• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM KIMIA LARUTAN PENYANGGA PEMB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PRAKTIKUM KIMIA LARUTAN PENYANGGA PEMB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LARUTAN

PENYANGGA

EDO ADIANTO RAMADHAN

XI. MIA 3

(2)

LARUTAN PENYANGGA

1. Landasan Teori

Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan)

pHnya dari penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak

berubah (konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer

mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Secara umum, larutan

penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari Asam lemah (HA) dan basa

konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Basa lemah (B)

dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa. Komponen

larutan penyangga terbagi menjadi:

1. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan

larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi

dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu

basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan

menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang

bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium,

kalsium, dan lain-lain.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan

larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam

kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu

asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Adom, 2009 : 5).

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang harga pH nya tidak

berubah dengan penambahan sedikit asam, basa, atau air. Larutan penyangga dapat

dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga

asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH <7 ), sedangkan larutan penyangga

basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga asam

mengandung suatu asam lemah dan basa konjugasi sedangkan ;larutan penyangga basa

mengandung suatu basa lemah dan asaam konujugasi(Sunardi, 2006 : 34).

(3)

Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa

dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion

OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya

secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

1. Larutan penyangga asam

Contoh : CH3COOH dengan CH3COONa ; H2CO3 dengan NaHCO3 ; dan NaHCO3

dengan Na2CO3. Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang

mengandung ; H2CO3 dan HCO3- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses

sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion

H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion HCO

3- membentuk molekul H2CO3.

HCO3-(aq) + H+(aq) → H2CO3(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan

bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan

bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi,

penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (H2CO3), bukan ion

H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam H2CO3 membentuk ion

HCO3- dan air.

H2CO3(aq) + OH-(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)

2. Larutan penyangga basa

Contoh : NH4OH dengan NH4Cl. Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan

penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan.

Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-.

Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi

ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan

berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan

(4)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga

konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan

komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l) (Farx, 2011 : 2).

Sifat-sifat larutan penyangga yaitu nilai Ka selalu tetap pada suhu tetap sedangkan

[H+] bergantung pada [HA] dan [MA]. Berdasarkan eksperimen perbandingan [HA] dan

[MA] berada dalam rentang dan mempunyai pH paling stabil jika [HA]/[MA] = 1, sehingga

[H+] = Ka atau pH = pKa. PH larurtan penyangga baik asam maupun basa dapat ditulis :

v Untuk asam

[H+] = Ka x

pH = - Log ( Ka x )

= - Log Ka – Log

Atau :

pH = pKa - Log

v Untuk basa

[OH-] = Kb x

Atau :

pOH = pKb - Log

pH = 14 – pOH

Dengan keterangan :

Ka = tetapan ionisasi asam lemah

Kb = tetapan ionisasi basa lemah

A = jumlahmol asam lemah

b = jumlah mol bas lemah

(Achmad, 2001 : 91).

Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia,

bakteriologi, fotografi, industri kulit, dan zat warna.Terutama dalam biokimia dan

bakteriologi diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai hasil optimum.

Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia lainnya sangat sensitif

terhadap perubahan pH. Cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun cairan luar sel merupakan

larutan penyangga, yaitu pasangan dihidrogen fosfat-monohidrogenfosfat ( H2PO4- -

(5)

PRAKTIKUM LARUTAN PENYANGGA 1. Tujuan

Mengetahui kebenaran larutan penyangga berdasarkan teori.

Untuk mempelajari larutan buffer sederhana dan menghitung pH larutan buffer.

2. Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan

Labu erlemeyer 100 cm3 Pipet tetes

Larutan NaOH 0,1M 60ml. Larutan CH3COOH 20 ml. Aquades

3. Langkah kerja

1. Ambil dan siapkan semua alat dan bahan;

2. Pastikan semua peralatan dalam keadaan bersih dan tidak rusak;

3. Ambillah larutan NaOH 0,1 M dengan menggunakan gelas kimia, kemudian tuangkan ke dalam buret hingga mencapai garis 0 ml;

4. Encerkan cuka dengan cara mengambil 5 ml cuka ditambah dengan aquades 100 ml kemudian aduk.

5. Ambil 20 ml cuka yang sudah diencerkan kemudian tuangkan ke gelas kimia. 6. Catat pH awal larutan cuka yang sudah di encerkan.

7. Kemudian lakukan titrasi sebanyak 15 ml NaOH secara bertahap (per 1 ml) 8. Catat perubahan pH setiap penambahan 1 ml NaOH.

(6)

5. Kesimpulan

1. Larutan penyangga adalah larutan yang terdiri dari campuran asam atau basa konjugasinya dan basa atau asam konjugasinya yang membuat larutan tersebut data mempertahankan pH-nya ketika ditambahkan dengan sejumlah asam, basa, maupun diencerkan.

2. Pengukuran menggunakan pH meter sebaiknya dicek terlebih dahulu dan benar-benar dalam keadaan bersih.

3. Pada grafik asam cuka dan NaOH mula-mula diawali dengan 3,9 pada volume 1 ml NaOH kemudian seterusnya pH naik seiring dengan naiknya NaOH.

4. Pada titik akhir titrasi ditandai dengan pH yang stabil pada volume NaOH tertentu 5. Setelah akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna mera muda, pH 7

6. Asam garam menentukan efektivitas larutan penyangga perbandingan yang baik yakni 1:1 adalah larutan penyangga yang baik.

Gambar

Grafik kurva

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pengawas pemilu berkewajiban bersikap tidak dikriminatif, menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan

Batik Putra Bengawan perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kontribusi para stakeholder, strategi, proses dan kemampuan apa yang harus dimiliki perusahaan dalam mengukur

Menurut Yulismatun dan Singgih (2012), dengan model Kano, kita dapat mengetahui nilai pengaruh masing-masing atribut kebutuhan konsumen pada tingkat kepuasan konsumen yang

Kantor Arsip Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah lain dapat menentukan arsip yang terbuka dan arsip yang tertutup untuk umum dengan mendasarkan pada

Oleh karena itu, agar jamur tiram bisa lebih bermanfaat maka kami berencana mengolah jamur tiram menjadi camilan kripik yang sehat dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata (P&lt;0,01) pada karakteristik kuantitatif dan kualitatif berbagai macam ayam Kedu betina umur

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru

Pernikahan Islam dengan Samin sudah ada sejak dahulu, karena sudah ada pasangan keluarga yang dulu pada awalnya pihak istri berasal dari Samin, menikah dengan