TATA CARA DAN ANALISIS PERENCANAAN WILAYAH Muatan perencanaan wilayah
1.Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang 2.Rencana Struktrur Ruang
3.Rencana Pola Ruang
4.Penetapan Kawasan Strategis Provinsi 5.Arahan Pemanfaatan Ruang
6.Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang a.Ketentuan umum peraturan zonasi
b.Ketentuan perizinan
c.Ketentuan insentif-disinsentif d.Arahan sanksi
Analisis yang di gunakan
Analisis delinasi kawasan
Analisis kebijakan pembangunan
Analisis kesesuaian dan daya dukung lahan Analisin kependudukan
Analisis pemamfaatan lahan Analisis System permukiman Analisis perekonomian wilayah Analisis transportasi
Analisis sarana prasarana Analisis social budaya
Analisis peran serta masyarakat
Dalam kegiatan perencanaan ruang wilayah, analisis diatas dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kedepannya, namun lebih berorientasi kepada tiga aspek yaitu:
1.) Kondisi sekarang;
2.) Kecenderungan di masa depan; dan
3.) Kebutuhan ruang untuk memenuhi tuntutan kebutuhan kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya serta pertahanan keamanan maupun konservasi alam. Secara prosedur, setiap kegiatan perencanaan wilayah yang dilakukan selalu diawali dengan tahap pengumpulan data karena data adalah sesuatu yang sangat penting dalam perencanaan suatu wilayah ataupun kota. Data dalam perencanaan merupakan sesuatu yang kedudukannya paling tinggi, karena suatu perencanaan akan ada setelah melihat keadaan fakta di lapangan (data) dan dilakukan suatu analisis. Oleh karenanya data merupakan suatu hal yang paling penting dan mendasar. Data yang baik adalah data yang lengkap dan tentunya data yang akurat. Karena data yang tidak baik dapat membuat hasil perencanaannya tidak baik pula. Adapun jenis-jenis data yang pada umumnya dibutuhkan dalam setiap kegiatan perencanaan wilayah adalah :
a. Data kependudukan,
b. Data sarana dan prasarana,
c. Data pertumbuhan ekonomi wilayah,
d. Data spasial perkembangan wilayah minimal 5 tahun terakhir, e. Data kemampuan keuangan pembangunan daerah,
f. Data dan informasi tentang kelembagaan,
g. Data dan informasi tentang kebijakan penataan ruang,
h. Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral, dan i. Peraturan perundang-undangan terkait.
TAHAP KAJIAN AWAL DATA SEKUNDER Tahapan Review RTRW Sebelumnya
Kegiatan review RTRW Kabupaten/Kota dilakukan jika RTRW Kabupaten/Kota sebelumnya telah disusun Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan
• Simpangan antara rencana dengan atau implementasi/ kenyataan di lapangan; •Keputusan terhadap perubahan RTRW Kabupaten/Kota sebelumnya, apakah akan disusun RTRW Kabupaten/Kota baru, atau perubahan sebagian RTRW lama, atau masih dapat menggunakan RTRW Kabupaten/Kota sebelumnya
1.Jaring asmara: angket, temu wicara, wawancara
2.Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui kunjungan ke semua wilayah
Data sekunder •Peta-peta:
a.RBI atau peta topografi skala 1:50.000
b.Citra satelit (update peta dasar/tutupan lahan) c.Peta batas wilayah
d.Peta batas kawasan hutan
e.Peta masukan untuk analisis kebencanaan f.Peta masukan untuk analisis SDA
Setelah pengumpulan data dilakukan selanjutnya dilakukan analisis. Dan jika analisis ini dilakukan untuk ruang lingkup wilayah Kabupaten/Kota, maka analisis ini dilakukan untuk memahami wilayah Kabupaten/Kota dalam perspektif yang lebih komprehensif dengan memperhatikan keterkaitan antar aspek pembangunan baik dalam lingkup internal wilayah Kabupaten/Kota maupun dalam lingkup yang lebih luas. Analisis ini dilakukan dengan melakukan sintesa atau kombinasi dua atau lebih dari analisis diatas. Adapun hasil keseluruhan dari analisis sampai analisis sintesa multi aspek tersebut adalah meliputi :
a. Visi pengembangan Kabupaten/Kota;
b. Potensi dan masalah penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota dari multi aspek yang berpengaruh
c. Peluang dan tantangan penataan ruang wilayah Kabupaten/Kota dari multi aspek yang berpengaruh;
d. Kecenderungan perkembangan dan kesesuaian kebijakan penataan ruang wilayah kebupaten
dimiliki, mengelola peluang yang ada serta dapat mengantisipasi tantangan pembangunan ke depan.
f. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
g. Arah pola ruang berbasis mitigasi bencana dan memperhatikan karakteristik sosial budaya di wilayah Kabupaten/Kota