ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “S” G1 P00000
DENGAN KPD
Di Ruang Bersalin RSUD dr. Soebandi
Oleh :
NURUN NIKMAH
060550051
YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
AKADEMI KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Alloh SWT, yang telah memberikan kemudahan pada saya sehingga terselesaikannya laporan yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “S” G1 P00000 DENGAN KPD dapat
terselesaikan dengan baik dan tanpa ada halangan dalam penyusunannya.
Terimakasih saya ucapkan kepada pembimbing saya yang mana telah memberikan bantuannya guna dalam menyemurnakan laporan ini. Laporan ini saya tunjang dari berbagai sumber buku guna untuk mendukung isi dari laporan ini, sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pembaca.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pemaca pda umumnya dan bagi penyusun khususnya. Saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk kesempurnaan dari laporan ini.
Jember, februari 2008 Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan penulisan
1.2.1 Tujuan umum 1.2.2 Tujuan khusdusd 1.3. Pelaksanaan praktek klinik 1.4 Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan pustaka BAB III Tinjauan Kadus BAB IV Pembahasan BAB V Penutup
BAB II TINJAUAN PUSTAKA MYOMA UTERI
1. Definisi 2. Etiologi 3. Patogenesis 4. Komplikasi 5. Patofisiologi
6. Gejala klinis/ Diagnosis 7. Diagnosis banding 8. Penatalaksanaan
9. Pemeriksaan penunjang
BAB III TNJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN
3.1. Pengkajian 3.2. Diagnosa
3.5. Rencana tindakan 3.6. Pelaksanaan 3.7. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
5.1. Kesimpulan 5.2. Saran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Membuat Laporan Asuhan Kebidanan sangat penting untuk kita ketahui, khususnya kita sebagai bidan. Oleh karenanya dalam hal ini akan saya bahas lebih lanjut tentang Asuhan Kebidanan pada Pasien Dengan KPD.
1.2 TUJUAN
1.2. 1. Tujuan Umum
Setelah membaca Laporan Asuhan Kebidanan ini, bidan mampu membuat dengan benar laporan Asuhan Kebidanan yang semestinya.
1.2.2. Tujuan Khusus
- Mampu mengurnpulkan data
- Mampu menegakkan diagnosa kebidanan - Mampu mendesain rencana tindakan kebidanan
- Mampu menerapkan prinsip-prinsip tindakan kebidanan
- Mampu mengevaluasi keberhasilan dari Asuhan yang dilaksanakan.
1.3 PELAKSANAAN PRAKTIK KLINIK
1. Tempat praktik : RSUD dr. Soebandi 2. Tanggal praktik : 11 Agustus 2008
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
1.4.1. Bab 1: Pendahuluan. berisi latar belakang kasus, tujuan umum dan tujuan khusus, pelaksanaan praktik dan sistematika penulisan.
1.4.2. Bab 2: Tinjauan Pustaka
1.4.3 Bab 3 : Tinjauan kasus berisi Asuhan kebidanan yang terisi dari pengkajian Data, diagnosa, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan Rasional, pelaksanaan rencana tindakan dan evaluasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KPD (KETUBAN PECAH DINI) 2.1.1 DEFINISI
Ketuban pecah dini atau spontaneous / Early / Premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipora kurang dari 5 cm (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, sinopsis obstetri jilid I.1998, hal : 256). Ketentuan yang pecah spontan 1 jam atau lebih sebelum dimulainya
persalinan diartikan sebagai pecah dini atau sebelum waktunya (Harry oxon, patologi dan fisiologi persalinan. 2003, hal : 592).
2.1.2 ETIOLOGI
Penyebab dari prom tidak mudah masih belum jelas, maka preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, sinopsis obstetri jilid I.1998, hal : 256).
Insidensinya antara 10 dan 12% pada sekitar 20%, bayinya premature etiologi pada sebagian besar kasus tidak diketahui. Pada 20% kasus, pecahnya ketuban merupakan tanda pertama akan dimulainya persalinan (Harry oxon, patologi dan fisiologi persalinan. 2003, hal : 592).
2.1.3 PATOGENESIS
Faktor – faktor yang memudahkan pecahnya selaput ketuban adalah: 1. Kario dimnionitis, menyebabkan selaput ketuban menjadi rapuh.
2. Inkompetensia serviks, yakni konalis servikolis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan atau tindakan kuret). 3. Kelainan letak, sehingga tidak ada bagian terendah anak yang menutup PAP,
4. Trauma, yang menyebabkan tekanan intra uteri (intra omniotik) mendadak meningkat.
2.1.4 KOMPLIKASI
Pada anak:
IUFD
IPFD
Asfiksta
Prematuriras
Amniotic Band Syndrome yakni kelainan bawaan akibat
ketuban pecah sejak hamil muda.
Infeksi intra uteri.
Bagi ibu:
Partus lama dan infeksi Atonia uteri
2.1.5 PATOFISIOLOGI
2.1.6 GEJALA KLINIS / DIAGNOSIS
Bila keluarnya air ketuban banyak dan mengandung mecanium / verniks maka diagnosis dengan inspeksi mudah ditegakkan.
Tekanan intra uteri
Medadak meningkat
Kehamilan
Kario omnionitis Inkompetensia cerviks Kelainan letak Trauma
Selaput ketuban
Menjadi rapuh
Konalis cervikalis
Yang selalu terbuka
Tidak ada bagian bawah
Anak yang menutupi PAP
KPD
Komplikasi pada ibu Komplikasi pada bayi
- partus lama dan partus kasep
- perdarahan past parfum
- atonia uteri
- infeksi nifas
- IUFD
- alfikola
- premature
- amniotic boid syndrome
- infeksi intra uteri
Tapi bila keluarnya cairan sedikit, maka diagnosis harus didasarkan pada : 1. Anominisis
Kapan keluarnya cairan
Warna
Bau
Adalah partikel-partikel didalam cairan (larugu verniks) 2. Inspeksi
Keluarnya cairan pervaginan
3. Inspekulo
Bila tundus ditekan atau bagian terendah digoyongkan, keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada ferniks posterior.
4. Periksa dalam
Adanya cairan dalam vagina
Selaput ketuban sudah tidak ada lagi
5. Pemeriksaan Lab
a. Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi bosa.
(lakmus merah menjadi biru)
b. Mikroskopik
Tampak adanya lanugo, verniks kosesosa (tidak selalu dikerjakan)
Bila dengan cara diatas ternyata ketuban sudah pecah, maka diambil ketentuan sebagai berikut :
1. Saat ketuban pecah ditentukan berdasarkan anomnesis pasti tentang kapan katuban pecah.
2. Kalau anemnesis tidak pasti, maka saat ketuban pecah adalah saat penderita masuk kamar bersalin.
3. Kalau berdasarkan anamnesis pasti bahwa ketuban pecah sudah lebih dari 24 jam, maka setelah MKB di evaluasi 2 jam.
2.1.7 DIAGNOSA BANDING
1. Cairan dalam vagina bisa urine / flaur albus.
2. “Hind water” & “fore water of the membrane” pada kedua keadaan ini tidak ada perbedaan penatalaksanaannya.
2.1.8 PENATALAKSANAAN
A. KPD dengan kehamilan ATERM 1. Diberikan antibiotik
2. Observasi suhu rektal tiap 3 jam.
3. Bila suhu rektal tidak meningkat, ditunggu 24 jam, bila belum ada tanda-tanda inpartu, dilakukan terminasi.
B. KPD dengan kehamilan Prematur. 1. EFW > 1500 gram
a. Ampisilin 4 X 1 gr / hari, 1m / IV selama 2 hari dilanjutkan Ampisilin 4 X 500 mg / hari per os selama 3 hari dan Genemisin 60-80 mg 2-3 X sehari selama 5 hari kartiko steroid untuk merangsang maturasi paru. (Deksametasan 16 mg.IV. 2 X selang 24 jam, atau Betametasan 12 mg.IV. 2 X selang 24 jam).
b. Observasi 2 X 24 jam, kalau belum inpartu segera terminasi.
c. Observasi suhu rektal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat 737,6oC segera meningkat.
2. EFW kurang dari 1500 gr (< 1500 gr). 1. Observasi 2 X 24 jam.
2. Observasi suhu rektal tiap 3 jam.
3. Tanpa pemberian antibiotik / kartikosteroid.
4. VT selama observasi tidak dilakukan, kecuali ada his / inpartu. 5. Bila suhu rektal meningkat > 37,60C segera terminasi.
6. Bila 2 X 24 jam cairan tidak keluar : USG : bagaimana jumlah air ketuban
b. Bila jumlah air ketuban minimal segera terminasi.
7. Bila 2 X 24 jam cairan ketuban masih tetap keluar, segera terminasi. 8. Bila konservatif, sebelum pulang penderita diberi nsehat:
a. Segera kembali ke RS bila ada tanda-tanda demam atau keluar cairan lagi.
b. Tidak boleh koltus.
c. Tidak boleh manipulasi vabinal.
Terminasi persalinan yang dimaksud diatas adalah:
a. Induksi persalinan dengan memakai drip oksitasin (5 U / 500 cc DS). b. Seksio sesar : bila persyaratan untuk drip oksitesin tidak terpenuhi (ada
kontra indikasi) atau drip oksitasin gagal.
C. KPD yang dilakukan induksi
1. Bila 12 jam belum ada tanda-tanda awal persalinan atau belum dari fase laten, induksi dinyatakan gagal dan persalinan diselesaikan dengan seksio sesar.
2. Bila dengan 2 botol (a 5 U / 500 cc PS), dengan tetesan maximum, belum inpartu atau belum keluar dari fase laten, induksi dinyatakan gagal, persalinan diselesaikan dengan seksio sesar.
D. KPD yang sudah inpartu.
1. Evaluasi, setelah 12 jam harus keluar dari fase laten.
Bila belum keluar dari fase laten dilakukan akselerasi persalinan dengan drip oksetosin atau terminasi dengan seksio sesar bila ada kontra molikasi untuk drip oksitesin.
2. Bila pada fase laten didapat tanda-tanda suhu rektal > 37,6oC maka
2.1.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG.
2.2 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA KLIEN DENGAN KPD
Tempat :
Tanggal :
Waktu :
Mahasiswa :
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Dalam usia reproduktif dan merupakan kehamilan yang pertama maupun selanjutnya.
2. Keluhan utama
Klie atau keluarga klien menyatakan bahwa klien mengeluarkan cairan dari kemaluannya.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan selama hamil tidak ada keluhan. 4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun menurun.
5. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan tidak ada gangguan menstruasi. 6. Riwayat obsteri
Klien mengatakan ini adlah kehamilan yang pertama (atau yang kesekian kalinya).
7. Riwayat KB
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : normal (composmentis)
Tekanan darah : normal (120/80 mmhg)
Suhu : mengarah infeksi suhu > 37,6oC
Pernafasan : normal (20X/mnt)
Nadi : normal sampai dengan cepat (80X/mnt)
2. Pemeiksaan fisik
Kepala : rambut bersih, tidak ada massa,
rambut tidak
rontok.
Wajah : oedem tidak ada,
cloasmagravidesum tidak ada,
pucat tidak ada, massa tidak ada, oedem tidak ada.
Mata : selera putih, konjungtiva tidak
pucat.
Hidung : secret tidak ada, perdarahan tidak
ada, sumbatan
tidak ada.
Gigi-mulut : stomatis tidak ada, kories tidak ada, bibir kering
tidak ada, tidak pecah-pecah.
Telinga : serumen tidak ada, perdarahan tidak
ada, benda
asing tidak ada.
Leher : pembesaran kelenjar tiroid tida ada,
pembesaran
Dada : pembesaran payudara ada, areola dan putting
putih bersih massa tidak ada.
Abdomen :
Striae livedae ada, linea alba tidak ada, striae alba, linea nigia ada. Leapoid I : TFU...cm. pada undus teraba... (TFU berkurang
tingginya)
Leapoid II : batas samping kiri teraba ... dan batas samping kanan teraba...
Laepoid III : pada bagian bawah rahim, bagian terendah janin teraba.... dan sudah / belum masuk PAP.
Leapoid IV : bagian terendah janin ... masuk rongga panggul.
Punggung : tidak ada lordosis, tidak ada kyphosis,
tidak ada
skaliosis.
Geretalia : ada cairan yang keluar.
Tidak ada varises, tida ada hematan, tidak ada peradanagan.
Perineum : tidak ada oedem.
Anus : tidak ada hemoicid.
Ekstremitas : oedem tidak ada, varises tidak ada.
Djj : 120-160X/menit, His.
Perkusi : refleks patella positif.
3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Lab
Kertas lakmus merah menjadi biru.
Mikrokospik.
b. USG
Mengetahui jumlah cairan ketuban. 4. Pemeriksaan dalam
II. DIAGNOSA DAN MASALAH
1. Diagnosa Kebidanan.
Ibu G... P... A... hamil dengan KPD.
DS : - Klien mengatakan mengeluarkan cairan dari kemaluannya sejak.. - Klien mengatakan ana adalah kehamilannya yang ke...
- HPHT
DO : - K/U : baik s/d lemah
- Kesadaran : Composmetis s/d coma - TD : < 160o /110 mmHg
- N : < 100 X / mnt - S : < 37,6o C
- RR : < 30 X/ mnt - Vagina : keluar cairan - Abdomen
Leopolid I : TFU sesuai UK, teraba bokong / kepala Leopolid II : Puka / puki
Leopolid III : teraba kepala / bokong, sudah masuk PAP / belum masuk (mudah digoyangkan).
Leopolid IV : berapa masuknya bagian terendah janin ke PAP. - Djj : 120 – 160 X / mnt, His, VT
- TFU : sesuai UK
Pemeriksaan Lab : - lakmus : biru
- mikroskopik : tampak adanya lanugo, verniks seosa.
- USG 2. Masalah.
- Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan keluarnya cairan dari vagina.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
- Fetal distress. - Pastus lama. - Infeksi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter. Antibiotik.
V. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL
1. Beri tahu tentang hasil pemeriksaan. R / ibu mengerti dan lebih kooperatif. 2. Anjurkan ibu miring kiri.
R / miring kiri memperbesar proses peredaran darah vena cara superior dan uteri placenta.
3. Anjurkan ibu makan dan minum.
R / makan dan minum merupakan cadangan energi saat menekan dan menengah dehidrasi.
4. Observasi Djj dan TTV tiap 30 menit.
R / Djj dan TTV sebagai parameter kesehatan ibu dan janin. 5. Periksa kemajuan persalian : O setiap 4 jam, His setiap ½ jam.
R / pada primi kemajuan O tiap 1 jam, His semakin sering. 6. Anjurkan ibu bedrest.
R / pada klien KPD ibu bedrest menghindari cairan ketuban keluar, yang dapat menyebabkan fetal distress.
7. Lakukan vulva Hygiene.
R / menghilangkan / memperkecil jumlah organisme dieberan vulva-vagina.
R / tangan ibu banyak mengandung kuman yang dapat menyebabkan infeksi.
9. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi.
R / relaksasi melancarkan oksigenerasi sehingga mengurangi nyeri. 10. Kolaborasi dengan dokter.
R / pemberian antibiotik dan drip oksitosin atas perintah dokter.
BAB III TINJAUAN KASUS
1.Pengkajian Data
Tanggal:11-8-2008 Pukul:13.25 WIB 1.1. Data Subyektif
1. Biodata :
Nama : Ny. S Nama suami :Tn. S Umur : 25 tahun Umur : 23 tahun Suku / bangsa : jawa / indonesia Suku / bangsa:jawa / indonesia Agama : islam Agama : Islam
Alamat : ajung RT 1/3 Alamat : ajung RT 1/3 Nomor telvon : Nomor telvon :
-2. Alasan kunjungan
Klien mengatakan ingin periksa 3. Keluhan utama
Klien mengatakan mengeluarkan cairan pervaginamjam 15.00 WIB tanggal 9 agustus 2008, kenceng-kenceng jarang dan keluar darah sedikit jam 20.00 WIB tanggal 9 agustus 2008.
Klien menarche umur 17 tahun, siklus 30 hari,teratur, lama haid 7 hari, dengan perdarahan banyak pada hari pertama (± 50 cc/ hari) dan (±30 cc/ hari) pada hari berikutnya, sifat darah encer tanpa ada gumpalan, pernah nyeri haid dan tidak pernah keputihan.
HPHT: 16 november 2007
5. Riwayat Obstetri lalu G1 P00000 Anak
ke
Suami ke
Kehamilan Persalinan Bayi Nifas KB
Usia Penyuli
6. Riwayat kehamilan sekarang
Klien periksa hamil kepuskesmas oleh bidan, sudah 8 kali kunjungan,di periksa oleh bidan. Mendapat imunisasi TT2 . Obat-obatan yang sudah di
dapat antara lain tablet Fe, kalsium, vitamin C. Penyuluhan yang telah didapat yaitu tentang makanan bergizi ibu hamil, tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-tanda persalinan. Keluhan yang dirasakan saat hamil ini adalah sering kencing.. Pergerakan janin dirasakan saat usia kehamilan 4 bulan dan dalam sehari bayinya bergerak lebih dari 16 kali
7. Riwayat kesehatan
- sekarang : klien mengatakan tidak sedang mengalami penyakit kronis/ menular d yang dapat mempengaruhi keadaan bayinya seperti jantung, ginjal , asma, TBC, hepatitis, diabetes militus, hipertensi, HIV/AIDS dan TORCH
- yang lalu : klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kronis/menular seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, diabetes militus, hipertensi, HIV/AIDS dan TORCH
hepatitis, HIV/AIDS dan tidak ada riwayat gemelli dari pihak suami/istri
8. Riwayat sosial ekonomi 1. Riwayat perkawinan :
Klien menikah 1x umur 24 tahun, suami umur 22 tahun, status pernikahannya syah, lama pernikahan 1 tahun
2. Keadaan psikososial
Klien mengatakan kehamilannya ini direncanakan, suami dan keluarga menerima dengan baik kehamilannya ini, dan yang paling berperan penting dalam mengambil keputusan adalah suami
3. Kebiasaan hidup sehat
Klien tidak punya kebiasaan merokok, minum-minuman keras, konsumsi obat-obatan terlarang, jamu-jamuan dan bila sakit periksa di bidan
4. Riwayat perekonomian
pekerjaan suami : wiraswasta pekerjaan istri :ibu rumah tangga
penghasilan suami : penghasilan istri : 5. Rencana persalinan
Klien merencanakan persalinannya ini di BPS di tolong oleh bidan, untuk biaya sudah di persiapkan dan saat bersalin ingin didampingi oleh suami. Persiapan kendaraan sudah dipersiapkan. RS yang ditunjuk bila ada komplikasi yaitu RSUD kalisat, oleh dokter specialis.
9. Pola kehidupan sehari-hari
Pola Saat Hamil Sesudah/selama hamil
Nutrisi Makan: 3x/hari,
Porsi: 1x makan 1 piring habis
Komposisi: nasi, lauk dan sayur.
Minum : 8 gelas /hari, air
Makan 4x /hari, Porsi: 1x makan habis 3/4 piring
Komposisi: nasi, lauk dan sayur.
putih air putih
Eliminasi BAB: 1 /hari
BAK: 3x/hari warna jernih dan kuning
BAB: 1x /hari BAK: 7x/hari warna jernih dan kuning Aktivitas Klien mengerjakan pekerjaan
rumah seperti: memasak, mencuci, menyapu.
istirahat pada siang: tidak pernah
pada malam hari tidur 7-8 jam/hari
Istirahat pada siang hari 1-2 jam/hari,pada malam hari 8 jam/hari
Seksualitas 2 minggu 1x Klien mengatakan
terakhir melakukan hubungan suami istri sejak hamil 6 bln. Personal
Hygiene
Mandi: 2x
gosok gigi: 2x/hari Keramas :2 hari sekali
Mandi: 2x
gosok gigi: 2x/hari Keramas :2 hari sekali Membersihkan putting susu tiap kali mandi Vulva hygiene: cukup Ganti celana dalam: 3x/ hari
10. Penapisan ibu bersalin (deteksi dini komplikasi gawat darurat )
No Keterangan Ya Tidak
1 Kehamilan kurang bulan
Ketuban pecah dengan mekonium kental Ketuban pecah lama (> 24 jam )
Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan
7
Pre eklamsi/hipertensi dalam kehamilan TFU 40 cm/lebih
Gawat janin
Primipara dalam fase aktif persalinan dengan kepala janin masih 5/5 bagian
Presentasi bukan belakang kepala Presentasi majemuk
2.2.1.2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. BB sebelum hamil : 45 kg BB saat hamil : 55,5 kg
- Wajah : oedem : tidak ada
Pucat : tidak ada
cloasma gravidarum : ada
- Mata : Sklera : putih
- Hidung : sekret : tidak ada
sumbatan : tidak ada
pendarahan : tidak ada
- Gigi – mulut : stomatitis : tidak ada
latau : tidak ada
karies gigi : tidak ada
- Telinga : serumen : tidak ada
benda asing : tidak ada
perdarahan : tidak ada
- Leher : pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada - Dada : pembesaran payudara : ada
puting dan areola mammae : menonjol dan
hiperpigmentasi
- Abdomen : striae lividae : tidak ada
striae albican : tidak ada
linea nigra : ada
linea alba : tidak ada
bekas SC : tidak ada
pembesaran : ada
- Punggung : skoliosis : tidak ada
Lordosis : tidak ada
Kyposis : tidak ada
- Genetalia ( vulva – vagina ) : varises : tidak ada
Oedem : tidak ada
Hematom : tidak ada
Peradangan : tidak ada
kista vagina : tidak ada fistula obstetri : tidak ada - Perinium : perinium : utuh
oedem : tidak ada
fistula : tidak ada
- Ekstrimitas : oedem : tidak ada
Varises : tidak ada
c) Palpasi
- Kepala : massa : tidak ada
Rambut rontok : tidak ada
- Wajah : massa : tidak ada
Odem : tidak ada
- Mata : konjungtiva : merah muda
- Leher : pembesaran kelenjar tyroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
Perubahan posisi trakea : tidak ada
- Ketiak : Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada
- Dada : Massa : tidak ada
Kolostrum : tidak ada
- Abdomen
HIS: 2x/ 10 menit, durasi 40 detik 1) Leopod
Leopod I : TFU 3 jari di bawah processus xyfoideus dan pada fundus teraba lunak kurang bundar dan kurang melenting
Leopod II : Batas samping kanan rahim twraba keras, lurus, datar seperti papan, dan batas samping kiri rahim teraba bagian kecil janin
Leopod IV : Posisi tangan pemeriksa konvergen, bagian terendah janin masuk ¼ bagian
2) Mc donalsd : TFU 31 cm
3) palpasi WHO : penurunan bagian terendah janin 3/5 bagian
- Genetalia ( vulva/vagina ) : varises : tidak ada
Oedem : tidak ada
Hematom : tidak ada
Peradangan : tidak ada
kondiloma akumoinata : tidak ada
kista vagina : tidak ada
fistula obstetri : tidak
ada d) Auskultasi
1. DJJ : 126x/ menit 2. Bunyi nafas : normal 3. Pola nafas : normal
e). Perkusi
Reflek patella : +/+ 3. Pemeriksaan penunjang a). Tes laboratorium
kertas lakmus: merah menjadi biru b). Pemeriksaan obstetri
Vaginal toucher tanggal 11 agustus 2008 jam 13.30 wib
Vulva vagina tidak odem , portio lunak , efficement 50 %, pembukaan 3 cm , ketuban utuh , penurunan kepala hodge II, denominator UUK jam 1, presentasi kepala , moulase 0, tidak terdapat bagian terendah janin dan tidak teraba talipusat.
4. terapi
Terpasang infuse RL 20 tetes/ menit
2.2.2.1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan Dasar
G1P00000,UK 38
minggu,janin hidup, tunggal, let U, puka, 2008, kenceng-kenceng jarang dan keluar darah sedikit jam 20.00 WIB tanggal 9 agustus 2008. HPHT: 16 november 2007
Inseksi genatalia : terdapat lendir darah Palpasi leopod
terendah janin 3/5 bagian
Auskultasi
DSJJ: 126 x/menit, teratur, terdengar jelas di kuadran III
Pemeriksaan khusus
VT pembukaan 3 cm, efficemen 50%, ketuban utuh, hodge II
Nyeri sehubungan dengan kontraksi uterus
DS: ibu mengatakan sakit pada perut dan pinggangnya
DO: - ibu tampak menyeringai menahan sakit pada perut dan pinggangnya - HIS 2x/ 10 mnt, durasi 40 detik
Kolaborasi dengan dr SpOG
2.2.5. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL
Rencana tindakan Rasional
1. beri tahu tentang hasil pemeriksaan 1.ibu mengerti dan lebih kooperatif 2. anjurkan ibu untuk miring kiri 2miring kiri memperlancar proses
perdarahan vena cava superior dan uteroplacenta
3. anjurkan ibu untuk makan dan minum
3 makan dan minummerupakan cadangan energi saat meneran dan mencegah dehidrasi
4. observasi DJJ dan TTV 4. . DJJ dan TTV sebagai parameter
kesehatan ibu dan janin 5periksa kemajuan persalinan: Φ setiap
4 jam
5. pada primi kemajuan Φ tiap jam 1 cm, HIS semakin sering
6. anjurkan ibu bed rest 6. pada klien KPD ibu bed rest
menghindari cairan ketuban keluar, yang dapat menyebabkan fetal distres
7. lakukan vulva hygiene
8. anjurkan ibu menjaga kebersihan dengan tidak menyentuh daerah kemaluan
9. ajarkan tehnik relaksasi dan destraksi
10. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik dan oksitosin drip
9. relaksasi memperlancar oksigenasi sehingga mengurangi nyeri
10. pemberian antibiotik dan oksitosin drip atas permintaan dokter
2.2.6. PELAKSANAAN
Observasi yang di lakukan selama kala 1 - memberi tahu tentang hasil pemeriksaan,
bahwa:
- menganjurkan ibu untuk miring kiri - menganjurkan ibu untuk makan dan
17.00 (kolaborasi dengan dr SpOG)
Melakukan observasi
vagina tidak oedem, portio lunak ,
efficeme efficement 50 %, pembukaan 4 cm , ketuban (-) warna hijau , penurunan kepala hodge II, denominator UUK jam 1, presentasi kepala , moulase 0, tidak terdapat talipusat dan bagian kecil disamping bagian terendah janin
- HIS: 2x/ 10 mnt, durasi 35 dtk
18.30
19.00
19.30
20.00
Menaikkan drip oksitosin menjadi 12 tpm Menaikkan drip oksitosin menjadi 16 tpm Melakukan observasi
- HIS: 2x/ 10 mnt, durasi 45 dtk - DJJ: 144x/mnt
- N: 84x/ mnt
Menaikkan drip oksitosin menjadi 20 tpm Menganjurkan ibu untuk bed res
Menganjurkan dan memberi ibu makan dan minum
Menaikkan drip oksitosin menjadi 24 tpm Melakukan observasi
vagina tidak oedem, portio lunak ,
20.30
21.00
21.30
disamping bagian terendah janin - HIS: 3x/ 10 mnt, durasi 45 dtk
O : - VT: vagina tidak oedem Portio: lunak
efficeme efficement: 50 % pembukaan: 7 cm
ketuban: (-) warna hijau penurunan kepala: hodge II denominator: UUK jam 1 presentasi: kepala
moulase: 0 tidak
terdapat talipusat dan bagian kecil disamping bagian terendah janin - HIS: 4x/ 10 mnt, durasi 50 dtk
- DJJ: 144x/mnt - T: 120/ 80 mmHg - N: 88x/ mnt - S: 37 C
A : G1P10001, UK 38 mgu inpartu kala 1 fase aktif dengan KPD
P : kolaborasi dengan dr SpOG - persiaokan inform consent - persiapkan SC
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan pada pemeriksaan didapatkan bahwa persalinan Ny “S” adalah tergolong patologi, dimana pada pemerikasaan ditemukan:
- ketuban meconium
- ketuban pecah lebih dari 24 jam - terdapan secondary arest
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada Ny S ini tergolong persalinan patologi dan tindakan persalinan dilakukan secara SC.
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Oxoin, Harry.2003. Patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta :
yayasan Essentia Medica.
Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis absteri jilid I. Jakarta : EGC.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.1994. Pedoman diagnosis dan terapi Lab /