PENINGKATAN PERAN INFOKOM DALAM MEMPROMOSIKAN
Dunia pariwisata merupakan salah satu sektor yang dimiliki daerah
yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD). PAD merupakan salah satu penerimaan daerah yang sangat penting
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah. Oleh karenanya,
sektor pariwisata, apabila dikembangkan dan dikelola serta dipromosikan
secara baik akan memberi sumbangan yang besar terhadap PAD.
Pengembangan sektor pariwisata daerah secara lebih luas juga akan
memiliki efek ganda (multiplier effect) terhadap peningkatan kesejahteraan
rakyat. Dengan adanya pariwisata, sektor ekonomi riil yang ada di masyarakat
dapat berkembangkan, seperti kerajinan, makanan, penginapan/hotel, dan
sebagainya. Bangkitnya sektor ekonomi riil tersebut diharapkan bisa
meningkatkan derajat hidup masyarakat, baik sandang, pangan, papan,
pendidikan dan kesehatan.
Kota Malang telah mengukuhkan diri dengan Tri Bina Citanya, yaitu
sebagai Kota Pendidikan, Kota Industri dan Kota Pariwisata. Pengukuhan diri
ini tentunya bukan sekedar slogan, tetapi secara riil diwujudkan dengan
tiga, yaitu sebagai Kota Pariwisata, secara khusus telah dibentuk Dinas
Pariwisata, Informasi dan Komunikasi. Adapun misi dari dinas ini adalah:
• Mengembangkan dan membangun kepariwisataan Kota Malang; • Pengembangan obyek wisata kota;
• Menciptakan kenyamanan bagi wisatawan;
• Melestarikan budaya lokal; dan
• Terselenggaranya kegiatan kepariwisataan berdasarkan peraturan
perundang‐undangan daerah (Dinas Parinkom Kota Malang, 2006).
Dinas Pariwisata, Informasi dan Komunikasi sebagai dinas teknis yang
menangani kepariwisataan daerah memiliki peran yang penting untuk
mempromosikan potensi wisata yang dimiliki Kota Malang kepada
masyarakat luas, baik secara nasional maupun internasional. Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi sangat memungkinkan untuk digunakan
sebagai sarana promosi pariwisata ke seluruh dunia.
Kepariwisataan Kota Malang
Kota Malang memiliki posisi yang paling strategis di wilayah Malang
Raya. Posisi ini sangat menguntungkan karena wisatawan, baik domistik
maupun manca negara yang mengunjungi dua daerah lainnya di Malang Raya,
yaitu Kabupaten Malang dan Kota Batu, setidaknya melewati Kota Malang.
Dengan demikian para wisatawan tersebut dapat singgah ataupun menginap
di kota Malang.
Letak Kota Malang relatif tidak terlalu jauh dengan obyek wisata yang
ada di Kabupaten Malang maupun Kota Batu. Hal ini sangat memungkinkan
bagi wisatawan untuk memilih Kota Malang sebagai tempat untuk menginap.
Apalagi jumlah hotel dan penginapan di Kota Malang, mulai yang berbintang
penginapan di Kota Malang sebanyak 55 buah (Dinas Parinkom Kota Malang,
2006).
Selain obyek wisata di Kabupaten Malang dan Kota Batu, Kota Malang
sendiri memilikinya seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Data Obyek Wisata Kota Malang
bertambah, mengingat potensi yang ada di Kota Malang untuk dikembangkan
sebagai obyek wisata baru cukup besar. Peran pengusaha dan lembaga
pendidikan bisa terus didorong untuk berpartisipasi menciptakan obyek‐obyek
wisata baru, baik yang bersifat hiburan maupun pendidikan.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Malang berdasarkan tempat
menginap ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2. Data Kunjungan Wisatawan Kota Malang*)
sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 33,4%
dari tahun sebelumnya. Penurunan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya adalah bertambahnya jumlah hotel atau penginapan di luar Kota
Malang yang dapat dijadikan alternatif oleh wisatawan sebagai tempat
menginap.
Media Promosi Pariwisata
Pada saat ini, media yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan
pariwisata jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan salah satu
faktor pendorongnya. Teknologi ini sudah banyak diadopsi oleh kalangan
pemerintahan, pendidikan, bisnis dan lainnya sebagai sarana untuk promosi,
desiminasi informasi dan transaksi. Di bidang pemerintahan disebut dengan
istilah e‐government (Rahardjo, 2002:79), di bidang pendidikan disebut dengan
istilah e‐learning, dan di bidang bisnis disebut dengan istilah e‐business/e‐
commerce.
Agar tujuan promosi pariwisata tercapai secara efektif, maka media
yang dipilih dapat mengkombinasikan berbagai teknologi, dari mulai yang
wisatawan cukup beragam. Memang harus disadari, teknologi yang berbeda
memiliki keterjangkauan yang berbeda pula. Keterjangkauan di sini
menyangkut luasan geografis maupun kelompok sasaran.
Media yang dapat dipergunakan sebagai sarana mempromosikan
pariwisata adalah:
• Media Cetak
Media ini banyak jenisnya, dapat berupa buku, booklet, brosur,
koran, majalah dan sebagainya. Media ini pada dasarnya menggunakan
kertas yang dicetak untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Penggunaan media cetak seperti buku, booklet dan brosur
untuk penyebarannya (distribusi) dapat dilakukan bekerjasama dengan
biro‐biro travel, hotel, penginapan, atau lainnya. Sedangkan biaya
pencetakannya, dapat bekerjasama dengan sponsor atau dibiayai sendiri
oleh pemerintah daerah. Keterjangkauan distribusi buku, booklet, dan
brosur sangat dipengaruhi oleh pihak‐pihak yang diajak kerjasama.
Sedangkan untuk koran dan majalah, memang
keterjangkauannya bisa lebih luas, apalagi jika distribusinya hingga
mancanegara. Untuk pembiayaan di koran dan majalah ini, pemerintah
daerah dapat mengadakan kerjasama dengan sponsor atau dibiayai
sendiri dari pos anggaran daerah.
• Media Elektronik
Media elektronik dapat berupa radio atau TV. Media ini juga
cukup efektif digunakan untuk mempromosikan pariwisata.
Keterjangkauan media ini memang bisa sampai ke semua lapisan
masyarakat, karena hampir semua masyarakat memiliki radio dan/atau
demikian, pemerintah daerah dapat menggandeng sponsor untuk
memikul pembiayaannya.
Media elektronik, terutama TV, baik lokal maupun nasional,
memiliki keunggulan dapat menampilkan obyek‐obyek wisata secara
langsung dan lebih hidup. Masyarakat yang menyaksikan dapat
memiliki gambaran yang lebih baik jika dibandingkan melalui media
cetak.
• Media Internet
Internet merupakan salah satu bentuk kemajuan di bidang TIK.
Internet memiliki keterjangkauan secara geografis yang paling luas.
Semua orang di seluruh dunia dapat mengaksesnya secara langsung. Isi
yang disajikan dapat berupa teks, gambar, suara, atau video. Dari segi
biaya juga sangat ekonomis.
Fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan
pariwisata di media internet ini diantaranya adalah:
1. Website/Homepage
Website/homepage atau yang lazim disebut dengan web adalah
media berisi informasi yang dapat diakses oleh komputer yang
terhubung dalam jaringan (McLeod and Schell, 2001:55). Web ini
diakses melalui alamat tertentu. Web dapat berisi teks, gambar,
suara, atau video. Kecepatan akses web sangat dipengaruhi oleh
lebar jalur (bandwidth) yang dimiliki. Web dapat dibangun secara
statis maupun dinamis. Kelemahan web yang dibangun secara statis
adalah peng‐update‐an informasi relatif lebih sulit dan informasi
tidak terarsip secara baik. Berbeda dengan web dinamis, yang
memiliki kemudahan didalam meng‐update informasi/tampilan dan
Gambar 1. Website Dinas Pariwisata, Informasi dan
Komunikasi Pemkot Malang
2. Mailinglist/Group
Mailinglist/group merupakan kelompok diskusi yang ada di
internet. Kelompok diskusi ini memiliki anggota yang jumlahnya
bisa mencapai ribuan sehingga cukup efektif untuk dijadikan media
mempromosikan pariwisata. Anggota yang tergabung dalam suatu
kelompok diskusi dapat berasal dari berbagai kalangan, lokasi
geografis, dan sebagainya.
Apabila ingin mengirim informasi ke dalam kelompok diskusi
tidak perlu mengirim e‐mail ke semua anggota. Pengirim cukup
mengirimkan informasi ke alamat kelompok diskusi tertentu, maka
secara otomatis semua anggota kelompok diskusi tersebut akan
menerimanya.
Informasi yang disampaikan ke kelompok diskusi dapat berisi
pengalaman, anggota kelompok diskusi lebih menyukai diberi link
ke web tertentu daripada harus membaca deskripsi yang panjang.
3. Email
E‐mail merupakan surat elektronik yang dikirim melalui internet.
Pengguna e‐mail dapat berhubungan tanpa mengenal batas ruang
dan waktu (Oetomo, 2001:12). Promosi pariwisata melalui e‐mail
sangat mungkin dilakukan. Informasi kepariwisataan seperti obyek
wisata, event budaya, atau lainnya dapat disampaikan kepada
seseorang atau institusi (misalnya: biro travel, hotel, dsb.) yang
diketahui alamat e‐mailnya. Staf Dinas Pariwisata, Informasi dan
Komunikasi misalnya, secara rutin mengirimkan informasi tersebut
ke e‐mail seseorang atau institusi. Oleh karena itu, alamat e‐mail yang
telah dimiliki sebaiknya dimasukkan ke dalam database agar
sewaktu‐waktu dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah.
4. FTP (File Transfer Protocol)
Pemerintah Daerah atau dinas terkait dapat menyediakan fasilitas
FTP kepada masyarakat luas agar dapat mengambil/men‐download
informasi pariwisata (berupa file teks, gambar, suara, atau video)
secara langsung melalui internet. FTP menyediakan fasilitas untuk
menyalin file secara elektronik dari satu komputer ke komputer
lainnya dalam jaringan internet (Oetomo, 2001:13).
Untuk melihat tingkat pengambilan file oleh masyarakat luas,
pengelola FTP dapat memasang log systems yang berfungsi mencatat
setiap pengambil file. Dari log systems ini dapat disajikan grafik atau
tabel pengambil file sehingga pengelola dapat mengetahui efektivitas
sarana ini.
5. Search Engine
Search engine hakekatnya adalah mesin pencari yang dapat
dipergunakan untuk mencari informasi di internet. Fasilitas ini dapat
digunakan sebagai media promosi pariwisata. Jika seseorang
menginginkan informasi wisata di kota Malang, maka dengan
mengetikkan kata kuncinya akan ditampilkan informasi mengenai
wisata kota Malang tersebut. Diantara search engine yang ada,
Yahoo.com dan Google.com merupakan search engine yang populer.
• Media Alternatif
Media alternatif merupakan media perluasan dari media promosi
pariwisata yang telah disampaikan di atas. Media alternatif ini
diantaranya adalah:
1. CD/DVD
CD/DVD merupakan media penyimpanan data yang dapat
dipergunakan sebagai media promosi. Harganya relatif murah
dan kapasitasnya cukup besar. CD/DVD ini dapat diisi informasi
baik berupa booklet, brosur, video, atau suara yang bisa
dibaca/dilihat melalui komputer/TV. CD/DVD diberikan secara
kepada tamu pemerintah kota, hotel, biro travel atau pihak‐pihak
lain sesuai yang menjadi target pasar pariwisata.
2. Kaos, souvenir, kalender dan sejenis
Untuk promosi pariwisata, pemerintah daerah dapat
memproduksi kaos, souvenir, kalender dan sejenisnya yang
memuat informasi mengenai suatu obyek pariwisata di kota
Malang. Produk ini dapat dijual atau dibagikan secara gratis pada
event‐event tertentu.
3. Peta (Map) Wisata
Untuk menyebarkan informasi obyek wisata, pemerintah daerah
dapat mencetak atau membuat peta wisata yang dipasang di
tempat‐tempat strategis. Dengan adanya peta wisata ini
diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui lokasi‐lokasi
obyek wisata yang ada di Kota Malang.
4. Pameran Wisata
Pada waktu‐waktu tertentu, pemerintah daerah atau dinas terkait
dapat menyelenggarakan pameran wisata, baik di Malang atau di
luar Malang untuk memperkenalkan obyek‐obyek wisata yang
ada di Kota Malang. Pameran ini dapat diselenggarakan sendiri
atau secara bersama‐sama dengan pemerintah daerah lainnya.
Penutup
Kota Malang memiliki banyak keunggulan di bidang pariwisata.
Lokasinya yang stategis di Malang Raya dan jalur transportasi yang relatif baik
dan terbuka merupakan modal dasar yang belum tentu dimiliki daerah
lainnya. Oleh karena itu, sektor pariwisata ini dapat dijadikan sebagai salah
satu unggulan untuk meningkatkan PAD dan kesejahteraan masyarakat.
Promosi memegang peranan penting agar masyarakat luas, baik dari
manca negara maupun domistik, tertarik untuk mengunjungi kota Malang.
Pemerintah Kota, khususnya Dinas Pariwisata, Informasi dan Komunikasi,
dapat memanfaatkan berbagai media promosi agar jumlah wisatawan yang
mengunjungi Kota Malang meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu yang
tidak kalah pentingnya adalah agar kota Malang menjadi salah satu tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Parinkom Kota Malang, 2005. http://parinkom.pemkot‐malang.go.id diakses 8 Agustus 2006.
McLeod, R. and G. Schell, 2001. Management Information Systems. International Edition. Prentice‐Hall, Inc. New Jersey.
Oetomo, B.S.D., 2001. Perspektif e‐Business: Tinjauan Teknis, Managerial dan Strategi. Penerbit Andi, Yogyakarta.