• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT IPA DAN KARAKTERISTIK IPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAKIKAT IPA DAN KARAKTERISTIK IPA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tatanan. Ilmu Pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di ala ini. Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencapai pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta, konsep, prinsip dan teori. Prosedur yang dipergunakan oleh para ilmuwan untuk memelajari alam ini adalah prosedur empirik dan analisis.

Dalam prosedur empirik ilmuwan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk selanjutnya dianalisis. Proses empirik dalam Ilmu Pengetahuan Alam mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuwan menginterpretasikan penemuan mereka dengan mempergunakan proses-proses seperti hipotesis, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan memprediksi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan diselidiki.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam harus disesuaikan dengan tingkat pemikiran siswa. Seperti pada anak-anak SD, pembelajaran IPA harus dimodifikasi semenarik mungkin agar mereka tertarik mempelajarinya hingga dapat memahami materi tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)? 2. Apakah hakikat IPA?

3. Bagaimana cara belajar dan membelajarkan IPA yang tepat ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dan karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2. Mengetahui hakikat IPA sebagai proses, produk, dan sikap

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPA

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan ketrampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta tetapi juga oleh timbulanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Dari definsi itu dapat disimpulkan bahwa pengertian IPA meliputi 3 hal yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah :

a. Produk IPA yaitu berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori

b. Proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil IPA atau produk IPA

c. Nilai atau sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA, sehingga diperolah hasil IPA

B. Ruang lingkup IPA

(3)

gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.

C. Peran IPA dalam Kehidupan

Para ilmuwan menempatkan ilmu pengetahuan alam sebagai ilmu dasar bagi ilmu terapan dan teknologi. Teknologi dapat dibentuk dari pengetahuan alam karena ilmu pengetahuan alam ini berperan dalam mengendalikan teknologi melalui prinsip dan teorinya. Ilmu pengetahuan alam dan pengendalian alam dari ilmu pengetahuan alam terapan digunakan teknologi untuk menyusun objek-objek, membuat kontruksi alam dan membuat alat untuk mengendalikan cara alam bekerja. Ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan teknologi saat ini sedang berkembang pesat. Misalnya saja dalam peningkatan kesehatan, penyediaan energi, dan perkembangan industri.

D. Karakteristik IPA

IPA disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93).

Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan sebagai berikut:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

Contoh : nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar.

Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat semula.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

(4)

Teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan.

Dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).

e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap.

Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

E. Hakikat IPA

E.1 IPA Sebagai Proses

IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.

Perwujudan proses-proses ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan ilmiah. Secara sederhanaNyoman (1985-1986: 8) mendefinisikan inkuiri ilmiah sebagai usaha mencari pengetahuan dan kebenaran.

Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari pengetahuan dan kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai keterampilan proses IPA.Iskandar (1997:5) mengartikan keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan proses IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan:

(5)

Observing (mengamati), inferring (menarik kesimpulan), measuring (mengukur), communicating (mengkomunikasikan), classifying (mengelompokkan), predicting (memprediksi).

Keterampilan Proses Terintegrasi (Integrated Skills)(Moejiono dan Dimyati,1992:16)

Controlling variables (pengontrolan variabel), formulating hypothesis (menyusun hipotesis), defining operationally (menentukan operasionalnya), eksperimen, formulating model (membuat model), dan menginterpretasikan data.

Metode ilmiah menerapkan proses ilmiah/proses IPA. Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah : merumuskan masalah, menyusun hipotesis, menguji hipotesis dengan eksperimen dan menarik kesimpulan.

(6)

Untuk dapat memahami dan mempunyai keterampilan IPA dalam metode ilmiah, siswa harus memiliki pengalaman belajar dan berlatih dalam :

- Melakukan observasi - Berpikir logis dan kritis - Melakukan eksperimen

- Berkomunikasi verbal maupun non verbal - Memecahkan masalah

E.2 IPA Sebagai Produk

Produk IPA adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui observasi. Jadi dasar pembentukan produk IPA adalah data yang diperoleh melalui observasi. Data adalah fakta yang telah diketahui kondisinya. Produk IPA yaitu : a. Fakta ialah data dari hasil observasi berulang-ulang yang telah diketahui kondisinya. b. Konsep adalah ide atau gagasan yang digeneralisasikan atau diabstraksikan dari

pengalaman. Dari pengaamatan sifat-sifat yang sama dari berbagai obyek seperti besi, tembaga, perak, emas dan lain-lain timbul pengertian konsep logam. Logam merupakan suatu konsep. Contoh konsep yang lain seperti, unsur, asam, basa, listrik dan sebagainya.

c. Prinsip adalah generalisasi atau abstraksi dari konsep-konsep yang berhubungan. Misalnya semua elektrolit dapat menghantarkaan arus listrik. Pernyataan ini mengandung tiga konsep : elektrolit, menghantarkan dan arus listrik. Contoh lagi : Gas mengalir dari tekanan tinggi ketekanan yang lebih rendah.

d. Hukum adalah generalisasi dari konsep-konsep yang berhubungan, yang digunakan untuk menjelaskan banyak gejala.

Contoh : Tiap senyawa disusun oleh unsure dengan perbandingan tertentu dan tetap. Di sini konsep senyawa, unsur, dan perbandingan dapat memberikan variasi yang bermacam-macam.

Sesungguhnya agak sulit untuk membedakan antara prinsip dan hukum. Karena keduanya merupakan pernyataan yang bersifat umum dan yang dapat menjelaskan berlakunya gejala-gejala. Salah satu cirinya adaalah bahwa hokum itu lebih luas dan lebih dalam abstraksinya, sehingga pemakaiannya mencakup gejala yang lebih luas.

(7)

Contoh :

- Teori atom Dalton dapat digunakan untuk menjelaskan berlakunya hokum dasar kimia.

- Teori ion dapat digunakan untuk menjelaskan sifat hantaran listr ik oleh elektrolit dan prinsip-prinsip elektrolisis.

E.3 IPA Sebagai Sikap

Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimentasi, dan berpikir rasional diperlukan sikap ilmiah seperti : jujur, obyektif, terbuka, komunikatif, dan sebagainya, agar mencapai hasil/produk IPA yang benar.

Sikap ilmiahadalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan (Iskandar, 1996/1997: 11).

Sikap-sikap ilmiah meliputi:

a. Obyektif terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang.

Contoh: Seorang peneliti menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga 0,0034 m3, padahal seharusnya 0,005m3.

b. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.

Contoh: Ketika seorang ilmuwan menemukan hasil pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.

c. Berhati terbukaartinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri. Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.

d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.

(8)

cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.

f. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.

Contoh: Orang menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahun-tahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.

Saling hubungan antarproduk, proses, dan sikap alamiah aadalah sebagai berikut :

F. Cara Belajar dan Membelajarkan IPA

(9)

penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah.

Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda.

Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.

Contoh : untuk mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat.

b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.

c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia sangat terbatas. Selain itu bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, maka akan memberikan hasil yang kurang valid dan obyektif, sementara IPA mengutamakan obyektivitas.

Contoh : pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer.

(10)

Contoh : sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan ahlinya.

e. Belajar IPA merupakan proses aktif.

Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.

Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atauhands-on dan aktif berpikir atauminds-on (NRC, 1996:20).

Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA. Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran IPA, antara lain : 1. Pendekatan Faktual

Siswa diterangkan tentang fakta-fakta di alam. Contohnya : guru menerangkan jika ular termasuk reptil, air membeku pada suhu 0 derajat celcius. Metode yang digunakan adalah dengan membaca, mengulang, mendemonstrasikan, melatih, dan mengetes. Tetapi, pendekatan faktual tidak menggambarkan IPA yang sesungguhnya karena tidak menampilkan proses bagaimana didapatkannya fakta tersebut. Disamping itu, murid akan mendapatkan kesan IPA hanyalah kumpulan fakta yang selanjutnya menjadi hafalan yang tidak semuanya dipahami murid. Jadi, pendekatan faktual akan menimbulkan kebosanan dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang IPA.

2. Pendekatan Konseptual

(11)

3. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan ini adalah pendekatan terbaik dalam pembelajaran IPA. Siswa benar-benar melakukan pengamatan, pengukuran,, pengidentifikasian serta pengendalian variabel, dan lain-lain. Sehingga siswa akan lebih paham dan mengerti setelah aktif/terlibat langsung dalam proses belajar dan memiliki pengalaman belajar. Misalnya tentang penyampaian materi titik didih air. Pemahaman siswa akan berbeda antara penyampaian dengan metode ceramah dan dengan pengukuran langsung suhu air mendidih menggunakan termometer yang termasuk keterampilan proses IPA.

Pendekatan keterampilan proses IPA memungkinkan siswa merasakan hakekat IPA dan membuat mereka melakukan kegiatan sains. Mereka mempelajari juga fakta-fakta dan konsep IPA. Jadi, dengan pendekatan ini murid-murid dapat mempelajari proses dan produk IPA. Catatan yang perlu diperhatikan adalah guru harus benar-benar menguasai keterampilan-keterampilan proses IPA sebelum mempergunakan pendekatan ini sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mudah.

(12)

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah. Karakteristik IPA adalah hasil proses empirik dan analitik yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Hakikat IPA ada tiga. Sebagai produk berarti dapat menghasilkan produk IPA. Lalu sebagai proses, artinya untuk mendapatkan produk IPA dibutuhkan proses-proses ilmiah dengan menggunakan keterampilan proses IPA. Sedangkan IPA sebagai sikap mempunyai arti untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan produk IPA dibutuhkan sikap tertentu yang dinamakan sikap ilmiah. Cara membelajarkan IPA yang tepat adalah dengan membangun keaktifan siswa dalam proses pembelajaran seperti pada kegiatan praktikum sehingga siswa memiliki keterampilan proses IPA dan dapat memahami konsep dengan baik.

B. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id

http://kartono.staff.fkip.uns.ac.id http://pjjpgsd.unesa.ac.id

http://elearning.gunadarma.ac.id http://rudy-unesa.blogspot.com http://faizalnizbah.blogspot.com

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana

Margono,dkk. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Surakarta: UNS

(14)

LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN DISKUSI

1. Dian P. S : Bagaimana menurut kalian tentang pandangan bahwa anak IPA itu kurang dapat bersosialisasi dengan anak IPS serta bagaimana cara membelajarkan IPA agar tidak menegangkan dan membosankan?

Jawab : Sebenarnya pandangan tersebut tidak tepat. Karena dengan terbiasa bekerja sama dalam praktikum, anak IPA justru lebih mampu bersosialisasi tak terkecuali dengan anak IPS. Mungkin, pandangan tersebut dapat dirubah dengan ditingkatkannya kuantitas kegiatan yang membuat anak IPA dan IPS lebih membaur. Sehingga tidak terkesan ada jarak diantara keduanya. Sedangkan cara membelajarkan IPA yang tepat adalah dengan melibatkan siswa dalam proses belajar. Dengan begitu, mereka akan aktif dan mendapatkan pengalaman belajar.

2. Kristina P. S. : Apakah contoh nyata IPA sebagai proses dan produk?

Jawab : IPA sebagai proses dan produk dapat kita lihat dalam proses percobaan/praktikum fotosintesis. Dalam praktikum itu, siswa diajak untuk mengamati proses yang terjadi dalam fotosintesis secara langsung. Siswa diajak berpikir tentang bahan dan produk fotointesis, lalu menyimpulkannya. Sehingga diakhir, siswa mendapatkan pemahaman konsep tentang fotosintesis dan terbentuk sikap ilmiah seperti teliti, logis, dan analitis. 3. Monica N. I : Bagaimana cara mengatasi kekurangan fasilitas media pembelajaran seperti

mikroskop di sekolah yang berada di pelosok?

Jawab : Kepala sekolah seharusnya aktif mengajukan permintaan bantuan fasilitas ke pemerintah dan dinas terkait. Karena tanpa mikroskop, pengamatan mikroorganisme tidak dapat dilakukan. Pihak sekolah dan wali murid hendaknya terus berupaya agar fasilitas pokok seperti mikroskop dapat tersedia di sekolah itu.

(15)

Jawab : Siswa yang memiliki sikap ilmiah tentunya tidak akan melakukan manipulasi data. Tetapi, dilakukan/tidaknya manipulasi data tergantung individu masing-masing. Oleh karena itu, guru hendaknya lebih menekankan pada pembentukan sikap ilmiah yang salah satunya kejujuran dalam pembelajaran IPA. Sehingga manipulasi data tidak akan terjadi. 5. Rika : Seberapa penting IPA dalam kehidupan sehari-hari ?

Jawab : Sangat penting, IPA sebagai dasar dari teknologi yang berperan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Misalnya di bidang transportasi, alat-alat transportasi dibuat menggunakan ilmu IPA terapan.

6. Nova : Bagaimana cara mengatasi cacat indera misalnya buta warna pada saat praktikum atau saat proses pembelajaran IPA?

Jawab : Cacat indera seperti buta warna memang bawaan saat lahir, maka guru hanya dapat mengusahakan siswa berkebutuhan khusus tersebut memahami materi yang dipelajari lewat metode pembelajaran lain misalnya diskusi kelompok. Melalui diskusi, siswa berkebutuhan khusus dapat dibantu oleh temannya yang lain. Tetapi bagi siswa yang buta warna, guru dan teman tetap tidak dapat membantunya mengenali warna saat pengamatan. Oleh karena itu, sebaiknya siswa jurusan IPA memiliki penglihatan yang normal untuk melancarkan proses pembelajaran IPA.

7. Gilang Akbar N. : Bagaimana sejarah perkembangan IPA?

Jawab : Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).

(16)

fisika kuantum dan relativitas serta bermunculan beberapa fisikawan yang terkenal seperti Newton.

8. Nurhusin A. : Proses IPA apa hanya metode ilmiah ?

Jawab : Proses IPA memang dapat ditunjukkan melalui metode ilmiah, tetapi proses IPA lebih menekankan pada terbentuknya sikap ilmiah sebagai salah satu hasil dari proses IPA. Sikap ilmiah antara lain jujur, tekun, sabar, dapat bekerja sama, rajin, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, logis, analitis, obyektif, dan teliti. Sikap ini diharapkan tumbuh pada diri siswa setelah melakukan proses IPA.

9. Atika K. : Apa saja produk IPA dalam bidang biologi?

Produk IPA adalah fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori.  Fakta : Binatang dan manusia membutuhkan makanan.

 Konsep : Hewan berdarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu lingkungannya.

 Prinsip : Klorofil terdapat di kloroplas dan berwarna hijau.  Hukum : Fotosintesis menghasilkan karbohidrat.

 Teori : Teori sel Scleiden dan Schwan tentang sel merupakan kesatuan struktural makhluk hidup.

10. Manisya Lis P. : Cara menumbuhkan rasa keingintahuan?

Jawab :

a. Ajari siswa untuk selalu membuka pemikiran mereka terhadap hal-hal baru maupun hal-hal yang sudah pernah mereka pelajari.

b. Ajari siswa untuk tidak selalu menerima ilmu yang didapatkan sebagai suatu kebenaran yang bersifat final.

c. Pancing siswa untuk aktif bertanya.

d. Ajari siswa untuk tidak memberikan label terhadap suatu hal sebagai sesuatu yang membosankan atau tidak menarik.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

baccarat, casino games, baccarat history, Chemin de Fer, baccara, Nevada casinos, American casinos, mini baccarat, European casinos, table games, games, entertainment..

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah penggunaan video klip dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis teks naratif Bahasa Inggris, untuk mengetahui

Gambar 3.11 Activity Diagram Usulan Cetak Laporan Manager Gambar 3.12 Activity Diagram Usulan Cetak Laporan Akunting Gambar 3.13 Sequence Diagram Mengolah Master Data Supplier

Teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang atas dasar nilai dan gagasan yang berasal dari kebudayaan asing belum tentu sesuai dengan nilai-nilai dan gagasan dasar yang selama

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan verifikatif dan bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh kinerja keuangan pemerintah

ABSTRAK.‘ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhlokasi dan prosedur kredit terhadap keputusan pengambilan kredit pada nasabah PT. BPR Kerta Arthamandiri kota Kepary'en

Selain warna gelatin yang digunakan, hal lain yang mempengaruhi warna permen jelly susu kambing adalah reaksi Maillard yang mungkin terjadi selama pemasakan akibat

Untuk memberikan manajemen pengelolaan yang tepat dan efektif terhadap klien diabetes mellitus maka diperlukan pengetahuan perawat tentang kualitas tidur dan faktor yang