• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kegiatan Komunikasi lisan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kegiatan Komunikasi lisan (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka mengikuti Ujian Akhir Semester 3 Mata Kuliah Komunikasi.

Makalah ini berisikan proses perencanaan pada suatu kegiatan seminar film. Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari beberapa pihak yang terkait, oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.

2. Ibu Dr. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., selaku ketua Institut Seni Budaya Indonesia.

3. Bapak Hernawan, S.Sen., selaku ketua Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Budaya Indonesia.

4. Ibu Dr. Hj. Enok Wartika, S.Sos., M.Si., selaku dosen mata kuliah Komunikasi.

5. Ayah dan Ibu saya, Apin Pujo Mujianto dan Nurlaela yang selalu memberi motivasi dalam mengejar cita-cita saya, serta adik-adik saya Alfiansyah Nurazhim dan M. Fakry Wildan yang selalu membuat saya ceria.

6. Teman-teman saya yang senantiasa membantu dalam hal material maupun spiritual.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan karya di masa yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi saya dan bagi para pembaca umumnya.

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL...iii

BAB I...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Ide...1

1.3 Tujuan...2

1.4 Manfaat...2

BAB II...3

2.1 Definisi dan Bentuk Komunikasi...3

2.2 Sasaran Utama Penerima...4

2.3 Fungsi Kegiatan...5

2.4 Strategi dan Metode Komunikasi...6

2.5 Jenis Media Promosi...8

2.6 Hambatan dan Cara Mengatasinya...10

2.7 Jadwal Kegiatan...14

2.8 Rencana Anggaran Biaya...15

BAB III...18

3.1 Kesimpulan...18

3.2 Saran...18

DAFTAR PUSTAKA...19

(3)

DAFTAR TABEL

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya dan ingin mengetahui apapun yang terjadi pada lingkungannya. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi jelas tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pada saat ini sebuah kesuksesan manusia dapat diukur dari kemampuan berkomunikasi.

Komunikasi inipun sangat penting dalam proses pertukaran pikiran. Contohnya saja, saat merencanakan sebuah kegiatan. Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program) dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh (Suandy 2001). Perencanaan merupakan dasar dari sebuah pelaksanaan kegiatan, sedangkan komunikasi merupakan dasar dari sebuah perencanaan.

Uraian di atas mendorong penulis untuk memposisikan komunikasi sebagai bagian dari setiap kegiatan yang dilakukan setiap individu ataupun kelompok. Perencanaan kegiatan yang dibahas dalam makalah ini adalah tentang seminar film.

1.2 Rumusan Ide

a. Definisi dan Bentuk Komunikasi. b. Sasaran Utama Penerima.

c. Fungsi Kegiatan.

d. Strategi dan Metode Komunikasi. e. Jenis Media Promosi.

f. Hambatan dan Cara Mengatasinya. g. Jadwal Kegiatan.

(5)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

a. Memberikan beberapa bentuk komunikasi yang terjadi dan efek yang timbul dari adanya kegiatan tersebut.

b. Memberikan beberapa solusi akan suatu hambatan yang terjadi dalam suatu perencanaan kegiatan maupun saat dan sesudah kegiatan tersbut.

c. Menambah kepustakaan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat penulis petik dalam penulisan makalah ini yaitu :

a. Menambah ilmu dan pengetahuan dalam bidang Komunikasi.

(6)

BAB II

ISI

2.1 Definisi dan Bentuk Komunikasi

Komunikasi pada umumnya diartikan segai tata hubungan yang intinya adalah kegiatan untuk menyampaikan sesuatu informasi dari seseorang kepada orang lain dalam rangka usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk melaksanakan komunikasi dengan baik perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan informasi dengan yang menerima informasi.

Komunikasi yang dikemukakan oleh Prof. Drs. H. A. W. Widjaya memiliki definisi hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.

Menurut William F. Glueck, komunikasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu

Interpersonal Communication (Komunikasi antarpribadi) dan Organization Communication

(Komunikasi organisasi). Interpersonal Communication memiliki arti bahwa pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok manusia. Sedangkan Organization Communication merupakan proses pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang banyak dalam organisasi dan kepada individu-individu dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan sebuah pesan baik itu antarpribadi maupun masyarakat luas untuk mencapai tujuan tertentu.

Adapun bentuk komunikasi lainnya yang sangat umum dijumpai, yaitu :

a. Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapribadi yang dilakukan kepada diri sendiri, dimulai dari kegiatan menerima informasi, mengolah dan menyimpan, kemudian menghasilkan kembali. Contohnya : berdoa, bersyukur, berimajinasi, dan lain sebagainya.

b. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antarpribadi yang merupakan proses pertukaran makna dari orang yang saling berkomunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi ini dapat terjadi bila melibatkan perilaku verbal ataupun nonverbal, adanya umpan balik pribadi, terjadi interaksi yang berkesinambungan, dan bersifat saling persuasif.

(7)

Komunikasi ini berarti sebagai tatap muka dari tiga atau lebih individu guna komunikasi dan proses pengorganisasian, serta budaya organisasi.

e. Komunikasi Massa

Komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Informasi yang diterima dari komunikasi ini serentak dan sesaat, serta umpan baliknya bersifat tidak langsung.

Dalam kegiatan seminar ini, bentuk kegiatan yang terjadi adalah imajinasi dari seorang pemberi gagasan (komunikasi intrapersonal) yang selanjutnya disampaikan pada orang lain secara interpersonal untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya membuat kegiatan yang dilaksanakan untuk masyarakat dalam sebuah tempat tertentu dan disebarluaskan lewat beberapa media massa.

2.2 Sasaran Utama Penerima

Dalam menentukan sasaran, biasanya sebuah organisasi melakukan usaha untuk memilah pasar dengan meneliti konsumen secara mandiri. Umpan balik dari penyampaian aktivitas komunikasi pemasaran yang diberikan organisasi untuk dijadikan dasar penggunaan dalam menilai bagaimana karakter konsumen yang dibedakan secara tempat, demografi, dan psikografi menyikapi sesuatu. Setelah didapatkan gambaran, kemudian dilakukan :

a. Penentuan segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat b. Menentukan skala prioritas

c. Memilih bidang dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai d. Mempersiapkan pesan-pesan

Komunikasi pun akan efektif apabila telah diketahui dan dipahami sasarannya (audien) dengan baik. Sehingga komunikator dapat menyesuaikan pesan dan cara penyampaiannya sesuai dengan perilaku pasar sasaranya. Mereka itu dapat meliputi :

a. Pasar pribadi b. Organisasi

(8)

- pemberi informasi (initiator),

- pengaruh (influencer),

- pengambil keputusan (decider),

- pelaku pembeli (purchaser), maupun

- pemakai produk (user) pada proses pembeliannya.

Lewat uraian di atas, komunikator dapat mudah memilih sasaran utama yang paling tepat untuk kegiatan seminar film. Dimulai dari tempat, demografi, dan psikografi komunikate menyikapi suatu pun dapat mempermudah komunikan untuk mempersiapkan pesan apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya.

Sasaran utama yang dapat dipilih dalam kegiatan seminar film adalah pemuda-pemudi yang senang dalam menggeluti bidang film. Hal ini disebabkan karena adanya minat (interest) dari orang tersebut. Semakin tertarik minat dari orang tersebut, semakin semangat pula dia mengikuti seminar film ini.

2.3 Fungsi Kegiatan

Fungsi komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan orang lain, di tempat kerja, maupun dalam lingkungan masyarakat.

a. Hidup pribadi

-. Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita (komunikasi dapat menjadi alat katarsis untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita mendapatkan keseimbangan hidup kembali.

-. Menjelaskan perasaan, isi pikiran, dan perilaku kita sendiri.

-. Semakin mengenal diri (dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran dan perilaku kita, dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita).

b. Hubungan dengan orang lain

-. Mengenal orang lain karena melalui komunikasi, orang lain mengungkapkan diri kepada kita.

(9)

-. Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan bersama orang lain.

-. Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.

-. Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersama orang lain.

c. Di tempat kerja

-. Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.

-. Membangun kerja sama dan sinergi dengan rekan kerja.

-. Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan tujuan.

-. Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan, dan konflik.

d. Dalam Masyarakat

-. Mempersatukan masyarakat.

-. Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.

-. Membuat usaha untuk kemajuan masyarakat.

-. Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.

Pada umumnya fungsi dari sebuah kegiatan komunikasi adalah bertukar pikiran, menjalin hubungan, dan mengenal lebih baik diri kita sendiri daripada sebelumnya. Dengan berkomunikasi antarpribadi maupun kelompok, beberapa dampak akan muncul. Salah satunya adalah lebih mengenal diri sendiri dan berpikiran lebih luas dari sebelumnya. Hal ini akan terasa pada kedua belah pihak yang saling berkomunikasi.

Pada kegiatan seminar film ini pun, khalayak yang menerima pesan saat kegiatan berlangsung dapat membahas suatu permasalahan yang ada, lalu memberikan solusinya. Hal ini bukan hanya menambah wawasan dari penerima pesan, namun juga membuat penerima pesan lebih berpikir kreatif, kritis, dan tanggap. Terlebih, kegiatan komunikasi seperti seminar film dapat membuat seseorang mendapat banyak jalinan pertemanan dan persahabatan yang nantinya akan berguna di kemudian hari.

2.4 Strategi dan Metode Komunikasi

(10)

komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who says what which channel to whom with what effect?”.

Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut :

a. Who? (Siapa komunikatornya?)

b. Says what? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

c. In which channel? (Media apa yang digunakannya?) d. To whom? (Siapa komunikannya?)

e. With what effect? (Efek apa yang diharapkan?)

Empat faktor penting yang harus diperhatikan menyusun strategi komunikasi :

a. Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja saling berhubungan, tapi juga saling mempengaruhi.

b. Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Awal efektivitas dalam komunikasi ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

c. Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian yang dapat dilihat dari dua aspek :

1) Cara pelaksanaanya

a) Metode Redudancy (Repetition) yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak.

b) Metode Canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki.

2) Bentuk isinya

a) Metode informatif lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa : keterangan, penerangan, berita, dan sebagainya.

b) Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikiran maupun perasaanya.

c) Metode edukatif memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat, dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang diinginkan.

d) Metode kursif mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk menerima gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, intimidasi, dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.

(11)

Ada empat tujuan dalam strategi komunikasi yaitu :

a. To Secure Understanding, yaitu memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.

b. To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

c. To Motivate Action, yaitu penggiatan untuk memotivasinya.

d. To Goals Which Communicator Sought to Achieve, yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut.

Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagimana dijelaskan oleh Effendy yaitu :

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

b. Menjembatani “cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akbat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun.

Suatu prosedur yang banyak digunakan untuk menelaah/membuat suatu strategi komunikasi adalah A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure dan dikenal dengan sebutan AIDDA, yaitu Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Hasrat), Decision (Keputusan), dan Action (Kegiatan/Tindakan). Melalui prosedur ini komunikator akan memberi perhatian para komunikan dengan membangun minat mereka melalui hasrat komunikan untuk nantinya mereka membuat keputusan dan tindakan sendiri. Tindakan yang komunikator harapkan adalah tindakan membuat film itu sendiri setelah seminar.

Ini akan berjalan baik bila komunikator memilih metode Canalizing, informatif, persuasif, dan edukatif. Selain memberikan informasi yang bermanfaat dan edukatif, perasaan komunikan/khalayak pun akan tergugah untuk semangat membuat sebuah film. Oleh karena itu komunikator pun harus menunjukkan source credibility (sumber kepercayaan) bagi komunikan. Source credibility ini disebabkan adanya “ethos” yang dikemukakan oleh Aristoteles dan berpedoman pada :

a. Good Sense (Itikad baik).

b. Good Moral Character (Dapat dipercaya). c. Good Will (Kecakapan/kemampuan).

2.5 Jenis Media Promosi

(12)

Dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Sedangkan dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Selama ini kecenderungan dalam penggunaan media adalah alat komunikasi massa. Media yang berkaitan dengan komunikasi massa ini diklasifikasikan oleh Emery, Ault, dan Agee sebagai media cetak atau gambar yang membawa pesan-pesan mereka kepada yang diinginkan. Misalnya surat kabar, majalah, buku-buku, pamflet, billboard, dan surat kilat. Radia dan Televisi mempunyai fungsi ganda yaitu bisa didengar dan dilihat (audio-visual).

Pemilihan media promosi ini sangat penting untuk kesuksesan sebuah kegiatan, karena kegiatan komunikasi tidak akan berhasil bila komunikan tidak mendapat pesan yang disampaikan oleh komunikator. Agar promosi berhasil merangsang audien/komunikan nantinya, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria :

a. Attention : mengandung daya tarik.

b. Interest : mengandung perhatian dan minat.

c. Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki. d. Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap sebuah kegiatan. e. Decision : menghasilkan kepuasan terhadap kegiatan.

f. Action : mengarah tindakan untuk mengikutinya.

Berdasarkan konsep di atas, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Tujuan iklan tersendiri menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu :

a. Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon komunikan.

b. Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan kegiatan. c. Kesadaran.

d. Sasaran komunikan.

Menurut penelitian oleh Ester Krisnawati terhadap kalangan remaja dalam menggunakan media sebagai sarana pencarian informasi di Salatiga diperoleh data sebagai berikut :

a. Perangkat internet : 303 responden b. Perangkat televisi : 267 responden c. Perangkat koran : 34 responden d. Perangkat majalah : 14 responden e. Perangkat radio : 60 responden

(13)

0

Grafik 1 Penggunaan Media Massa di Kalangan Remaja

Grafik ini dapat menjadi acuan bahwa remaja lebih sering menggunakan sarana internet dan televisi untuk mencari informasi. Namun, media yang paling cocok untuk mempromosikannya adalah internet, khususnya di jejaring sosial.

Selain di media sosial, tentunya kegiatan ini akan disebarluaskan melalui media cetak. Salah satunya adalah poster. Poster yang dibuat di media cetak dan media elektronik akan berbeda pengemasannya, namun tema konsep poster akan tetap sama.

2.6 Hambatan dan Cara Mengatasinya

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489). Dalam konsteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik). Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45). Efektivitas komunikasi adalah salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Hambatan umum antar pribadi yang terjadi dalam komunikasi meliputi :

a. Hambatan internal, yaitu hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis.

(14)

b. Hambatan eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.

Contohnya saat suara gaduh dari luar lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar ataupun perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.

Berikut ini merupakan hambatan komunikasi menurut Leonard R. S. dan George Strauss dalam Stoner James A. F. dan Charles Wankel :

a. Perbedaan Persepsi

Setiap orang memiliki kemampuan yang tidak sama dalam hal mengartikan sebuah pesan atau ungkapan. Ada orang yang mengartikan bentakan seseorang sebagai sebuah ketegasan. Namun, ada juga orang yang mengartikan bentakan tersebut sebagai sebuah kekejaman dan tindak kekerasan. Perbedaan persepsi inilah yang menjadi alasan mengapa dua pihak terlibat konflik. Kadang, perkataan yang sama bisa diartikan beda bila disampaikan pada orang yang berbeda. Setiap orang bisa mengartikan sebuah garis lurus sebagai tiang bendera, namun orang yang lainnya bisa mengartikan sebuah garis lurus tersebut sebagai tanda seru. Padahal, sama-sama garis lurus.

b. Budaya

Perbedaan budaya juga menjadi salah satu penghambat dalam komunikasi, terlebih bila masing-masing pihak tidak mengerti bahasa yang dipergunakan. Meskipun demikian, hal ini bukanlah masalah besar, tidak sebesar alasan nomor satu karena bisa diakali dengan cara menggunakan bahasa simbol atau saling mempelajari kebudayaan masing-masing.

c. Karakter Dasar

Karakter dasar manusia pada dasarnya ada 4, yaitu koleris, melankolis, plegmatis, dan sanguinis. Keempatnya memiliki karakter yang berseberangan. Koleris adalah karakter kuat yang kadang suka menyinggung perasaan. Melankolis adalah karakter yang lembut dan perasa. Sanguinis adalah karakter yang santai. Plegmatis adalah karakter yang suka mengalah. Perbedaan karakter inilah yang memang kadang-kadang menjadi penghambat komunikasi.

d. Kondisi

(15)

Menurut Dr. Erliana Hasan, Msi. dalam bukunya Komunikasi Pemerintahan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tercapainya komunikasi yang efektif :

a. Perbedaan latar belakang

Setiap orang ingin diperlakukan sebagai pribadi, dan memang setiap orang berbeda, berkaitan dengan perbedaan itu merupakan tanggung jawab komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi pesan yang hendak disampaikan dengan kondisi penerima pesan secara tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai agar respon yang diharapkan dapat dicapai. Makin besar persamaan orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan, makin besar kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif. Perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi antara lain :

1) Perbedaan persepsi

2) Perbedaan pengalaman dan latar belakang 3) Sikap praduga/stereotip

b. Faktor bahasa

Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi antara lain :

1) Perbedaan arti kata

2) Penggunaan istilah atau bahasa tertentu 3) Komunikasi nonverbal

c. Sikap pada waktu berkomunikasi

Hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapat menghambat komunikasi tersebut antara lain :

1) Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar 2) Mengadakan penilaian terhadap pembaca 3) Sibuk mempersiapkan jawaban

4) Bukan pendengar yang baik 5) Pengaruh faktor emosi 6) Kurang percaya diri

7) Gaya/cara bicara dan nada suara d. Faktor lingkungan

Lingkungan dan kondisi tempat kita berkomunikasi juga ikut menentukan proses maupun hasil komunikasi tersebut, hal-hal yang berpengaruh antara lain faktor tempat dan faktor situasi/waktu.

Namun sebelum mengatasi hambatan yang ada dari luar, komunikator perlu mengatasi hambatan internalnya (dari dalam) seperti :

(16)

Rasa takut bisa bermacam-macam. Ketika komunikator tidak merasa yakin dia mampu mendapatkan yang terbaik dalam hal yang dia lakukan, lebih baik tidak melakukannya. Pemikiran seperti ini yang akan menghambat komunikator mencapai target suksesnya karena dirinya sendiri tidak memberi kesempatan untuk sukses.

Untuk mengatasinya, mulailah dengan mengakui ada rasa takut dalam diri komunikator. Selama rasa takut itu ada di dalam alam bawah sadar, rasa takut itu mempunyai kekuatan untuk melumpuhkan. Kenali sumber-sumber keresahan secara sadar, dengan bergitu kekuatannya akan berkurang. Cobalah untuk berbicara dari hati ke hati dengan seorang teman, keluarga, ataupun terapis yang mengetahui bagaimana cara mengatasi hambatan emosionalnya sendiri.

b. Pikiran negatif

Pikiran komunikator yang menyakitkan bisa menghambat komunikator itu sendiri. Sering sekali kita mengirimkan begitu banyak pesan negatif pada diri sendiri. Mulailah amati pikiran-pikiran negatif tersebut dan tulis di buku catatan. Mintalah rekan untuk membahas setiap komentar kritis yang dibuat tentang diri komunikator untuk membantu menjadi lebih sadar terhadap hal tersebut. Lalu analisa pesan-pesan tersebut. Dengan memahami pesan tersebut, lambat laun akan mengubah cara berpikir dan bertindak. Yang terpenting, untuk merubah suatu pendirian diperlukan keberanian dan kegigihan.

c. Rasa kewalahan

Bagilah pekerjaan yang menumpuk menjadi bagian yang kecil. Dengan begitu akan membuat pemikiran menjadi lebih mudah untuk menyelesaikannya.

d. Kebiasaan menunda

Menunda pekerjaan atau tugas adalah hambatan sukses terbesar dalam bidang apa saja. Rasa takut mengerjakan suatu tugas menghabiskan lebih banyak waktu dan energi dibanding yang digunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Mengatur waktu adalah hal yang paling tepat dan cobalah untuk mengerjakannya secara nonstop untuk menyelesaikannya. Gunakan energi untuk membakar hasrat dan keinginan untuk terus bergerak maju memenuhi tujuan kegiatan.

e. Kurang fokus

Selalu ingat pada tujuan awal., ini akan membantu agar tetap fokus dalam pekerjaan apapun. Penting pula mengevaluasi ulang tujuan-tujuan yang telah dibuat secara periodik.

(17)

a. Gunakan umpan balik (feedback). Setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun nonverbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.

b. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahaminya, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi apalagi yang berkaitan dengan organisasi kompleks dalam pengadaan kegiatan.

c. Gunakan komunikasi langsung (face to face). Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga isyarat diluar bahasa yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.

d. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.

Secara umum hambatan yang paling sering menonjol adalah perbedaan persepsi karena latar belakang dan penggunaan kata yang rumit. Ini perlu ditekankan karena kita hidup di Indonesia dengan bergam jumlah budaya yang tersebar luas. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena itulah bahasa kesatuan dan umum dipakai di Indonesia.

2.7 Jadwal Kegiatan

Kegiatan dari seminar film ini akan dilaksanakan tiga hari berturut-turut dimulai di hari Jum’at, di tempat yang sama. Tiga hari ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para komunikator dalam menyampaikan bahasannya tersendiri. Setiap harinya komunikator akan diganti sesuai dengan bidangnya tersendiri mulai dari proses pra-produksi, produksi, dan setelah produksi.

(18)

Hari pertama

Waktu Kegiatan Pengisi Acara

13.30 – 14.00 Open Gate MC

14.00 – 14.15 Pembukaan MC

14.15 – 15.45 Penayangan film

-15.45 – 16.00 Break ishoma

-16.00 – 16.15 Diskusi film sebelumnya Pemateri 1 16.15 – 18.15 Materi Pra-produksi Pemateri 1

18.15 Penutup MC

Hari kedua

12.30 – 13.00 Open Gate MC

13.00 – 14.30 Penayangan film

-14.30 – 14.45 Diskusi film sebelumnya Pemateri 2

14.45 – 17.00 Materi Produksi Pemateri 2

17.00 Penutup MC

Hari ketiga

12.30 – 13.00 Open Gate MC

13.00 – 15.00 Penayangan film

-15.00 – 15.15 Diskusi film sebelumnya Pemateri 3

15.15 – 15.30 Break ishoma

-15.30 – 18.30 Materi pasca produksi Pemateri 3 18.30 – 18.45 Penutup dan penyerahan sertifikat MC

Tabel 1 Jadwal Acara Seminar Film

2.8 Rencana Anggaran Biaya

Pengertian anggaran menurut Munandar (2000:1) yang dimaksud dengan Bussiness Budget atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesautan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Samryn (2001:226) berpendapat bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk anggaran yang dirancang untuk menutupi suatu aktivitas dan dapat digunakan untuk membuat anggaran dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.

Penganggaran merupakan komitmen resmi manajemen yang terkait dengan harapan manajemen tentang pendapatan, biaya dan beragam transaksi keuangan dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

Dengan penyusunan anggaran, usaha-usaha kegiatan akan lebih banyak berhasil apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan yang matang. Heckerts dan Wilson mengatakan bahwa manfaat utama dari business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiatan-kegiatan yang paling profitable yang akan dilakukan.

(19)

a. Perencanaan

Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian. Kebiasaan membuat rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, sales promotion, pengembangan produk, ekspansi, dan lain sebagainya.

Budgeting pun dapat mengefektifkan pemakaian alat fisik. Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul karena kapasitas yang berlebihan.

b. Koordinasi

Membantu dalam mengkoordinasikan faktor manusia dalam kegiatan adalah hal yang paling utama. Karena dari koordinasilah timbul sebuah komunikasi. Bila semua berjalan dengan baik dan lancar, maka koordinasi akan menjadi baik. Setelah koordinasi baik barulah kegiatan akan terlihat dan terasa lebih sempurna.

c. Pengawasan

Budgeting dalam hal pengawasan adalah untuk mengawasi kegiatan dan pengeluaran. Tujuan utama dari perencaan adalah memilih kegiatan yang paling menguntungkan. Kontrol terhadap pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan.

Dari uraian di atas, sangat terlihat jelas bahwa budgeting dalam perencanaan kegiatan sangatlah penting. Untuk itu, di bawah ini akan dipaparkan mengenai perencanaan anggaran biaya dari kegiatan seminar.

No

. Uraian Unit Harga Satuan Total

(20)

1 Cetak proposal 5 2.000 10.000

2 Cetak kartu panitia 10 1.500 15.000

3 Stempel panitia 2 35.000 70.000

4 Transportasi panitia 100.000 100.000

185.000 Konsumsi

1 Makan siang peserta dan panitia(3 hari) 250 @20.000 x 3 15.000.000 2 Snack peserta dan panita (3 hari) 250 @10.000 x 3 7.500.000

22.500.000 Transportasi & Akomodasi Pemateri

1 Transportasi 3 100.000 300.000

2 Honor 3 500.000 1.500.000

1.800.000 Perlengkapan Seminar

1 Ballpoint 200 2.000 400.000

2 Sertifikat 200 5.000 1.000.000

1.400.000 Logistik

1 Sewa ruangan 5.000.000 5.000.000

2 Sewa kursi 200 5.000 1.000.000

6.000.000 Publikasi dan Dokumentasi

1 Cetak poster 50 5.000 250.000

2 Dokumentasi film dan foto 4.000.000 4.000.000

4.250.000

TOTAL KESELURUHAN 36.135.000

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebuah kegiatan pastilah tidak terlepas dari komunikasi. Ini membuktikan bahwa manusia memanglah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari komunikasi. Manusia selalu penasaran untuk mencari tahu arti dari dirinya, lingkungannya, maupun kehidupannya. Dengan rasa penasaran inilah manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saling bertukar pikiran, berdiskusi, ataupun hanya sebatas mengobrol.

Sama halnya dengan seminar film ini, dimana para komunikan yang dihinggapi rasa penasaran akan dunia film yang begitu luas, saling bertukar pikiran lewat forum seminar. Lewat komunikator yang berpengalaman, komunikanpun akan diajak untuk mendiskusikan sebuah permasalahan yang nantinya akan membuahkan sebuah solusi baru dan inovasi baru bagi dunia film di Indonesia maupun di dunia.

3.2 Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2015. Khalayak Sasaran, https://id.wikipedia.org/wiki/Khalayak_sasaran. (Diakses 20 Januari 2016, 10:01 WIB).

2013. Pengertian, Fungsi dan Macam Komunikasi,

http://www.galeripustaka.com/2013/03/pengertian-fungsi-dan-macam-komunikasi.html. (Diakses 20 Januari 2016, 10:46 WIB).

2015. Pengertian Komunikasi, Tujuan, Fungsi, dan Syarat-syaratnya,

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-fungsi-manfaatnya.html.(Diakses 19 Januari 2016, 19:26 WIB).

2015. Strategi Komunikasi, http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html. (Diakses 20 Januari 2016, 12:04 WIB)

Budiarto, Teguh. 2007. Komunikasi Pemasaran,

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_9.pdf. (Diakses 20 Januari 2016, 10:14 WIB).

Dino, Anugerah. 2014. Bentuk-bentuk Komunikasi,

http://www.anugerahdino.com/2014/10/bentuk-bentuk-komunikasi.html. (Diakses 19 Januari 2016, 20:12 WIB).

Krisnawati, Ester. 2015. Penggunaan Media Sebagai Sarana Pencarian Informasi oleh Kalangan Remaja di Salatiga, http://ris.uksw.edu/download/makalah/kode/M01544. (Diakses 20 Januari 2016, 14:12 WIB).

Nurdin, Ali. 2013. Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi Pembangunan Jembatan Selat

Sunda Di Propinsi Banten dan Lampung,

http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/47/41. (Diakses 20 Januari 2016, 12:19 WIB).

Pujiyanto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan,

http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/viewFile/16097/16089. (Diakses 20 Januari 2016, 13:27 WIB).

Purwanto, Hendra. 2014. Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Anggaran Perusahaan,

https://sites.google.com/site/penganggaranperusahaan/pengertian-definisi-manfaat-tujuan-anggaran.(Diakses 23 Januari 2016 15:47 WIB).

Rahmisari, Inka. 2006. Pengelolaan Komunikasi pada PT.(persero) Cabang Belawan,

(23)

Riadi, Muchlisin. 2012. Anggaran Biaya, http://www.kajianpustaka.com/2012/11/anggaran-biaya.html. (Diakses 23 Januari 2016, 15:29 WIB).

Suandy, Erly. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba empat.

Suci, Diah. 2015. Hambatan Komunikasi dan Strategi Mengatasi Hambatan,

(24)

LAMPIRAN POSTER

(25)

Gambar

Grafik 1 Penggunaan Media Massa di Kalangan Remaja
Tabel 1 Jadwal Acara Seminar Film
Tabel 2 Rancangan Anggaran Biaya
Gambar 1 Poster Acara
+2

Referensi

Dokumen terkait

menyampaikan informasi tempat pariwisata, informasi lokasi pariwisata yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh wisatawan, atau masyarakat yang berkunjung di

Kemudian karena semua itu tidak berjalan, mereka yang tua tetap maju terus melalui partai, aku dengan teman-teman masuk untuk merombak yang legal konsstitusionalnya yaitu

日本文化研究と日本文明学とポーランドにおける日 本文学研究 著者 MELANOWICZ MIKOlAJ 雑誌名

Saat ini fenomena komunitas cosplay mulai berkembang dan banyak sekali di gemari oleh anak-anak muda tidak hanya di kota-kota besar, bahkan fenomena tersebut

URL laman penyelenggara, URL media sosial panitia penyelenggara, atau URL berita pada surat kabar yang merilis informasi proses pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan dan/atau

Zee, Howell H, Value Added Tax, In Tax Policy Handbook, Edited By Parthasarathi Shome, Tax Policy Division, Fiscal Affair Deparment, International Monetary Fund, Washington D.C,

Rincian mengenai aplikasi sistem informasi yang diterapkan perusahaan saat ini, dengan melihat keuntungan dan kekuatan yang diperoleh dengan menggunakan aplikasi

Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan