• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENENTUKAN POTENSIAL PADA TITIK PENAMPANG KONDUKTOR BEBRBENTUK BUJUR SANGKAR DENGAN PERSAMAAN LAPLACE DAN SECARA NUMERIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENENTUKAN POTENSIAL PADA TITIK PENAMPANG KONDUKTOR BEBRBENTUK BUJUR SANGKAR DENGAN PERSAMAAN LAPLACE DAN SECARA NUMERIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

66

MENENTUKAN POTENSIAL PADA TITIK PENAMPANG KONDUKTOR

BEBRBENTUK BUJUR SANGKAR

DENGAN PERSAMAAN LAPLACE DAN SECARA NUMERIK

Cekmas Cekdin1, Faisal Damsi2

* Staf Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang

** Staf Dosen Program Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

ABSTRAK

Permasalahan dalam mendapatkan medan potensial pada penampang konduktor berbentuk bujur sangkar dimana dalam literatur yang digunakan banyak metode yang digunakan matematisnya rumit yang menyita waktu yang lama dalam analisinya. Untuk itulah melalui paper penulis memaparkan untuk mendaptkan medan potensial pada titik-titik berbentuk bujur dengan menggunakan metode penyelesaian persamaan Laplace dan secara numerik. Karena dua metode ini masih dikategorikan masih cukup sederhana.

Penyelesaian persamaan Laplace yang dilakukan untuk mendapatkan medan potensial pada penampang konduktor berbentuk bujur sangkar dilakukan secara manual, sedangkan secara numerik adalah adalah dengan bantuan komputer digital yang berbasis bahasa pemrograman MATLAB. Hasil yang didapat dari kedua metode tidak jauh berbeda.

Kata kunci : Potensial listrik, penampang konduktor, persamaan Laplace, numerik.

ABSTRACK

Problems in getting the potential field on the conductor cross-section of a square where in the literature that used a lot of complicated mathematical methods are used that take a long time in analisinya. For that through the paper the author describes for mendaptkan potential field at points in the form of longitude by using the settlement method and the Laplace equation numerically. Because of these two methods is still considered still quite simple.

Completion of the Laplace equation is done to obtain the potential field on the conductor cross-section of a square is done manually, while numerically is is with the help of a digital computer-based MATLAB programming language. The results of both methods are not much different.

Keywords: Electric potential, conductor cross-section, the Laplace equation, numerically.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Potensial listrik merupakan pintu gerbang untuk setiap informasi yang diinginkan tentang medan elektrostatik pada setiap titik. Intensitas medan listrik dapat dicari dari potensial dengan operasi gradien yang mengandung diferensial, dan itensitas medan listrik dapat dipakai mencari kerapatan fluks listrik.

Pada beberapa konduktor atau perbatasan konduktor untuk menentukan potensial setiap titik dalam pemecahannya melalui analisa atau perhitungan dalam paper ini ada dua cara, yaitu dengan penyelesaian persamaan Laplace dan secara numerik. Dan untuk menentukan harga eksak atau pasti adalah dengan eksperimental. Menentukan medan potensial dengan denyelesaian persamaan Laplace yang merupakan menentukan titik potensial yang berubah terhadap lebih dari satu koordinat.

Dalam paper ini diambil adalah koordinat kartesian, walaupun dapat berlaku juga untuk sistem koordinat lainnya. Sedangkan menentukan medan potensial secara numerik adalah metode yang potensialnya diketahui pada perbatasan suatu daerah, terutama persoalan yang potensialnya tidak berubah dalam suatu arah tertentu, yang distribusi potensial berdemensi dua. Metode ini penyelesaiannya adalah dengan bantuan komputer digital.

1.2. Permasalahan

(2)

67

mendapatkan potensial medan listrik secara analisis, akan tetapi permasalahannya dalam metode yang digunakan matematisnya rumit yang menyita waktu yang lama dalam analisinya. Untuk itulah dalam paper ini penulis memaparkan untuk menentukan medan potensial pada titik-titik berbentuk bujur dengan menggunakan metode penyelesaian persamaan Laplace dan secara numerik. Karena metode ini dapat dikategorikan masih cukup sederhana.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan potensial listrik pada titik-titik konduktor berbentuk bujur sangkar secara analisis, yaitu dengan penyelesaian persamaan Laplace dan secara numerik. Manfaatnya adalah untuk memperkenalkan dalam menentukan medan potensial pada titik-titik konduktor selain berbentuk bujur sangkar, yaitu dengan modifikasi bentuk konduktor tersebut, sehinngga akan didapatkan penyelesaiannya.

1.4. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang dilakukan adalah menghitung potensial pada titik-titik bujur sangkar penyelesaian persamaan Laplace dengan manual, dan untuk secara numerik adalah dengan bantuan komputer digital yang berbasis bahasa pemrograman

MATLAB.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menentukan Potensial Pada Penampang Konduktor

Berbentuk Bujur Sangkar Dengan Persamaan Laplace

(Bo Thide, [1] : 2004., Hayt, William H, Jr, [3] : 1982., Ida, Nathan., Bastos, Joao P. A, [4] : 1997)

Bila persamaan Laplace yang berupa potensial dalam koordinat kartesian berubah dalam lebih dari satu arah, akan mengandung lebih dari satu suku. Misalkan potensial V adalah fungsi dari x

dan y, dan mempunyai bentuk khusus yaitu

).

(

)

(

x

Y

y

X

V

Dapat disajikan seperti berikut

0

2 2 2 2

y

V

x

V

(1)

atau

0

)

(

)

(

2 2 2

2

y

XY

x

XY

(2)

atau

0

2 2 2

2

y

Y

X

x

X

Y

(3)

Karena X tidak mengandung y dan Y tidak mengandung x, maka turunan biasa dipakai, menjadi

0

2 2 2

2

dy

Y

d

X

dx

X

d

Y

(4)

atau

0

1

1

2 2 2

2

dy

Y

d

Y

dx

X

d

X

(5)

atau

2 2 2

2

1

1

dy

Y

d

Y

dx

X

d

X

(6)

Bila masing-masing suku harus merupakan tetapan, misalkan tetapan tersebut adalah k2, maka

2 2 2

1

k

dx

X

d

X

(7)

2 2 2

1

k

dy

Y

d

Y

(8)

Persamaan (7) dapat dituliskan sebagai berikut

2 2

2

k

X

dx

X

d

(9)

Penyelesaian Persamaan (9), dengan menganggap X

sebagai deret seperti berikut

0

n

n n

x

a

X

(10)

dan subtitusikan Persamaan (10) ke Persamaan (9) menjadi,

0 2 2 0

2 2

)

1

(

n n

n

n

x

k

a

x

a

n

n

dx

X

d

(3)

68

0

2 3

0 2 2

2

3

1

2

a

k

a

a

k

a

dan umumnya dapat hubungan

n

n

k

a

a

n

n

2

)

(

1

)

2 2

(

Koefisien genapnya dapat dinyatakan dengan a0 sebagai berikut

0 2 2

2

1

a

k

a

0 2 2 2 4

!

4

4

3

a

k

a

k

a

0 2 6

!

6

a

k

a

dan dalam bentuk umum n genap adalah 0

!

a

n

k

a

n

n

Untuk n ganjil didapat

k

a

k

a

k

a

1

3 1 2 3

!

3

3

2

k

a

k

a

1

5 5

!

3

dan dalam bentuk umum n ganjil adalah

k

a

n

k

a

n

n

1

!

Dengan mensubtitusikannya kembali ke dalam deret pangkat semula, maka didapat

n

ganjil n n

genap n

x

n

k

k

a

x

n

k

a

X

 

, 1 1 ,

0 0

!

!

(12)

atau

 

 

ganjil n

genap n

n

x

k

k

a

n

x

k

a

X

, 1 1 ,

0 0

!

!

(13)

deret pertama dari Persamaan (13) dapat ditulis sebagai cosinus hiperbolik seperti berikut

 

(

4

!

)

!

2

)

(

1

cosh

!

4 2

, 0

x

k

x

k

x

k

n

x

k

genap n

dan deret kedua sebagai sinus hiperbolik seperti berikut

 

(

5

!

)

!

3

)

(

sinh

!

5 3

, 0

x

k

x

k

x

k

x

k

n

x

k

ganjil n

Sehingga Persamaan (13) menjadi

x

k

k

a

x

k

a

X

cosh

1

sinh

0

(14)

atau

x

k

B

x

k

A

X

cosh

sinh

(15)

Untuk Y dengan cara yang sama dapat menghasilkan dua deret pangkat yang dapat dinyatakan dengan sinus dan cosinus, dan didapatkan

y

k

D

y

k

C

Y

cos

sin

(16)

Dari hasil tersebut potensialnya dapat ditulis

)

sin

cos

(

)

sinh

cosh

(

A

k

x

B

k

x

C

k

y

D

k

y

Y

X

V

(17)

2.2. Menentukan Potensial Pada Penampang Konduktor

Berbentuk Bujur Sangkar Secara Numerik

(Cekdin, Cekmas, [2] : 2005., Kraus, John D, [5] : 1992., Narayana Rao, Nannapaneni, [6] : 2001)

(4)

69

Gambar 1. Bagian suatu daerah berisi medan potensial dua dimensi

yang dibagi-bagi menjadi beberapa bujur sangkar bersisi h.

Pada Gambar 1 diatas potensialnya tidak berubah terhadap koordinat z dan membagi bagian dari penampangnya, dimana potensialnya ingin diketahui dengan menjadikan bujur sangkar yang bersisi h. Harga yang tak diketahui pada lima titik yang berdekatan ditunjukkan sebagai Vo, V1, V2, V3 dan V4. Jika daerahnya bermuatan bebas dan berisi dielektrik serba sama, maka

0

.

D

(18)

dan

0

.

E

(19)

sehingga untuk dua dimensi kita dapatkan

0

y

E

x

E

x y

(20)

dimana operasi gradien menghasilkan

x

V

E

x

(21)

y

V

E

y

(22)

Persamaan (20) menjadi

0

2 2 2 2

y

V

x

V

(23)

Harga aproksimasi untuk differensial parsial pada Persamaan (23) dapat diperoleh dari potensial yang diketahui, jadi

 Untuk sumbu x

h

V

V

x

V

a

0 1

(24)

dan

h

V

V

x

V

c

3 0

(25)

dari Persamaan (24) dan (25) didapatkan

2 3 0 0 1

0 2 2

h

V

V

V

V

h

x

V

x

V

x

V

a c

(26)  Untuk sumbu y

h

V

V

y

V

b

0 2

(27)

dan

h

V

V

y

V

d

4 0

(28)

dari Persamaan (27) dan (28) didapatkan

2

4 0 0 2

0 2 2

h

V

V

V

V

h

x

V

y

V

y

V

b

d

(29)

sehingga Persamaan (23) didapatkan dari Persamaan (26) dan (29) menjadi

0

)

4

(

2

0 4 3 2 1 2 2 2 2

h

V

V

V

V

V

y

V

x

V

(30) atau

1 2 3 4

0

4

1

V

V

V

V

V

(31)

Persamaan (31) adalah untuk menentukan potensial pada tiap titik sudut bujur sangkar secara iterasi, kondisi ini berhenti bila vsekarangvsebelumnya < ,

dengan adalah epsilon yang harganya ditentukan.

3. MOTODELOGI

(5)

70

Daerah bujur sangkar yang dibatasi oleh konduktor dengan dua dimensi x dan y seperti Gambar 2. Potensial sisi samping kiri, atas, bawah adalah 0, dan potensial sisi kanan adalah 200 V. Jika bujur sangkar tersebut dibagi menjadi 16 bujur sangkar yang kecil. Akan menentukan potensial pada titik-titik bujur sangkar tersebut.

Gambar 2. Penampang konduktor bujur sangkar dengan potensial sisi kanan

adalah 200 V, sisi atas, kiri dan bawah adalah 0 Volt.

Penampang dibagi menjadi 16 bujur sangkar kecil.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan Persamaan Laplace

Potensial tersebut adalah fungsi x dan y dengan persamaan

)

sin

cos

(

)

sinh

cosh

(

A

k

x

B

k

x

C

k

y

D

k

y

V

Persyaratan V = 0 di x = 0 dan y = 0, menghendaki konstanta-konstanta A dan C tersebut berharga nol. Kemudian V = 0 pada y = y1, k = /y1, dengan n bulat. Dengan menggantikan B dan D dengan K, menjadi

1 1

sin

sinh

y

y

n

y

x

n

K

V

Persamaan lebih umum dengan superposisi adalah

n n

y

y

n

y

x

n

K

V

1 1

sin

sinh

Syarat batas menghendaki









n n

y

y

n

y

x

n

K

V

1 1

sin

sinh

,

0 < x < 1

Jadi konstanta-konstanta

b

n

K

n

sinh

(

n

x

1

)

ditentukan sebagai koefisien-koefisien dalam deret Fourier berbentuk

f

(

x

)

V

b dalam daerah 0 < x < 1. Persamaan koefisien Fourier adalah

cos

(

)

1

2

0

cos

cos

2

cos

2

cos

2

sin

2

sin

)

(

2

1 1

0 1

0 1 1

1

1 0

1

1 0

1

1 1 1

1





















n

n

V

y

y

n

n

V

y

x

n

n

V

y

x

n

n

y

y

V

dy

y

y

n

y

V

dy

y

y

n

x

f

y

b

b b

y

b

y

b y b

y

n

Jadi

ganjil

untuk

genap

untuk

/

4

0

n

n

n

V

b

b n

Sehingga

)

(

sinh

4

1

x

n

K

n

V

n

b

didapat

)

(

sinh

4

1

x

n

n

V

K

b

n

Persamaan potensial didapat

   

    

n b

y y n x

n y

x n n

V V

1 1

1 sin ) ( sinh sinh

4

dengan x1 = y1 = 1, menjadi

n b

y n n

x n n

V

V sin( )

) ( sinh

) ( sinh 4

dengan Vb = 200 V, maka

 

n

y n n

x n n

V sin( )

) ( sinh

) ( sinh 1

800

(6)

71

Sehingga potensial pada titik-titik bujur sangkar untuk :

V1 pada x = 0,25 dan y = 0,75 dengan n = 1, 3, 5 adalah

V

adalah

V

adalah

V

adalah

V

adalah

V

adalah

(7)

72

adalah

V

adalah

V

Dari hasil perhitungan diatas dapat dibuat tabel seperti Tabel 1.

Tabel 1. Hasil perhitungan dengan persamaan Laplace

POTENSIAL PADA TITIK-TITIK

PENAMPANG KONDUKTOR BERBENTUK BUJUR SANGKAR

V1 V2 V3 V4 V

5

V6 V7 V8 V9 Dalam Satuan Volt

13

Untuk menentukan potensial pada titik-titik seperti Gambar 2 pertama-tama perkirakan awal dahulu potensial pada titik tengah V5 dengan mengambil rata-rata pada keempat titik sudut sepasang sumbu diagonal. Jadi untuk V3 = V9 = ¼ (100 + 200 + 50 + 0) = 87,5 V dan untuk V1 = V7 = ¼ (0 + 50 + 0 + 0) = 12,5 V. Untuk V2, V4, V6 dan V8 adalah dengan menggunakan Persamaan (7-14) yang memberikan hasil V2 = V8 = ¼ (87,5 + 0 + 12,5 + 50) = 37,5 V, V4 = ¼ (50 + 12,5 + 0 + 12,5) = 18,75 V dan V6 = ¼ (200 + 87,5 + 50 + 87,5) = 106,25 V. Sehingga untuk menentukan potensial sebenarnya setiap titik bujur sangkar selanjutnya dapat dihitung secara iterasi dengan menggunakan Persamaan (31), dan dapat disusun melalui program bahasa MATLAB

seperti pada LAMPIRAN. Dari program tersebut bila di run kan maka hasilnya seperti berikut

Dari hasil diatas harga potensial setiap titik bujur sangkar adalah V1 = V7 = 14,29 V , V2 = V8 = 37,50 V, V3 = V9 = 85,71 V, V4 = 19,64 V, V5 = 50 V, V6 = 105,36 V, pada iterasi ke 15.

(8)

Jurnal Teliska ISSN 2085-0786 Volume 15, Nomor 3, Sept 2014

73

disp(

'!================================================================================

==!'

)

disp(

'!POTENSIALPADATITIK-TITIKPENAMPANGKONDUKTORBERBENTUKBUJURSANGKAR

!'

)

disp(

'!

CE

!'

)

disp(

'!================================================================================

==!'

)

epsilon=0.00001;x=1;%PerkiraanAwalPotensialPadaMasing-MasingTitik:V2=37.5;V3=87.5;V4=18.75;V5=50;V6=106.25;V7=12.5;V8=37.5;V9=87.5;disp(

'!Iterasi!V1!V2!V3!V4!V5!V6!V7!V8!V9

!'

)

disp(

'!ke:!======================================================================

)

==!'

disp(

'!!DalamSatuanVolt

!'

)

disp(

'!================================================================================

==!'

)

format

shortg

iterasi=0;

x>=epsiloniterasi=iterasi+1;V1=1/4*(V2+V4);V2=1/4*(V1+V3+V5);V3=1/4*(200+V2+V6);V4=1/4*(V1+V5+V7);V5=1/4*(V2+V4+V6+V8);V6=1/4*(200+V3+V5+V9);V7=1/4*(V4+V8);V8=1/4*(V5+V7+V9);V=1/4*(200+V6+V8);x=abs(V9-V);V9=V;fprintf(

while

'!%5.0f!%6.2f!%6.2f!%6.2f!%6.2f!%6.2f!%7.2f!%6.2f!%6.2f!%6.2f!\n'

,iterasi,V1,V2,V3,V4,V5,V6,V7,V8,V9)

end

disp(

'!================================================================================

==!'

)

K

M

A

S

C

E

K

D

I

N

D

A

N

F

A

I

S

A

L

D

A

M

S

I

Dari pembahasan dalam paper ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan potensial pada titik-titik penampang konduktor berbentuk bujur sangkar antara persamaan Laplace dan secara numerik hasilnya tidak jauh berbeda. Hanya saja dengan persamaan Laplace untuk satu titik adalah satu kali perhitungan atau tidak pakai iterasi, sedangkan secara numerik untuk mencapai konvergensi pada iterasi ke 15.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Bo Thide., Electromagnetic Field Theory, Upsilon Books, Swedia, 2004

[2]. Cekdin, Cekmas., Teori dan Contoh Soal

Teknik Elektro

Menggunakan Bahasa

Pemrograman MATLAB,

Penerbit ANDI, Yogyakrta, 2005.

[3]. Hayt, William H, Jr., Elektromagnetika

Teknologi, Jilid 1 & 2,

Penerbit Erlangga, 1982.

[4]. Ida, Nathan., Bastos, Joao P. A.,

Electromagnetics and

Calculations of Field, 2n d Edition, Springer, 1997.

[5]. Kraus, John D., Electromagnetics, 4t h Edition, McGraw-Hill, 1992.

[6]. Narayana Rao, Nannapaneni., Elemen-Elemen

Elektromagnetika Teknik, Edisi

Kelima, Jilid 1 & 2, Alih bahasa oleh Pantur Silaban, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2001.

LAMPIRAN

Gambar

Gambar 2. Penampang konduktor bujur sangkar
Tabel 1. Hasil perhitungan dengan persamaan

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Data Mining Dan Analisis Pola Asosiasi Pada Data Alumni Dengan Menggunakan Metode FP- GROWTH Studi Kasus : Universitas Ahmad Dahlan.. Lisna Zahrotun,

Untuk anak yang sudah terpasang jalur intravena atau berusia lebih dari 8 tahun dan belum terpasang jalur intravena, dapat diinduksi dengan dengan propofol

Setelah melihat sistem kerja di lapangan menunjukkan bahwa, untuk mengejar omset perusahaan dan memuaskan konsumen, karyawan sering kerja lembur 3 s.d 4 jam sehari tanpa

Pada penelitian ini dilakukan analisis sinyal menggunakan Discrete Wavelet Transfoerm (DWT) jenis Symlet level 8 dengan filter-filter yang dapat menganalisa sinyal EMG

Oleh karena itu, perlu dilakukan uji coba penelitian mengenai kandungan protein pakan yang tepat untuk Ikan Nila dalam proses pembentukan bioflok, sehingga dapat

Guru dalam pembelajaran dituntut mampu membimbing siswa dalam membentuk pengetahuannya sendiri (konstruktivis). Pembelajaran biologi sebagai bagian dari sains idealnya

dan skunder sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara,observasi dan pemeriksaan penunjang. M mengatakan tidak ada keluhan. Leopold II: bagian kanan

Psikomotor adalah bagian dari jiwa seseorang yang mengacu pada tindakan atau perilaku. Apabila seseorang ingin mengetahui sikap orang lain, sering ditafsirkan melalui aspek