• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN KAIDAH PERKEMBANGAN ANAK USIA D (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LANDASAN KAIDAH PERKEMBANGAN ANAK USIA D (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

LANDASAN KAIDAH PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (AUD)

Kurikulum 2013 PAUD (K.13 PAUD), berumur hampir empat tahun, namun waktu efektif implementasi, baru sekitar 3 tahunan. Waktu yang terlalu singkat untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program, apalagi implementasi sebuah kurikulum. Sementara itu, fakta menunjukkan permasalahan bermunculan dengan varian dan titik tekan yang berbeda. Tulisan ini sengaja tidak mendalami lebih jauh, kompetensi guru PAUD, dengan segala heterogenitasnya sebagai faktor penyebab.

Permasalahan sebenarnya juga tidak terlepas dari kurikulum yang digunakan. Terutama yang berkaitan dengan kaidah-kaidah perkembangan AUD yang digunakan.

Landasan Kaidah Perkembangan AUD

Implementasi kurikulum tidak terlepas dari landasan kaidah yang digunakan. Hal ini akan terlihat dari karakteristik masing-masing kurikulum. Kronologis perkembangan Kurikulum PAUD, (khususnya non formal), sejak berdirinya birokrasi yang menangani PAUD setingkat Direktorat, telah terjadi metamorfosis sebanyak tiga kali, yaitu: Menu Generik, Peraturan Menteri Pendidikan Nasionan (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD, dan yang terbaru K.13 PAUD.

Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dari ketiganya:

1. Menu Generik dan Permendiknas No 58 Tahun 2009, murni menggunakan kaidah taraf tumbuh kembang (selanjutnya disingkat tukem) anak. Ciri ini dapat dilihat, bahwa pada standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA), memaparkan dua hal: Aspek/lingkup perkembangan dan indikator. 2. Pembelajaran PAUD sekarang, menggunakan dua Permendikbud yaitu No.

(2)

digunakannya 3 istilah: Aspek/lingkup perkembangan, kompetensi (KI dan KD) serta indikator.

Perbedaan Kaidah Tukem dan Kompetensi.

Perbedaan kaidah tukem dengan kompetensi, dapat dilihat dari Standar Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) yang digunakan. Ciri yg membedakan keduanya adalah:

1. Kaidah tukem.

Indikator antar kelompok usia, terlihat jelas tersusun berkelanjutan. Suatu contoh:

Satu diantara indikator tertinggi dari motorik kasar kelompok usia 6 tahun adalah anak berlari cepat. Maka urutan ke belakang, indikator sebelumnya adalah:

a anak dpt berjalan cepat;

b anak berjalan lurus tanpa bantuan garis c anak berjalan lurus dengan bantuan garis d anak berjalan sembarang

e anak berjalan dengan bantuan f anak berdiri tanpa bantuan g anak berdiri dengan bantuan h anak duduk

i anak tengkurap dengan mengangkat kepala j anak memiringkan badan

2. Kaidah kompetensi.

(3)

Tukem dengan Kompetensi, mana yang lebih tepat?

Bagaimana penyikapan tarhadap kedua kaidah tersebut? Harus dipahami karateristik, dan konsekuensi pengimplementasiannya. Dengan memahami perbedaan yang mendasar dari kedua kaidah, maka akan berdampak kepada ketepatan penyelenggaraan PAUD.

Berikut ini penjelasannya:

1. Pendekatan tukem akan mempermudah guru dalam merangsang perkembangan anak. Indikator yang berkelanjutan memudahkan guru untuk mengetahui TPPA anak sebelum dan sesudahnya.

2. Indikator sebelumnya, berfungsi untuk mengulang, jika anak mengalami keterlambatan atau hambatan menguasai TPPA. Indikator sesudahnya, dapat digunakan untuk memberi perlakuan kepada anak yang lebih cepat menguasai TPPA.

3. Pendekatan kompetensi, memiliki ciri antara lain, dipersyaratkannya adanya tagihan-tagihan kepada anak, setelah mengikuti proses pembelajaran. Oleh sebab itu, pada jenjang SD ke atas, dikenal adanya UTS , UAS, UN. Kesemuanya, tidak mungkin dilakukan di PAUD.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bachri (2016) bahwa kurikulum PAUD memiliki ciri khas berbasis perkembangan anak ( child developmentally bassed curriculum) berbeda dengan kurikulum jenjang pendidikan lain yang berbasis pencapaian bahan pembelajaran ( content bassed curriculum).

Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan tersebut di atas adalah:

1. Menu Generik dan Permendiknas 58 / Th ,2009, menggunakan pendekatan tukem, sedangkan K.13 PAUD, mengkolaborasikan tukem dan kompetensi. 2. Penggunaan pendekatan kompetensi, tidak terlepas dari keharusan patuhnya

(4)

tunduk pada PP 19/ 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan ( SNP). yang satu diantara 8 SNP, adalah Standar Kompetensi Lulusan. Berdasarkan inilah, kemudian pada Ke.13 PAUD dikenal dg STPPA.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian dengan metode play test, 3 orang peserta yang mengikuti pengujian menyukai rancangan tema, gameplay , dan ide permainan sebagai media pembelajaran

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) sebagai dituntut untuk bisa menyelenggarakan pendidikan dengan biaya yang tidak terlalu tinggi tapi harus tetap terus meningkatkan mutu

Ruang kotor peralatan harus terpisah dari ruang cuci /steril, mempunyai tempat cuci dengan air panas-dingin, ada meja untuk

Dari definisi ontologi yang dikembangkan oleh Wang, diturunkan beberapa definisi yang relevan untuk pelancong dadakan seperti usia, jenis kelamin, minat (motivasi), waktu,

babar sebuah tanda yang terbuat dari daun kelapa muda yang ditancapkan di pematang, sebagai isyarat bahwa rumput di pematang itu tidak boleh dicabut. badung sebangsa pohon

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model quantum learning dengan siswa yang menggunakan model

Pada gambar 1 terlihat bahwa rata- rata skor akhir tes kemampuan pemecahan masalah matematik kelas eksperimen = 26,51 dan rata-rata skor akhir tes kemampuan