KARAKTERISTIK & ETIKA
BELAJAR MAHASISWA
Oleh:
Ta’aruf Dulu
- Lahir di Bandung, 18 September 1979
- Lulusan Doktoral Pendidikan Islam UIN SGD Bdg 2011
- Lulusan Lc Tafsir & UQ Univ. Al-Azhar Kairo 2001
- 1 Isteri, 4 anak
- Jabatan : Sekretaris LPPM untuk Diktis Kemenag, Ketua LPTQ UNINUS, Direktur Pondok Pesantren Nurrohmah
- Mengajar di FKIP, FAI, FTAN, PPS PAI, IAIC Cipasung
- Alamat: Jl. Mengger Girang 1 No.39 PP
Nurrohmah Perumahan Batu Mas Indah Kel. Pasir Luyu Kec.Regol Kota Bandung
- Hp. 081320221621
نايبب اهعومجم نع كيبنأس ةتسب لإ ملعلا لانت نل لأ
ةغلبو رابطصاو صرحو ءاكذ
نامز لوطو ذاتسأ داشرإو
Ketahuilah bahwa ilmu tidak diperoleh kecuali
oleh enam perkara
Akan aku beritakan semuanya dengan jelas
Cerdas, menjaga ilmu, sabar, bekal
ETIKA BELAJAR
Memberi salam dan senantiasa hormat kepada guru; Duduk dengan sopan dan senantiasa dalam keadaaan
tenang;
Jika ingin bertanya minta izin terlebih dahulu; Cari waktu yang tepat untuk bertanya;
Jangan menyinggung perasaan guru;
Memberi bantuan kepada guru apa yang dapat dibantu; Lakukan apa yang paling disenangi oleh guru selama itu
baik dan benar;
Berkata dengan baik kepada guru, dengan menggunakan
bahasa yang baik dan sopan; dan
Pengembaraan
Penuntut Ilmu
BERIKUT
Hindari
Tugas Mahasiswa Secara
Umum
Belajar dengan ikhlas,
Memberdayakan kecerdasan yang telah Allah
berikan,
Membina minat yang besar sebagai motivasi dan
tekad yang kuat sehingga melahirkan
kesungguhan dalam belajar,
Belajar bersabar ketika belajar sebagai latihan
untuk masa depan,
Bekal yang cukup baik yang bersifat
mental-spiritual atau yang bersifat material,
Tugas Mahasiswa sebagai
assistant
teacher
(Pembantu Lecture)
Ia mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru, baik
berupa penjelasan, pertanyaan-pertanyaan murid-murid dan jawaban guru, termasuk persoalan yang telah
terpecahkan atau belum terpecahkan,
kemudian ia mengumpulkannya sesuai dengan tema
tertentu. Dan apabila guru berhalangan hadir, maka ia
dapat mengulang (review) pelajaran yang telah diajarkan. Tugas murid seperti ini sebenarnya telah dipraktekkan
semenjak masa nabi Muhammad Saw, para sahabat dan tabi’in, sebagai langkah kaderisasi (regenerasi). Dan