• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Dan Resiko Pengguna Dalam Bertransaksi Pada E-Commerce XYZ Menggunakan UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Dan Resiko Pengguna Dalam Bertransaksi Pada E-Commerce XYZ Menggunakan UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

3050

Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Dan Resiko

Pengguna Dalam Bertransaksi Pada

E-Commerce

XYZ Menggunakan

UTAUT (

Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology

)

Muhammad Zainul Mubarok1, Ari Kusyanti2, Himawat Aryadita3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1zainulmbrk.id@gmail.com, 2ari.kusyanti@ub.ac.id, 3himawat@ub.ac.id

Abstrak

E-Commerce sudah semakin populer di Indonesia karena sudah semakin banyaknya situs jual beli online yang meramaikan industri bisnis digital ini. Salah satu situs E-Commerce terkemuka di Indonesia yaitu E-Commerce XYZ.co.id yang menawarkan berbagai macam produk dan layanan, mulai dari perangkat elektronik, produk kecantikan, produk rumah tangga dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model UTAUT (Unified Theory Acceptance and Use of Technology) dan menambahkan faktor kepercayaan, dan resiko ke dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, facilitating conditions, dan behavioral intention. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil yaitu hanya faktor consumer trust dan social influence memiliki pengaruh positif signifikan terhadap behavioral intention secara parsial. Sedangkan secara keseluruhan seluruh faktor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention.

Kata kunci: E-Commerce, Consumer trust, Perceived risk, Regresi linier berganda, UTAUT (Unified Theory Acceptance and Use of Technology).

Abstract

In Indonesia, e-commerce is getting more popular since a lot of online stores occurred in the current digital industry. One of the growing e-commerce in Indonesia is E-Commerce XYZ. It offers various products and services such as electronic devices, beauty products, household stuffs, and many more. This research is conducted to learn the leverage factors of consumer’s decision on doing a transaction in Elevania. The research used Unified Theory Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model while added trust and risk factor. The variables of the research are consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, facilitating conditions, and behavioral intention. Analysis technique used multiple linier regression. The research finally found that partially, only consumer trust and social influence factor have significant positive leverage toward behavioral intention. Meanwhile, all factors simultaneously have significant leverage toward behavioral intention.

Keywords: E-commerce, Consumer trust, Perceived risk, Multiple linier regression, UTAUT (Unified Theory Acceptance and Use of Technology).

1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat. Salah satu satu bukti nyata yang memiliki perkembangan signifikan adalah internet. Menurut survei yang telah dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa InternetnIndonesia (APJII) sepanjang 2016 menjelaskan bahwa 132,7 jutanorangnIndonesia telahnterhubungike

internet (APJII, 2016). Internet saat ini sangat mudah diakses diseluruh dunia. Ragam kepentingan dan kebutuhan manusia saat ini, internet sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh pengguna internet. Berbagai aktifitas manusia, mulai dari penelitian, komunikasi, informasi dari seluruh dunia hingga transaksi bisnis melalui internet.

(2)

adalah bisnis online, atau transaksi jual beli secara elektronik atau juga dikenal dengan E-Commerce. E-Commerce bermula di awal tahun 1970 dengan inovasi seperti electronic fund transfer. Pada saat itu aplikasi E-Commerce masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga keuangan dan beberapa perusahaan kecil. Kemudian selanjutnya muncul Electronicn Data Interchange (EDI), yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi (Suyanto, 2003). Banyaknya vendor E-Commerce di Indonesia dimana salah satunya yaitu situs E-Commerce XYZ.co.id. E-Commerce XYZ merupakan situs pendatang baru di ranah jual beli online yang memiliki banyak konsumen. Pada saat memulai E-Commerce XYZ pada Maret 2014 E-E-Commerce XYZ hanya memiliki 6.000 penjual dengan 700.000 produk, namun pada September 2015 E-Commerce XYZ telah memiliki 26 ribu penjual dengan lebih dari 2,3 juta produk yang ditawarkan (Jamaludin, 2015).

E-Commerce mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.Salah satu kasus yang dialami oleh konsumen E-Commerce XYZ dengan username singgang yang menceritakan pengalaman berbelanja pada E-Commerce XYZ di forum kaskus (Singgang, 2015). Singgang menceritakan kekecewaanya saat berbelanja online pada E-Commerce XYZ. Barang yang diterima oleh singgang yakni redmi note terdapat banyak segel yang sudah rusak, meski masih ada segel yang masih utuh. Selain itu baterai yang digunakan pada ponsel juga bermasalah karena pada saat melakukan pengisian daya tidak masuk ke baterai, walaupun sudah dilakukan pengisian daya baterai selama satu hari penuh.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi minat pengguna untuk bertransaksi pada situs E-Commerce XYZ.co.id

menggunakan model UTAUT serta

menambahkan faktor kepercayaan dan resiko. Penelitian yang dilakukan (Sopandi, 2012) yaitu mengadopsi model UTUAT untuk mengetahui faktor yang memengaruhi penerimaan dan penggunaan sistem E-Commerce pada studi kasus bukalapak.com. Metode yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) berbasis kovarian menggunakan program AMOS 18. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor effort expectancy dan facilitating conditions mempengaruhi penerimaan dan penggunaan pada sistem E-Commerce bukalapak.com.

Penelitian yang dilakukan (Omwansa et al, 2015) yaitu mempelajari pengaruh kepercayaan dan resiko dalam minat perilaku mengadopsi layanan keuangan diantara orang miskin. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dari tiga layanan mobile di Kenya, yaitu M-PESA, Airtel Money, Orange Money. Metode yang digunakan peneliti yaitu menggunakan metode Strutural Equation Modeling (SEM) AMOS 16 untuk validasi model penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa trust dan risk merupakan faktor yang berpengaruh signifikan untuk transfer menggunakan mobile money di Kenya. Rekomendasi yang disarankan pada penyedia mobile money yaitu untuk berinvestasi dalam membangun kepercayaan di antara pengguna dimana penurunan resiko dapat meningkatkan efek yang positif dari kepercayaan terhadap minat menggunakan mobile money. Peneliti juga memberikan pemahaman yang dapat dipelajari dalam evaluasi E-Commerce dan e-bussiness.

Hipotesis yang dirumuskan peneliti dalam penelitian ini berjumlah 7 hipotesis. H1 adalah Consumer Trust memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. H2 adalah Perceived Risk memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. H3 adalah Performance Expectancy memilikimpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. H4 adalah Social Influence memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. H5 adalah Effort Expectancy memiliki pengaruh signifikan terhadapm Behavioral Intention. H6 adalah Facilitating Conditions memiliki pengaruhi signifikan terhadap Behavioral Intention. H7 adalah Consumer Trust, Perceived Risk, Performance Expectancy, Social Influence, Effort Expectancy, Facilitating Conditions memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Behavioral Intention.

(3)

Gambar 1. Model penelitian

2. METODOLOGI

Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah yang telah ditentukan dan melakukan literature review atau studi pustaka. Selanjutnya peneliti mempelajari studi pustaka yang dibutuhkan pada penelitian ini maka peneliti sehingga dapat menentukan dan memodifikasi model penelitian. Selanjutnya setelah menentukan model penelitian maka akan dilanjutkan dengan pembuatan kuesioner dan melakukan pilot study untuk menguji validitas dan realibilitas sebelum dilakukan pengumpulan data selanjutnya yang akan digunakan untuk penelitian. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert dengan skala opsi pilihan sampai dengan 5.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang didapat dari populasi yang digunakan adalah pengguna situs E-Commerce XYZ.co.id. Ukuran sampel data yang diperlukan adalah antara 100 sampai dengan 120 responden yang didapat dari 15 sampai 20 observasi untuk setiap variabel independen (Hair et al, 2010).

Pengujian data pada penelitian ini yaitu menggunakan uji outliers data, dan uji kecukupan data menggunakan Kaiser-Meyer-Olkin

.

Outliers data

adalah data yang

nilainya berbeda dari data lainnya sehingga

rata-rata data menjadi menyimpang dan

menaikkan standar deviasi

i

(Field, 2009).

Uji asumsi klasik pada penelitian ini

dilakukan untuk menguji apakah variabel dan model regresi terdapat kesalahan atau bias data. Uji asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas pada penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis grafik yaitu probability plot, dan yang kedua analisis statistik dengan melakukan uji K-S (Kolmogorov-Smirnov). Menurut (Ghozali, 2016) uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance iinflation factor (VIF). Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang digunakan pada penelitian ini untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ketidaksamsaan varians variabel dalam model regresii. Menurut (Ghozali, 2016) ada beberapa

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Ujii glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Metode analsis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang akan diuji berdasar rumusan hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya.

3. HASIL

Pilot study dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik cronbach’s alpha > 0,6. Batas nilai Cronbach’s Alpha yang digunakan adalah 0,6 karena niilai alpha 0,6 < α < 0,7 dinyatakan acceptable (Kline, 2000; George & Mallery, 2003) disitasi dalam (Bhatnagar et al, 2014)

.

Pada uji reliabilitas didapatkan bahwa instrumen telah reliabel karena nilai cronbach’s alpha > 0,6. Uji validitas didapatkan dengan menggunakan teknik Bivariate-Pearson dimana tingkat signifikansi 0,05 dilakukan pada 30 data dengan uji dua sisi sehingga N = 30 dan df = N-2, maka diperoleh r tabel sebesar 0,361. Sehingga data dianggap valid apabila melebihi nilai 0,361. Hasil dari uji validitas pada penelitian ini valid.

(4)

kecukupan data dilakukan dengan uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Uji KMO memiliki kriteria apabila nilai < 0,5 maka tidak dapat diterima (Field, 2009). Uji KMO didapatkan nilai sebesar 0,835 yang mana lebih besar dari 0,5. Sehingga dapat dikatakan data memiliki kriteria yang sangat baik.

Pada penelitian ini terdapat 1 regresi linier berganda yang akan dilakukan uji asumsi klasik pada regresi tersebut.

3.1. Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas dilakukan dengan uji one sample Kolmogorov-smirnov. Dari uji yang telah dilakukan diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi (0,200 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal dan memenuhi uji normalitas. Selain itu terdapat juga uji normalitas dengan melakukan pengujian probability plot. Berdasarkan pada hasil probability plot dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena titik atau data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan.

Uji multikolinieritas dilakukan dengan uji regresi dengan berpedoma pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) serta koefisien korelasi yang terdapat antar variabel independen. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas diperoleh nilai tolerance pada setiap variabel independen lebih besar dari 0,1. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai VIF pada setiap variabel independen kurang dari 10,00. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen.

Berdasarkan dari uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tidak ditemukan adanya heterokedastisitas karena tidak ditemukan ada pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik meyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

3.2. Analisis Linier Berganda

Hasil analisis regresi linier berganda yang telah diuji dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien

regresi

T Hitung

Sig.

Konstanta -1,876 -1,161 0,248

Consumer

Berdasarkan pada hasil analisis yang terdapat pada Tabel 1 didapatkan persamaan regresi berganda yang dituliskan pada persamaan 1 berikut:

Y = -1,876 + 0,222X1 + 0,028X2 + 0,204X3 +

0,436X4 + 0,087X5 + -0,094X6. (1)

Diketahui konstanta besarnya -1,876 dengan koefisien consumer trust (X1), perceived risk

(X2), performance expectancy (X3), social

influence (X4), effort expectancy (X5), dan

facilitating conditions (X6) bernilai 0,248, maka

diperoleh nilai niat untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ sebesar -1,876. Ini berarti bahwa walaupun tanpa consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, dan facilitating conditions nilai minat untuk bertransaksi (behavioral intention) tetap ada walaupun bernilai negatif.

Nilai koefisien regresi consumer trust (X1)

sebesar 0,222 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor consumer trust jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai minat (behavioral intention) konsumen terhadap E-Commerce XYZ mengalami peningkatan sebesar 0,222. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi consumer trust dari pengguna akan semakin meningkatkan minat (behavioral intention) pengguna pada E-Commerce XYZ.

Nilai dari koefisien regresi variabel perceived risk (X2) sebesar 0,028 bernilai positif

(5)

mengalami peningkatan sebesar 0,028. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi perceived risk dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) konsumen pada E-Commerce XYZ.

Nilai koefisien regresi performance expectancy (X3) sebesar 0,204 bernilai positif

menunjukkan bahwa setiap faktor performance expectancy jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention) pengguna terhadap E-Commerce XYZ mengalami perubahan sebesar 0,204. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi performance expectancy dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-Commerce XYZ.

Nilai koefisien regresi social influence (X4)

sebesar 0,436 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor social influence jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai minat (behavioral intention) penguna terhadap E-Commerce XYZ mengalami peningkatan sebesar 0,436. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi social influence dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-Commerce XYZ.

Nilai koefisien regresi effort expectancy (X5)

sebesar 0,087 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor effort expectancy jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention)

pengguna terhadap E-Commerce XYZ

mengalami perubahan sebesar 0,087. Arah koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi effort expectancy dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-Commerce XYZ.

Nilai koefisien regresi facilitating conditions (X6) sebesar -0,094 bernilai negatif

menunjukkan bahwa setiap faktor facilitating conditions jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention) pengguna terhadap ECommerce XYZ mengalami kenaikan sebesar -0,094. Arah koefisien regresi memiliki pengaruh yang negatif dimana semakin rendah facilitating

conditions dari pengguna akan semakin menurunkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-Commerce XYZ.

3.3. Uji T

Pada penelitian ini terdapat beberapa pengaruh signnifikan yang ditunjukkan variabel independen ke variabel dependen. Dikatakan signifikan secara parsial apabila pengaruh variabel indpenden mempunyai nilai signifikansi < 0,05 dan t hitung > t tabel. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. dapat disimpulkan bawah Uji T menghasilkan:

Consumer trust memiliki nilai sig. 0,024 dan nilai T hitung 2,284. Artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena 0,024 < 0,05 dan T hitung 2,284 > T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel consumer trust terhadap behavioral intention.

Perceived risk memiliki nilai sig. 0,669 dan nilai T hitung 0,429. Artinya bahwa nilai tersebut tidak signifikan karena 0,669 > 0,05 dan T hitung 0,429 < T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel perceived risk terhadap variabel behavioral intention.

(6)

pada variabel performance expectancy terhadap dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel social influence terhadap variabel behavioral intention. Effort expectancy memiliki nilai sig. 0,462 dan nilai T hitung 0,739. Artinya bahwa nilai tersebut dikatakan tidak signifikan karena 0,462 > 0,05 dan T hitung 0,739 < T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel effort expectancy terhadap variabel behavioral intention.

Facilitating conditions memiliki nilai sig. 0,450 dan nilai T hitung -0,758. Artinya bahwa nilai tersebut dikatakan tidak signifikan karena 0,450 > 0,05 dan T hitung -0,758 < T tabel 1,983. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel facilitating conditions terhadap variabel behavioral intention.

3.4 Uji F

Pada penelitian ini peneliti melakukan uji f untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil analisis uji f

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa F hitung menunjukkan angka 15,959 > F tabel atau nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, facilitating conditions, berpengaruh secara simultan terhadap variabel behavioral intention.

4. PEMBAHASAN

Pada hasil pengujian hipotesis 1 dapat dikethui bahwa kepercayaan konsumen sangat

memengaruhi niat untuk berrtransaksi, Oleh karena itu hipotesis ini diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumen menganggap bahwa Commerce XYZ merupakan vendor E-Commerce yang terpercaya, memberikan informasi yang dapat dipercaya, menepati janji dan menjaga komitmen saat bertransaksi, serta E-Commerce XYZ juga sangat menjaga mutu produk. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kepercayaan yang telah dibangun E-Commerce XYZ sangat menentukan niat konsumen untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ.

Pada hasil pengujian hipotesis 2 dapat dikethui bahwa perceived risk bukan merupakan faktor yang memengaruhi niat dalam bertransaksi, sehingga hipotesis ini ditolak. Dari hasil tersebut menunjukkan walaupun konsumen sangat mengetahui resiko mengalami kerugian, ketidakpastian transaksi online, namun mereka tidak menghindari untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ. Mereka beranggapan bahwa resiko yang mungkin terjadi bisa diatasi oleh kebijakan-kebijakan E-Commerce XYZ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resiko-resiko yang dapat terjadi pada transaksi online tidak mengurungkan niat konsumen dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ.

Pada hasil pengujian hipotesis 3 dapat dikethui bahwa performance expectancy bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi niat dalam bertransaksi, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumen yang mengetahui manfaat dari bertransaksi pada E-Commerce XYZ, menjadikan transaksi online lebih mudah, dapat menghemat waktu saat bertransaksi, serta mendapatkan produk yang diinginkan. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun konsumen mendapatkan manfaat saat bertransaksi pada E-Commerce XYZ namun faktor tersebut tidak menentukan niat mereka dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena ada faktor lain yang dianggap lebih bermanfaat seperti mendapatkan voucher dari E-Commerce XYZ berdasarkan tingkat grade member.

(7)

diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial yakni dari orang-orang terdekat yang mempengaruhi untuk berbelanja, dan berbelanja menggunakan E-Commerce XYZ, serta membantu menggunakan E-Commerce XYZ. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial dari orang-orang terdekat sangat kuat yang dapat memengaruhi niat konsumen dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ.

Pada hasil pengujian hipotesis 5 dapat dikethui bahwa effort expectancy bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi niat dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan walaupun pengguna menganggap penggunaan website E-Commerce XYZ sangat mudah, sangat paham bagaimana cara transaksi

di E-Commerce XYZ, namun tidak

mengurungkan niat mereka dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena E-Commerce XYZ mempunyai fitur atau layanan help (customer service) yang bisa dimanfaatkan konsumen jika mengalami masalah atau kesulitan saat bertransaksi.

Pada hasil pengujian hipotesis 6 dapat dikethui bahwa facilitating condition bukan merupakan faktor yang sangat memengaruhi niat seseorang dalam bertransakasi pada E-Commerce XYZ, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun mereka memiliki sumberdaya yang diperlukan dalam bertransaksi, memiliki pengetahuan transaksi online, sadar bahwa E-Commerce XYZ kompatibel pada banyak web-browser, mempunyai teman yang membantu jika kesulitan saat bertransaksi pada E-Commerce XYZ, namun itu tidak menentukan niat mereka untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena sumberdaya yang ada (smartphone, laptop, dll) merupakan suatu kebutuhan yang lazim dimiliki untuk saat ini.

Pada hasil pengujian hipotesis 7 dapat diketahui bahwa variabel consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, dan facilitating conditions secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi niat (behavioral intention), sehingga hipotesis ini dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah dijelaskan dapat mempengaruhi niat secara

simultan atau bersama-sama untuk bertransaksi di E-Commerce XYZ.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didaptkan kesimpulan bahwa faktor yang memengaruhi minat untuk bertransaksi

pada E-Commerce XYZ yaitu faktor

kepercayaan dari pengguna yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat (behavioral intention). Selain itu faktor yang memengaruhi minat untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ yaitu faktor pengaruh sosial yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap niat (behavioral intention). Sementara itu faktor persepsi resiko, kinerja ekspektansi, usaha ekspektansi, dan kondisi fasilitas tidak memengaruhi minat secara signifikan karena ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Selain itu keseluruhan variabel tersebut (consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, dan facilitating condition) secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi niat (behavioral intention) untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ.

Saran yang diberikan penulis pada penelitian ini adalah (1) Penelitian selanjutnya dapat mengunakan atau memodifikasi model lain untuk mengetahui faktor atau pengaruh apa saja yang dirasakan saat melakukan pembelian online di E-Commerce XYZ.co.id (2) Model yang sama dapat diterapkan pada studi kasus dengan website E-Commerce yang berbeda. (3) Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian kualitatif untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik lagi.

6. DAFTAR PUSTAKA

APJII. (2016).

Penetrasi & Perilaku

Pengguna Internet Indonesia.

Jakarta: APJII.

(8)

Using SPSS Third Edition.

Los

Angles, London, New Delhi,

Singapore, Washington: Sage

Publications.

Ghozali, I. (2016).

Aplikasi Analisis

Multivariete Dengan Program IBM

SPSS 23.

Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., &

Anderson, R. E. (2010).

Multivariate Data Analysis. Pearson

Prentice Hall.

Jamaludin, F. (2015).

Bos E-Commerce

XYZ Curhat Perjalanan Bisnis

E-Commerce XYZ

. Retrieved Februari

13, 2017, from merdeka.com:

https://www.merdeka.com/teknologi

/bos-e-commerce

XYZ-curhat-perjalanan-bisnis-e-commerce

XYZ.html

Lukman, E. (2013).

Bagaimana Kondisi

E-commerce di Indonesia Saat ini

.

Retrieved Februari 14, 2017, from

id.techinasia.com:

https://id.techinasia.com/bagaimana

-kondisi-ecommerce-di-indonesia-saat-ini

Nuraeni. (2016).

Menkominfo Perkirakan

Transaksi E-commerceCapai 25

miliar Dollar

. Retrieved Februari

13, 2017, from kominfo.go.id:

https://kominfo.go.id/content/detail/

6983/menkominfo-perkirakan-

transaksi-e-commerce-capai-25-miliar-dollar/0/sorotan_media

Omwansa, T., Lule , I., & Waema, T.

(2015). The Influence of Trust and

Risk in Behavioural Intention To

Adopt Mobile Financial Services

among the Poor.

International Arab

Journal of e-Technology

, 8-16.

Singgang. (2015).

E-commerce XYZ Tidak

Profesional alias Payah dan Seller

Licik

. Retrieved Februari 15, 2017,

from kaskus.co.id:

https://www.kaskus.co.id/thread/562

6270256e6af50508b4567/e-commerce

xyz-tidak-profesional-alias-payah-dan-seller-licik/1

Sopandi, R. (2012). Kajian Penerimaan dan

Penggunaan Sistem E-Commerce

Berdasarkan Keragaman Usia, Jenis

Kelamin, Pengalaman

Penggunanya: Studi Kasus

Bukalapak.com.

Paradigma

,

181-201. Retrieved April 17, 2017, from

http://ejournal.bsi.ac.id/public_html/

files/Robi_Sopandi.pdf

Suyanto, M. (2003).

Strategi Periklanan

Pada E-Commerce Perusahaan Top

Dunia.

Yogyakarta: ANDI.

Teo, T. S., & Liu, J. (2005). Consumer

Trust in E-Commerce in The United

States, Singapore and China.

The

International Journal of

Management Science

, 22-38.

Retrieved Maret 15, 2017, from

https://www.researchgate.net/public

ation/222431923_Consumer_trust_i

Gambar

grafik yaitu probability plot, dan yang kedua
Tabel 1. Regresi Linier Berganda
Tabel 2. Hasil Uji T

Referensi

Dokumen terkait

tujuan maetri tertentu yang akan dibelajarkan pada siswa, (2) memikirkan lebih mendalam tentang tujuan pembelajaran untuk masa depan siswa, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik

Sementara, menurut (Chaer, 2004: 47) peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan

Dengan mencermati berbagai kondisi lingkungan strategis eksternal yang akan mempengaruhi ekonomi Kota Denpasar, baik kondisi ekonomi global maupun nasional dan berbagai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah menggunakan metode Taguchi, yaitu: langkah pertama dengan menghitung jumlah percobaan dan memilih bentuk orthogonal array

Siswa akan dapat lebih banyak menyerap pengetahuan ketika menggunakan media permainan kartu pintar pada materi klasifikasi tumbuh-tumbuhan, sehingga hasil belajar siswa

 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk

Saat ini, pengetahuan mengenai geoteknik merupakan salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk seorang perancang tambang (mine plan engineer/mine engineer) baik

Barisan pengantar ararem tersebut, diantanya: pertama, kelompok kelurga inti (yang dituakan) terdiri dari para perempuan atau ibu-ibu dengan busana adat Biak,