• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siapakah Sebenarnya Seno dalam Dongeng P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Siapakah Sebenarnya Seno dalam Dongeng P"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pendahuluan

Sosiologi satra biasanya membahas hubungan sastra dengan masyarakat yang bersifat internal maupun eksternal dalam sebuah karya sastra. Hubungan sastra dan masyarakat biasanya memuat hubunganya terhadap sistem ekonomi, sosial, adat istiadat, dan politik. Karya sastra dalam hal ini bisa dikatakan merupakan sebuah cerminan dari sebuah masyarakat yang didokumentasikan dalam karya sastra tersebut. Pada hakikatnya, fenomena sosial yang ada dalam sebuah karya sastra bersifat konkret. Pengarang sebagai anggota masyarakat mengangkat kembali fenomena-fenomena tersebut menjadi wacana baru dengan proses kreatif dan mentranformasikannya menjadi sebuah karya sastra. Karya sastra dapat disimpulkan bukan merupakan sebuah cerminan yang otentik karena sudah melalui proses transformasi. Tetapi setidaknya karya sastra mencerminkan tema-tema yang dominan yang terjadi dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu.

Sosiologi sastra bisa dikatakan berkembang pesat berkat pengaruh Marx dan pengikutnya yang sejak semula sudah menggunakan analisis karya sastra dari sudut pandang pertentangan kelas untuk mencapai dominasi. Karl Marx memakai konsep kekuasaan dengan kerangka hubungan absolut antara kelas-kelas yang mendominasi dan yang didominasi dalam masyarakat antara yang menekan dan yang tertekan, antara yang menyisihkan dan yang tersisihkan. Dominasi dalam terminologi Marx dapat diartikan sebagai kekuasaan yang dibutuhkan oleh kelas penguasa untuk mereproduksi model produksinya yang mengukuhkan kekuasaannya untuk mengeksploitasi kelas yang dikuasai dengan penguasaan alat produksi. Kemudian dapat disimpulkan dengan hubunganya dengan sastra bahwa konsep dan prinsip teori Marxis secara umum membahas tentang bentuk materialisme dialektis yaitu materi karya sastra yang diambil dari pembentukan kelas sosial yang bedasarkan kepada kepemilikan alat produksi.

Berdasar dari pemikiran Marx tersebut, seorang politukus asal Italia bernama Antonio Gramsci memunculkan teori baru yang merupakan kritik dan juga bisa dikatakan sebagai penyempurna teori Marx. Marx yang berpendapat bahwa revolusi akan terjadi jika dominasi yang dilakukan kelas penguasa sudah diluar batas kewajaran. Namun realita yang terjadi tidak terjadi revolusi.

(2)

masses, it on the contrary rendered them susceptible to being incited against the new heretics. The example of the French Revolution was there to show that the Jacobins, who had succeeded in crushing all the right-wing parties up to and including the Girondins on the terrain of the agrarian question, who had succeeded not merely in preventing a rural coalition against Paris but in multiplying their supporters in the provinces, were damaged by Robespierre’s attempts to instigate a religious reform—although such a reform had, in the real historical process, an immediate significance and concreteness. ( Gramsci, 1971: 281)

[ Partai perlawanan lagi-lagi lumpuh dalam menjalankan aksinya terhadap petani karena keinginan Mazzini untuk reformasi agama. Hal ini tidak menarik untuk masyarakat pedesaan, sebaliknya hal ini membuat mereka menjadi rentan untuk melawan bidah baru. contoh Revolusi Perancis ada di sana untuk menunjukkan bahwa Jacobin,

Dari kutipan diatas Gramsci mengambil contoh revolusi Perancis yang harus didahului oleh revolusi ideologi sebelum terjadinya revolusi fisik. Namun saat penanaman ideologi yang baru terjadi kontestasi antar ideologi. Negara dalam hal ini memegang peranan yang penting dalam penanaman ideologi. Berbeda dengan Marx, Gramsci melihat ideologi dan kebudayaan bukan hanya sebuah refleksi dari hal yang bersifat material tetapi hal itu juga merupakan kekuatan yang bisa melakukan perubahan material. (Faruk, 2012:131).

(3)

Seno Gumira Ajidarma adalah sastrawan yang berani mengritik pemerintahan Orde Baru dikala itu. Karya-karyanya memang vokal dalam mengeritik pemerintah, namun karyanya bisa lepas dari pembredelan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru. Karya Seno didalam struktur sosial makro (Politik) bisa dibilang bukalah karya yang yang bersifat resistensi. Hal ini bisa dilihat dari karya-karyanya yang tidak secara terang-terangan mengangkat panji anti pemerintahan .Namun, dalam level kesusastraan itu sendiri atau dalam level mikro, karya-karya Seno Gumira Ajidarma dikategorikan sebagai karya hegemonik. Dalam pengembaraanya dalam dunia tulis menulis Seno bisa dibilang sudah kenyang dengan berbagai penghargaan penghargaan seperti Dinny O’Hearn Prize for Literary Translation dari Australia pada tahun 1997 atas antologi cerpennya Saksi Mata yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi Eyewitness. Pada tahun 1997, dia juga mendapat penghargaan South East Asia (SEA) Write Award dari Thailand untuk kumpulan cerpennya Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi. Cerpennya Pelajaran Mengarang mendapat penghargaan sebagai Cerpen Terbaik Kompas pada 1992.

Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk mengaplikasikan teori hegemoni Gramsci pada salah satu karya dari Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Dongeng Sebelum Tidur. Cerpen ini dimuat di harian Kompas pada tanggal 22 Januari 1995. Pada tahun berikutnya cerpen ini dimuat dalam Pistol Perdamaian (Cerpen Pilihan Kompas 1996) kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sebagai Bed time Stories oleh Harmono, dimuat dalam The Jakarta Post, April 1997.

B. Kerangka Teoritis

(4)

dua ranah berbeda, yaitu ranah persetujuan dalam masyarakat sipil dan ranah kekuatan dalam masyarakat politik.( Gramsci, 1971: 144-145 )

Namun hegemoni juga penting bagi kekuatan-kekuatan atau kelas sosial yang tidak sedang berkuasa. Jika kelas pekerja bertujuan untuk menggantikan kelas kapitalis sebagai kelas penguasa haruslah melakukan rombakan ideologi sebelum melakukan perombakan secara fisik. Ideologi sebuah blok hegemonik mengacu pada kemampuan untuk kelas melampaui kepentingan mereka sendiri yang sempit dan memproyeksikan diri mereka sebagai pemimpin bangsa, atau pemimpin politik-sosial. Gramsci memberikan contoh seperti revolusi Rusia. Dalam revolusi tersebut kaum Bolshevik menjadi kekuatan hegemonik dalam revolusi Oktober melalui slogan-slogan mereka. kelas pekerja Rusia untuk dirinya sendiri menjadi kekuatan hegemonik, membawa para prajurit, pelaut dan petani di belakang mereka.( Gramsci, 1971: 158)

Gramsci berkeyakinan bahwa kelas-kelas yang ada di bawah jika memiliki kesadaran akan keberadaan mereka dan kekuatannya, mereka akan bisa melakukan pembalikan. Biasanya kelas yang lebih rendah, yang secara historis bersifat defensif dan pasif, hanya bisa disadarkan akan dirinya melalui bentuk negasi, melalui kesadaran akan kepribadian dan batas-batas kelas dari yang diciptakan oleh kelas atas. Kelas bawah selalu kurang memahami konsep negara, sebagaimana juga konsep perjuangan antar-kelas akan semakin terpuruk dalam dominasi secara tidak sadar.. Hegemoni Gramsci bukan bersifat pemaksaan, yang dapat berarti dominasi, tetapi harus dilakukan lewat cara-cara intelektual kultural, dan juga politis. Hegemoni bekerja untuk membentuk dan menguniversalkan sebuah pandangan dunia bersama seluruh masyarakat, termasuk yang tersubordinat. Pandangan dunia itulah yang merupakan ideologi untuk mencapai hegemoni.

(5)

kepemimpinnanya sebagai sesuatu yang berbeda dari bentuk-bentuk dominasi yang bersifat memaksa. (Faruk, 2012 : 132)

Ideologi bukalah sesuatu yang libidinal dan berada diluar aktivitas sosial manusia. Ideologi merupakan suatu gagasan yang terjelma dalam aturan dan cara-cara hidup yang dilakukan oleh individu secara kolektif. Ideologi selalu memberikan landasan bagi tindakan yang bersifat praktis sehingga perilaku manusia yang berideologi secara kolektif bertransformasi menjadi praktik-praktik sosial setiap orang dalam lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi di mana praktik sosial itu berlangsung.

Karya sastra dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk karya seni, bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan, dan bisa di katakan bahwa satra merupakan situs hegemoni. Pengarang yang dikategorikan sebagai kaum intelektual yang merupakan salah satu aparatus hegemoni. Sastra dalam konteks ini akan bermuara pada satu sasaran tunggal yaitu penciptaan satu atmosfir kultural yang tunggal melalui proses yang rumit. Penciptaan satu atmosfir yang tunggal ini menuntut pemersatuan sosial kultural yang melalui multiplisitas kehendak-kehendak dan tujuan-tujuan yang tersebar dan heterogen disatukan. Kegiatan serupa itu merupakan aktivitas historis yang hanya mungkin dilakukan oleh “manusia kolektif”. (Faruk, 2012:151).

(6)

Ideologi bisa dikatakan bersifat kolektif dan berada di wilayah superstruktur atau kesadaran dan bertransformasi menjadi praktik-praktik sosial setiap orang, lembaga, pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi lainya.

C. Metode Penelitian

Dalam melakukan analisis, penulis melakukan beberapa langkah. Pertama melakukan identifikasi ideologi-ideologi yang terdapat pada cerpen Dongeng Sebelum Tidur; cara identifikasi adalah dengan mencari pernyataan yang berkait dengan tokoh, latar, maupun peristiwa dalam cerpen Dongeng Sebelum Tidur dengan konsep dan tipologi ideologi kemudian dicari ideologi dominannya dengan mengunakan perhitungan matematis. Untuk menentukan variabel hitungnya, penulis menggunakan konsep mencari bagian dari keseluruhan. Dari konsep itu akan didapati bahwa keseluruhan akan menjadi pembagi.

Formulasi menghitung prosentasi ideologi:

Langkah kedua, yaitu melakukan perbandingan antara formasi ideologi yang terdapat dalam cerpen Dongeng Sebelum Tidur kemudian mencari konstelasi antara ideologi-ideologi tersebut. terakhir menghubungkan keberadaan Dongeng Sebelum Tidur dan Seno Gumira Ajidarma dengan situasi historisnya.

D. Pembahasan

1. Identifikasi Ideologi

Cerpen ini berkisah tentang seorang anak benama Sari yang setiap malam selalu dibacakan dongeng oleh mamanya. Namun, suatu ketika mama Sari kehabisan dongeng sehingga harus menceritakan tetang penggusuran. Di awal cerpen diceritakan bahwa mama Sari menahan sesuatu yang hapir dikatakan namun tidak jadi. Hal ini mencerminkan terjadi kontestasi ideologi dalam diri mama Sari. Mama Sari yang semula berideologi otoritarianisme tidak ingin memenuhi keinginan Sari dan mengunakan wewenagnya sebagi ibu untuk melarang Sari melihat bulan.

Prosentasi Ideologi= Jumlah kemunculan Ideologi

(7)

sehingga ada kata yang tidak terucapkan. Tetapi mama Sari mengurungkan niatnya untuk melarang Sari untuk melihat bulan lebih lama lagi. Sebagai seorang ibu, tentunya mama Sari mempunyai hak untuk berbuat otoriter dengan melarang Sari untuk melakukan suatu hal, namun mama Sari sadar perannya sebagai ibu adalah untuk melindungi dan membuat putrinya bahagia sehingga akhirnya memperbolehkan niat Sari. Tindakan mama Sari ini mengiplikasikan bahwa dia sadar betul terhadap peran naturalnya sebagai Ibu,sehingga dapat dikategorikan lagi bahwa mama Sari berideologi humanisme.

Sari tidak bisa tidur dan hanya melihat bulan mama Sari kebingungan karena sudah tidak ada dongeng lagi yang bisa diceritakan kepada Sari. Mama sari sudah menceritakan dongeng sebanyak 1825. Angka secara gamblang muncul dalam cerpen tersebut, Seno seharusnya punya alasan mengapa dia memilih angka tersebut. Angka tersebut kemungkinan adalah simbol dari sesuatu. Jika dilihat angka tersebut menjadi tahun, maka ditahun tersebut di Indonesia terjadi perlawanan atau pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro. Perang diponegoro adalah bentuk perlawanan pribumi yang terbesar pada saat itu. Kemunculan angka 1825 dalam cerpen ini merepresentasikan ideologi Nasionalisme.

Kontestasi ideologi muncul lagi dalam tokoh mama Sari. Sebagai seorang yang sangat sibuk bekerja, mama Sari tetap meluangkan waktunya untuk menceritakan sebuah dongeng kepada putrinya. Walaupun saat dia ada di luar negeri, mama Sari menyempatkan untuk menelepon Sari dan menceritakan sebuah dongeng. Jelas dalam cerita bahwa mama Sari adalah penganut kapitalisme. Sebagai seorang wanita mama Sari bisa dibilang cukup tinggal di rumah dan merawat putrinya, namun dia tetap bekerja bahkan hingga sering bepergian ke luar negri. Ideologi kapitalisme yang dianut oleh mama Sari tergoyangkan oleh ideologi lain yang membuat dia tetap menceritakan dongeng kepada putrinya sesibuk apapun. Ideologi yang mengoyahkan mama Sari adalah ideologi humanisme.

(8)

Supir dalam cerpen ini mempunyai ideologi humanisme. Dalam cerpen dinarasikan bahwa mama Sari akan menggunakan laser disk untuk memutar film beauty and the beast. Sang supir menasehati mama Sari untuk tidak melakukannya karena menurut si supir hal ini bisa merusak hubungan interpersonal antara ibu dan anak. Supir yang menjadi lawan bicara mama Sari mengatakan bahwa teknologi bagaimanapun bentuk dan manfaatnya tetap saja tidak bisa menggantikan peran manusia.

Kapitalisme lagi-lagi muncul dalam cerpen ini dalam berti dikoran yang disulap menjadi dongeng olah mama Sari. Dalam cerpen diceritakan bahwa terjadi sebuah pengusuran pada suatu tempat dengan hanya menganti uang sebesar empat ratus ribu rupiah. Penggantian dengan nominal kecil seperti ini mengindikasikan pihak penggusur ingin memaksimalkan kentungan yang didapat.Selain itu penggusur juga mempunyai ideologi otoritarianisme karena mengunakan kekuasaanya untuk melakukan penggusuran. Tokoh Saya dalam cerpen ini juga memiliki ideologi materialisme. Dalam narasi tokoh ini mempersoalkan pengantian uang, keadilan baginya adalah ganti rugi yang berupa uang atau materi. Selain materialisme tokoh ini juga sepertinya mempunyai sikap kapitalisme. Hal ini bisa dilihat dari keinginan meminta timbal balik dari mmembayar pajak dan mempunyai KTP. Keluarga Sari lebih mengkhawatirkan anaknya yang tidak bisa tidur karena berita penggusuran daripada nasib para tergusur sendiri. Dalam cerita pendek ini tampak adanya ketidakpedulian atau paling tidak ketidakberdayaan dalam memperlakukan orang-orang miskin yang makin tereksploitasi dan terpinggirkan. Hal ini memunculkan kelas masyarakat kapitalis adalah orang-orang kaya yang berorientasi pada kehidupan material dengan ditandai penumpukkan akumulasi modal atau kekayaannya dan menikmati sejumlah kemewahan hidup.

(9)

mempedulikan keluarganya. Kemudian ibu Sari mempertanyakan apakah dia akan membredel cerita karena membuat Sari tidak bisa tidur, perkataan ibu Sari melambangkan bahwa ayah Sari berperilaku otoriter.

2. Ideologi Dominan

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, dalam menentukan ideologi dominan, maka dilakukan perhitungan secara matematis dengan mengunakan rumus seperti yang sudah diutarakan diatas. Pertama kali yang dilakukan adalah menemukan variable berapa jumlah munculnya ideologi. Dalam identifikasi ideologi diatas didapati beberapa ideologi yang muncul seperti:

1. Otoritarianisme muncul sebanyak 3 kali 2. Humanisme muncul sebanyak 3 kali 3. Nasionalisme muncul sebanyak 1 kali 4. Kapitalisme muncul sebanyak 5 kali 5. Sosialisme muncul sebanyak 1 kali 6. Materialisme muncul sebanyak 1 kali

Jumah keseluruhan ideologi dalam cerpen ini terhitung ada 6, kemunculan tiap ideologi berbeda-beda dan didapatkan jumlah keseluruhan ideologi yang muncul ada 14. Karena ada beberapa yang angka kemunculan yang sama maka akan dikelompokan dan dihitung secara bersama-sama. Setelah didapati variabelnya maka langsung dimasukan kedalam rumusnya. i. Ideologi otoritarianisme dan humanisme = 143 * 100% = 0.214 * 100%= 21.4 %

ii. Ideologi nasionalisme,sosialisme,materialisme = 141 * 100%= 0.071*100%= 7.1% iii. Ideologi kapitalisme = 5

14 * 100%= 0.357*100%= 35.7 %

(10)

3. Konstelasi ideologi dalam cerpen

Walaupun ideologi dominan dalam cerpen ini adalah kapitalisme, namun beberapa ideologi berkotestasi dan bernegosiasi. Negosiator dalam cerpen ini sebetulnya diwakili oleh sejumlah tokoh yang bisa dibilang intelektual. Mama Sari dalam cerpen ini dapat diitentifikasi sebagai tokoh intelektual karena dia merupakan wanita karier yang suka bepergian hingga keluar negeri. Tokoh mama Sari dalam cerpen termasuk tokoh negosiator antara kapitalisme dengan humanisme. Sikapnya yang selalu meluangkan waktu untuk sekedar membacakan dongeng kepada putrinya hal ini merupakan indikasi sikap humanisme yang muncul dan bernegosiasi dengan kapitalisme. Supir pribadi mama Sari juga bisa disebut sebagai negosiator. Dalam perbincangannya dengan mama Sari, dia menyarankan agar tidak menggunakan laser disk untuk menggantikan dongeng. Menurut sopir mama Sari hubungan interpersonal antara ibu dan anak tidak bisa digantikan dengan materi. Pemikiran sang supir ini mengindikasikan bahwa dia ideologi humanisme untuk bernegosiasi dengan ideologi kapitalisme yang dimunculkan mama Sari. Supir mama Sari ternyata bukan orang dengan pendidikan rendah, dalam dialognya dia mengatakan bahwa dia korban drop-out dari universitas. Supir mama Sari sedikit banyak telah mengecap pendidikan tinggi, maka dia bisa dikelompokan sebagai kaum intelektual.

(11)

ditengah hiruk pikuk ideologi kapitalisme, sehingga kedua ideologi ini dikatagorikan sebagai ideologi subaltern.

Tabel Dialektika Ideologi Ideologi Dominan dan

pendukungnya

Negosiasi Subaltern

Kapitalisme Otoritarianisme

Humanisme Sosialisme

(Materialisme)

4. Pengarang dan Situasi Historis

Seno Gumira Ajidarma merupakan penulis yang bisa dibilang kritis, namun karyanya bisa lepas dari pembredelan yang marak pada waktu itu. Cerpen ini ditulis pada tahun 1994, dibeberapa tahun sebelumnya marak kasur penggusuran besar-besaran yang terjadi di 3 kabupatan di Jawa Tengah. Kasus penggusuran besar-besaran ini terkenan sebagai Kasus Kedung Ombo. Kemungkinan Seno berangkat dari kasus ini dan menciptakan karya ini sebagai wujud solidaritas dan sebagai pengingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun Seno hanya memunculkan sikap solidaritasnya lewat aksi minor dalam cerpen ini. Hal ini ditengarai karena Seno terhegemoni oleh ideologi kapitalisme yang marak dan berkembang di waktu itu. Karya-karya lain yang cenderung sosialis pada waktu itu dibredel habis-habisan oleh pemerintah, seperti karya-karya Pramoedya. Namun cerpen ini aman dari pembredelan. Hal ini karena cerpen ini tidak dapat dibilang sebagai counter-hegemoni atas dominannya ideologi kapitalisme. Ideologi sosialisme yang diwujudkan berupa perjuangan membela kelas pekerja atau kaum bawah tidak bisa melakukan resistensi dan hanya muncul sebagai subaltern.

E. Penutup

(12)
(13)

Daftar Pustaka

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-modernisme, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gramsci, Antonio.1971. Selection from Notebook Prison of Antonio Gramsci ( dialih bahasakan kedalam bahasa Inggris oleh Quentin Hoare dan Geoffrey Nowell Smith),

Gambar

Tabel Dialektika Ideologi

Referensi

Dokumen terkait

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian kuantitatif Elina,dkk 2016 tentang Analisis Fundamental Terhadap Harga Saham Sub Sektor Perbankan menggunakan variabel ROA, ROE, DER, EPS,

Sistem bertindak bentuknya adalah perilaku yang memiliki empat tekanan yang berbeda dan terorganisir secara simbolis, yaitu (1) pencarian pemuasan psikis; (2)

(3) Faktor-faktor yang menyebabkan siswa tipe field dependent (FD) melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi volume prisma berdasarkan Fong’s

Peranan Pondok Sinau dalam pencegahan kekerasan dalam rumah tangga berbasis komunitas di Desa Mojosari Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang .... Pengedukasian Terhadap

IPM di Pulau Sumatera pada tahun 2009 mengalami kenaikan dan relatif cukup baik karena 8 dari 10 provinsi yang ada di Sumatera mempunyai IPM di atas rata-rata IPM

ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan usulan penelitian skripsi dengan judul “Tingkat Kepuasan

Penderita juga diberitahu mengenai efek samping obat yang mungkin timbul, apa yang harus dilakukan bila gejala itu timbul, dan komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada

Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang flu burung sebagai akibat membaca folder secara statistik mengalami peningkatan sangat nyata hal ini