan metode

mengajar ini guru dapat

mengimplementasikan keterampilan mengajar yang dimilikinya.

Keterampilan guru dalam menggunakan dan memilih model yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran akan sangat membantu pencapaian tujuan pengajaran. Faktanya

di lapangan pada pembelajaran yang dilakukan guru di kelas XI IPA MAN 2 Pontiank pada tanggal 27 Oktober 2015 dan 7 Januari 2016 menunjukkan bahwa aktivitas siswa belum optimal. Rincian hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kimia Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak

Hasil observasi yang sudah dipaparkan pada Tabel 1. sesuai dengan hasil wawancara pada guru kimia MAN 2 Pontianak. Menurut guru aktivitas siswa di kelas yang meliputi menanggapi pertanyaan guru, aktivitas saat diskusi berupa mengajukan pertanyaaan masih kurang, meskipun telah diijinkan untuk bertanya tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Aktivitas belajar siswa yang rendah dapat menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya ketuntasan nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA MAN 2 Pontianak kurang dari 50 %. Lebih

Delta H dan Energi Ikat (27 Oktober 2015)

Guru memberikan apersepsi dengan menghubungkan materi dalam kehidupan sehari-hari

1. Kegiatan awal

Guru memberikan apersepsi dengan menghubungkan materi dalam kehidupan sehari-hari

Guru menjelaskan materi22 orang siswa yangtidak memperhatikan

Sebanyak 14 orang siswa yang tidak menulis materi yang guru jelaskan didepan papan tulis Saat guru bertanya hanya 2 orang siswa yang berusaha menjawab pertanyaan sedangkan siswa yang lain hanya diam

Tidak ada siswa yang bertanya

2. jelaskan didepan papan tulis Saat guru bertanya hanya 4 orang siswa yang berusaha menjawab pertanyaan guru tersebut sedangkan siswa yang lainnya hanya diam

Tidak ada siswa yang bertanya

3. Kegiatan akhir

Guru tidak memberikan kesimpulan dan menutup pembelajaran kelas dengan salam

3. Kegiatan akhir

(3)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

183 Tabel 2. Nilai Ketuntasan Ulangan Harian Siswa pada Materi Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA MAN 2 Pontianak Tahun Ajaran 2014/2015

Tabel 2. terlihat kalau materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan merupakan materi dengan persentase ketuntasan paling rendah. Pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan sub materi yang paling rendah yaitu pada sub Hubungan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan dan Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan. kedua sub materi ini mendapatkan nilai paling rendah karena karakteristik dari materi ini bersifat abstrak yang meliputi perhitungan dan butuh pemahaman konsep yang baik. Pada Hubungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan siswa kesulitan dalam mengakarkan perbedaan elektrolit biner, terner, dan kuartener. Pada Pengaruh Ion Senama siswa kesulitan saat ditambahkan reaktan atau produk kesetimbangan akan bergeser kearah kiri atau kanan menentukan kemana pergeseran arahnya ke kanan atau ke kiri.

Untuk memahami materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan aktivitas siswa dituntut lebih. Dimana aktivitas tersebut meliputi aktivitas pandang, aktivitas lisan, aktivitas dengar, aktivitas tulis dan aktivitas emosional. Kelima aktivitas ini sangat diperlukan dalam memahami materi Kelarutan Dan

Hasil Kali Kelarutan karena dalam memahami materi yang guru jelaskan tentu saja siswa harus memperhatikan dan mendengarkan secara seksama apa yang guru tersebut jelaskan dan apa yang tidak dimengerti tentu saja harus ditanyakan dan ini berkaitan dengan seberapa tertarik siswa tersebut terhadap materi yang dijelaskan. Karena guru menjelaskan dan menulis didepan papan tulis yang tentu saja akan segera dihapus oleh karena itu siswa harus mencatat dibuku catatannya ini dimaksudkan agar ingatan siswa tentang materi yang baru saja dijelaskan tersimpan utuh dan apabila siswa lupa dengan materi tersebut siswa bisa membuka ulang buku catatannya. Jadi dimateri ini aktivitas dan hasil belajar siswa perlu diperbaiki.

Model Problem Based Learning (PBL) dipercaya merupakan model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa dan lebih berpusat kepada siswa sehingga cocok dengan materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dimana aktivitas siswa akan terlihat sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Kimia. Hal ini dikarena model pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan pemahaman kepada siswa untuk menerima materi yang disampaikan sehingga sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran kimia, khususnya pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

(4)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

184 Target/Subjek Penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA yang terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 MAN 2 Pontianak yang belum diajarkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas di antara kelas XI 1, XI 2 dan XI 3 yang belum diajarkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang dipilih secara acak. Pemilihan dua kelas sebagai sampel mengacu pada nilai mid semester genap yang diberikan oleh guru mata pelajaran kimia MAN 2 Pontianak. Pemilihan dilakukan dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya sampel di dalam populasi. Uji homogenitas dilakukan dengan uji levene terhadap nilai mid semester siswa menggunakan program SPSS 16,0 for windows. Uji levene digunakan karena data yang digunakan belum diketahui normal atau tidaknya, sehingga uji levene perlu digunakan. Jika diperoleh data yang homogen, artinya kemampuan tiap kelas dianggap sama. Maka pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik random sampling.

Prosedur Penelitian 1. Tahap awal (Pra-riset)

a. Observasi kelas XI IPA MAN 2. b. Wawancara dengan guru kimia kelas

XI IPA MAN 2

c. Meminta data kepada guru kimia kelas XI IPA mengenai hasil belajar mata pelajaran kimia tahun ajaran 2014/2015 dan 2015/2016.

2. Tahap Persiapan

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal, dan kunci jawaban.

b. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi (Check List) dan angket yang terdiri dari:Lembar observasi (Check List) penerapan model pembelajaran berbasis masalah, Lembar observasi (Check List) aktivitas siswa, Angket aktivitas belajar siswa.

c. Menyiapkan instrumen penelitian tes hasil belajar siswa yang yang terdiri dari: Kisi-kisi soal Pretest dan Posttest, Kunci jawaban dan pedoman penskoran tes hasil belajar. d. Melakukan validasi instrumen

penelitian RPP, tes hasil belajar, lembar observasi dan angket yang dilakukan oleh dosen yang ahli di bidang kimia.

e. Merevisi semua instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi.

f. Menguji coba soal tes yang telah direvisi

g. Menganalisis data hasil uji coba (reliabilitas)

3. Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menyampaikan materi tentang Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. 4. Tahap Akhir

a. Menganalisis data hasil penelitian, yakni lembar observasi (Check List), angket dan tes hasil belajar (Posttest) siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(5)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

185 c. Menarik kesimpulan dari hasil

analisis data

Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Peneliti menggunakan observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

b. Tes

Tes hasil belajar dalam penelitian ini berupa hasil tes (Pre-Test ) sebelum melakukan percobaan dan (Post-Test) setelah melakukan percobaan.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lembar Observasi (Check List) dan Tes.

a. Penulisan butir soal

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal Pre-Test dan Post-Test essay.

b. Validasi

Setelah butir soal divalidasi oleh dua penilai, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan perhitungan menurut Gregory seperti pada Tabel 3.

Tabel 3.-Matriks Uji Gregory

Berikut data validitas aktivitas belajar sebagai berikut:

Tabel 4.-Validitas Hasil Belajar

Tabel 5.-Validitas Aktivitas Belajar

c. Reliabilitas

Untuk mengetahui soal yang digunakan reliabel atau tidak, maka soal tersebut harus diuji cobakan di sekolah yang berbeda atau di kelas yang berbeda yang sudah diajarkan pada materi yang sama. Dalam penelitian ini uji coba soal dilakukan pada sekolahan yang sama yaitu MAN 2 Pontianak, namun dengan kelas yang bukan menjadi sampel penelitian, yaitu soal diuji cobakan pada kelas XI IPA 3 MAN 2 Pontianak. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach's

Alpha Keterangan Hasil

Belajar

0.859 Reliabel

Aktivitas Belajar

0.938 Reliabel

(6)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

186 Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil pretest dan posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Rencana analisis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa nilai tes hasil dan retensi belajar:

1. Memberikan skor pada hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan kriteria penskoran yang tercantum dalam kunci jawaban.

2. Uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan terdistribusi normal jika signifikasi lebih besar daripada 5% atau 0,05. 3. Pretest kedua kelas berdistribusi

normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan uji lavene menggunakan SPSS 16 for windows.

4. Varians kedua kelas homogen, dilanjutkan dengan uji-t. Jika varian sama maka uji-t menggunakan Equal Varians Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varians berbeda menggunakan Equal Varians Not Assumed (diasumsikan varians berbeda).

5. Menentukan t tabel. Tabel distribusi t dicari pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau dapat dicari menggunakan Microsoft Excel dengan cara pada kotak kosong ketik = tinv (0,05, n-2) lalu enter.

6. Pretest salah satu atau kedua kelas tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik menggunakan uji U-Mann Whitney dengan program SPSS 16 for windows.

7. Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis 8. Untuk mengukur aktivitas belajar

pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, digunakan rumus presentase dan rata-rata Hasil analisis data presentase ini akan disesuaikan dengan kategori sebagai berikut:

Rumus dan kriteria besarnya Effect Size menggunakan Persamaan 4 sebagai berikut:

̅ ̅

Tabel 7.-Nilai Kriteria Effect Size

Interval Kriteria

ES ≤ 0,2 Rendah

0,2 < ES < 0,8 Sedang

ES ≥ 0,8 Tinggi

Sumber: Suharsimi Arikunto, 2013:176

9. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, digunakan Effect Size. Rumus dan kriteria besarnya Effect Size menggunakan Persamaan 4 sebagai berikut :

̅ ̅

Tabel 8.-Nilai Kriteria Effect Size

Interval Kriteria

ES ≤ 0,2 Rendah

0,2 < ES < 0,8 Sedang

ES ≥ 0,8 Tinggi

(7)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

187 dibandingkan dengan tabel Z untuk melihat persentase yang diperoleh.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dalam hal ini akan peneliti bahas sesuai dengan permasalahan yang ada, yaitu:

A. Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa yang Diajar dengan Menggunakan model PBL dan Metode Ceramah

Perbedaan aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemampuan Awal Aktivitas

a. Nilai Rata-rata Kemampuan Awal Aktivitas

Dari hasil pengolahan data untuk masing-masing kelas diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai rerata terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, dan Rata-rata Kemampuan Awal aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sama besarnya. Namun untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai aktivitas awal siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol akan dilaksanakan uji kesamaan dua rata-rata dengan taraf signifikansi 5%.

b. Tes Normalitas Distribusi

Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Normalitas Distribusi Kemampuan Awal Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 11. nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai aktivitas kemampuan awal untuk eksperimen adalah 0,652 dan kelas kontrol adalah 0,608 Karena nilai signifikansi kedua kelas lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. Sehingga dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians.

c. Uji Homogenitas Dua Varians

(8)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

188 Berdasarkan hasil output uji

homogenitas varians dengan

menggunakan uji Levene pada Tabel 11. nilai signifikansinya adalah 0,076. Karena 0,076 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama, atau kedua kelas tersebut homogen. Sehingga dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)

thitung <ttabel sebesar 0,941 (0,941<

1,669). Maka Ho diterima atau

kemampuan awal aktivitas kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas control.

2. Kemampuan Akhir Aktivitas

a. Nilai Rata-rata Kemampuan Akhir Aktivitas

Tabel 12. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, dan Rata-rataKemampuan Akhir Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan data pada Tabel 12. terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 79,32 dan 63,87. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata skor kemampuan akhir kelas eksperimen sedikit lebih besar dibandingkan dengan rata-rata skor kemampuan akhir kelas kontrol. Untuk mengetahui apakah kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak maka dilanjutkan dengan uji normalitas distribusi.

b. Tes Normalitas Distribusi

Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Normalitas Distribusi Kemampuan Akhir Aktivitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 13. nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai kemampuan akhir aktivitas untuk eksperimen adalah 0,479 dan kelas kontrol adalah 0,420. Karena nilai signifikansi kedua kelas lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan Uji Homogenitas Dua Varians. c. Uji Homogenitas Dua Varians

Menguji homogenitas dua varians antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan uji Levene dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan taraf signifikansi 0,05. Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat pada Tabel 14.

(9)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

189 Berdasarkan hasil output uji

homogenitas varians dengan

menggunakan uji Levene pada Tabel 16. nilai signifikansinya adalah 0,136. Karena 0,136 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama, atau kedua kelas tersebut homogen. Setelah dilakukan uji seperti yang sudah dipaparkan diatas dan didapatkan hasil bahwa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji-t.

d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)

thitung >ttabel sebesar 10,381 (10,875 >

1,669). Karena thitung lebih besar maka Ha

diterima atau nilai kemampuan akhir aktivitas kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Itu artinya terdapat perbedaan aktivitas antara kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL dan kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah.

Tabel 15. Persentase Perbandingan Aktivitas Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model PBL dan Metode Ceramah

Pada Tabel 15. terlihat perbedaaan aktivitas antara siswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model PBL dan kelas kontrol yang diajar dengan

menggunakan metode ceramah. Peningkatan setiap aktivitas ini terjadi karena adanya pemberian perlakuan yaitu berupa pengajaran dengan menggunakan model PBL. Model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa itu sendiri karena pada model PBL ini lebih berpusat kepada siswa sementara guru hanya sebagai fasilitator saja. Dengan menggunakan model PBL terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pernyataan Amir (2009:27) yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Seperti yang telah dijelaskan oleh Ngalimun (2013) bahwa pembelajaran berbasis masalah PBL merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

(10)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

190 sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa dalam belajar.

B.Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan menggunakan Model PBL dan Metode Ceramah

1. Tes Awal (Pretest) a. Nilai Rata-rata Pretest

Tabel 16. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, dan Rata-rataTes Awal

(Pretest) Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata skor Pretest kelas kontrol sedikit lebih besar dibandingkan dengan rata-rata skor Pretest kelas eksperimen. Namun untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai kemampuan awal siswa kelas eksperimen sama atau tidak dengan kelas kontrol akan dilaksanakan uji kesamaan dua rata-rata dengan taraf signifikansi 5%.

b. Tes Normalitas Distribusi

Hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 17.

Tabel 17. Normalitas Distribusi Tes Awal (Pretest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai tes awal (Pretest) untuk eksperimen adalah 0,135 dan kelas kontrol adalah 0,300 Karena nilai

signifikansi kedua kelas lebih besar dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Levene.

c. Uji Homogenitas Dua Varians

Hasil output uji homogenitas varians dengan menggunakan uji levene pada Tabel 18.

Tabel 18. Homogenitas Dua Varians Tes Awal (Pretest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai signifikansinya adalah 0,058. Karena 0,058 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama, atau kedua kelas homogen. Berdasarkan uji yang sudah dilakukan diatas maka didapatkanlah hasil tes awal kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen maka bisa dilanjutkan dengan uji kesamaan dua rerata (Uji-t).

d. Uji Kesamaan Dua Rerata (Uji-t)

thitung <ttabel sebesar 0,685

(0,685<1,669). Maka Ho di terima atau

nilai Pretest kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol. Karena kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda maka dilanjutkan dengan menganalisis posttest seperti tahapan analisis Pretest.

2. Tes Akhir (Posttest) a. Nilai Rata-rata Posttest

(11)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

191 Tabel 19. Nilai Maksimum, Nilai Minimum, dan Rata-rata Tes Awal

(Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa rata-rata skor posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata skor posttest kelas kontrol. Namun untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai kemampuan akhir siswa kelas eksperimen sama atau tidak dengan kelas kontrol akan dilaksanakan uji kesamaan dua rata-rata dengan taraf signifikansi 5%.

b. Tes Normalitas Distribusi

Hasil output uji normalitas varians dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 20.

Tabel 20. Normalitas Distribusi Tes Awal (Posttest) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai signifikansi pada kolom signifikansi data nilai tes akhir (posttest) untuk eksperimen adalah 0,000 dan kelas kontrol adalah 0,015 Karena nilai signifikansi kedua kelas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik menggunakan uji U-Mann Whitney dengan program SPSS 16.0 for windows.

Tabel 21. Uji-U Mann-Whitney

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kolom Asymp. Sig. (2-tailed) / Asymptotic significance dua sisi adalah 0,000 atau probalitasnya di bawah 0,05 (0.000 < 0,005). Maka Ho ditolak atau

nilai kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan model PBL. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan kemampuan akhir kelas eksperimen dengan menggunakan model PBL dan kelas kontrol dengan metode ceramah.

Perbandingan hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat dalam Tabel 22.

Tabel 22. Perbandingan Prettest dan

Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

(12)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

192

proses pembelajaran dengan

menggunakan model PBL.

Model PBL ini sendiri lebih berpusat kepada siswa seperti yang dikatakan oleh Rusman (2014:229) yaitu: Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Ngalimun (2013) bahwa pembelajaran model PBL merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Oleh sebab itulah peningkatan hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol karena pada kelas eksperimen dengan siswa berfikir secara mandiri terlebih dahulu akan membuat siswa memiliki rasa keingintahuan lebih besar sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang lebih baik.

C. Pengaruh Model PBL terhadap Aktivitas Siswa

Cara untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model PBL terhadap aktivitas belajar siswa, dilakukanlah uji dengan effect size. Uji effect size merupakan uji statistik tindakan lanjut dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh perlakuan.

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan effect size adalah sebesar 1,60 kemudian dicocokkan dengan tabel Z menunjukan treatment yang dilakukan peneliti memberikan pengaruh terhadap nilai aktivitas belajar sebesar 95%.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Amna (2015) yang menyebutkan dengan menggunakan Model PBL aktivitas siswa meningkat sebesar 82,59%. Penelitian terdahulu jika dibandingkan dengan penelitian sekarang dapat dilihat perbedaannya bahwa lebih tinggi persentase penelitian sekarang hal ini disebabkan karena pada penelitian sekarang langkah-langkah Model PBL semuanya terlaksana karena dapat memanfaatkan waktu dengan sangat efisien.

D. Pengaruh Model PBL terhadap Hasil Belajar Siswa

Cara untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model PBL terhadap hasil belajar siswa, dilakukanlah uji dengan effect size. Uji effect size merupakan uji statistik tindakan lanjut dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh perlakuan.

(13)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

193 size adalah sebesar 1,65. Kemudian dicocokkan dengan tabel Z sehingga menunjukkan treatment yang dilakukan peneliti memberikan pengaruh terhadap nilai hasil belajar sebesar 95%. Ini berarti bahwa pembelajaran menggunakan model PBL memberikan pengaruh terhadap hasil belajar sebesar 1,65 atau 95%.

Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Amna dengan judul Penerapan Model PBL, untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI MAN Banda Aceh 1. Model PBL memberikan sumbangan terhadap hasil belajar sebesar 84,38%. Penelitian yang dilakukan oleh Buang Saryantono dengan judul Pengaruh Model PBL Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa memberikan sumbangan terhadap hasil belajar sebesar 68,74%. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Hidayat (2011) pada materi Konsep Termokimia bahwa penerapan Model PBL memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa yaitu sebesar 70,17 %.

Berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan sekarang. Dimana hasil penelitian yang peneliti lakukan lebih baik hasilnya dari penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan karena peneliti mampu melaksanakan langkah-langkah Model PBL dengan baik dan benar sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dipatenkan oleh para ahli. Peneliti mampu mengajak siswa untuk berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh peneliti. Dimana pada proses penyelesaiannya siswa secara

berkelompok mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang diberikan secara bersama-sama dan disini peneliti hanya bertindak sebagai fasilitator saja dalam membantu siswa menyelesaikan masalah. Peneliti mampu mengelola kelas dan pembagian kelompok secara heterogen sehingga ini sangat membantu dalam proses penyelesaian masalah.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh pembelajaran

Model PBL terhadap aktivitas siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak.

2. Terdapat pengaruh pembelajaran Model PBL terhadap hasil belajar siswa Pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak.

3. Besarnya pengaruh Model PBL Terhadap Aktivitas Siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak adalah sebesar 95%. 4. Seberapa besar pengaruh Model PBL

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak adalah sebesar 95%.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, T. M. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(14)

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

194 Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI MAN Banda Aceh 1. Jurnal. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Aceh. Diakses di

http://etd.unsyiah.ac.id/index.ph p?p=show_detail&id=17629.

Hidayat, S. (2011). Pengaruh Strategi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Jurnal. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Diakses di

http://repository.uinjkt.ac.id/dspa ce/bitstream/123456789/.../SON Y%20HIDAYAT-FITK.pdf.

Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: AswajaPresindo.

Rusman, (2014). Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman, (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

---.(2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Buatlah program yang menghitung jumlah kemunculan huruf pada

Untuk meningkatkan minat membaca pada anak melalui media pembelajaran kartu kata pada anak Kelompok B TK Pertiwi 2 Manggis, Mojosongo, Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014..

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN WISATA GREEN CANYON KECAMATAN CIJULANG KABUPATEN PANGANDARAN DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN..

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI SISWA DAN KREATIFITAS GURU, KELAS XI IPS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WONOSARI

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kampung Samin Klopoduwur dimana terdapat Komunitas Wong Sikep yang memilki budaya unik berpotensi menjadi wisata unggulan di

STUDENTS’ READING STRATEGIES TO ANSWER MULTIPLE CHOICE QUESTIONS OF READING PASSAGE.. AT THE THIRD GRADE OF SMA NEGERI 1 KLEGO, BOYOLALI 2009/2010

Adapun hasil akhir yang diharapkan ( ultimate objectives ) dengan terumuskannya kebijakan pengembangan wilayah pesisir ini adalah sumber daya alam pesisir yang berkelanjutan,

[r]