EFISIENSI
PASAR
TEORI RANDOM WALK
Maurice Kendall (1953)Pola saham tidak dapat diprediksi
DEFINISI EFISIENSI PASAR
Secara umum, didefinisikan sebagaihubungan informasi dengan harga sekuritas (Beaver, 1989)
Secara detail:
Didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas
Didasarkan pada akurasi dari harga
sekuritas (Fama, 1970)
Didasarkan pada distribusi dari
informasinya (Beaver, 1989)
Didasarkan pada proses dinamik (Jones,
DEFINISI BERDASARKAN
NILAI INTRINSIK SEKURITAS
Pasar efisien ~> pasar yang nilai-nilai
sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya.
Efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh
DEFINISI BERDASARKAN AKURASI
DARI EKSPEKTASI HARGA
Fama (1970): pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas “mencerminkan
secara penuh” informasi yang tersedia.
Investor memiliki pengharapan yang sama (common expectations) atau kepercayaan yang sama (homogeneous beliefs).
Ditentang beberapa peneliti:
Beaver (1989): definisi tidak jelas, tidak
operasional, dan sirkular. Tidak menunjukkan seberapa cepat dan seberapa tepat perubahan harga karena informasi
Dyckman dan Morse (1986): istilah
DEFINISI BERDASARKAN
DISTRIBUSI INFORMASI
Beaver (1989): pasar dikatakan efisien
DEFINISI BERDASARKAN
PADA PROSES DINAMIK
Efisiensi pasar berdasarkan distribusi
informasi tidak mempertimbangkan
distribusi informasi yang tidak simetris dan kecepatan proses distribusinya
Jones (1995): Pasar efisien adalah pasar
T2
P0 P1
T1
0
ALASAN PASAR EFISIEN
DAN TIDAK EFISIEN
Pasar Efisien Pasar Tidak Efisien
Investor adalah penerima harga, yang tidak dapat mempengaruhi harga seorang diri
Hanya sebagian kecil investor yang mempengaruhi harga
Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar
Harga informasi adalah mahal, dengan akses tidak seragam
Informasi dan tiap
pengumuman informasi bersifat acak
Informasi dapat diprediksi oleh pelaku pasar
Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat
TINGKATAN EFISIENSI
PASAR
Fama (1970) membagi tiga macam
bentuk pasar efisien untuk
mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar, yaitu:
The Weak Efficient Market Hypothesis
The Semistrong Efficient Market Hypothesis
THE WEAK EFFICIENT
MARKET HYPOTHESIS
Investor menggunakan data harga dan
volume masa lalu untuk pengambilan keputusan.
Harga sekuritas mencerminkan secara
penuh (Fully Reflect) informasi masa lalu.
Analis mempelajari pola pergerakan
THE SEMISTRONG EFFICIENT
MARKET HYPOTHESIS
Investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang
dipublikasikan (all publicly available information) dalam pengambilan keputusan
informasi yang dipublikasikan berupa:
Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi
harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi
Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga
sekuritas beberapa emiten
Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga
sekuritas semua perusahaan emiten
THE STRONG EFFICIENT
MARKET HYPOTHESIS
Investor menggunakan data yang lebih
lengkap, yaitu harga dan volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak
Strong Form Semistrong Form
TINGKATAN KUMULATIF BENTUK
EFISIENSI PASAR SECARA INFORMASI
TINGKATAN KUMULATIF BENTUK
EFISIENSI PASAR SECARA KEPUTUSAN
Strong Form
Decisionally Semistrong Form Informationally Semistrong
Form
PENGUJIAN
EFISIENSI
PENGUJIAN EFISIENSI
PASAR
Fama (1970) dan Fama (1991):
Weak Form Tests ~> tests for return
predictability
Semi Strong Form Tests ~> Event Studies
Strong Form Tests ~> Tests for Private
TESTS FOR RETURN
PREDICTABILITY
Pengujian Secara Statistik
Pengujian menggunakan korelasi dan
regresi linier
Pengujian Runtun
Pengujian Cyclical
Pengujian Secara Aturan Perdagangan
Keim (1983)
Distribusi abnormal return harian pada
bulan januari mempunyai rata-rata yang positif relatif dari biasa 11 bulannya.
Gibbons & Hess (1981)
Mean return negatif yang kuat pada hari
STUDI PERISTIWA
Studi yang mempelajari pengaruh suatu
peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun setelah peristiwa itu terjadi (Moh. Samsul)
Studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai
PERISTIWA SPLIT
Copeland (1979): likuiditas pasar akan semakin rendah setelah stock split.
Ohlson dan Penman (1985): likuiditas menurun, dan naiknya risiko sekuritas
Fama, Fisher, Jensen dan Roll (FFJR) (1969): adanya abnormal return 30 bulan sebelum
pengumuman stock split dilakukan, namun tidak terjadi abnormal return pada hari h, dan hari-hari setelahnya.
Charest (1978): menemukan abnormal return terjadi setelah stock split diumumkan.
Grinblatt, Masulis dan Titman (1984):
PENAWARAN PERDANA
(IPO)
Disebabkan underwriter menjual saham
undervalued, maka investor dapat
PENGUMUMAN DIVIDEN
Watts (1973, 1976), Ang (1975), danGonedes (1978): tidak menemukan bukti bahwa dividen mengandung informasi
Laub (1976), Charest (1978), Aharony
dan Swary (1980), Woolridge (1982), Asquith dan Mullins (1983), Venkatesh dan Chiang (1986), Healy dan Palepu (1988), Chang dan Chen (1991), Eddy dan Seifert (1992), dan Mande (1994): terdapat kandungan informasi dari
ESTIMASI AKUNTANSI
Sunder (1973): saham-sahamperusahaan yang berpindah dari FIFO ke LIFO mengalami kenaikan abnormal
return mulai 12 bulan sebelum pengumuman. Saham-saham
TENTANG ABNORMAL
RETURN
Jenis Abnormal Return:
Abnormal Return: yaitu kelebihan return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal (return eskpektasian)
Average Abnormal Return: merupakan rata-rata
abnormal return dari semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian)
Cummulative Abnormal Return: merupakan
kumulatif harian AR dari hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya untuk setiap jenis saham
Cummulative Average Abnormal Return:
FAKTOR HARGA SAHAM:
PERISTIWA TAK TERDUGA
Contoh peristiwa yang terjadi tanpa
diduga terlebih dahulu antara lain:
Peristiwa pengeboman di Jl. Legian Bali (2002)
Bom yang meledak di Hotel Marriot Jakarta (2003)
Runtuhnya Gedung WTC dl New York (2001)
Dampak dari peristiwa ini baru
PENGUJIAN INFORMASI
PRIVAT
Pengujian dilakukan secara tidak langsung
dengan menggunakan proksi return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh portofolio reksadana.
Saffe (1974): membeli sekuritas yang dibeli oleh
insider, dan menjual saham yang dijual oleh
insider dapat menghasilkan abnormal return yang tinggi.
Finnerty (1976): menunjukkan adanya abnormal
return transaksi pembelian dan penjualan sekuritas oleh insider.
Givoly dan Palmon (1985): tidak terdapat korelasi