• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan Masalah Lalu Lintas pada Pers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penanganan Masalah Lalu Lintas pada Pers"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus di Simpang 3 Kariangau

Soekarno-Hatta Km 5,5 Balikpapan)

Oleh :

Kiki Amalia Putri

08131003

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Kalimantan

Balikpapan

(2)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 2

Penanganan Masalah Lalu Lintas pada Persimpangan

(Studi Kasus di Simpang 3 Kariangau – Soekarno-Hatta Km 5,5 Balikpapan)

Ruang lingkup permasalahan transportasi mencakup beberapa hal, salah

satunya adalah kebutuhan akan pergerakan. Kebutuhan akan pergerakan

terjadi karena adanya kebutuhan untuk mencapai tempat-tempat pekerjaan,

pendidikan, dan lainnya. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan akan

pergerakan ini akan mengakibatkan kemacetan, tundaan, atau bahkan

terjadinya kecelakaan. Permasalahan pergerakan transportasi ini sering terjadi

pada daerah persimpangan.

Persimpangan adalah tempat pertemuan ruas-ruas jalan dan tempat

terjadinya konflik lalu lintas, berfungsi sebagai tempat kendaraan melakukan

perubahan pergerakan arah arus lalu lintas. Persimpangan merupakan bagian

yang sangat penting dalam jaringan jalan, hal ini sehubungan dengan

pengaruhnya terhadap pergerakan dan keselamatan dari arus lalu lintas

kendaraan (Yuniarti, 2001).

Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang tidak luput dari

permasalahan transportasi khususnya pada persimpangan (baik persimpangan

bersinyal maupun tak bersinyal). Kota Balikpapan mempunyai peran dan fungsi

kota yang sangat penting dan ditatapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional

(PKN). Sementara Kota Samarinda yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan

Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Jalan utama yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kota

Samarinda adalah Jalan Soekarno-Hatta yang merupakan jalan arteri primer.

Jalan ini mempunyai beberapa titik rawan kecelakaan, seperti simpang tiga

Kariangau - Soekarno-Hatta pada Km 5,5 Balikpapan. Simpang tiga ini

berpotensi besar terjadinya kecelakaan karena kondisi geometrik yang tidak

mendukung. Berikut pembahasan lebih lanjut mengenai masalah yang terdapat

(3)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 3

Simpang Kariangau ini merupakan simpang tiga lengan yang terbentuk

dari pertemuan antara Jalan Soekarno-Hatta dengan jalan menuju Kariangau

yang bertemu di Km 5,5 Kota Balikpapan. Tidak jauh dari simpang ini yaitu ±

500 meter ke arah selatan Jalan Soekarno-Hatta juga terdapat simpang yang

dikenal dengan simpang Km 5 Balikpapan. Kondisi simpang yang berdekatan

dengan kondisi lampu pengatur lalu lintas yang tidak diaktifkan, ditambah lagi

pergerakan kendaraan yang cukup ramai dijalur ini, menjadikan ruas jalan

Soekarno-Hatta pada segmen ini rawan dengan kecelakaan dan kemacetan.

Kemacetan pada ruas ini terjadi pada saat-saat jam sibuk. Oleh karena itu,

diperlukan suatu sistem pengaturan kedua simpang yang saling berinteraksi

dan terintegrasi baik melalui manajemen waktu siklus lampu lalu lintas maupun

sistem pengaturan lainnya yang pelru dikaji secara khusus. Untuk

simpang-simpang kecil (gang) seperti akses menuju komplek Perumahan Bumi Nirwana

berdasarkan kondisi lapangan, dianggap tidak menimbulkan pengaruh yang

cukup besar terhadap kelancaran arus lalu lintas, kecuali masalah interaksi

sistem pengaturan lalu lintas di simpang Km 5 dengan simpang Kariangau.

Untuk pola pergerakan lalu lintas kendaraan pada masing-masing lengan

simpang, didominasi oleh lengan Soekarno-Hatta – dari arah Samarinda dengan

tujuan pergerakan lalu lintas ke Kota Balikpapan, lengan Soekarno-Hatta – dari

arah Balikpapan dengan tujuan pergerakan ke Kota Samarinda serta dari lengan

Kariangau dengan tujuan Kota Balikpapan. Sedangkan pergerakan lalu lintas

yang minim berasal dari lengan Soekarno-Hatta – dari arah Samarinda dengan

tujuan Kariangau.

Dari fakta yang ada mengenai kondisi geometrik simpang Kariangau,

akan dibahas berdasarkan tiga titik lengan yang ada pada simpang tersebut.

Berikut penjabarannya.

 Lengan Soekarno-Hatta - dari arah Kota Balikpapan

Pendekat simpang Kariangau dari arah Kota Balikpapan memiliki

tipe jalan 2/2 UD (jalan dua jalur dua arah tak terbagi). Memiliki lebar

(4)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 4

diperkeras, hanya dilapisi oleh tanah dan kerikil. Lahan di sisi Barat

cenderung semakin menurun sedangkan sisi Timur relatif datar kecuali di

komplek perumahan Bumi Nirwana yang kondisi permukaan lahannya

menurun. Garis marka jalan di lengan ini sudah terhapus/ tidak jelas lagi

dan lapisan atas perkerasan berdasarkan pengamatan visual diperkirakan

telah mencapai batas aus lapisan. Jarak bangunan dari tepi jalan relatif

jauh, sehingga untuk pengembangan ke depan masih sangat

memungkinkan.

 Lengan Soekarno-Hatta – dari arah Kota Samarinda

Pendekat simpang Kariangau dari arah Kota Samarinda

merupakan kesatuan ruas dengan Lengan Soekarno-Hatta dari arah

Balikpapan. Karena masih dalam ruas yang sama menjadikan

penampang geometri kedua pendekat ini relatif sama. Hanya saja untuk

bahu jalan mengalami penyempitan menjadi 1,5 – 3 meter.

 Lengan Kariangau

Pendekat simpang Kariangau dari arah Kariangau memiliki tipe

jalan 2/2 UD (jalan dua jalur dua arah tak terbagi) dengan lebar per lajur

3 meter dan lebar bahu antara 1,5 – 3 meter. Sesaat sebelum memasuki

mulut simpang, kendaraan yang berasal dari arah Kariangau akan

melakukan pergerakan pendakian yang cukup terjal dengan kelandaian

>6%.

Berdasarkan hasil identifikasi pemanfaatan lahan samping di sekitar

simpang dan pengamatan kecenderungan aktivitas penduduk di simpang ini,

pada ruas Jalan Soekarno-Hatta umumnya tersebar warung/perokoan milik

warga serta ±100 meter dari mulut simpang ke arah Selatan terdapat satu

komplek Perumahan Bumi Nirwana, dengan bangunan Ruko pada bagian

depannya. Semakin ke Selatan atau menuju ke arah Kota Balikpapan, aktivitas

warga semakin ramai. Berbeda halnya bila ke Utara atau ke arah Samarinda,

bangunan semakin jarang dan aktivitas warga yang ramai hanya bersifat spot

(5)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 5

maupun pertokoan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Masih

terdapat banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Sehingga semakin ke Barat menuju arah Penyeberangan Kariangau, aktivitas

warga cenderung sepi dan akan ramai lagi sesaat sebelum memasuki

pelabuhan.

Alternatif pemecahan masalah pada persimpangan seoptimal mungkin

disesuaikan dengan kondisi faktual yang terjadi di lapangan. Simpang

Kariangau Balikpapan memiliki masalah geometrik pada salah satu lengannya,

dimana lengan tersebut memiliki kelandaian yang curam sehingga menyulitkan

kendaraan untuk bermanuver dari lengan ini termasuk menghindari konflik

dengan kendaraan dari lengan yang lain. Solusi dari permasalahan transportasi

yang dapat menimbulkan kemacetan bahkan kecelakaan pada persimpangan

tersebut, dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu perbaikan geometrik

simpang dan pengaturan simpang. Berikut pembahasannya.

1. Pengaturan Geometrik Simpang

Untuk meningkatkan kinerja simpang Kariangau, dapat dilakukan melalui

rekayasa geometrik simpang yang ditinjau dari sisi kondisi geometriknya. Ada

dua alternatif solusi yang dapat diterapkan pada simpang Kariangau ini, antara

lain.

Alternatif 1 : rekayasa geometrik lajur

Pembuatan lajur khusus (lajur baru) untuk pergerakan kendaraan dari

arah Samarinda menuju Balikpapan yang terpisah dengan lajur yang menuju

Kariangau. Alternatif ini bertujuan agar kendaraan dari arah Samarinda sesaat

sebelum memasuki simpang terlebih dahulu diarahkan masuk ke lajur khusus

sebagai lajur perlambatan dan saat mencapai jarak aman baru diarahkan

kembali bergabung dengan kendaraan yang berasal dari Kariangau.

Untuk arah dari Balikpapan menuju Samarinda yang sebenarnya

memang tidak dapat menghindari crossing conflict dengan kendaraan dari

Kariangau yang menuju Balikpapan, solusinya dengan memasang beberapa

(6)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 6

bertuliskan : Hati-Hati Simpang Rawan Kecelakaan, Dahulukan Kendaraan dari

arah Kariangau serta Kurangi Kecepatan Anda.

Selain itu, juga dapat memasang Speed Trap atau marka kejut di lengan

arah dari Balikpapan dan dari arah Samarinda untuk memberi peringatan

sekaligus mengarahkan pengemudi agar mengurangi kecepatan kendaraannya

sesaat sebelum memasuki simpang. Serta dapat dilakukan overlay atau

pengecatan ulang marka-marka jalan terutama yang ada di sekitar simpang.

Alternatif 2 : perbaikan alinyemen (perpotongan bidang pada ruas jalan)

Dapat dilakukan dengan mengurangi kecuraman kengan Kariangau

dengan merekonstruksi jalur pendakian. Serta merekonstruksi alinyemen

vertikal lajur-lajur pendekat.

2. Pengaturan Simpang

Tujuan utama dari pengaturan lalu lintas umumnya adalah untuk

menjaga keselamatan arus lalu lintas dengan memberikan petunjuk-petunjuk

yang jelas dan terarah serta tidak menimbulkan keraguan. Untuk pengaturan

lalu lintas simpang Kariangau akan lebih efektif dengan menggunakan

pengaturan lalu lintas simpang tanpa sinyal. Pemilihan jenis pengaturan

simpang ini didasarkan pada karakteristik fisik dari simpang Kariangau maupun

kondisi lalu lintasnya.

Saat ini kondisi simpang Kariangau dianggap simpang tak bersinyal

karena meskipun terdapat lampu lalu lintas namun tidak diaktifkan karena tidak

mampu mengatasi permasalahan yang ada di simpang ini. Metode pengaturan

simpang yang direkomendasikan meliputi :

 Aturan prioritas

Persimpangan dengan prioritas adalah merupakan control yang

paling umum. ROW (Right of Way) pada persimpangan dengan prioritas

harus terlihat dengan jelas, baik marka dan rambu jalan. Secara umum,

(7)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 7

kecil atau jika jalan utama tidak lurus, aspek efisiensi dan keselamatan

memerlukan pertimbangan tertentu.

Ketentuan dari aturan prioritas pada simpang tanpa sinyal

lalu-lintas sangat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lalu-lintas yang

saling berpotongan. Terutama pada simpang yang merupakan

perpotongan dari ruas-ruas jalan yang mempunyai kelas yang sama.

Untuk simpang Kariangau, aturan prioritas di kenaikan pada

lengan yang dianggap manuvernya sulit dan rawan yaitu lengan

Kariangau dengan manuver daki yang sangat curam/terjal dan panjang.

Sehingga, meskipun untuk aturan prioritas sebenarnya lengan Jalan

Soekarno-Hatta yang lebih berhak, namun karena tingkat kesulitan

maneuver kendaraan yang cukup tinggi untuk kendaraan dari arah

Kariangau, maka pergerakan kendaraan dari lengan ini akan lebih

diprioritaskan.

 Rambu dan marka

i. Yield signs

Pengaturan ini digunakan untuk melindungi arus lalu lintas dari

salah satu ruas pada dua ruas jalan yang saling berpotongan

tanpa harus berhenti sama sekali. Sehingga pengendara tidak

terlalu terhambat bila dibandingkan dengan pengaturan stop

signs.

ii. Stop signs

Pengaturan ini digunakan bila pengendara pada kaki simpang

harus berhenti secara penuh sebelum memasuki simpang.

Pengaturan ini digunakan pada pertemuan antara minor road

dengan mayor road.

iii. Channelization

Pengaturan simpang ini untuk memisahkan lajur lalu lintas

menerus dan lajur belok. Bentuk fisiknya dapat berupa marka

(8)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 8

pergerakan lalu lintas lebih dipertegas sehingga kendaraan dapat

dengan mudah dan aman memasuki simpang sesuai pada

lajurnya.

 Penambahan lajur

Penambahan jumlah lajur pada persimpangan selain akan

meningkatkan kapasitas juga akan berguna sebagai teknik pengaturan

lajur dengan pembagian sesuai arah pergerakan. Pada simpang

Kariangau, direkomendasikan adanya penambahan lajur untuk

pergerakan kendaraan yang berasal dari Samarinda. Lajur baruini akan

digunakan untuk pergerakan menerus dari arah Samarinda menuju

Balikpapan, sehingga akan terjadi pemisahan lajur antara kendaraan

yang ke Balikpapan dengan kendaraan yang akan menuju Kariangau.

Bagian lain yang perlu ditambahkan lajur lalu lintas adalah

pergerakan kendaraan dari arah lengan Kariangau yang berbelok ke arah

Samarinda. Hal ini dilakukan untuk mengurangi merging conflict dengan

kendaraan yang berasal dari Balikpapan menuju ke arah Samarinda.

Dengan beberapa solusi yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas,

diharapkan tingkat pelayanan simpang Kariangau dapat lebih baik lagi dan

mampu menurunkan tingginya potensi kecelakaan yang terjadi selama ini

sehingga faktor keselamatan pengguna jalan pada simpang ini dapat lebih

(9)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 9

Daftar Pustaka

Susilo, B.H. 1993. Survei dan Karakteristik Lalu Lintas. Diktat Kuliah Jurusan Teknik

Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Lampiran

Gambar 1. Kondisi jaringan jalan dan simpang sekitar simpang Kariangau

Sumber : Survei Primer, Oktober 2015

Gambar 2. Kondisi Geometri di Lengan Jalan Soekarno-Hatta – dari arah Balikpapan

Sumber : Survei Primer, Oktober 2015

Lengan S.Hatta-arah Balikpapan (dari Jl. M.T.Haryono

Lengan Kariangau Km 5,5

Lengan S.Hatta-arah Samarinda Lengan S.Hatta-arah Balikpapan

(10)

P e r e n c a n a a n T r a n s p o r t a s i | 10

Gambar 3. Kondisi Geometri di Lengan Jalan Soekarno-Hatta – dari arah Samarinda

Sumber : Survei Primer, Oktober 2015

Gambar 4. Kondisi geometri di lengan Jalan Kariangau

Gambar

Gambar 1. Kondisi jaringan jalan dan simpang sekitar simpang Kariangau
Gambar 3. Kondisi Geometri di Lengan Jalan Soekarno-Hatta – dari arah Samarinda

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis membuat bagan operasional variabel dari beberapa sumber dengan membuat skema kuesioner untuk 3 variabel yaitu : Gaya Kepemimpinan

Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk

Kredit Pemilikan Rumah termasuk dalam satu jenis kredit konsumtif, dimana kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang

Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik dalam Perspektif Value for Money pada Inspektorat Kabupaten Bangka.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan hidayah serta anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berupa kemasan beras sehat Truka

Hal ini menunjukkan bahwa proses mempengaruhi kunjungan wisatawan karena proses yang diberikan pada saat berkunjung ke tempat wisata bantimurung merupakan yang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan pemberitaan dilihat dari kategori isi, kategori penampilan fisik dan isu-isu utama yang ditampilkan, yang dimuat di surat