• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan psikososial masa kanak-kanak madya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan psikososial masa kanak-kanak madya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

FOKUS PERKEMBANGAN ‘

SELF

Perkembangan kognitif memungkinkan anak untuk mengembangkan

konsep yang lebih kompleks mengenai diri mereka, dan untuk mencapai kontrol dan pemahaman emosi

Pada sekitar usia 7-8 tahun, anak masuk pada tahap ketiga

perkembangan konsep diri: represantional system (konsep diri anak sudah meluas, yang mengintegrasikan beberapa aspek diri;

penilaian diri lebih disadari, realistis, seimbang, dan komprehensif). Contoh: Lisa berkata,”Saya mendapat nilai A pada pelajaran bahasa dan IPS, dan saya merasa bangga. Tetapi saya merasa tidak pintar dalam pelajaran matematika dan IPA, terutama saat saya melihat teman-teman mengerjakan soal-soal tersebut dengan baik)

Anak dapat membandingkan dirinya (real self) dengan diri yang

ingin dicapainya (ideal self), dan dapat mengukur bagaimana dirinya dapat memenuhi standard sosial dibanding teman sebayanya.

(3)

TAHAP 4 PSIKOSOSIAL ERIKSON: INDUSTRY VS

INFERIORITY

• Fokus: kemampuan anak untuk mengerjakan tugas.

• Inferiority muncul saat anak tidak memperoleh pujian dari orang dewasa/ teman

sebaya, atau kurangnya motivasi dan self esteem  timbul perasaan tidak berharga dan rendah diri (inferiority)

Untuk mencapai industry, anak harus bekerja keras mencapai tujuan • Tujuan tergantung pada budaya di sekitar anak

• Semakin bertambah usia, anak lebih sadar perasaannya dan orang lain  kontrol emosi lebih baik dan dapat berespon terhadap perasaan tertekan pada orang lain

• Anak sudah dapat mengontrol dan menyesuaikan emosi negatif dengan standard dalam lingkungan, sehingga penyesuaian diri lebih baik

• Anak sudah dapat berempati dan menunjukkan perilaku prososial (kecenderungan untuk ingin menolong orang lain yang tidak seberuntung dirinya dengan sukarela)

 membangun self esteem anak

Anak dengan perilaku prososial cenderung berperilaku sesuai dengan situasi sosial,

(4)

ANAK DI DALAM KELUARGA

Anak usia sekolah menghabiskan waktu lebih banyak untuk

bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sebaya daripada tahapan usia sebelumnya

Suasana dalam keluarga adalah kunci perkembanganSalah satu faktor kunci: konfik dalam keluarga

Pengasuhan berubah dari yang terkontrol menjadi koregulasi

kontrol perilaku secara bertahap berubah dari orangtua ke anak , anak sudah lebih dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan

keinginannya pada orangtua. Contoh: orangtua tidak dapat/hanya

sedikit ikut campur apabila anak menghadapi masalah dengan teman sebayanya, dan lebih banyak berdiskusi dengan anak

Koregulasi membutuhkan hubungan yang dekat antara orangtua dan

anak. Anak akan percaya dan mau mendengarkan harapan orangtua apabila anak percaya bahwa orangtua adil dan peduli tentang

(5)

LANJUTAN...

Disiplin yang diajarkan pada anak sebaiknya bukan yang fsik,

tetapi lebih menggunakan teknik induktif. Contoh: ayah Fajar menunjukkan pada anak bahwa anak harus menanggung

akibat dari perilakunya sendiri. “ Memukul Benny menyakitkan dirinya dan membuat Benny merasa buruk.”, “Sepertinya

kemarin ada seorang anak laki-laki yang suka menolong, ke mana dia?”, “Anak laki-laki besar sepertimu sebaiknya tidak duduk dalam kereta dan membiarkan orangtua duduk.”

Pada umumnya semakin puas seorang ibu dengan status

pekerjannya, semakin efektif ia sebagai seorang ibu

Ibu tunggal harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya  model peran seperti ini akan ditiru anak, atau bahkan anak bisa kehilangan model peran karena waktu ibu banyak dihabiskan di luar rumah.

Jika memungkinkan, lebih baik ibu pekerja paruh waktu

(6)

ANAK DI ANTARA TEMAN SEBAYANYA

Anak mulai punya kelompok teman sebaya, yang seumur dan sama

jenis kelamin

Bergabung dengan kelompok teman sebaya memberi manfaat sbb:

membuka perspektif pemikiran anak, membantu anak belajar bergaul dengan lingkungan (cara menyesuaikan kebutuhan dan keinginan

terhadap orang lain, kapan perlu berteriak & tetap tenang), membuat anak merasa aman secara emosional, membantu anak mempelajari

perilaku gender yang sesuai, membentuk peran gender dalam diri anak

Aspek negatif bergabung dengan teman sebaya: mengembangkan

prasangka (misal: pada hal yang tidak disukai terhadap orang lain,

kelompok tertentu) dan mendorong terjadinya perilaku antisosial karena ingin dianggap bagian dari kelompoknya (konformitas  umumnya

terjadi pada anak yang sudah akan remaja)

Selain habiskan waktu luang dengan kelompok sebaya, secara pribadi

anak juga menjalin persahabatan

Anak bersahabat dengan teman yang sama jenis kelamin, usia, dan

minat

Persahabatan yang kuat: melibatkan komitmen & ‘saling

(7)

AGRESI DAN

BULLYING

Pada usia 6-7 tahun, agresi pada anak berkurang, sejalan

dengan egosentrisme yang berkurang, lebih empatik, lebih

kooperatif, dan lebih baik dalam berkomunikasi

Namun demikian, kecenderungan untuk menyakiti orang lain

secara verbal meningkat

Anak laki-laki lebih pada agresi fsik, anak perempuan lebih

pada agresi verbal

Anak yang lebih mampu mengontrol agresi fsiknya akan jauh

dari masalah di sekolah dan dari perilaku antososial. Namun

demikian, anak perempuan maupun anak laki-laki yang

agresif cenderung lebih populer di sekolah

Anak berperilaku agresif karena ada sesuatu dari lingkungan

(8)

TIPE-TIPE AGRESI

1. Agresi instrumental/ proaktif: agresor melihat perilaku memaksa sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan hal yang ia inginkan. Dalam konteks sosial, mereka berperilaku agresif karena ingin dihargai (misal: anak ingin temannya berbagi makanan dengan mengancam memukul anak lain

2. Hostile/reactive aggression: agresor berperilaku agresif untuk membela diri

karena mempersepsikan perilaku orang lain mengancam dirinya (contoh: anak yang disenggol saat makan, kemudian memukul yang menyenggol tersebut. Perilaku menyenggol dipersepsikan secara ancaman oleh anak tersebut)

Penyebab perilaku agresi: 1.Penolakan dari keluarga 2.Pengasuhan yang kasar 3.Media elektronik

(9)

BULLYING

Agresi menjadi bullying apabila dilakukan dengan sengaja dan

terus-menerus terhadap korban yang sama

Beberapa jenis

bullying

: fsik (umumnya dilakukan anak laki-laki),

verbal, relasional (mengasingkan dan menggosipkan korban,

umum dilakukan anak perempuan)

Bullying

dapat: proaktif (dilakukan untuk menunjukkan

kekuasaan) atau reaktif (respon terhadap ancaman yang

diimajinasikan)

Cyberbullying

: bullying melalui media internet

Bullying

merefeksikan adanya kecenderungan agresi secara

genetik, orangtua yang memaksa, dan teman yang antisosial

Anak yang saat kecil dianggap agresif dan ditolak, saat remaja

(10)

LANJUTAN

BULLYING

Ciri-ciri korban bullying: cemas, tertekan, diam, pasrah,

mudah menangis, memiliki self esteem rendah. Biasanya

korban bullying berasal dari keluarga yang suka

menghukum, dan kasar.

Cara untuk mengurangi bullying:

Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap

bullying

Mengajar murid keterampilan sosial dan emosional

Menekankan adanya tanggung jawab sosial pada setiap

anak

(11)

MASALAH MENTAL YANG UMUM TERJADI

Oppositional Deviant Disorder (ODD

): anak selalu melakukan

yang sebaliknya, tidak patuh, menggunakan kekerasan

terhadap fgur kekuasaan selama minimal 6 bulan.

Phobia sekolah: ketakutan yang berlebihan untuk pergi ke

sekolah

Kecemasan berlebihan:

social anxiety

(cemas berada di tengah

situasi sosial),

separation anxiety

(kecemasan berpisah dari

caregiver

),

generalized anxiety disorder

(cemas akan apa

saja),

obsessive compulsive disorder/ OCD

(pikiran anak

terfokus pada suatu hal terus-menerus sehingga melakukan

perilaku repetitif seperti mencuci tangan, memeriksa jendela,

dll)

Depresi masa kanak-kanak: kelainan mood, kadang mood anak

(12)

TEKNIK TERAPI

Psikoterapi individual: terapi berjumpa dengan anak untuk membantu anak mendapat insight terhadap kepribadiannya, dan hubungan, dan untuk

mengintepretasikan perasaan dan perilakunya. Digunakan untuk anak dengan orangtua bercerai, atau anak yang orangtuanya baru meninggal • Terapi keluarga: terapi berjumpa satu keluarga, melihat interaksi dalam

keluarga, dan melihat hal-hal yang dapat mengganggu fungsi peran dalam keluarga. Digunakan untuk masalah anak yang terkait dengan keluarga

Terapi seni: membantu anak yang memiliki masalah untuk mengungkapkan perasaannya melalui media seni, seperti warna, nada, dll,

Terapi bermain: anak bermain dengan bebas saat terapis mengobservasi dan bertanya, atau memberikan komentar dan saran. Cocok digunakan untuk masalah anak usia 5-11 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Ruang (Space) berasal dari kata Spatium dari bahasa Latin yang berarti ruangan atau luas dan bahasa Yunani yaitu Topos (Lokasi) dan Choros (Tempat) dimana ruang memiliki

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah kesalahan konsep yang terjadi karena perbedaan konsepsi antara orang satu dengan lainnya dalam mempelajari

Estimasi parameter model regresi multivariat menggunakan metode Bayesian diperoleh dengan menentukan nilai ekspektasi dari variabel random fungsi distri- busi posterior marginal f (

Hubungan Hasil U.1i Tusuk Kulit Alergen Nyarnuk Terhadap Keparahan Klinis Dermarftis Atopik di.. RSUP Dr. Moharnmad Hoesin

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Streaching Williams terhadap perubahan kadar gula darah pada lansia penderita diabetes melitus di Posyandu

Metode menjelaskan suatu kombinasi dari fungsi objektif dengan berbagai macam batasan-batasan yang dipertimbangkan digunakan untuk meningkatkan antibodi

akan dan sedang dilakukan pemerintah. Dari kondisi tersebut, bermunculanlah lembaga- lembaga yang tumbuh di tengah masyarakat yang bukan saja sebagai wujud kepedulian

Keluarga dengan status sosial ekonomi rendah tidak hanya kekurangan dukungan finansial, sosial, dan pendidikan dari saudara mereka, rekan- rekan atau masyarakat