PEMERIKSAAN LABORATORIUM JANTUNG A. Definisi penyakit jantung
Jantung merupakan organ terpenting yanga ada dalam tubuh kita dan organ berupa otot yang berbentuk kerucut. Berat jantung sendiri yakni mencapai 300 gram. Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dalam tubuh kita.
Definisi penyakit jantung ialah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa tugas dari jantung adalah memompa darah dalam tubuh, sehingga jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia. Beberapa hal yang kemungkinan dapat mengakibatkan Jantung tidak dapat menjalankan tugas nya dengan baik atau sering kita sebut dengan penyakit jantung. Antara lain seperti Otot jantung lemah yang merupakan bawaan lahir yang terjadi karena terdapatnya celah diantara serambi kanan dan kiri, sehingga pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi tersebut saat penderita masih ada didalam kandungan menjadi terganggu. Kondisi tersebut memungkinkan bercampurnya antara darah bersih dan darah kotor dalam tubuh.
Definisi penyakit jantung dengan definisi serangan jantung sendiri berbeda. Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa Penyakit jantung merupakan kondisi dimana jantung tidak mampu bekerja dengan maksimal atau bekerja dengan baik, sementara definisi serangan jantung adalah keadaan dimana jantung sama sekali berhenti berfungsi. Serangan jantung terjadi secara mendadak dan memiliki penyebab yang beraeka ragam, kondisi seperti ini sering juga disebut gagal jantung.
Jenis - jenis Penyakit Jantung
1.
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan karena adanya penyempitan pada pembuluh darah yang ada di jantung.2.
Penyakit jantung genetik merupakan penyakit jantung yang terjadi karena faktor genetika atau turunan dari keluarga.B. Faktor Penyebab Penyakit Jantung
Berikut ini sejumlah faktor penyebab penyakit jantung 1. Faktor Usia dan Jenis kelamin
2. Faktor Keturunan Dari Keluarga
7. Faktor Gaya hidup kurang Olah Raga 8. Stres / Emosi berlebiha
C. Tanda-tanda/ Gejala 1. Nyeri
Perasaan nyeri ini terjadi akibat otot tidak mendapati cukup darah 2. Sesak nafas
Terjadi karena adanya cairan yang masuk ke dalam rongga udara di paru-paru 3. Kelelahan
Karena tidak efektifnya kerja jantung untuk memompa darah 4. Jantung berdebar-debar
Jantung berdebar merupakan gejala penyakit jantung 5. Pusing dan pingsan
Penurunan jumlah darah karena kemampuan jantung untuk memompa berlangsung tidak baik maka bisa menyebabkan pusing bahkan pingsan.
D. Pencegahan
1. Berhenti merokok 2. Hindari stress
3. Olahraga secara teratur 4. Mengkonsumsi antioksidan
5. Menjaga berat badan agar tidak terjadi kelebhan berat badan (obesitas)
LABORATORY MARKER OF HEART DISEASE / penanda laboratorium penyakit jantung (pemeriksaan kimia darah)
Creatinin Posfo Kinase (CK/CPK)
Enzim berkonsentrasi tinggi dalam jantung dan otot rangka, konsentrasi rendah pada jaringan otak, berupa senyawa yang terfosforisasi dan menjadi ketalisator dalam transfer fosfatke ADP ( energy). Meningkat dalam 6 jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 16-24 jam, kembali normal setelah 72 jam. Peningkatan CPK merupakan indicator penting adanya kerusakan miokardium.
Nilai normal :
Dewasa pria : 5.35 Ug/ml atau 30-180 IU/L Wanita : 5-25 Ug/ml atau 25-150 IU/L Anak laki-laki : 0-70 IU/L
Bayi baru lahir : 65-580 IU/L
Creatinin Kinase label M dan B (CKMB)
Jenis enzim yang banyak terdapat pada jaringan terutama otot, myocardium, dan otak. Nilai normal kurang dari 10 U/L
nilai > 10-13 U/L atau > 5% total CK menunjukkan adanya peningkatan akifitas produksi enzim
klinis: peningkatan kadar CPK dapat terjadi pada penderita AMI, penyakit otot rangka, cedera cerebrovaskuler.
Terdapat 3 jenis isoenzim keratin kinase dan diberi label M (muskulus) dan B (brain). Yaitu:
Peningkatan isoenzim CPK-MM : terdapat pada penderita distrofi otot,trauma hebat, paska operasi, latihan berlebihan,hemofili, dan hipotiroidisme.
Peningkatan CPK-MB : pada AMI, angina pectoris, operasi jantung, iskemik jantung, miokarditis, hypokalemia,dan defbrilasi jantung.
Peningkatan CPK-BB : terdapat pada cedera cerbrovaskular, pendarahan sub arachnoid, kanker otak, cedera otak akut, sindrom reye, embolisme, pulmonal dan kejang.
Lactat Dehydrogenase (LDH)
Merupakan enzim ang melepas hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat. Tersebar luas pada jaringan terutama ginjal,rangka, hati dan miokardium. Pengkiatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu kemudian. Niali normal : 80-240 U/L
Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
Adalah enzim transaminase sering juga disebut AST (aspartate amino transferase) Katalisator perubahan dari asam amino menjadi asam alfa ketoglutarat. Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim yang tinggi ke dalam serum menunjukkan adnya kerusakan terutama pada jaringan jantung dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencpai puncak setelah 24-36 jam kemudian dan akan dikenali norma pada hari ketiga sampai hari kelima.
Nilai normal:
Cardiac Troponin
Merupakan kompleks protein otot globuler dari pita I yang menghambat kontraksi dengan memblokade interaksi aktin dan myosim. Apabila bersenyawa dengan ca+, akan mengubah posisi molekul tropomiosinse hingga terjadi interaksi aktin-miosin. Protein regulator ini terletak di dalam apparatus kontraktil miosit, dan mengandung sub unit dengan tanda C,I,T. Tn C:komponen yg ikat Ca & menginisiasi kontraksi
Tn I: komponen penghambat kontraksi pd kead istirahat Tn T: Komponen pengikat kompleks troponin pd tropomiosin
Sebagian besar Tn I di otot jantung membentuk kompleks dg Tn C & Tn T
peningkatan troponin menjadi pertanda positif adanya cedera sel miokardium dan potensi terjadinya angina. Nilai normal <0,16 ug/L.
Myoglobin
Myoglobin adalah protein yang berukuran kecil ( sekitar 17.200 dalton) yang terdapat di otot jantung dan otot rangka, berfungsi menyimpan dan memindahkan oksigen dari hemoglobin dalam sirkulasi ke enzim-enzim respirasi di dalam sel kontraktil. Peningkatan myoglobin serum terjadi 2-6 jam setelah terjadi kerusakan jaringan otot jantung atau otot rangka, mencapai kadar tertinggi dalam waktu 8-12 jam dan kembali normal dalam waktu 18-36 jam. Myoglobin urin dapat dideteksi selama 3-7 hari setelah cedera otot.
Pemeriksaan myoglobin digunakan pada saat terjadi dugaan serangan jantung dan untuk perkiraan reperfusi coroner pasca trombilisis.
Nilai rujukan :
Dewasa : 12-90 ng/ml Wanita : 12-75 ng/ml Pria : 20-90 ng/ml
High Sensitivity C Reaktif Protein (hsCRP)
Adalah suatu jenis protein yang dihasilkan oleh hatu ketika terjadi sutu akut, peradangan atau infeksi. Pemeriksaan CRP yang sangat sensitive ini diperlukan untuk memperkirakan risiko PJK (Penyakit Jantung Koroner). Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah.
Berikut ini nilai rujukan :
1. Jika konsentrasi hsCRP <1.0 mg/L ,maka resiko terkena PJK rendah 2. Jika konsentrasi hsCRP 1.0 – 3.0 mg/L, maka resiko terkena PJK rata-rata
Brain Natriuretic Peptide (BNP)
BNP merupakan salah satu keluarga natriuretic peptide yang memengaruhi sistem kardiovaskuler. Pada orang dewasa, pengguanaan BNP telah ditunjukkan sebagai penanda dalam membedakan penyakit pulmoner dengan penyakit jantung pada kondisi layanan kesehatan akut. BNP diproduksi sebagai pre-hormon yang disebut pro-BNP. Pada saat terjadi peregangan otot jantung, proBNP akan dipecah menjadi 2 bagian yaitu bagian yang aktif (BNP) dan bagian yang lebih stabil yaitu NT-ProBNP dan keduanya akan dibebaskan masuk ke dalam aliran darah sirkulasi.
Waktu paruh dari BNP hanya 22 menit.
N Terminal pro B type Natriuretic Peptide (NT pro- BNP)
Pada pasien beresiko tinggi, misalnya penyandang diabetes mellitus tipe 1 yang mengalami nefropti diabetic.NT-proBNP merupakan penanda uttuk memprediksi risiko kematian akibat penyakit jantung/pembuluh darah,meskipun pasien tidak mengalami gejala gagal jantung.
Demikian juga pada penyandang diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami mikroalbuminuria, NT-ProBNP merupakan penanda untuk memprediksi risiko kematian akibat gagal jantung kongestif.
Waktu paruh NT-proBNP adalah 120 menit, menunjukkan bahwa perubahan hemodinamik yang bermakna dapa dideteksi dengan test NT-ProBNP setiap 12 jam.
Nilai rujukan:
<50g/ml : gagal jantung (-) >100g/ml : prediksi gagal jantung
Growth stimulation expressed gene 2 (ST2)
Kadar ST2 yang tinggi di jantung mengakibatkan pada pasien tersebut sedang berlangsung proses kerusakan jantung atau sedang terjadi remodeling.
Pada pasien gagal jantung, kadar ST2 berkorelasi kuat dengan memberatnya penyakit & mortalitas.
Peningkatan kadar ST2 menyebabkan hipertrofi jantung, fibrosis, disfungsi ventrikel. Ekspresi ST2 muncul segera 1 jam setelah terjadi proses regangan di miosit pasien IMA.
Pemeriksaan petanda ST2 serial akan memprediksi mortalitas & lebih unggul dari
Peran penting ST2 tidak hanya merupakan indikator adanya kerusakan otot jantung,
tapi juga menilai perubahan kondisi jantung
ST2 akan alami perubahan seiring respons tubuh terhadap pengobatan yang sedang
diberikan
Hasil terbaik kadar ST2 didapatkan 16.64 ng/ml dengan kepekaan 83% dan kekhasan 70% dan AUC sebesar 0.878.
http://www.sehatkan.com/2013/03/definisi-penyakit-jantung-jenis-gejala.html?m=1
http://www.penyakitjantung.net/penyebab-penyakit-jantung/
Daftar Pustaka :
1. Guyton AC, Hall JE. Aliran Darah Otot dan Curah Jantung Selama Kerja Fisik dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. p.265.
2. Shahab A. Komplikasi Kronik DM Penyakit Jantung Koroner dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Interna Publishing; 2009. p.1940.
3. Kosasih EN, Kosasih AS. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik. Edisi ke-2. Tangerang : Karisma Publishing Group; 2008. p.283-6 dan p.326-9.
4. Trisnohadi HB. Angina Pektoris Tak Stabil dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Interna Publishing; 2009. p.1729-30.
5. Rahman AM. Angina Pektoris Stabil dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Interna Publishing; 2009. p.1736.
6. Leman S. Demam Reumatik dan Penyakit Jantung Reumatik dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-5. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Interna Publishing; 2009. p.1662. 7. Immanuel S. Slide Kuliah Laboratory Diagnosis of Cardiovascular Diseases. Disampaikan