• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efisiensi Pasar modal syariah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efisiensi Pasar modal syariah (1)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

EFISIENSI

PASAR

(3)

TEORI RANDOM WALK

 Maurice Kendall (1953)

Pola saham tidak dapat diprediksi

(4)

DEFINISI EFISIENSI PASAR

 Secara umum, didefinisikan sebagai

hubungan informasi dengan harga sekuritas (Beaver, 1989)

 Secara detail:

Didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas

Didasarkan pada akurasi dari harga

sekuritas (Fama, 1970)

Didasarkan pada distribusi dari

informasinya (Beaver, 1989)

Didasarkan pada proses dinamik (Jones,

(5)

DEFINISI BERDASARKAN

NILAI INTRINSIK SEKURITAS

 Pasar efisien ~> pasar yang nilai-nilai

sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya.

 Efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh

(6)

DEFINISI BERDASARKAN AKURASI

DARI EKSPEKTASI HARGA

 Fama (1970): pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas “mencerminkan

secara penuh” informasi yang tersedia.

 Investor memiliki pengharapan yang sama (common expectations) atau kepercayaan yang sama (homogeneous beliefs).

 Ditentang beberapa peneliti:

Beaver (1989): definisi tidak jelas, tidak

operasional, dan sirkular. Tidak menunjukkan seberapa cepat dan seberapa tepat perubahan harga karena informasi

Dyckman dan Morse (1986): istilah

(7)

DEFINISI BERDASARKAN

DISTRIBUSI INFORMASI

 Beaver (1989): pasar dikatakan efisien

(8)

DEFINISI BERDASARKAN

PADA PROSES DINAMIK

 Efisiensi pasar berdasarkan distribusi

informasi tidak mempertimbangkan

distribusi informasi yang tidak simetris dan kecepatan proses distribusinya

 Jones (1995): Pasar efisien adalah pasar

(9)

T2

P0 P1

T1

0

(10)

ALASAN PASAR EFISIEN

DAN TIDAK EFISIEN

Pasar Efisien Pasar Tidak Efisien

Investor adalah penerima harga, yang tidak dapat mempengaruhi harga seorang diri

Hanya sebagian kecil investor yang mempengaruhi harga

Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar

Harga informasi adalah mahal, dengan akses tidak seragam

Informasi dan tiap

pengumuman informasi bersifat acak

Informasi dapat diprediksi oleh pelaku pasar

Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat

(11)

TINGKATAN EFISIENSI

PASAR

 Fama (1970) membagi tiga macam

bentuk pasar efisien untuk

mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar, yaitu:

The Weak Efficient Market Hypothesis

The Semistrong Efficient Market Hypothesis

(12)

THE WEAK EFFICIENT

MARKET HYPOTHESIS

 Investor menggunakan data harga dan

volume masa lalu untuk pengambilan keputusan.

 Harga sekuritas mencerminkan secara

penuh (Fully Reflect) informasi masa lalu.

 Analis mempelajari pola pergerakan

(13)

THE SEMISTRONG EFFICIENT

MARKET HYPOTHESIS

 Investor menggunakan data harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang

dipublikasikan (all publicly available information) dalam pengambilan keputusan

 informasi yang dipublikasikan berupa:

Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi

harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi

Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga

sekuritas beberapa emiten

Informasi yang dipublikasikan mempengaruhi harga

sekuritas semua perusahaan emiten

(14)

THE STRONG EFFICIENT

MARKET HYPOTHESIS

 Investor menggunakan data yang lebih

lengkap, yaitu harga dan volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak

(15)
(16)
(17)

Strong Form Semistrong Form

TINGKATAN KUMULATIF BENTUK

EFISIENSI PASAR SECARA INFORMASI

(18)

TINGKATAN KUMULATIF BENTUK

EFISIENSI PASAR SECARA KEPUTUSAN

Strong Form

Decisionally Semistrong Form Informationally Semistrong

Form

(19)

PENGUJIAN

EFISIENSI

(20)

PENGUJIAN EFISIENSI

PASAR

 Fama (1970) dan Fama (1991):

Weak Form Tests ~> tests for return

predictability

Semi Strong Form Tests ~> Event Studies

Strong Form Tests ~> Tests for Private

(21)

TESTS FOR RETURN

PREDICTABILITY

 Pengujian Secara Statistik

Pengujian menggunakan korelasi dan

regresi linier

Pengujian Runtun

Pengujian Cyclical

 Pengujian Secara Aturan Perdagangan

(22)

 Keim (1983)

Distribusi abnormal return harian pada

bulan januari mempunyai rata-rata yang positif relatif dari biasa 11 bulannya.

 Gibbons & Hess (1981)

Mean return negatif yang kuat pada hari

(23)

STUDI PERISTIWA

 Studi yang mempelajari pengaruh suatu

peristiwa terhadap harga saham di pasar, baik pada saat peristiwa itu terjadi maupun setelah peristiwa itu terjadi (Moh. Samsul)

 Studi yang mempelajari reaksi pasar

terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

(24)
(25)

PERISTIWA SPLIT

 Copeland (1979): likuiditas pasar akan semakin rendah setelah stock split.

 Ohlson dan Penman (1985): likuiditas menurun, dan naiknya risiko sekuritas

 Fama, Fisher, Jensen dan Roll (FFJR) (1969): adanya abnormal return 30 bulan sebelum

pengumuman stock split dilakukan, namun tidak terjadi abnormal return pada hari h, dan hari-hari setelahnya.

 Charest (1978): menemukan abnormal return terjadi setelah stock split diumumkan.

 Grinblatt, Masulis dan Titman (1984):

(26)

PENAWARAN PERDANA

(IPO)

 Disebabkan underwriter menjual saham

undervalued, maka investor dapat

(27)

PENGUMUMAN DIVIDEN

 Watts (1973, 1976), Ang (1975), dan

Gonedes (1978): tidak menemukan bukti bahwa dividen mengandung informasi

 Laub (1976), Charest (1978), Aharony

dan Swary (1980), Woolridge (1982), Asquith dan Mullins (1983), Venkatesh dan Chiang (1986), Healy dan Palepu (1988), Chang dan Chen (1991), Eddy dan Seifert (1992), dan Mande (1994): terdapat kandungan informasi dari

(28)

ESTIMASI AKUNTANSI

 Sunder (1973): saham-saham

perusahaan yang berpindah dari FIFO ke LIFO mengalami kenaikan abnormal

return mulai 12 bulan sebelum pengumuman. Saham-saham

(29)

TENTANG ABNORMAL

RETURN

 Jenis Abnormal Return:

Abnormal Return: yaitu kelebihan return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal (return eskpektasian)

Average Abnormal Return: merupakan rata-rata

abnormal return dari semua jenis saham yang sedang dianalisis secara harian)

Cummulative Abnormal Return: merupakan

kumulatif harian AR dari hari pertama sampai dengan hari-hari berikutnya untuk setiap jenis saham

Cummulative Average Abnormal Return:

(30)

FAKTOR HARGA SAHAM:

PERISTIWA TAK TERDUGA

Contoh peristiwa yang terjadi tanpa

diduga terlebih dahulu antara lain:

Peristiwa pengeboman di Jl. Legian Bali (2002)

Bom yang meledak di Hotel Marriot Jakarta (2003)

Runtuhnya Gedung WTC dl New York (2001)

Dampak dari peristiwa ini baru

(31)
(32)

PENGUJIAN INFORMASI

PRIVAT

 Pengujian dilakukan secara tidak langsung

dengan menggunakan proksi return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh portofolio reksadana.

Saffe (1974): membeli sekuritas yang dibeli oleh

insider, dan menjual saham yang dijual oleh

insider dapat menghasilkan abnormal return yang tinggi.

Finnerty (1976): menunjukkan adanya abnormal

return transaksi pembelian dan penjualan sekuritas oleh insider.

Givoly dan Palmon (1985): tidak terdapat korelasi

(33)

Referensi

Dokumen terkait

sedangkan yang dilakukan pada untuk mengatisipasi pasien yang belum Kemudian ada juga penelitian yang dilakukan oleh Nuning Versianita, Rini Sovia dan l “Perancangan

Bahan baku yang digunakan pada proses ini adalah etil3. alkohol atau

pandang berisi sabu dengan berat netto 0,28 gram di dalam laci meja milik Terdakwa I dan selanjutnya Saksi AIPTU SISTRIANTO dan Saksi JECSON SITUMEANG

Tetapi sebaliknya, ketika diri tidak mampu mengendalikan makna, entah dari dalam diri ataupun makna yang ada di luar, maka diri selalu bergantung kepada apa yang berada di luar,

Fakta sosial ini diartikan sebagai gejala sosial yang abstrak, misalnya hukum, struktur sosial, adat kebiasan, nilai, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang

Jika permainan dihentikan untuk sementara karena pemain melakukan pelanggaran No.6 atau No.7, tanpa melakukan pelanggaran peraturan lainnya, maka permainan dimulai kembali dengan

Namun jika dibandingkan bakteri berdasarkan pewarna asalnya, di antara ke empat jenis pewarna asal, bakteri yang berasal (diisolasi menggunakan) dari pewarna hitam dan biru

Kasus Semanggi II adalah gerakan mahasiswa untuk menggagalkan RUU tentang Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) yang telah disetujui DPR. Dari segi pelaku