• Tidak ada hasil yang ditemukan

Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman"

Copied!
285
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : GRACIA KRISTI MAHARANI. 121134056. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : GRACIA KRISTI MAHARANI. 121134056. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya ini aku persembahkan kepada: 1.. Tuhan. Yesus. Kristus. yang. senantiasa. menyertaiku,. memberkatiku, serta memberi kekuatan dalam hidupku. 2.. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah bekerja dan berdoa untuk membiayaiku. Bapakku Ag. Harjanto yang selalu membimbingku, memberi semangat kepadaku. Ibuku Rita Purwaningsih yang selalu mendoakanku, memberiku kasih sayang dan semangat untuk hidup serta mengerjakan tugas akhir. Serta adikku, Bernardeta Parama Shinta yang selalu memberi penghiburan ketika lelah mengerjakan skripsi.. 3.. Kekasihku tercinta, Constantius Damar Wicaksono yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.. 4. Ratna, Dita, Asri yang selalu menyemangati satu sama lain, membantuku dalam berbagai hal. 5.. Dosen pembimbing yang dengan senantiasa penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan keteladanan.. 6. Universitas. Sanata. Dharma. yang. telah. memberikan. kesempatan dan fasilitas kepadaku untuk melakukan proses pendidikan.. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO. Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untu semuanya. (Markus 10 : 43 – 44). Orang yang tak berpengalaman mendapatkan kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. (Amsal 14:18). v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE – KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. GRACIA KRISTI MAHARANI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean yang masih mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 se-Kecamatan Godean. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di 20 Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman pada bulan Maret – Juni. Populasi dalam penelitian ini siswa Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean yang berjumlah 655. Sampel dari penelitian ini adalah 20 Sekolah Dasar Negeri dengan jumlah responden 242 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis. Instrumen penelitian ini adalah soal IPA Fisika pilihan ganda dan uraian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, cahaya, pembentukan tanah, pelapukan, dan lapisan penyusun bumi. Pada instrumen pilihan ganda miskonsepsi terjadi rata-rata sebesar 40%. Miskonsepsi terbesar terjadi pada konsep sifat-sifat cahaya dan pelapukan batuan yakni sebesar 89,7% dan 53,7%. Sedangkan instrumen uraian rata-rata terjadi sebesar 45%. Miskonsepsi terbesar pada konsep cahaya dan pengungkit, yakni sebesar. 62,2%. dan. 61,3%.. Kata Kunci: Miskonsepsi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, IPA-Fisika. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSRACT MISCONCEPTION OF PHYSICS SCIENCE SUBJECT FIFTH GRADE STUDENTS SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN. GRACIA KRISTI MAHARANI UniversitasSanata Dharma Yogyakarta 2016. The background of this study is the lack of understanding of Physics Science u5 Grade Students semester 2 of SD Negeri Se Kecamatan Godean Kabupaten Sleman who still have misconceptions. This study aims to determine misconceptions Physical Science of the 5th Grade students semester 2 in Kecamatan Godean. This research is quantitative descriptive research with survey method. This study was conducted in 20 State Elementary School located in Kecamatan Godean, Sleman in March to June. The population in this study were 665 students from all of SD Negerise Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. The samples of the study were 20 State Elementary Schools with 242 students the number of respondents. The sampling technique in this research was random sampling. Data collection techniques used were written test. This is a research instrument Physics Science subject multiple choice questions and descriptions. These results indicate about the Physics Science misconception of fifth grade students of semester 2. Students have misconceptions on basic aircraft conception, light, soil formation, weathering and constituent layers of the earth. In the multiple-choice instrument misconceptions occur on average by 40%. The biggest misconception occurs in the concept of the properties of light and weathering of rocks which amounted to 89.7% and 53.7%. The description of the instruments occurs on average by 45%. The biggest misconception is light concept and levers, which amounted to 62.2% and 61.3%. th. Keywords: Misconception, School-Based, Sciences-Physics. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se–Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 5. Terima kasih kepada Romo Paul Suparno, Ibu Sri Agustin, Ibu Ari, dan Bapak Tarmadi yang telah menjadi validator dalam penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. x.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. 7. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Godean yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. 8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. 9. Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman yang sudah membantu dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Kedua orang tuaku, Bapak Ag. Harjanto dan Ibu Rita Purwaningsih yang selalu memberiku dukungan dan motivasi, baik berupa doa, kasih sayang, maupun semangat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta adikku Bernardeta Parama Shinta Kirana yang selalu memberiku semangat untuk mengerjakan skripsi. 11. Kekasihku tercinta, Constantius Damar Wicaksono yang memberiku semangat untuk menyelesaikan skrispi ini dengan baik. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayangnya. 12. Seluruh keluargaku Simbah Kakung, Simbah Uti, Om, Bulik, Budhe, Pakdhe Keponakan yang tidak pernah bosan mengingatkanku untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 13. Para sahabat Ratna, Dita, Asri, Puput, Marcel yang selalu menguatkan dan memberi semangat satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi ini. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 C. Batasan Masalah .................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. G. Definisi Operasional ............................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep .......................................................................................... 9 2. Konsepsi ....................................................................................... 11 3. Miskonsepsi .................................................................................. 12 4. Hakikat Pembelajaran IPA ........................................................... 18 5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 .............................. 23 6. Miskonsepsi IPA .......................................................................... 35 B. Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 37 C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 44 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 47 B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian .......................................................................... 48 2. Tempat Penelitian ......................................................................... 48 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ........................................................................................ 49 2. Sampel .......................................................................................... 51 D. Variabel Penelitian .............................................................................. 54 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara ................................................................................... 54 2. Tes Tertulis .................................................................................... 56 xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Kuesioner ..................................................................................... 56 F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes ............................................................................... 57 G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas ...................................................................................... 63 2. Reliabilitas .................................................................................... 75 H. Teknik Analisis Data 1.. Analisis Deskripsi ........................................................................ 78. 2.. Pengolahan Data ........................................................................... 78. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 82 2. Deskripsi Data Miskonsepsi ......................................................... 83 B. Pembahasan ......................................................................................... 134 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 139 B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 139 C. Saran .................................................................................................... 140 DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 142 LAMPIRAN ................................................................................................... 145. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. SK dan KD IPA kelas V semester 2 ........................................ 23. Tabel 2.2. Pengelompokan Gaya Berdasarkan Sumbernya ...................... 24. Tabel 2.3. Pengelompokan Jenis Tuas ...................................................... 26. Tabel 3.1. Daftar Populasi Sekolah .......................................................... 50. Tabel 3.2. Tabel Penentuan Sampel Berdasar Krejcie dan Morgan ......... 51. Tabel 3.3. Hasil Penghitungan Tabel Krejcie ........................................... 53. Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ................................................... 59. Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Uraian ............................................................... 61. Tabel 3.6. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ............................... 65. Tabel 3.7. Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ......................................... 70. Tabel 3.8. Hasil Validitas Soal Uraian ..................................................... 72. Tabel 3.9. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda setelah divalidasi ....................... 73. Tabel 3.10. Kisi-kisi Soal Uraian setelah divalidasi ................................... 74. Tabel 3.11. Koefisien Korelasi ................................................................... 76. Tabel 3.12. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ............................................... 76. Tabel 3.13. Reliabilitas Soal Uraian ........................................................... 77. Tabel 3.14. Data Jumlah Siswa, Akreditasi, Pendidikan Orangtua ............ 80. Tabel 4.1. KD dan Nomor Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda .......................................................................... 84. Tabel 4.2. Data Miskonsepsi Siswa Konsep Pengungkit ......................... 122. Tabel 4.3. Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bidang Miring .................... 125. Tabel 4.4. Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bayangan pada Cermin ...... 127 xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.5. Data Miskonsepsi Siswa Konsep Sifat-sifat Cahaya ............... 129. Tabel 4.6. Data Miskonsepsi Siswa Konsep Penggolongan Jenis Batuan ............................................................................. 132. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Contoh Gaya Magnet ............................................................... 24. Gambar 2.2. Contoh Gaya Gravitasi ............................................................ 24. Gambar 2.3. Contoh Gaya Gesek ................................................................. 25. Gambar 2.4. Contoh Pengungkit Pertama .................................................... 26. Gambar 2.5. Contoh Pengungkit Kedua ....................................................... 26. Gambar 2.6. Contoh Pengungkit Ketiga ...................................................... 26. Gambar 2.7. Contoh Penerapan Bidang Miring ........................................... 27. Gambar 2.8. Struktur Bumi .......................................................................... 34. Gambar 2.9. Struktur Matahari ..................................................................... 35. Gambar 2.10 Bagan Literature Map Penelitian Relevan .............................. 43 Gambar 3.1. Rumus Menghitung Sampel Penelitian ................................... 52. Gambar 4.1. Diagram Batang Miskonsepsi IPA secara umum .................... 85. Gambar 4.2. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 1 ............................ 86. Gambar 4.3. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 2 ............................ 88. Gambar 4.4. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 3 ............................ 90. Gambar 4.5. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 4 ............................ 92. Gambar 4.6. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 5 ............................ 94. Gambar 4.7. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 6 ............................ 95. Gambar 4.8. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 7 ............................ 97. Gambar 4.9. Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 8 ............................ 99. Gambar 4.10 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 9 ............................ 101 Gambar 4.11 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 10 .......................... 103 xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Gambar 4.12 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 11 .......................... 104 Gambar 4.13 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 12 .......................... 106 Gambar 4.14 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 13 .......................... 108 Gambar 4.15 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 14 .......................... 109 Gambar 4.16 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 15 .......................... 111 Gambar 4.17 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 16 .......................... 113 Gambar 4.18 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 17 .......................... 114 Gambar 4.19 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 18 .......................... 116 Gambar 4.20 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 19 .......................... 118 Gambar 4.21 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 20 .......................... 119 Gambar 4.22 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Uraian secara umum ............................................................................ 121. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1a Surat Ijin Penelitian Kesatuan Bangsa .................................... 146 Lampiran 1b Surat Ijin BAPPEDA ............................................................... 147 Lampiran 1c Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian .................................... 148 Lampiran 2a Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda Expert Judgment .............. 149 Lampiran 2b Kisi-kisi Instrumen Uraian Expert Judgment .......................... 177 Lampiran 2c Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda .......................................................................... 192 Lampiran 2d Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ...................................................................................... 209 Lampiran 2e Hasil Uji Validitas Muka ......................................................... 213 Lampiran 3a Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............................. 214 Lampiran 3b Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ......................................... 221 Lampiran 3c Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .............................................................................. 223 Lampiran 3d Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris .............................................................................. 227 Lampiran 3e Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .............................................................................. 228 Lampiran 3f Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ............ 229 Lampiran 3g Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian ....... 230 Lampiran 3i. Hasil Sampel Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian ............................................................... 238 xx.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 3j. Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.1 ..................................................................................... 245. Lampiran 3k Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.2 ..................................................................................... 247 Lampiran 3l Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.1 ..................................................................................... 252 Lampiran 3m Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.2 ..................................................................................... 255 Lampiran 3n Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.1 ..................................................................................... 256 Lampiran 3o Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.3 ..................................................................................... 259 Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan Guru ................................................ 261. Lampiran 5. Daftar SD Negeri se-Kecamatan Godean ................................ 262. Lampiran 6. Dokumentasi Foto Penelitian .................................................. 263. Lampiran 7. Biodata Pribadi ........................................................................ 264. xxi.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting terutama untuk membangun dan mengembangkan suatu individu. Melalui pendidikan seseorang dapat mewujudkan cita-cita dan mengembangkan dirinya. Salah satu cara yang tepat untuk mendapatkan pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah atau sering juga disebut satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan seperti yang diungkapkan oleh Triwiyanto (2014:75). Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terbagi menjadi dua, yakni pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu tempat yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Seperti yang tercantum pada Undangundang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya 1.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. sebagai pribadi, anggota umat manusia, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan kurikulum khususnya untuk dunia pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003). Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi. dan. observasi,. serta. berguna. untuk. diamati. dan. dieksperimentasikan lebih lanjut seperti yang diungkapkan oleh Samatowa (2011:1). Mempelajari IPA berarti melatih anak untuk bersikap tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain dan juga mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu hal. Pada dasarnya mata pelajaran IPA tidaklah rumit, karena berkaitan dengan lingkungan dan alam sekitar siswa. Selain itu, dalam IPA terdapat beberapa aktivitas yang membuat siswa menjadi tertarik untuk mengikutinya, seperti melakukan percobaan-percobaan sederhana dan juga jelajah alam. Usman (2011:4) menuturkan bahwa IPA di Sekolah Dasar perlu diajarkan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan berpikir kritis; membentuk kepribadian anak secara keseluruhan; IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi..

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. IPA penting dan perlu dipahami secara tepat, namun faktanya sampai saat ini masih ada siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari IPA. Hal ini dibuktikan dengan pra survei (wawancara) yang dilakukan kepada beberapa guru di SD Negeri Kecamatan Godean yang menyatakan bahwa hasil belajar anak terutama mata pelajaran IPA sampai saat ini masih tergolong rendah khususnya pada kelas V semester 2. Selain itu, pemahaman konsep dari masing-masing anak terutama Fisika juga berbeda-beda, terlihat dari jawaban mereka ketika ulangan harian. Apalagi pada materi-materi yang dianggap sulit oleh beberapa siswa. Tidak hanya itu data PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2015 menyatakan bahwa dari 76 negara, Indonesia termasuk rangking 69. PISA merupakan salah satu tes studi internasional mengenai prestasi membaca, matematika, dan sains. Hal ini menandakan bahwa prestasi siswa dalam bidang IPA masih rendah. Saat ini di dalam dunia pendidikan, khususnya pada Sekolah Dasar, miskonsepsi masih sering terjadi. Rahmi (2013) mengungkapkan dalam penelitiannya mengenai miskonsepsi IPA Fisika, siswa masih mengalami kesalahan konsep terutama dalam pokok bahasan gerak dan gaya. Rendahnya pemahaman konsep siswa menjadi sebuah tanggung jawab bagi seorang guru. Suparno (1992:2) mengungkapkan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggerakkan proses berpikir dan melakukan segala aktivitas melalui rangsangan-rangsangan, melalui usahausaha pendidikan. Guru Sekolah Dasar dituntut untuk serba bisa atau sering disebut sebagai “mumpuni”, karena menguasai berbagai mata pelajaran, kecuali pendidikan agama dan pendidikan jasmani. Agar bisa disebut.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. “mumpuni” seorang guru baiknya menguasai konsep terlebih dahulu sebelum mengajarkannya kepada siswa. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan konsep yang tertanam kepada diri siswa tersebut. Dahar (2011:62) mengungkapkan bahwa konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Seorang guru hendaknya memegang konsep yang bersumber dari beberapa buku bahkan media cetak ataupun elektronik yang sudah dipercaya kebenarannya, agar tidak terjadi kekeliruan saat pengajaran. Kekeliruan saat pengajaran akan menyebabkan miskonsepsi pada anak. Suparno (2005:8) mengungkapkan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Miskonsepsi sendiri dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah tetapi mempunyai keyakinan bahwa jawaban tersebut benar. Miskonsepsi pada Sekolah Dasar biasanya terjadi pada materi yang dianggap sulit. Miskonsepsi sendiri perlu dihindari agar konsep yang tertanam pada diri anak tidaklah salah hingga mereka dewasa nantinya, sehingga ketika mereka menjelaskan materi yang sama maka penjelasan yang mereka berikan itu benar adanya. Miskonsepsi perlu diteliti dengan tujuan untuk melihat apakah materi yang diberikan dan dikembangkan kepada anak itu sesuai dengan konsep yang ada atau justru berbeda, sehingga untuk ke depannya tidak akan terulang kesalahan yang sama. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik dan bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri se Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. Miskonsepsi ini perlu diteliti agar tidak terjadi kesalahan konsep terusmenerus khususnya pada mata pelajaran IPA kelas V semester 2.. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Prestasi sains di Indonesia rendah. 2. Nilai hasil ulangan IPA. siswa kelas V di Indonesia khususnya di. Kecamatan Godean masih rendah. 3. Pemahaman konsep anak di SD Negeri se-Kecamatan Godean terhadap suatu materi yang berbeda-beda terutama pada IPA-Fisika semester 2.. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas IV Semester 2 se-Kecamatan Godean khususnya materi gaya, gerak dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya serta pelapukan. Adapun SD yang akan diteliti adalah SD yang menerapkan kurikulum 2006 atau KTSP. Peneliti menggunakan beberapa KD sebagai berikut: 5.1. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2. Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.. 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya..

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6.2. 6. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.. 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.. 7.3. Mendeskripsikan struktur bumi.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Godean?. E. Tujuan Masalah Berkaitan dengan masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se Kecamatan Godean.. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi: 1. Guru Bagi guru, penelitian ini menjadi sumber pengetahuan, wawasan mengenai miskonsepsi terutama pada pada mata pelajaran IPA. Selain itu, guru juga dapat meningkatkan mutu untuk memperbaiki kualitas pengajaran yang dilakukan..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. 2. Sekolah Bagi sekolah, penelitian ini menjadi sumber wawasan dan masukan mengenai, untuk memperbaiki kualitas cara pengajaran pada guru, agar tidak terjadi kesalahan yang sama saat pembelajaran berlangsung. 3. Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai penelitian yang dilakukan dan peneliti lebih mengetaui konsep mana saja yang rentan terjadinya miskonsepsi... G. Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Miskonsepsi adalah suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Miskonsepsi dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab salah tetapi memiliki keyakinan bahwa jawaban itu benar. 2. IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam dengan segala isinya. 3. Miskonsepsi IPA adalah suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep terutama pada mata pelajaran yang berkaitan dengan alam. 4. Siswa Kelas V SD adalah peserta didik yang duduk di bangku Sekolah Dasar di tingkat kelima..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. 5. Kecamatan Godean adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Moyudan, Seyegan, dan Gamping..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini akan membahas landasan teori yang menjelaskan tentang kajian teori mengenai konsep, konsepsi, miskonsepsi, hakikat pelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2, miskonsepsi IPA, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Kajian Pustaka 1. Konsep a.. Pengertian Konsep Dahar (201:62) menjelaskan bahwa konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan itu didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Senada dengan Dahar, Sudarminta (2002:87) mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu. Konsep menghubungkan subjek penahu, dan objek yang diketahui, pikiran serta kenyataan. Sedangkan Berg (1991:8) mengatakan bahwa konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya atau oleh suatu tanda atau simbol. Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. 9.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. Berdasarkan ketiga pendapat di atas data disimpulkan bahwa konsep merupakan perumusan prinsip dan generalisasi yang menghubungkan subjek, objek serta fakta yang memiliki kesamaan ciri sehingga mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia untuk berpikir. Contoh konsep dalam kehidupan adalah meja. Meja adalah sebuah benda berbentuk persegi panjang, segitiga, lingkaran yang memiliki warna, bahan dan ukuran yang bermacam-macam. Kata “meja” merupakan suatu abstraksi yang menunjukkan kesamaan semua meja. Meja adalah simbol yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi mengenai suatu jenis benda dengan ciri-ciri tertentu. b.. Ciri-ciri Konsep Hamalik (2005:162) menyebutkan beberapa ciri-ciri konsep antara lain: 1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Sehingga membuat adanya keragaman antara konsep-konsep sebenarnya ditandai oleh adanya atribut yang berbeda. 2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu atribut. 3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah atributnya dan semakin sulit untuk mempelajarinya..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. 4) Kedominanan atribut, menunjukkan pada kenyataan bahwa beberapa atribut dominan (obvious) daripada yang lainnya. Atribut nyata, maka lebih mudah menguasai konsep dan jika atributnya tidak nyata maka sulit untuk menguasai suatu konsep. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya adalah atribut konsep, atribut nilai-nilai, jumlah atribut dan juga kedominanan atribut.. 2. Konsepsi Konsepsi adalah pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep (Berg dalam Suryanto, 2002:13). Sebagai contohnya adalah mengenai konsep tentang gaya. Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu tarikan atau dorongan yang memungkinkan perubahan gerak benda. Tetapi siswa terkadang menjadi bingung dalam membedakannya konsep dan satuan antara gaya, massa dan berat. Dalam fisika berat adalah suatu gaya dengan satuan Newton, sedangkan massa adalah ukuran inersia suatu benda dengan satuan kg. Namun, siswa masih menuliskan bahwa berat adalah sama dengan massa dan memiliki satuan kg. Mereka beranggapan bahwa jika tidak ada gaya, maka benda tidak akan bergerak. Senada dengan Berg, Rustaman (2012:26) juga mengungkapkan bahwa konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang lain. Budi (1992: 114) juga berpendapat bahwa konsepsi adalah kemampuan dalam memahami konsep baik yang diterima melalui indra maupun kondisi lingkungannya..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Duit (1996), konsepsi adalah representasi mental mengenai ciri-ciri dunia. luar. atau. domain-domain. teoritik.. Konsepsi. merupakan. perwujudan dari interpretasi seseorang terhadap suatu obyek yang diamatinya yang sering bahkan selalu muncul sebelum pembelajaran, sehingga sering diistilahkan konsepsi pra pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan pemahaman seseorang dalam memahami konsep yang diterima melalui indra maupun kondisi lingkungannya.. 3. Mikonsepsi a.. Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Miskonsepsi terjadi bukan hanya berasal dari siswa, tetapi bisa berasal juga dari guru maupun dari sebuah buku (Eka, 2014:1). Senada dengan Eka, Suparno (2005:8) menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari siswa, guru, buku, konteks, dan metode mengajar. Sedangkan Feldsine (dalam Suparno, 2005:4) mengungkapkan bahwa miskonsepsi adalah sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep..

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. Miskonsepsi merupakan kesalahan konsep terjadi perbedaan konsepsi antara orang satu dengan yang lainnya dalam mempelajari konsep dalam memahami makna konsep melalui proses presepsi tahap-tahap perekaman informasi (Budi, 1992: 114). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah kesalahan konsep yang terjadi karena perbedaan konsepsi antara orang satu dengan lainnya dalam mempelajari konsep sehingga menyebabkan tidak adanya hubungan yang benar antara konsep-konsep seperti yang diungkapkan oleh para ahli. b.. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi Paul (2005:35) menjelaskan bahwa penyebab miskonsepsi itu dapat dibedakan menjadi beberapa hal, di antaranya adalah: 1) Siswa Miskonsepsi dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain prakonsepsi atau konsep awal siswa yang sudah salah, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, alasan yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa yang belum tepat, kemampuan siswa dalam memahami materi yang masih sulit, minat belajar siswa yang rendah. 2) Guru Seorang guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti akan materi yang diajarkan secara benar, maka akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Selain itu, guru.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. bukan berasal dari lulusan fisika sehingga tidak menguasai ilmu fisika dengan baik. Kebanyakan guru saat mengajar hanya melalui penjelasan (berbicara dan menulis) bukan melalui eksperimen ataupun diskusi. Pemberian rumusan materi juga langsung ditujukan kepada siswa, sehingga siswa kurang memahami konsep yang ada. 3) Buku Teks Buku teks merupakan salah satu yang dapat menyebarkan miskonsepsi. Beberapa buku teks melakukan kesalahan dalam menjelaskan materi. Buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa yang sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit untuk menangkap isinya. 4) Konteks Miskonsepsi dapat juga terjadi dari konteks kehidupan siswa sehari-hari, misalnya pengalaman, bahasa sehari-hari, teman lain, keyakinan dan ajaran agama. Pengalaman dari siswa tentunya dapat menyebabkan miskonsepsi, misalnya pada kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengalami bahwa mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini siswa akan berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian terbatas dan tidak dalam pengertian luas. Selain itu, bahasa sehari-hari juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya dalam penggunaan satuan.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. berat. Biasanya satuan berat menggunakan kg, tetapi dalam fisika berat adalah suatu gaya dengan satuan Newton. Teman dalam hal ini juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya dalam kegiatan kerja kelompok. Jika salah satu dari anggota kelompok yang dianggap pandai membuat kesalahan konsep, maka teman lain dalam kelompok tersebut juga akan mengalami kesalahan konsep. Tidak hanya pengalaman, bahasa sehari-hari dan teman, tetapi keyakinan dan ajaran agama juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya mengenai kisah penciptaan alam semesta yang akan membuat siswa mempunyai dualisme gagasan, yakni gagasan menurut ilmu dan gagasan menurut agama. 5) Metode Mengajar Metode mengajar yang digunakan oleh guru, yang menekankan satu segi konsep bahan yang digeluti akan membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, tetapi hal ini justru akan menimbulkan miskonsepsi siswa. Guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan satu metode saja. Guru dapat menggunakan metode ceramah, metode praktikum, metode demonstrasi dan metode diskusi.. Penggunaan. beberapa. metode. mengajar. akan. memperkecil tingkat miskonsepsi siwa. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya guru, buku teks,.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. konteks (pengalaman, bahasa sehari-hari, teman, keyakinan dan ajaran agama) serta metode mengajar. c.. Mendeteksi Adanya Miskonsepsi Miskonsepsi. dapat. dideteksi. melalui. enam. cara. yang. dikelompokkan sebagai berikut ini (Suparno, 2005: 121). 1) Peta Konsep Peta. konsep. dapat. digunakan. untuk. mendeteksi. miskonsepsi Fisika yang dialami oleh siswa. Identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan peta konsep dapat diimbangi dengan wawancara. Menggunakan peta konsep, siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan pokok tentang konsep yang dianggap menggandung miskonsepsi dengan disusun secara hirarkis. Miskonsepsi dapat dilihat dari proporsisi yang salah dan tidak ada hubungan yang lengkap antar konsep. 2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning terbuka Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes multiple choice (pilihan ganda) dengan reasoning (alasan) terbuka. Tipe tes ini mengharuskan siswa untuk menjawab soal pilihan ganda dan menuliskan alasan mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu (Amir dkk, 1987). Melalui jawaban dari siswa itulah, peneliti dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. 3) Tes Esai Tertulis Tes esai tertulis juga menjadi salah satu cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi. Tetapi sebelumnya guru harus mempersiapkan tes esai terlebih dahulu. Selanjutnya Untuk mengetahui lebih mendalami tentang miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada setiap bidangnya, maka guru dapat melakukan wawancara. 4) Wawancara Diagnosis Wawancara diagnosis dapat digunakan juga untuk mendeteksi miskonsepsi pada siswa. Guru memilih beberapa konsep terlebih dahulu yang diperkirakan sulit dimengerti siswa. Kemudian siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep tersebut. Dari sinilah dapat dimengerti konsep alternatif yang ada dan sekaligus dinyatakan dari mana mereka memperoleh konsep alternatif tersebut. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Untuk wawancara bebas, guru dapat bertanya dengan bebas dan siswa juga dapat menjawab sebebas mungkin. Wawancara terstruktur, guru sudah menyiapkan garis besar daftar pertanyaan. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa, maka guru dapat mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. 5) Diskusi dalam Kelas Diskusi dalam kelas bertujuan untuk mengungkapkan gagasan mereka mengenai konsep yang sudah diajarkan..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. Melalui diskusi inilah, guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai konsep yang sudah ada dan kesalahan atau miskonsepsi yang terjadi pada siswa. 6) Praktikum dengan Tanya Jawab Praktikum dengan tanya jawab akan membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Selama kegiatan praktikum berlangsung guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru memperhatikan setiap uraian jawaban yang diungkapkan oleh siswa, apakah konsep tersebut benar adanya ataukah keliru. d.. Kiat Mengatasi Miskonsepsi Suparno (2005:55) menjelaskan bahwa secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah: 1) mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, 2) mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3) mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.. 4. Hakikat Pembelajaran IPA Nash (dalam Samatowa 2011:3) menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler dalam. Samatowa. (2011:3). bahwa. IPA. merupakan. ilmu. yang. berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku untuk umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku untuk umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memeroleh hasil yang sama atau konsisten.. Selanjutnya. Winaputra. dalam. Samatowa. (2011:3). mengemukakan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam, yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Hakikat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah (Srini, 1997:2). Hakikat IPA dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : a.. Hakikat IPA sebagai suatu produk. b.. Hakikat IPA sebagai suatu ketrampilan proses.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. c.. 20. Hakikat IPA sebagai suatu sikap. Ketiga hakikat IPA di atas akan dijabarkan lebih lanjut di bawah ini. a. IPA sebagai produk Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep, prinsip, hukum, serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam IPA. Berikut ini akan dijelaskan bentuk IPA sebagai sebuah produk. 1. Fakta dalam IPA Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh fakta dalam IPA adalah matahari terbit dari barat. 2. Konsep IPA Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan faktafakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta yang ada hubungannya.. Contoh. konsep. dalam. IPA. adalah. berat. merupakan suatu gaya dengan satuan Newton, sedangkan massa adalah ukuran inersia suatu benda dengan satuan kg. 3. Prinsip IPA Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik..

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. Prinsip bersifat tentatif (sementara), dapat berubah bila ada observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek/kejadian. Contoh prinsip dalam IPA adalah udara yang dipanaskan dapat memuai. 4.. Hukum Alam Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum alam dalam IPA adalah energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya bisa berubah bentu dari energi satu ke energi lainnya (Hukum Kekekalan Energi).. 5. Teori Ilmiah Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh teori dalam IPA adalah model atom (elektron berputar pada orbitnya di sekitar inti) diganti dengan teori kuantum (electron seperti awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom). b. IPA sebagai proses Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui pengalaman (empirisme). Langkah-langkah metode ilmiah adalah sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah; pengamatan dan perumusan masalah yang relevan; penyusunan dan klasifikasi data; perumusan hipotesis; dedukasi dan hipotesis; tes dan pengujian kebenaran hipotesis. Sedangkan keterampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti mengamati, mengukur atau menghirung, mengklasifikasikan, mengendalikan. variabel,. merumuskan. hipotesis,. melakukan. eksperimen, menganalisis data, membuat laporan penelitian. c. IPA sebagai sikap Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan. khususnya. ketika. mencari. atau. mengembangkan. pengetahuan baru. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Ciriciri sikap ilmiah di antaranya adalah: 1. Objektif terhadap fakta 2. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan 3. Berhati terbuka 4. Ingin menyelidiki.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. 5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 Pada penelitian ini, peneliti mengambil pembelajaran IPA pada kelas V Semester 2 dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5.. 6.. 5.1. Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2. Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.. Bumi dan Alam Semesta 7.. Kompetensi Dasar. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.. 6.1. Mendeskripsikan sifat-sfiat cahaya.. 6.2. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.. 7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.. Berdasarkan tabel 2.1, secara garis besar materi yang digunakan yaitu mengenai gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, merancang karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya, serta struktur bumi dan matahari. Berikut adalah uraian dari materi tersebut..

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. a. Gaya Gaya merupakan gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Berdasarkan sumbernya, gaya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesek. Berikut adalah tabel ringkasan pengelompokan gaya berdasarkan sumbernya. Tabel 2.2. Pengelompokan Gaya Berdasarkan Sumbernya No. 1.. Nama Gaya Gaya magnet. Pengertian. Contoh. Tarikan atau dorongan yang disebabkan oleh magnet.. Gambar 2.1. Contoh Gaya Magnet (sumber: https://kurniatria.wordpress.com/kelasvii/gaya-dan-percepatan/macam-macamgaya/) 2.. Gaya gravitasi. Gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya gravitasi arahnya ke bawah. Gerak jatuhnya benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gambar 2.2. Contoh Gaya Gravitasi (sumber: https://nanikhidayati.wordpress.com/.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. No. Nama Gaya. Pengertian. 25. Contoh. kelas-vii/gaya-2/) 3.. Gaya gesek. Gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling bersentuhan. Gambar 2.3. Contoh Gaya Gesek (sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/SMP/Fisika/Gaya&Ger ak/). Sumber : Sulistyanto (2008: 89) b. Pesawat Sederhana Pesawat sederhana adalah semua jenis alat yang digunakan. untuk. memudahkan. pekerjaan. manusia.. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah tuas, bidang miring, katrol dan roda berporos. Sulistyo dalam BSE (2008:109) mengungkapkan tuas lebih sering dikenal dengan pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat. benda,. sedangkan. titik. tumpu. merupakan. tempat. bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Pada dasarnya sistem kerja sebuah tuas terdiri atas beban,.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. titik tumpu, dan kuasa. Tuas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis. Berikut adalah tabel pengelompokan tuas. Tabel 2.3. Pengelompokan Jenis Tuas Tuas Jenis KeTuas jenis ke-1. Keterangan. Contoh. Kedudukan titik tumpu terletak diantara beban dan kuasa.. * gunting * jungkat-jungkit (sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html) Tuas jenis ke-2. Gambar 2.4. Contoh Tuas 1 (sumber: http://rumushitung.com/2014/05/11/pesawa t-sederhana-tuas-pengungkit/). Kedudukan beban terletak diantara titik tumpu dan kuasa.. * gerobak (sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html). Tuas jenis ke-3. * alat pemecah kemiri Gambar 2.5. Contoh Tuas 2 (sumber: http://www.artikelpendidikan.net/ 2011/04/pesawat-sederhana.html). Kedudukan kuasa terletak diantara titik tumpu dan beban.. * orang mengangkat barbell.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tuas Jenis Ke-. Keterangan. Contoh. (sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html). Bidang. miring. adalah. 27. * sekop Gambar 2.6. Contoh Tuas 3 (sumber: http://www.artikelpendidikan.net/2011/04/ pesawat-sederhana.html). permukaan. rata. yang. menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Bidang miring dapat ditemui pada jalan di daerah pegunungan yang dibuat berkelok-kelok dengan tujuan memudahkan pengendara agar dapat melewati jalan yang menanjak. Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berikut adalah gambar contoh dari penggunaan bidang miring.. Gambar 2.7. Contoh Penerapan Bidang Miring (sumber: http://sepatuselop.blogspot.co.id/2014/04/bidangmiring.html). Gambar di atas adalah penggunaan bidang miring pada jalan di pegunungan dan pada tangga untuk naik ke rumah. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa contoh dari pesawat sederhana jenis bidang miring dalam kehidupan sehari-.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. hari adalah jalan berkelok-kelok dan tangga. Jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok dengan tujuan agar para pengendara sepeda motor lebih mudah untuk melewati jalan yang menanjak. Sedangkan tangga menggunakan prinsip bidang miring agar mempermudah kita untuk menuju tempat yang lebih tinggi. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda. c. Sifat-sifat Cahaya Sulistyo dalam BSE (2008:125) mengatakan bahwa benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat-sifat antara lain: 1). Cahaya merambat lurus Cahaya. merambat. lurus. menyebabkan. terbentuknya. bayangan dari benda yang terkena cahaya. Pembentukan bayangan tersebut dimanfaatkan untuk membuat kamera. Kamera merupakan alat yang digunakan untuk memotret. Selain kamera contoh lain dari cahaya merambat lurus adalah saat berkas cahaya lampu mobil sepeda atau motor dinyalakan di malam hari maka berkas cahayanya akan tampak merambat lurus. 2). Cahaya menembus benda bening Kita dapat melihat dasar kolam. Elang dapat melihat ikan di laut. Ini karena benda yang dikenai cahaya (air) berupa benda bening. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya. Jadi, air yang jernih termasuk benda bening. Selain benda bening terdapat pula benda yang tidak ditembus cahaya. Benda ini dinamakan benda gelap..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3). 30. Cahaya dapat dipantulkan Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.. 4). Cahaya dapat dibiaskan Apabila. cahaya. merambat. melalui. dua. zat. yang. kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati. medium. rambatan. yang. berbeda. disebut. pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5). 31. Cahaya dapat diuraikan Pelangi. terjadi. karena. peristiwa. penguraian. cahaya. (disperse). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi. Sifat-sifat cahaya diterapkan dalam beberapa peralatan misalnya periskop, teropong, dan lensa. Periskop berguna untuk melihat benda-benda yang berada di balik tembok atau penghalang yang tinggi. Alat ini dibuat dengan memanfaatkan pembelokan cahaya dengan menggunakan dua cermin. d. Struktur Bumi Daratan tempat kita tinggal saat ini merupakan lapisan bumi yang padat dan tersusun dari tanah dan batuan. Lapisan ini disebut kerak bumi atau litosfer. Sebagian besar lapisan ini terbentuk dari batuan. 1). Proses pembentukan dan jenis-jenis tanah a) Penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan, dan permukaannya b) Proses pembentukan tanah Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuanbatuan ini lama-kelamaan akan menjadi butiranbutiran halus. Apabila terjadi hujan, buitran-butiran halus tersebut kemudian akan terbawa oleh air dan mengendap di daerah aliran. Pengendapan inilah yang nantinya menyebabkan munculnya tumpukan atau lapisan tanah yang kaya akan mineral. Selain pengaruh suhu, curah hujan, dan tekanan, pelapukan pada batuan juga dapat disebabkan oleh tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di atas batuan dapat menyebabkan lapuknya berbagai jenis batuan. Apabila berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka batuan akan pecah menjadi butiran-butiran halus. Lapisan tanah yang merupakan hasil dari pelapukan. batuan. memiliki. komposisi. yang. bermacam-macam. Ada tanah yan berpasir ada juga tanah yang halus. c) Komposisi dan jenis-jenis tanah Jenis tanah yang dibentuk dari hasil pelapukan batuan tentunya berbeda antara tempat yang satu.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. dengan tempat yang lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jenis batuan yang membentuknya. Berdasarkan. komposisi. penyusunnya,. tanah. dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tanah berpasir, tanah berhumus, dan tanah liat. 2). Struktur Bumi Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Jika bumi diiris maka akan tampak lapisan-lapisan seperti pada gambar di samping. Struktur bumi dari dalam ke luar adalah lapisan inti bumi dalam, inti bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi. Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat dan merupakan lapisan yang paling panas. Lapisan inti bumi luar merupakan lapisan tersusun atas cairan yang sangat kental. Ketebalan lapisan ini adalah 2200 km. Lapisan inti bumi luar berbatasan dengan lapisan selimut bumi. Lapisan ini memiliki ketebalan 2900 km dan terdiri atas cairan silikat kental. Pada bagian atas lapisan selimut ini berbatasan dengan kerak bumi. Pada bagian inilah sering terjadi pergerakan yang diakibatkan karena melelehnya kerak bumi bagian bawah dan menerobosnya cairan silikat kental panas melalui celah-celah kerak bumi. Cairan ini.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. dikenal dengan sebutan magma. Pergerakan magma inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Berikut ini adalah gambar struktur bumi.. Gambar 2.8. Struktur Bumi (sumber: http://sainsmini.blogspot.co.id/2014/12/struktur-bumi-dan-bulan.html) Dari gambar di atas, terlihat jelas bahwa susunan dari struktur bumi dari yang paling luar adalah kerak bumi, kemudian mantel bumi, inti luar, inti dalam.. 3). Struktur Matahari Matahari merupakan salah satu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanan pada proses fotosintesis. Sama halnya dengan bumi, matahari juga tersusun atas beberapa lapisan. Perbedaannya adalah pada bahan penyusunnya. Sebagian besar lapisan yang ada pada matahari tersusun atas beberapa gas. Penyusun. lapisan. matahari. diantaranya. adalah. hidrogen, helium, oksigen, dan beberapa gas lainnya. Suhu di permukaaan matahari sekitar 6000 °C sedangkan suhu di.

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. dalah inti matahari mencapai 15.000.000 °C. Matahari menyerupai bola besar dengan diameter sekitar 1.400.000 km. Gas-gas yang menyusun matahari merupakan gas yang aktif sehingga setiap saat pada permukaan matahari terjadi loncatanloncatan api. Berikut ini adalah gambar struktur matahari.. Gambar 2.9 Struktur Matahari (sumber: https://ekliptika.wordpress.com/2014/11/28/lubang-hitamraksasa-yang-batal-menyantap-makanan/). 6. Miskonsepsi IPA Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Miskonsepsi IPA merupakan kesalahan konsep yang diungkapkan seseorang pada bidang studi IPA. Suparno (2005:13) mengungkapkan miskonsepsi IPA yang sering terjadi yang berhubungan dengan materi pelajaran IPA di SD di antaranya adalah: a.. Gerak Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang percepatan. Mereka beranggapan bahwa percepatan selalu terjadi dalam arah yang sama.

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. dengan benda yang sedang bergerak. Mereka tidak mengerti bahwa ada yang disebut perlambatan atau percepatan negative, yang arahnya berlawanan dengan benda yang sedang bergerak. Para ahli menjelaskan miskonsepsi ini terjadi pada gerak parabola. Siswa sulit untuk memahami mengapa kecepatan pada puncaks suatu proyektil adalah nol, meskipun percepatannya tidak nol. Mereka berpikir, jika kecepatan nol maka percepatannya juga harus nol. b.. Gaya, massa, dan berat Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang gaya, karena mereka menghubungkan gaya dengan suatu aksi dan gerak. Mereka mengartikan bahwa setiap gaya mesti menyebabkan suatu gerakan. Akibatnya, mereka berpikir bahwa bila tidak ada gerak sama sekali, juga tidak ada gaya. Misalnya, jika siswa mendorong meja, dan meja itu bergerak, siswa mengatakan bahwa ada suatu gaya yang bekerja pada meja itu. Tetapi bila meja tidak bergerak, maka siswa tersebut mengatakan tidak ada gaya yang bekerja pada meja. Menurut fisika, meskipun meja tidak bergerak, tetap ada gaya yang bekerja padanya.. c.. Gelombang dan optika Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi mengenai cahaya, di antaranya sebagai berikut. 1) Lilin yang tidak terang tidak memancarkan cahaya pada siang hari, hanya pada malam hari. Lilin redup hanya memancarkan cahaya pada malam hari..

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. 2) Cahaya yang lebih terang akan berjalan lebih cepat, dan hambatan seperti lensa, filter, dan kaca memperlambat perjalanan cahaya itu. Sebagian siswa SD ketika ditanya “mengapa sepeda dapat dilihat?”, pasti mereka akan menjawab karena ada cahaya yang bersinar pada sepeda itu. Apabila tidak ada cahaya, maka sepeda tidak akan terlihat. Cahaya adalah syarat mutlak agar benda dapat dilihat.. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Hewindati dalam penelitiannya tentang “Pemahaman Murid Sekolah Dasar (SD) Terhadap Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemahaman murid Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep IPA berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan (3) mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang ada di Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing dua SD yang ada di Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Wonosari, Kota Bogorm dan Kabupaten Sukabumi. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan Kantor Dinas Pendidikan setempat yang menyatakan bahwa SD-SD tersebut mempunyai kualitas sedang. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik.

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 38. wawancara dan menghadapkan siswa langsung dalam situasi percobaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75% sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan satu konsep yaitu konsep bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid. Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang diberikan murid, ternyata dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada murid antara lain disebabkan oleh karena dalam memahami suatu konsep, murid mengandalkan pada pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama mencari miskonsepsi pada mata pelajaran IPA. Selain itu, tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi miskonsepsi serta mencari tahu penyebab miskonsepsi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah dengan cara wawancara untuk mengetahui hasilnya secara langsung. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Mustaqim yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling, sehingga didapatkan sampel dari strata atas, tengah dan bawah sebanyak 1 sekolah dengan 2 kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi.

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. miskonsepsi siswa berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 37,9% dan lebih kecil dibandingkan dengan presentase siswa yang tidak tahu konsep. Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi pada penggunaan gas pada peristiwa fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Instrumen yang digunakan juga sama-sama menggunakan PG (pilihan ganda). Selain itu mata pelajaran yang digunakan sama, yakni IPA. Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan miskonsepsi adalah penelitian dari Rahmi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi IPA/Fisika Berdasarkan Jenjang Pendidikan (SD, SMP, SMA) Menggunakan Tes ThreeTier pada Pokok Bahasan Gerak dan Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi pada setiap jenjang pendidikan menggunakan tes three-tier pada pokok bahasan gerak dan gaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Populasi penelitian adalah seluruh kelas VI SD, IX SMP, dan XI SMA yang ada di Kecamatan Gerokgak, Singaraja, Bali, dan sampel penelitian yaitu kelas yang ada di sekolah terpilih secara acak. Analisis data miskonsepsi dilakukan secara kuantitatif sehingga diperoleh persentase miskonsepsi siswa kemudian dideskripsikan secara naratif. Berdasarkan analisis hasil data, diperoleh 12 miskonsepsi siswa pada pokok bahasan gerak, dan 17 miskonsepsi pada.

Gambar

Tabel 4.5  Data Miskonsepsi Siswa Konsep Sifat-sifat Cahaya  ...............   129  Tabel 4.6  Data Miskonsepsi Siswa Konsep Penggolongan
Gambar  2.6.  Contoh  Tuas  3  (sumber:
Gambar 2.8. Struktur Bumi (sumber:
Gambar 2.9 Struktur Matahari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya

In terms of influencing factors, members of cluster 2 show no significant factors that influence them to watch art performances. However, they tend to be more influenced by the

Pndiio hi etuj@.

Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini telah berkembang begitu pesat dalam segala aspek kehidupan, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Salah satunya

[r]

sMdsu@gedld tumfdin!.

yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan dalam kesekretariatan.. Di dalam lingkup aktivitasnya, unit sekretariat diharuskan untuk

EKONOMICS FACULTY ANDALAS UNIVERSITV. OTVNERSHIP CONCENTL{TION AND DIVIDEND