ANALISIS ISI PRINSIP TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012 PADA PT. KERETA API (PERSERO)
Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metode penelitian
NANA NAJIYAH 15/388797/PSP/050402
Dosen pengampu : Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
ANALISIS ISI PRINSIP TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM
PERATURAN MENTERI NEGARA BUMN NOMOR : PER-09/MBU/2012 PADA PT. KERETA API (PERSERO)
1.1 Latar belakang
Jasa trasnportasi menjadi hal yang penting dalam melayani kebutuhan publik. Karena peran dasar dari transportasi adalah menghubungkan antar-orang dan antar tempat, sehingga dapat menunjang aktifitas sosial dan ekonomi (Bronzini, 2011). Seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi publik yang aman, nyaman, murah dan cepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis. Efisiensi waktu di sektor transportasi seringnya tidak sejalan melihat kondisi jalan yang tidak bertambah namun jumlah volume kendaraan pribadi yang setiap harinya bertambah. Sehingga kenyataan yang muncul adalah keamanan dan kenyamanan transportasi publik masih buruk. Padahal, transportasi merupakan katalisator pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah (Munawar, 2007). Maka tidak heran ketika peristiwa-peristiwa seperti kemacetan, kesemrawutan dan tingginnya angka kecelakaan menjadi masalah klise bagi transportasi publik di Indonesia.
PT. Kereta Api (Persero) sebagai satu-satunya penyedia transportasi kereta api di Indonesia beberapa dekade silam belum menjadi alat transportasi publik yang memadai dan nyaman. Gambaran yang terjadi pada saat itu adalah gerbong kereta api yang tua diperparah dengan jumlah penumpang kereta api yang melebihi kapasitas tampung menjadi keadaan yang harus yang dihadapi oleh penguna kereta api. Meskipun jumlah penumpang yang membludak ternyata hal tersebut tidak membuat PT. Kereta Api mendulang laba, yang ada hanyalah kerugiaan setiap tahunnya.
tidak terjadi begitu saja, hal ini juga didukung karena Peraturan BUMN tentang tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dengan berbasis prinsip transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, pengungkapan, kemandirian dan kewajaran.
Penelitian analisis isi ini tentang bagaimanakah transparasi dan akuntabilitas yang mengarah pada Good Corporate Governance dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT. Kereta Api (Persero) 1.2 Rumusan Masalah
Untuk menjawab berbagai permasalahan diatas, perlu diuraikan dan dijelaskan dalam bentuk pernyataan spesifik untuk menemukan pokok masalah :
1. Bagaimana prinsip transparasi Good Corporate Governance diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT. Kereta Api (Persero) ?
2. Bagaimana prinsip akuntabilitas Good Corporate Governance diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 pada PT. Kereta Api (Persero) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kebijakan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance mengarah pada prinsip akuntabilitas dan transparasi. Melalui prinsip-prinsip yang tertuang dalam good governance secara langsung akan mencapai kesuksesan pemerintah dalam penyedia layanan publik dan penyelenggara jasa transportasi publik yang optimal guna mewujudkan kebutuhaan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau bagi masyarakat. Sehingga lebih lanjut akan tercipta gambaran kebijakan pemerintah yang dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang mampu mendorong PT. Kereta Api (Persero) lebih efektif dalam meningkatan pelayanan sebagai penyedia jasa transportasi kereta api publik.
1.4 Kerangka Teori
Pengertian good corporate governace (GCG) menurut Turnbull Report (April, 1999) didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengmanan aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam jangka panjang. Bank dunia (world bank) mendefinisikan GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secar efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan menurut lembaga good corporate governance mendefinisikan sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis serta aktifitas perusahaan kearah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Pada pasal 1 surat keputusan menteri BUMN No. 17/M-MBU/2002 tanggal 31 juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN menyatakan bahwa corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usahan dan akuntabbilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. GCG secara singkat dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para stakeholder (Effendi, 2009). Implikasi penerapan prinsip-prinsip GCG dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen bersih, transparan akan laporan keuangan yang dipublikasikan dan profesional. Walaupun masih banyak perusahaan BUMN lain yang menerapkan GCG hanya semata menghindari sanksi.
Prinsip-prinsip GCG mulai dikembangkan pada bulan april, 1998 mencangkup :
Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham
Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
Pengungkapan dan transparasi
Tanggung jawab dewan komisaris atau direksi
Prinsip-prinsip GCG sesuai pasal 3 surat keputusan menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 juli 2002 tentang penerapan GCG pada BUMN sebagai berikut :
- Transparasi : keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi materil yang relevan mengenai perusahaan
- Pengungkapan : penyaji infomasi kepada para pemangku kepentingan, baik diminta maupun tidak dimint, mengenai hal-hal yang berkenan dengan kinerja operasional, keuangan dan resiko usaha perusahaan - Kemandirian : keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional
tanpa konflik kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
- Akuntabilitas : kejelasan fungsi, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban manajemen perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan secara efektif dan ekonomis
- Pertanggung jawaban : kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan- perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
- Kewajaran : keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian dan peratutan perundangan-undangan yang berlaku.
1.5 Unit analisis
Unit Analisis Penelitian
Unit Analisis Kategori/Sub unit analisis Keterangan
Transparasi 1. Definisi
1. Transparasi
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
Dari penjelasan pasal 3 bagian kesatu diatas prinsip transparasi didefinisikan sebagai keterbukaan melaksanakan pengambil keputusan dan keterbukaan untuk mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Makna tranparasi/keterbukaan mengindentifikasikan bahwa perusahaan berkewajiban untuk menyediakan informasi proses pengambil keputusan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada dan transparasi pengungkapan setiap permasalahn yang berkaitan dengan perusahaan. Bila prinsip pasal tersebut dikaitkan dengan laporan PT. Kereta Api indonesia melalui website resminya yakni www.kereta-api.co.id menyediakan informasi mengenai layanan produk, informasi media, galeri foto, reservasi tiket dan heritage railway yang secara up-date dan bisa diakses oleh siapapun secara mudah. 2. Akuntabilitas
Penelusuran makna transparasi pada Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 tentang good corporate governance dan penjelasannya jelas tercanntum secara eksplisit dalam pasal 3 bagian kesatu yang berbunyi :
Dari pasal diatas telah disebutkan makna akuntabilitas yang dimaksud dalam prinsip-prinsip GCG, lebih lanjut lagi akuntabilitas merupakan tanggung jawab pengelola perusahaan dalam bentuk kinerja secara internal dan eksternal atas penggunaan dan pengelolaan otoritas kepada masyarakat sebagai pemilik Prinsip-prinsip GCG yang dimaksud dalam Peraturan ini, meliputi:
1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;
sebenarnya otoritas tersebut (Sutopo, 2015). Artinya ada kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan atas pedoman perusahaan secara efektif. Dalam hal ini, PT. Kereta Api harus menekankan pertangungjawaban atas segala sesuatu yang terkait dengan informasi pelaksanaan dan pengelolaan perusahaan terhadap pemegang saham. 1.6 Kerangka pikir
Kerangka pikir
Analisi isi Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER 09/MBU/2012 Tentang good corporate governance
Dari kerangka pikiran diatas, akan diuraikan beberapa konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini :
Governace : suatu set kaidah dan aturan yang membentuk suatu sistem yang dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan tujuan organisasi, pelaksanaan dan pengurusan organisasi, pengendalian dan pengawasan, serta evaluasi dan pelaporan terhadap semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan organisasi (code of corporate governance PT. Kereta Api, 2014).
Good Corporate Governance : sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholder (Sutedi, 2011). Sedangkan menurut Peraturan Menteri BUMN, GCG merupakan prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme Akuntabilitas :
- Defisini akuntabilitas - Mekanisme
akuntabilitas Transparasi :
- Defisini trasnparasi - Mekanisme
transparasi
Prinsip-prinsip
pengelolaan perusahaan berlansadkan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
Akuntabilitas : perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar (code of corporate governance PT. Kereta Api, 2014). Perusahaan harus mampu menjelaskan peran dan tanggung jawabnya, serta mendukung usaha untuk menjamin kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh dewan komisaris. Dalam mekanisme perusahaan, kewenangan tertinggi terdapat pada dewan direksi sehingga pertanggung jawaban secara keseluruhan ada ditanga dewan direksi. Selain itu, prinsip akuntabilitas ini mengharuskan perusahaan terbuka ketika bersinggungan dengan konflik pentingan (conflict of interest).
Transparasi : menjaga objektivitas dalam menjalan bisnis, perusahaan
DAFTAR REFERENSI
Effendi, Muh. Arief. 2008. The Power Of Good Corporate Governance Teori Dan Implementasi. Jakarta : Salemba empat.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Memahami Good Governance Dalam Perepektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gava media
Munawar, ahmad. 2007. Pengembangan Transportasi Yang Berkelanjutan. Pidato pengukuhan jabatan guru besar fakultas teknik UGM
Sutedi, Adrian. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika