• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Manajemen Presensi Sidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Informasi Manajemen Presensi Sidi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

0 | P a g e

Universitas

Widya Mataram Yogyakarta

Makalah

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

(FINGERPRINT ATAU FINGERSPOT)

PRESENSI SIDIK JARI

Oleh

:

NAMA : SUPARNI

NIM : 13.211.3088

FAKULTAS MATA KULIAH

: FE-MANAJEMEN

: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SEMESTER : GASAL TA. 2015/2016

KELAS : A-16

(2)

1 | P a g e BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen atau SIM ( bahasa

Inggris: management information system, MIS ) adalah sistem

perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang

meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur

oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis

seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem

informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa

karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain

yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara

akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada

kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan

otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia,

misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem

informasi eksekutif.

1.1.1 Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli

memiliki beberapa pengertian :

 Bodnar dan Hopwood ; buku Accounting Information

System : Kumpulan perangkat keras dan perangkat

lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data

dalam bentuk informasi yang berguna.

 Turban, McLean, dan Waterbe ; buku Information

Technology for Management Making Connection for

(3)

2 | P a g e

memproses, menyimpan, menganalisa, dan

menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

 L. James Havery ; Sistem merupakan prosedur logis

dan rasional guna melakukan atau merancang suatu

rangkaian komponen yang berhubungan satu sama

lain.

 Ludwig Von Bartalanfy ; Sistem merupakan seperangkat

unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi di

antara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

 O’brien ; Sistem adalah sekelompok komponen yang

saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama dengan menerima input serta

menghasilkan output dalam transformasi yang teratur.

 Azhar Susanto ; Sistem adalah kumpulan/group dari

sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun

non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan

bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu

tujuan tertentu.

1.1.2 Hubungan Antara Sistem Informasi Dengan Organisasi

Kita dapat melihat secara lebih dekat hubungan antara

sistem informasi dengan organisasi. Namun sebelumnya kita perlu

mengetahui tentang bagaimana organisasi mempengaruhi teknologi

dan sistem. Organisasi akan berpengaruh terhadap sistem informasi

melalui keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajer dan

karyawan. Manajer membuat keputusan tentang desain sistem.

Mereka juga menggunakan teknologi informasi. Manajer juga akan

memutuskan siapa yang akan membuat dan mengoperasikan

sistem, dan pada akhirnya memberikan pertimbangan rasional

(4)

3 | P a g e 1.1.3 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan bidang ilmu

yang masih relatif baru. Awalnya, SIM hanya merupakan bidang

terapan yang mendapat perhatian para pelaku bisnis. Pada tahun

1960-an, para akademisi dari berbagai bidang ilmu—SIM

mendapatkan kontribusi dari berbagai bidang ilmu yang lebih

mapan, seperti Ilmu Komputer, Ilmu Teknik Elektro, Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Ilmu Matematika dan Statistika, Ilmu

Ekonomi dan Manajemen, serta berbagai Ilmu Sosial lainnya seperti

Psikologi, Budaya, Filsafat, dan mungkin masih ada klaim dari ilmu

lainnya yang tidak dapat diuraikan satu persatu—mulai

memperhatikan dan mengadakan kajian-kajian dan praktik dalam

bidang ini. Konsekuensi dari sebuah bidang ilmu yang relatif baru

ialah para penelitinya memiliki latar belakang non-SIM. Mereka

cenderung memanfaatkan kaidah dan metode sesuai bidang latar

belakang yang mereka anut, serta mempertahankan warna

bawaannya tersebut. Para akademisi berupaya untuk

menyelesaikan permasalahan SIM dengan beraneka ragam

kerangka-acuan, sesuai dengan latar belakang pendidikan

masing-masing (Ibrahim, 2004: 1-2).

Para pakar yang fokus pada kajian sistem informasi

manajemen dalam organisasi pendidikan mengemukakan sejumlah

definisi sistem informasi manajemen pendidikan (education

management information systems/EMIS).

Di antara mereka pun muncul definisi yang bervariasi seperti

berikut ini.

a. Evans (1970) menyatakan:

An educational management information system is a

(5)

4 | P a g e

computer storage and retrieval devices, and processing routines

that provide data to educational managers at different levels,

places, and times to facilitate decision making.

b. Moses (2001: 8) mengemukakan:

An Education Management Information System (EMIS) is a

comprehensive system that bring together people, process, and

technology to provide timely, cost effective, and user

appropriate information to support educational management at

whatever level is needed.

c. Carrizo et al. (2003: 15) mengemukakan definisi sebagai berikut.

The education management information system (EMIS) is a

sub-system of an education system whose aim is to collect,

store, process, analyze and disseminate information. Its purpose

is one of providing the basis (operating system in charge of

carrying out daily activities) and the summit (decision-making

system, the organ in-charge of defining objectives and strategic

choices) of an organization with information and knowledge, for

informed decision-making.

d. Cassidy (2005: 25) menyatakan definisi berikut ini.

An Education Management Information System (EMIS) is a

system for the collection, integration, processing, maintenance

and dissemination of data and information to support decision

making, policy-analysis and formulation, planning, monitoring

and management at all levels of an education system. It is a

system of people, technology, models, methods, processes,

procedures, rules and regulations that function together to

provide education leaders, decision makers and managers at all

(6)

5 | P a g e

unambiguous, and timely data and information to support them

in completion of their responsibilities.

Pada level satuan pendidikan (sekolah/madrasah)

berkembang istilah sistem informasi manajemen sekolah (school

management information system/SMIS) (Telem, 1996;

Isherwood et al., 2006) terkadang disebut sebagai sistem

informasi sekolah (school information system/SIS) (Selwood &

Visscher, 2007; Pegler, 1993). Pada masa-masa awal

penerapan SIM dalam lembaga sekolah, Bliss (Littler, 1979:2)

menyatakan bahwa sistem informasi manajemen sekolah adalah

―system encompassing the content and format of educational

information that will best satisfy the planning, controlling, and

operational needs of all levels of school administration‖.

Selanjutnya, Telem (1998: 535) mengemukakan definisi

sebagai berikut:

a MIS designed to match the structure, management tasks,

instructional processes and special needs of the school . . .

[SMIS] is not a means in itself. It is a computer artificial

technological system, providing decision support to the decision

system that is a regular part of organizational management.

Perkembangan konsep selanjutnya tergambar dalam

definisi yang dikemukakan oleh Visscher (Selwood & Visscher,

2007: 271), sebagai berikut:

. . . an information system based on one or more

computers, consisting of a data bank and one or more computer

applications which altogether enable the computer-supported

storage, manipulation, retrieval, and distribution of data to

(7)

6 | P a g e

Dengan mempertimbangkan uraian-uraian di atas dapat

dikemukakan definisi alternatif sistem informasi manajemen

pendidikan, yakni: sistem, yang terdiri dari sekelompok orang,

pedoman, dan perangkat pengolah data, yang memantau dan

mengambil kembali data dari lingkungan, yang memperoleh data

dari transaksi dan operasi dalam organisasi, dan yang

menyaring, mengatur, dan memilih data serta menyajikannya

sebagai informasi kepada para pemangku kepentingan

pendidikan/sekolah, terutama bagi para manajer pendidikan

pada semua level dan fungsi organisasi, untuk mendukung

pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi

manajemen, untuk mendukung komunikasi, dan untuk

mendukung kegiatan operasional, termasuk di dalamnya

kegiatan instruksional.

1.2 Latar Belakang Masalah

Birokrasi sebagai suatu sistem kerja yang berdasarkan atas tata

hubungan kerja sama antara jabatan-jabatan secara langsung

mengenai persoalan yang formil menurut prosedur yang berlaku dan

tidak adanya rasa sentimen tanpa emosi atau pilih kasih, tanpa

pamrih dan prasangka. Birokrasi juga dimaksudkan

untuk mengorganisir secara teratur suatu pekerjaan yang dilakukan

banyak orang. Selain itu, birokrat dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya harus dilandasi persepsi dan kesadaran hukum yang

tinggi. Adapun ciri-ciri birokrasi, yaitu adanya pelaksanaan

prinsip-prinsip organisasi dengan sepenuhnya, adanya peraturan yang

benar-benar ditaati, para pejabat bekerja dengan penuh perhatian

menurut kemampuan masing-masing, para pejabat terikat oleh

disiplin, para pejabat diangkat berdasarkan syarat-syarat teknis

(8)

7 | P a g e

urusan dinas dan urusan pribadi. Untuk memperoleh Pegawai Negeri

Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan,

tanggap dan memiliki kesetia kawanan yang tinggi, berdisiplin, serta

sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan

abdi masyarakat diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik

Pegawai Negeri Sipil yang semuanya diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan Undang-Undang No. 43

Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 8 Tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal (2) bahwa Pegawai

Negeri Sipil terbagi menjadi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai

Negeri Sipil Daerah.

Birokrat yang berada di daerah bila dilihat dari sistem

Pemerintahan Indonesia yaitu Sekretaris Daerah, karena Sekretaris

Daerah merupakan jabatan paling puncak dalam pola karier Pegawai

Negeri Sipil di daerah dan karena kedudukannya sebagai pembina

Pegawai Negeri Sipil di daerahnya, maka citra birokrasi pemerintahan

secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja pegawai

tersebut terutama mengenai kedisiplinan pegawainya. Sekretariat

Daerah adalah unsur pembantu pimpinan Pemerintah Daerah yang

dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari

Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah

bertugas membantu Kepala Daerah dalam menyusun kebijakan dan

mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam

pelaksanaan tugas dankewajibannya, Sekretaris Daerah bertanggung

(9)

8 | P a g e

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan fingerprint sebagai alat presensi dalam

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?

2. Bagaimana mengatur waktu kedisiplinan guru atau pegawai

dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?

3. Bagaimana penggunaan fingerprint bagi Guru atau Pegawai untuk

kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar ?

1.4 Tujuan Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot

Untuk mengetahui apakah penggunaan fingerprint dapat dipakai

sebagai fungsi pengawasan atau controlling oleh manajemen bagi

guru atau pegawai meningkatkan kegiatan berdisiplin dengan maksud

supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib dengan tepat

waktu dan memenuhi target kegiatan pembelajaran yang telah

direncanakan.

1.5 Manfaat Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot

Manfaat Penggunaan Presensi Finger Print atau Finger Spot

adalah untuk Peningkatan kedisiplinan guru dan pegawai di SDN

Keputran 2 Khususnya dan pada institusi lain pada umumnya.

Adapun manfaat ilmu pengetahuan yaitu :

1. Secara Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam

pembelajaran, khususnya kepada lembaga pendidikan di SD

Negeri Keputran 2 Yogyakarta dalam mengembangkan dan

meningkatkan kedisiplinan guru dan pegawai terkait kedisiplinan

waktu kegiatan mengajar.

2. Secara Praktis

Makalah ini diharapkan dapat berguna khususnya bagi penulis dan

(10)

9 | P a g e BAB. II

PEMBAHASAN

2.1 Penggunaan fingerprint sebagai alat presensi dalam

melaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Penerapan presensi finger print diterapkan kepada pegawai

sejak tahun Juli 2015 yang berada di kantor Guru. Hasil dari

penerapan presensi finger print tersebut memiliki pengaruh yang

baik, sehingga tidak ada lagi guru atau pegawai yang datang

terlambat atau korupsi waktu dan tidak lagi menitip presensi

kepada pegawai lain, karena peralatan ini hanya merekam sidik jari

pegawai yang bersangkutan, selain itu peralatan ini bekerja secara

online dan dapat dipantau dari komputer yang terhubung dengan

peralatan tersebut. Finger print ini juga memudahkan bagi

administratornya untuk merekap presensi para guru dan pegawai.

Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan

diridengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;

Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau

hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi. Adapun

kriteria atau indikator dari pada efektivitas (Tangkilisan, 2005:141)

yakni diantaranya sebagai berikut :

1). Maksud dari pencapaian target disini diartikan sejauh mana

target dapat ditetapkan organisasi dapat terealisasikan dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan

organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan.

2). Kemampuan Adaptasi (Fleksibelitas). Keberhasilan suatu

(11)

10 | P a g e

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi

baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.

3). Kepuasan Kerja Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh

anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan

dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi. Yang

menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan

kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan

bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah melakukan

pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.

4). Tanggung Jawab Organisasi dapat melaksanakan mandat yang

telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat

sebelumnya, dan bias menghadapi serta menyelesaikan

masalah yang terjadi dengan pekerjaannya. Dari pemaparan

mengenai efektivitas diatas dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah tingkat seberapa jauh keseimbangan suatu

sistem social terhadap pencapaian tujuan dan pemanfaatan

tenaga manusia.

2.2 Mengatur waktu kedisiplinan guru atau pegawai dalam

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar dan Tugas

Tambahan lainnya.

Mesin Presensi Sidik Jari (Finger Print atau Finger Spot)

Presensi adalah suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan

oleh guru atau pegawai untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak

hadir dalam bekerja disuatu instansi, presensi ini berkaitan dengan

penerapan disiplin yang ditentukan oleh masing – masing

perusahaan atau institusi. Menurut Heriawanto (Faisal, 2006:26),

pelaksanaan pengisian daftar hadir atau absensi secara manual

(12)

11 | P a g e

bagi organisasi untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal

ketepatan waktu kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari.

Hal tersebut di khawatirkan akan membuat komitmen pegawai

terhadap pekerjaan dan organisasi menjadi berkurang.

Berkurangnya komitmen pegawai dalam bekerja akan berdampak

pada motivasi dan kinerja pegawai yang semakin menurun.

Menurut Cahyana (Faisal, 2006:26), menyatakan bahwa pencatatan

presensi pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam

pengelolaan sumberdaya manusia (SDM atau Human Resources

Management). Informasi yang mendalam dan terperinci mengenai

kehadiran seorang pegawai dapat menentukan prestasi kerja

seseorang, gaji/upah, produktivitas, dan kemajuan

instansi/lembaga secara umum. Pada alat pencatatan presensi

pegawai yang konvensional memerlukan banyak intervensi pegawai

bagian administrasi SDM maupun kejujuran pegawai yang sedang

dicatat kehadirannya. Hal ini sering memberikan peluang adanya

manipulasi data kehadiran apabila pengawasan yang kontinyu pada

proses ini tidak dilakukan semestinya. Penerapan teknologi dalam

satu Instansi Pemerintahan selalu mengacu pada sistem

lama/tradisional atau dapat disebut sebagai sistem manual, dimana

pada akhirnya sistem manual tersebut sudah tidak dapat memenuhi

kebutuhan dari suatu organisasi. Salah satu penerapan teknologi

guna mencapai tujuan meningkatkan efektifitas kerja adalah

dengan meningkatkan kedisiplinan kerja yaitu dengan

menggunakan mesin presensi sidik jari (fingerprint). Mesin presensi

sidik jari adalah mesin presensi yang menggunakan sidik jari,

dimana sidik jari tiap-tiap orang tidak ada yang sama, oleh karena

itu dengan mesin tersebut otomatis tidak akan dapat dimanipulasi.

(13)

12 | P a g e

dapat dibuat dengan cepat dan tepat. Mesin presensi sidik jari

(Fingerprint) merupakan Sistem Informasi Manajemen yang

mengandung elemen-elemen fisik seperti yang diungkapkan oleh

Davis mengenai Sistem Informasi Manajemen (Widyahartono,

1992:3) adalah sebagai berikut :

1. Perangkat Keras Komputer, terdiri atas komputer (pusat

pengolahan, unit masukkan/keluaran, unit penyimpanan, file,

dan peralatan penyimpanan data.

2. Data Base (data yang tersimpan dalam media penyimpanan

computer).

3. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam

bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.

4. Personalia pengoprasian, seperti operator komputer, analisis

sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan

pimpinan sistem informasi. Teknologi yang digunakan pada

mesin sidik jari adalah teknologi biometrik, ada beberapa

teknologi biometrik yang digunakan yaitu sidik jari,tangan,

bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak

digunakan adalah teknologi sidik jari, hal ini dikarenakan

teknologi sidik jari jauh lebih murah dan akurat dibanding

teknologi lainnya. Berdasarkan survey Kevin Youngdari PC

Magazine pada tahun 2000, hampir 85% teknologi biometrik

yang digunakan adalah sidik jari.

Berikut ini cara menggunakan presensi sidik jari :

1. Registrasi Sidik Jari Pegawai Registrasi atau pendaftaran sidik

jari merupakan proses yang menentukan dalam

keberlangsungan proses presensi pegawai. Proses ini harus

(14)

13 | P a g e

pendaftaran pada mesin. Berikut ini cara penempatan sidik jari

yang benar :

Cara Penempatan Sidik Jari

1. Letakkan jari tepat pada tengah sensor dengan sedikit ditekan

agar seluruh sidik jari dapat terbaca. Untuk registrasi jari

disarankan meregistrasi lebih dari 1 jari. Atau memberikan jari

backup. Hal ini perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah

ketika jari utama tidak bisa digunakan untuk scan presensi.

Dalam Registrasi pegawai tidak perlu harus berurutan, yang

terpenting setiap No. ID pegawai sesuai dengan nama pegawai

yang nantinya akan digunakan pada Software Presensi.

2. Download Data dan Sidik Jari Pegawai Untuk membackup data

sidik jari dan memberikan nama pegawai agar muncul pada

mesin selanjutnya silahkan mendownload sidik jari dan data

pegawai dari mesin presensi ke software. Sebelum

mendownload tentu saja kondisi mesin dengan software

presensi Finger Print harus terkoneksi. Kemudian dilanjutkan

mengubah data pegawai dengan memberikan nama karyawan

sesuai dengan No. ID pegawai saat registrasi.

(15)

14 | P a g e

3. Upload Data Pegawai Untuk mensinkronisasi data, setelah

menginputkan nama pegawai pada software silahkan

mengupload data pegawai. Dengan sistem ini bias memastikan

kebenaran sidik jari yang digunakan pegawai sesuai dengan

pegawai yang bersangkutan.

4. Mengatur Jam Kerja Instansi dan Jadwal pegawai yang nantinya

akan digunakan untuk menampilkan laporan. Pengaturan Jam

kerja ini disesuaikan dengan jam kerja secara umum yang

digunakan di instansi. Beberapa Instansi menggunakan sistem

jam kerja reguler/normal dan multi shift. Namun juga ada

kemungkinan dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan.

2.3 Penggunaan fingerprint bagi Guru atau Pegawai untuk

kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi

pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang

terciptanya pemerintahan yang baik, perlu adanya penyatuan arah

dan pandangan bagi pegawai pemerintah yang dapat dipergunakan

sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas

baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang tugas dan

unit organisasi instansi pemerintah secara terpadu. Selain itu,

pendisiplinan pegawai sangat perlu untuk meningkatkan citra,

kerja, dan kinerja pegawai. Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk

menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki

kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Sedangkan disiplin

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah kesanggupan Pegawai Negeri

Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau

(16)

15 | P a g e

dijatuhi hukuman. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak

pegawai yang melakukan pelanggaran atau terlambat saat

kehadiran dan pulang lebih cepat karena presensi menggunakan

presensi manual. Contohnya terlihat di SD Negeri Keputran 2

Yogyakarta masih banyak guru atau pegawai yang melakukan

pelanggaran terutama mengenai disiplin jam kerja. Untuk itu pihak

manajemen SDM telah diterapkan presensi Finger Print atau Finger

Spot sejak Juli 2015. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem

identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong

perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin

keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (presensi)

bisa didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu

divisi sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para

pegawai. Contoh instansi yang berhasil menerapkan presensi finger

print untuk memotivasi kerja pegawainya, yaitu di SDN Keputran 2

(17)

16 | P a g e BAB. III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fingerprint merupakan salah satu bentuk biometrika yang

merupakan sebuah teknologi baru yang memiliki fungsi utama untuk

mengenali manusia melalui sidik jari, mata, wajah, atau bagian tubuh

yang lain. Fingerprint berasal dari bahasa Inggris yang berarti sidik

jari. Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari. Sidik

jari berfungsi untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat

memegang benda lebih erat. Suatu proses, cara, atau perbuatan

untuk meningkatkan suatu usaha atau kegiatan berdisiplin. Menurut

W.J.S Poerwadarminta, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang

mendapat konfiks ke – an yang mempunyai arti latihan batin dan

watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati

tata tertib untuk Peningkatan kedisiplinan guru dan pegawai dalam

melakukan kegiatan belajar mengajar dengan tepat waktu yang di

kontrol melalui fingerprint. Kaitannya dengan fungsi manajemen

merupakan fungsi pengawasan atau controlling.

B. Saran

Penggunaan fingerprint bagi Guru atau Pegawai untuk

kedisiplinan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar sangat

efektif dalam rangka meningkatan kedisiplinan guru dan pegawai

dengan tepat waktu. Efisiensi menjadi dasar penggunaan sistem

identifikasi sidik jari di perusahaan atau instansi, alat ini mendorong

perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus menjamin

keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (presensi) bisa

didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu divisi

(18)

17 | P a g e

Carrizo, L., Sauvageot, C., and Bella, N. (2003). Information Tools for the Preparation and Monitoring of Education Plans. Dalam Education policies and strategies UNESCO 5. [Online].

http://www.iadb.org/IDBDocs.cfm?docnum=741813[20 Mei 2008].

Cassidy, T.(2005). Education Management Information System (EMIS) Development in Latin America and the Caribbean: Lessons and Challenges. [Online].

Evans, J.A. (1970). Educational Management Information Systems: Progress and Prospectives. (Abstrak). Dalam Education Resources Information Center (ERIC). [Online].

http://rms46.vlsm.org/2/114.pdf. [6 Januari 2005].

Ibrahim, R.M.S. (2004). Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia

http://www.leadingtoday.org/weleadinlearning/spsu06school_managemen t_information_sy.htm [20 Mei 2008].

(SIMDI): Quo Vadis?[Online]. 5. Isherwood, R.S., Barger-Anderson, R., and Merhaut, J.(2006). School Management Information System Implementation and Its Impact on the Loosely Coupled Organizational Structure of an Elementary School: A Case Study. Dalam weLEAD In Learning: E-Journal of Organizational Learning and Leadership, vol 5 (1), Spring & Summer 2006. [Online].

(19)

18 | P a g e

Moses, K.D. (2001). Education Management Information System: What Is It and Why Do We Not Have More of It? Dalam TechKnowLogia, January/February, 2001 © Knowledge Enterprise, Inc. [Online].

http://dx.doi.org/10.1007/978-1-4020-6446-3_12

Selwood, I. & Visscher, A.J. (2007). The Potential of School Information Systems for Enhancing School Improvement. Dalam Soguel, N.C. & Jaccard, P. (eds.). Governance and Performance of Education

Systems, h. 269–288. Springer: Netherlands [Online].

http://www.sciencedirect.com/science/article/B6VCJ3VV41852/2/45bc983 55c0947b40d44a6fe d4837b21

Telem, M. (1996). MIS Implementation in Schools: a Systems Socio-technical Framework. Dalam Computers & Education, Vol. 27(2), h. 85-93. ScienceDirect.com [Online].

http://uex.sagepub.com/cgi/content/abstract/33/4/534

---, (1998). School Administration Computerization Impact on The Teacher's Role: A Case Study. Dalam Urban Education , Vol. 33 (4), h.534-555. SagePublications.com [Online].

http://www.sciencedirect.com/science/article/B6VCJ44B1V4X9/2/9219a44 09ccd57644343f8bf 19abb8cd

---, (2001). Computerization of School Administration: Impact on the

Principal’s Role—a Case Study. Dalam Computers & Education,Vol.

Gambar

Gambar 1. Mesin Finger Spot

Referensi

Dokumen terkait

Samwil, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 13 Agustus 2010 mengajukan surat Nomor 034/PHPU/AWK/VIII/2010 perihal Permohonan Keberatan Terhadap Rekapitulasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batasan penerapan teori gelombang yang digunakan dalam perencanaan struktur underwater sill, tata letak struktur underwater

Berdasarkan hasil temuan audit maka dapat diketahui bahwa risiko yang paling potensial terjadi di PT “X” adalah stok barang yang dipesan konsumen tidak ada/tidak cukup,

Dalam kesempatan ini penulis mengucapakan puji syukur Alhamdulillah untuk semua anugerah yang telah di berikan kepada penulis selama ini sehingga dapat melalui proses studi

Untuk menentukan nilai modulus Young digunakan dua metode, yang pertama dengan mengamati perubahan panjang kawat pada panjang kawat mula-mula tetap, dengan massa diubah,

Buka kembali file database tersebut, dengan Microsoft Office Button , kemudian klik tombol (Ctrl+O) atau klik ikon More yang ada di kanan jendela Getting Started

a) You must cause the modified files to carry prominent notices stating that you changed the files and the date of any change. b) You must cause any work that you distribute

pengubahan luaran Q-meter dari arus bolak-balik menjadi arus searah terhadap hasil pengukuran nilai sifat dielektrik lada pada kisaran frekuensi radio.. TINJAUAN