• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT MAGENTA KAPITAL INDONESIA (dh PT EMCO SECURITIES)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PT MAGENTA KAPITAL INDONESIA (dh PT EMCO SECURITIES)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kas dan Setara Kas 2d,3 30,478,642,203 1,788,025,837 setelah disesuaikan dengan kenaikan/(penurunan) nilai sebesar Rp 26.767.240 pada tahun 2012 dan (Rp17.916.839.748) pada tahun 2011)

Rp 6.011.320.118 pada tahun 2012 dan Rp 5.614.406.153 pada tahun 2011)

(3)

PENDAPATAN USAHA

Komisi Perantara Pedagang Efek dan Penjamin

Emisi Efek Serta Jasa Penasehat Keuangan 1,604,684,528 2,831,773,852 Laba/(Rugi) bersih perdagangan efek

-termasuk penyesuaian nilai portofolio efek 2,040,408,767 (5,689,116,860) 3,645,093,295

LABA/(RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PENGHASILAN PAJAK TANGGUHAN (1,445,411,464) (9,050,670,932) TAKSIRAN PENGHASILAN:

(4)

(Modal disetor 50.000.000 saham @ Rp 1.000)

Saldo Akhir 50,000,000,000 50,000,000,000

Saldo Laba (Rugi) awal periode (9,223,949,591) (1,580,676,697)

Laba (rugi) periode berjalan (1,445,411,464) (9,050,670,932)

Saldo Laba (Rugi) akhir peiode (10,669,361,055) (10,631,347,629)

(5)
(6)

a. Dasar dan Kegiatan Perusahaan

Berdasarkan Akta Notaris Edi Priyono, S.H. No. 89 tanggal 30 September 2011 nama perusahaan diubah kembali dari PT E-Capital Securities menjadi PT Emco Securities. Perubahan nama perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-49745.A.H.01.02. Tahun 2011 tanggal 12 Oktober 2011.

Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dituangkan dalam Akta Notaris R. Johanes Sarwono SH, Nomor 106 tanggal 30 Oktober 2003, modal dasar Perusahaan telah ditingkatkan dari Rp 40 milyar menjadi Rp 60 milyar. Disamping itu dalam rapat tersebut disetujui penjualan saham milik Tuan Hidayat Suryaatmaja kepada Tuan Tito Sulistio. Perubahan anggaran dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.: C-02791 HT.01.04.TH.2004, tanggal 6 Pebruari 2004. Berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dituangkan dalam Akta Notaris R. Johanes Sarwono SH, Nomor 37, tanggal 14 Desember 2004, modal yang ditempatkan ditingkatkan dari Rp 25 milyar menjadi Rp 50 milyar.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan terutama meliputi perdagangan efek, menyimpan dan mengelola efek-efek.

PT Emco Securities (perusahaan) merupakan perubahan nama dari PT E-Capital Securities (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia dengan nama PT Surabaya Arthaselaras berdasarkan Akta Notaris No. 147 tanggal 27 Maret 1989 dari Lukito S.H, yang diubah dengan akta No. 89 tanggal 30 September 2011 dari notaris Edi Priyono, S.H. Akta pendirian tersebut beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia) dalam Surat Keputusan No. C2-4718. HT.01.01Th. 89 tanggal 26 Mei 1989 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 100, Tambahan No. 10421 tanggal 16 Desember 1994. Selanjutnya melalui Akta Notaris Saal Bumela, S.H, No. 34 tanggal 18 Oktober 2001, nama Perusahaan dirubah menjadi PT E-Capital Securities. Perubahan nama Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-12159 HT.01.04.TH.2001 tanggal 1 Nopember 2001.

Kemudian berdasarkan Akta Notaris Kurnia Ariyani, S.H. No. 11 tanggal 27 April 2012 nama perusahaan diubah kembali dari PT Emco Securities menjadi PT Magenta Kapital Indonesia. Perubahan nama perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-28571.AH.01.02. Tahun 2012 tanggal 29 Mei 2012.

(7)

1. UMUM

b. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi

Komisaris 2012 2011

Komisaris Utama : Tito Sulistio

-Komisaris : Nini Dajajsaputra : Eddy Kurniawan Komisaris : Mohamad Fiscana

-Direksi

Direktur Utama : - : Januarius Gregorius Goleng Direktur : Emilia Surjawan : Emilia Surjawan

Direktur : Hoksan Sinaga : Hoksan Sinaga Direktur : Monty Kuntjoro : Monty Kuntjoro

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, yang dimodifikasi oleh aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif yang diukur berdasarkan nilai wajar.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, deposito jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan deposit on call. Dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap kas dan setara kas dengan mata uang asing tidak material pada tanggal laporan posisi keuangan sehingga tidak diungkapkan secara terpisah.

Susunan Komisaris dan Direksi Perusahaan dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Diluar Rapat Umum Para Pemegang Saham oleh Notaris Kurnia Ariyani, SH. , Nomor: 11 tanggal 27 April 2012, Perubahan terakhir ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan Nomor: AHU-28571.AH.01.02.Tahun 2012, tanggal 29 Mei 2012.

(8)

-Imbalan Pasca Kerja

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, disajikan dalam Rupiah.

b. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berikut adalah bagian yang dipengaruhi oleh perubahan untuk menerapkan standar akuntansi baru di atas yaitu:

PSAK 1 (Revisi 2009)

Informasi komparatif telah disajikan kembali sehingga memenuhi standar revisi tersebut.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan

jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, unsur ketidakpastian inheren dalam pembuatan estimasi dapat mengakibatkan hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi signifikan yang digunakan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain.

Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan revisi yang berlaku efektif pada tahun 2011. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi.

PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang secara retrospektif berlaku efektif sejak 1 Januari 2011 dan diterapkan secara retrospektif. Perubahan signifikan atas standar akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:

(9)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

c. Aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif

Surat berharga diklasifikasikan sebagai aset keuangan diperdagangkan.

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

- ·yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

-Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan ini diungkapkan.

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking) yang terkini.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai "Laba/(rugi) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Laba/(rugi) dari penjualan instrumen keuangan”.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;

(10)

(iii) Pengakuan

Perusahaan menggunakan tanggal transaksi untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.

(iv) Penurunan nilai dari aset keuangan

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang dari lembaga kliring dan penjaminan, piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, nilai tercatat aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, dan penyisihan ini diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif. Lihat Catatan 2c untuk detail.

Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat di estimasi secara handal.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran piutang dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Perusahaan menentukan penurunan nilai atas aset keuangan secara individual. Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai di masa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif.

Ketika piutang yang diberikan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penyisihan piutang ragu-ragu. piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu yang terkait dengan piutang yang diberikan diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Penentuan nilai wajar

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tidak terdapat instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi liabilitas keuangan ini diungkapkan.

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Hutang pada lembaga kliring dan penjaminan, hutang usaha, rekening kredit nasabah, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti quoted market priceatau broker’s quoted price.

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

Nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price). Sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (offer price).

(12)

Ketentuan transisi penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Penurunan nilai aset keuangan

Penghentian pengakuan

Dalam kaitannya dengan penurunan nilai aset keuangan, pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai aset keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya (jika ada) diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

Manajemen telah melakukan perhitungan kembali penyisihan piutang ragu-ragu dan berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan perhitungan sehingga tidak diperlukan penyesuaian terhadap laba ditahan per 1 Januari 2010.

(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Kategori yang didefinikan Golongan

oleh PSAK 55 (Revisi 2006) ( ditentukan oleh Perusahaan)

Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

(14)

d. Kas dan setara kas

e. Piutang dan hutang usaha

Piutang dan hutang usaha merupakan piutang dan hutang nasabah yang terjadi dari transaksi perdagangan efek.

f. Surat berharga

g. Rekening nasabah

h. Investasi

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sertadeposit on call, setelah dikurangi cerukan. Cerukan disajikan sebagai bagian dari liabilitas lancar dalam laporan posisi keuangan.

Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan kemungkinan tertagihnya saldo piutang. Piutang usaha dihapusbukukan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

Piutang dan hutang kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan merupakan piutang atau hutang kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia yang timbul dari penyelesaian transaksi perdagangan efek.

Surat berharga merupakan saham yang diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan dan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Lihat Catatan 2c mengenai kebijakan akuntansi untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

Dana yang diterima dari nasabah sehubungan dengan efek yang dibeli untuk rekening mereka beserta dengan pembayaran dan penerimaan dari pembelian dan penjualan efek atas nama nasabah dicatat sebagai “rekening kredit nasabah” di liabilitas.

(15)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

(iii) investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; (iv) perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan di atas; dan

(v) karyawan kunci dan anggota keluarganya.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Definisi pihak berelasi adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah sebagai berikut:

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran signifikan yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis, dikapitalisasi dan disusutkan.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

(16)

k. Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca-kerja

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti.

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perusahaan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang bersangkutan.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

Pesangon pemutusan hubungan kerja

l. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan komisi sebagai perantara pedagang efek dan jasa Iainnya diakui pada tanggal terjadinya transaksi.

Pendapatan dividen diakui pada saat terdapat hak untuk menerima pembayaran. Pendapatan dan beban bunga diakui pada saat terjadinya berdasarkan metode akrual. Laba dan rugi atas penjualan surat berharga diakui pada tanggal terjadinya transaksi. Beban diakui pada saat terjadinya berdasarkan metode akrual.

m. Penjabaran mata uang asing

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan.

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, kurs nilai tukar yang digunakan masing- masing per Rupiah adalah

Tahun 2012 Tahun 2011

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9,588 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9,068

Imbalan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui berdasarkan tagihan yang dikeluarkan sesuai dengan tahap pekerjaan/mandat.

Perusahaan melakukan pencatatan akuntansi dalam mata uang Rupiah, transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap kas dan setara kas dengan mata uang asing tidak material pada tanggal laporan posisi keuangan sehingga tidak diungkapkan secara terpisah.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(18)

n. Pajak penghasilan badan

o. Saham

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut telah diputuskan.

Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak penghasilan kini dan tangguhan. Pajak penghasilan ini dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk pajak penghasilan yang diakui secara langsung di ekuitas. Pajak penghasilan kini dikalkulasikan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Manajemen melakukan review secara periodik atas posisi yang diambil sehubungan dengan pemahaman peraturan pajak. Perusahaan membentuk provisi ketika dapat memberikan dasar yang memadai untuk mendapatkan jumlah yang harus dibayar ke kantor pajak.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan jumlah penuh, dengan menggunakan metode liabilitas laporan posisi keuangan. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan liabilitas atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas pada setiap periode pelaporan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

(19)

30-Sep-12 31-Dec-11

--Rp--

--Rp--3. KAS DAN SETARA KAS 30,478,642,203 1,788,025,837

Akun ini terdiri atas :

Kas 3,500,000 5,500,000 Bank:

Bank Mandiri - Rek. Rupiah 5,925,028,539 483,435,871 Bank BCA - Rek. Rupiah 55,868,570 286,444,088 Bank CIMB Niaga - Rek. Rupiah 383,125,500 37,851,025 Bank Mega Cab Kali Malang- Rek. Rupiah 17,431,484 17,512,166 Bank Mega Cab BBD- Rek. Rupiah - - Bank Mega Cab BBD- Rek. US $ - - Bank CIMB Niaga - Rek. US $ 90,803,058 41,662,563 Bank Mandiri QQ Nasabah 2,885,052 915,620,124 Deposito 24,000,000,000 -

Jumlah Kas dan Setara Kas 30,478,642,203 1,788,025,837

4. PIUTANG DAN HUTANG USAHA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

(20)

5. PIUTANG DAN HUTANG NASABAH

Piutang Usaha :

Nasabah Individu / Perorangan 1,758,454,330 2,554,976,133 Nasabah Institusi 159,936,611 302,392,623

Jumlah 1,918,390,941 2,857,368,756

Hutang Usaha

Nasabah Individu / Perorangan 2,375,859,656 4,025,690,135 Nasabah Institusi 1,596,646,525 1,202,821,126

Jumlah 3,972,506,181 5,228,511,261

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang diatas pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang akan tertagih, oleh karena itu tidak diperlukan penyisihan piutang ragu-ragu untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.

(21)

30-Sep-12 31 Des. 2011

--Rp--

--Rp--6. PORTOFOLIO EFEK 30,251,944,615 37,479,674,383

Akun ini terdiri dari portofolio efek dan warant sebagai berikut :

Lembar Biaya Lembar Biaya

Berdasarkan keputusan Bapepam,beberapa emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dihapuskan statusnya sebagai perusahaan terbuka (delisting). Perusahaan memiliki saham dari beberapa emiten tersebut yang jumlahnya per tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 sebanyak 297.750 lembar saham dengan biaya perolehan Rp.152,639,472,- dan perusahaan telah melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar biaya perolehan sebagai akibat dari peristiwa tersebut.

2012

(22)

7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA - 3,563,333,125

Akun ini terdiri dari :

Kepemilikan Office 8 Senopati (Lantai 17) - 3,563,333,125

Jumlah Biaya Dibayar Dimuka - 3,563,333,125

8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA 40,248,706 105,393,210

Akun ini terdiri dari :

PPN Masukan 6,202,777 10,293,647 Pajak Penghasilan PPh 23 29,148,969 16,148,169 Pajak Penghasilan PPh 25 4,896,960 4,896,960 Pajak Penghasilan PPh 29 ( Lebih Bayar) - 74,054,434

Jumlah Pajak Dibayar Dimuka 40,248,706 105,393,210

9. ASET PAJAK TANGGUHAN 36,022,460 36,022,460

10. PIUTANG LAIN - LAIN 355,631,770 355,012,658

Akun ini terdiri dari :

Piutang Karyawan 19,395,527 17,740,527 Piutang lain-lain 336,236,243 337,272,131

Jumlah Piutang Lain - Lain 355,631,770 355,012,658

(23)
(24)
(25)

30-Sep-12 31 Des. 2011

(26)

Pendapatan Atas IPO Cardig Aero Service, Tbk - 55,192

Pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

(27)

16. PERIKATAN DAN KONTINJENSI

17. REKLASIFIKASI

18. STANDAR AKUNTANSI BARU

- PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, - PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing,

- PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan berdasarkan Program Manfaat Pensiun, - PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja,

- PSAK 28 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Asuransi Kerugian, - PSAK 33 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Pertambangan, - PSAK 34 (Revisi 2010) – Kontrak Konstruksi,

- PSAK 45 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, - PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan,

- PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham, - PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan,

- PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, - PSAK 62 (Revisi 2010) – Kontrak Asuransi,

- PSAK 63 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi, - PSAK 64 (Revisi 2010) – Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Alam,

- ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, - ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya, - ISAK 16 – Pengelolaan Jasa Konsesi,

- ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, - ISAK 19 – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63,

- ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.

PSAK 60 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan. Perusahaan berpendapat bahwa pada saat ini terdapat pengaruh signifikan atas penerapan standar berikut ini:

Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2011 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2012.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

(28)

18. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

a.

b.

Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan ini sejalan dengan pengungkapan sesuai dengan PSAK 50 (Revisi 2006).

Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kualitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen kunci.

Referensi

Dokumen terkait

'emikian telah -ilakanakan #ialiai pr#gram ker&a nit $ab#rat#rium Rumah Sakit Beralin !manah "r#b#lingg#.'engan teruunna  pr#gram ker&a -i ata

Spesifikasi merupakan suatu batasan minimun dan maksimum dari suatu produk yang dibuat berdasarkan undang-undang dan pertimbangan kepentingan konsumen bahan bakar

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan menganalisis proses pembentukan kata dari kata benda dalam sebuah novel yang berjudul “ A Child Called It” karya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter eksekutif memiliki koefisien regresi positif, yang berarti semakin tinggi karakter eksekutif, maka akan berdampak pada

konsep modal keuangan seharusnya dianut kalau pemakai laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang

Apabila Wajib Pajak memilih melakukan Tax Amnesty, maka Wajib Pajak hanya perlu mengungkapkan harta yang dimilikinya dalam Surat Pernyataan Harta, tetapi jika

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ibu postpartum primipara di Puskesmas Saronggi memiliki pemahaman yang kurang tentang perawatan payudara sebanyak 12 orang (40%)