• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitosan - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitosan - Analisis Dan Karakterisasi Hidrogel Dari Kitosan Cangkang Belangkas (Tachypleus Gigas) Sebagai Absorben Logam Merkuri (Hg) Pada Limbah Tambang Emas Rakyat Di Kecamatan Huta Bargot Mandailing Natal"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kitosan

Kitosan adalah poli-(2-amino-2-deoksi-β-(1-4)-D-glukopiranosa) dengan rumus molekul (C6H11NO4)n yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan juga dijumpai secara alamiah di beberapa organisme.

Proses deasetilasi kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi maupun ezimatik. Proses kimiawi menggunakan basa misalnya NaOH, dan dapat menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi yang tinggi, yaitu mencapai 85-93%. Namun proses kimiawi menghasilkan kitosan dengan bobot molekul yang beragam dan deasetilasinya juga sangat acak , sehingga sifat fisik dan kimia kitosan tidak seragam. Selain itu proses kimiawi juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, sulit dikendalikan, dan melibatkan banyak reaksi samping yang dapat menurunkan rendemen. Proses enzimatik dapat menutupi kekurangan proses kimiawi. Pada dasarnya deasetilasi secara enzimatik bersifat selektif dan tidak merusak struktur rantai kitosan, sehingga menghasilkan kitosan dengan karakteristik yang lebih seragam agar dapat memperluas bidang aplikasinya (Sugita, 2009).

(2)

Kitin

NaOH Deasetilasi

Gambar 2.1 Deasetilasi kitin menjadi kitosan

Kitosan akan dipotong-potong oleh kitosan menghasilkan kitosan oligomer kitosan. Oligomer kitosan kemudian dipotong-potong lagi oleh β -D-glukosaminidase menghasikan monomer glukosamin. Oleh karena itu, kitin dan kitosan memiliki struktur yang serupa tetapi disusun oleh monomer gula yang berlainan. Kitin tersusun atas monomer N - asetil glukosamin, sementara kitosan disusun oleh monomer glukosamin. (Sugita, 2009)

2.2 Sifat Kitosan Dalam Menyerap Logam Dalam Limbah

Muzzarelli (1985) melaporkan bahwa kitosan merupakan polimer yang lebih efektif dalam hal kapasitas dan kemampuan adsorpsinya terhadap ion logam (merkuri ) dibandingkan dengan kitin. Hal ini dimungkinkan karena jumlah gugus amina bebas (sebanding dengan besar derajat deasetilasi) dalam kitosan yang tersedia untuk pengkhelatan, lebih banyak dibandingkan pada kitin, sehingga kemampuan (% pengumpulan) khitosan dalam mengikat ion logam pun diperoleh lebih besar daripada kitin.

(3)

gugus amino (-NH2) dan gugus hidroksil (-OH) dari rantai kitosan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkoordinasi dan bereaksi. Atom nitrogen pada gugus amina menyediakan pasangan elektron bebas yang dapat bereaksi dengan kation logam. Gugus amina primer pada kitosan memungkinkan kitosan menjadi mudah mengalami modifikasi kimia dan membentuk garam dengan asam. Pada pH asam, gugus amino terprotonisasi sehingga meningkatkan kelarutan kitosan yang bersifat tidak larut dalam pelarut alkali dan pada pH netral (Bernkop dkk, 2004)

2.3 Pertambangan Emas Rakyat

Usaha pertambangan emas rakyat adalah suatu usaha pertambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencaharian sendiri. Kegiatan pertambangan emas primer secara tradisonal yang dilakukan oleh masyarakat dicirikan oleh teknik axplorasi dan exploitasi yang sederhana dan relatif murah. Untuk pekerjaan penggalian atau penambangan masyarakat menggunakan alat tradisonal yang sederhana seperti, cangkul, linggis, gancok, palu, dan beberapa alat tradisional lainnya.

(4)

2.4 Pengolahan Biji Emas Dengan Proses Amalgamas

Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas yang paling sederhana dan murah. Amalgamasi efektif untuk bijih emas yang berkadar tinnggi yang mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron), juga untuk membentuk emas murni yang bebas.

Amalgamasi adalah proses pengikatan atau penyelaputan logam emas dari bijih emas oleh merkuri/air raksa (Hg) menggunakan yang disebut gelundung (amalgamator) sehingga terbentuk amalgam (Au-Hg). Amalgamator berfungsi sebagai tempat proses amalgamasi dan berperan mereduksi ukuran butir bijih dari yang berbutir kasar (1cm) hingga berbutir halus (80-200 mesh) menggunakan media gerus berupa lempeng/batang besi bekas rel.

Amalgamator diputar menggunakan tenaga penggerak air sungai melalui kincir atau tenaga listrik (dinamo). Selanjutnya dilakukan pencucian dan pendulangan terhadap hasil amalgamasi untuk memisahkan amalgam (perpaduan logam emas perak) dengan (Hg) dari tailing. Amalgam yang diperoleh kemudian diproses melalui pemanggangan untuk memperoleh perpaduan logam emas- perak.

Apabila amalgamnya dipanaskan, akan terurai dengan elemen-elemen air raksa dan emas mentah. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan didalam sebuah tabung yang disebut retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara itu, Au-Ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam. Selanjutnya, dilakukan pemisahan logam emas (Au) dari logam perak (Ag) menggunakan merkuri. Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika. (Indonesianto.Y., Arifin.D.Z., 2010)

Ekstraksi amalgam yang baik adalah sebagai berikut:

1. Lokasi ekstraksi bijih harus terpisah dari lokasi kegiatan penambangan. 2. Dilakukan pada lokasi khusus untuk meminimalkan penyebab pencemar

(5)

3. Dilengkapi dengan kolam pengendap yang berfungsi untuk mengolah seluruh tailing hasil pengolahan sebelum dialirkan ke perairan bebas. 4. Lokasi pengolahan bijih dan kolam pengendap diusahakan tidak berada

pada daerah banjir.

5. Hindari pengolahan dan pembuangan tailing langsung ke sungai. (Prasetyo.,2010)

2.5 Hidrogel Kitosan

Hidrogel merupakan jaringan polimer hidrofilik yang dapat menyerap sejumlah besar air sehingga dapat menyebabkan peningkatan volume secara drastis. Sifat fisikokimia dari hidrogel tidak hanya tergantung dari struktur molekul, struktur gel dan banyaknya ikatan silang, tetapi juga dipengaruhi oleh kandungan dan keadaan air di dalam hidrogel tersebut. (Kumar,2000).

Hidrogel merupakan jaringan tiga dimensi polimer hidropolik yang mampu menyerap dan mempertahankan air atau cairan biologis hingga ribuaan kali berat keringnya. Hidrogel mungkin memiliki kestabilan kimiawiyang pada akhirnya akan terdegradasi dan larut. Untuk menghindari terjadinya pelarutan/terdegradasi dan larut. Untuk menghindari terjadinya pelarutan/ terdegradasi, pengontrolan pengikat silang diperkenalkan dalam hidrogel. (Singh,A., et al.2006)

(6)

2.6 Natrium Tripolifosfat

Salah satu contoh senyawa polifosfat adalah natrium tripolifosfat dengan rumus molekul Na5 P3O10 dan memiliki bobot molekul 368 g mol-1. Natrium tripolifosfat dibuat dengan memanaskan campuran dinatrium fosfat (Na2HPO4) dan natrium fosfat (NaH2PO4) sesuai dengan persamaan reaksi berikut :

2Na2HPO4 + NaH2PO4 Na5 P3O10 + H2O

Natrium Tripolifosfat merupakan senyawa anorganik berbentuk padatan yang digunakan dalam berbagai aplikasi, misalnya bahan pengawet makanan dan daging serta keramik. Dalam bidang kimia, Natrium Tripolifofat digunakan sebagai surfaktan, larutan buffer, bahan pengemulsi (emulsifier), dan hidrolisis lemak. Selain itu Natrium Tripolifofat juga sering digunakan untuk penaut silang pada pembuatan membran kitosan. Membran yang tertaut silang Natrium Tripolifofat lebih fleksibel dan stabilitas kimianya menjadi lebih baik.(Sugita,P. 2009)

2.7 Merkuri (Hg)

Logam merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Merkuri merupakan salah satu unsur logam transisi dengan golongan IIB dan memiliki nomer atom 80, memiliki bobot atom 200,59 adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair. Merkuri merupakan elemen alami oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang ditemukan dialam terdapat dalam gabungan dengan elemen lainnya dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah. Merkuri dan komponen-komponen merkuri banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. (Nicodemus, 2003).

(7)

diginjal dan system saraf, yang suatu saat akan menganggu bila akumulasinya makin banyak. Merkuri dalam bentuk logam tidak begitu berbahaya, karena hanya 15% yang bisa terserap tubuh manusia. Tetapi begitu terpapar kealam, dalam kondisi tertentu merkuri bisa bereaksi dengan metana yang berasal dari dekomposisi senyawa organik membentuk metal merkuri yang bersifat toksis. Dalam bentuk metal merkuri, sebagian besar akan berakumulasi diotak. Karena penyerapannya besar, dalam waktu singkat bisa menyebabkan berbagai gangguan.( Palar, H., 2008)

2.7.1 Sifat Fisik Dan Kimia Merkuri

Merkuri dan komponen-komponen merkuri banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan ilmiah dan industri. Beberapa sifat tersebut adalah sebagai berikut:

a) Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25°C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu -39° C.

b) Banyak logam yang larut dalam merkuri membentuk komponen yang disebut amalgam (alloy).

c) Sifat kimia yang stabil terutama di lingkungan sedimen.

d) Mempunyai sifat yang mengikat protein, sehingga mudah terjadi biokonsentrasi pada tubuh organisme air melalui rantai makanan.

e) Mudah menguap dan mudah mengemisi atau melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang.

f) Pada fase padat bewarna abu-abu dan pada fase cair berwarna putih perak. g) Uap merkuri diatmosfer dapat bertahan selama 3 bulan sampai 3 tahun,

(8)

Menurut Hammond,P.B., and Beliles, R.P.,(1980), Secara umum ada 3 bentuk merkuri yaitu :

1) Merkuri Metal (Hg0)

Merupakan logam berwarna putih, berkilau dan pada suhu kamar berada dalam bentuk cairan. Pada suhu kamar akan menguap dan membentuk uap merkuri yang tidak berwarna dan tidak berbau. Makin tinggi suhu, makin banyak yang menguap. Merkuri metal banyak digunakan untuk pemurnian emas dan digunakan pada termometer.

2) Merkuri anorganik (Hg2+ dan Hg22+)

Senyawa merkuri anorganik terjadi ketika merkuri dikombinasikan dengan elemen lain seperti klorin, sulfur oksigen. Senyawa ini biasa disebut garam-garam merkuri, garam-garam merkuri anorganik termasuk amoniak merkuri klorida dan merkuri iodide digunakan untuk kream pemutih kulit.

3) Merkuri organik

Senyawa merkuri organik terjadi ketika merkuri bertemu dengan karbon atau organometri. Yang paling popular adalah metal merkuri (dikenal monometil merkuri) CH3–Hg–COOH. Merkuri organik sebagai contoh metal merkuri yang secara komersial digunakan sebagai fungsida, desinfektan, dan sebagai pengawet cat.

(9)

2.7.2 Sumber dan Produksi Merkuri

Untuk dapat masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan, merkuri (Hg) dapat masuk dari bermacam jalur dan bermacam-macam sumber, secara global sumber masuknya unsur logam Hg dalam tatanan lingkungan adalah secara alamiah dan non alamiah.

Secara alamiah, Hg dapat masuk kedalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat dari berbagai peristiwa lingkungan. Unsur ini dapat bersumber dari kegiatan-kegiatan gunung api rembesan air tanah yang melewati daerah deposit mekuri. Sumber lain adalah debu-debu dan atau partikel-partikel Hg yang ada dalam lapisan udara yang di bawah turun oleh air hujan.

Melalui jalur non alamiah Hg masuk kedalam tatanan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan manusia. Jalur dari kativitas manusia ini untuk memasukkan Hg kedalam tatanan lingkungan ada bermacam-macam pula. Sebagai contoh adalah buangan sisa industri yang memakai Hg dalam proses produksinya, industri pulp (bubur kayu) dan kertas merupakan sumber terbesar pencemaran merkuri, dari industri pertanian yang menggunakan senyawa merkuri sebagai anti jamur dimana dari areal pertanian ini sebagian merkuri akan terlarut dan sebagian lagi akan meresap ke dalam tanah.

Pada umumnya, merkuri (Hg) diperoleh dari hasil penambangan. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan bahwa setiap batu bara rata-rata mengandung 1 ppm merkuri jumlah ini kelihatan sangat kecil sekali, tetapi penambangan dan pemakaian batubara di dunia sangat besar. Sampai tahun 1970 diperkirakan penggunaan batubara telah mencapai 5 x 109

(10)

2.7.3 Efek Merkuri (Hg) Terhadap Lingkungan dan Manusia

Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas di mana ±3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian,et al.,1970)

Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, di mana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya adalah bentuk merkuri (HgCl2) lebih toksik daripada bentuk merkuri (HgCl). Hal ini disebabkan karena bentuk divalen lebih mudah larut daripada bentuk monovalen. Di samping itu, bentuk HgCl2 juga cepat dan mudah diabsorpsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi (Zul Alfian, 1987)

Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (seperti oksida, klorida, dan nitrat) dan organik (alkil dan aril). Logam merkuri dan uap merkuri termasuk kedalam merkuri anorganik (Palar,H.2008). Adapun mekanisme kerja merkuri dalam tubuh adalah sebagai berikut :

1. Absorbsi

Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru - paru dalam bentuk uap atau debu. Sekitar 80 % uap merkuri yang terinhalasi akan diabsorbsi. Absorbsi merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.

2. Biotransformasi

(11)

tersebut. Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen) dan hati. Merkuri dapat melewati darah-otak dan plasenta. Metil merkuri mempunyai afinitas yang kuat terhadap otak. Sekitar 90% merkuri darah terdapat dalam eritrosit. Metabolisme senyawa alkil merkuri serupa dengan metabolisme merkuri logam atau senyawa anorganiknya. Senyawa fenil dan metoksietil merkuri dimetabolisme dangan lambat.

3. Ekskresi

Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya dieliminasi lebih banyak melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama diekskresi melalui feses sampai 90 %. Waktu paruh biologis merkuri anorganik mendekati 6 minggu.

Tragedi yang dikenal dengan “Minamata Disease” (penyakit Minamata), berdasarkan penelitian ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa industri plastik (Pervaneh, 1979). Gejala keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak terutama pada anak-anak. Namun baru sekitar 25 tahun kemudian sejak gejala penyakit tersebut tampak (ditemukan), pemerintah Jepang menghentikan pembuangan Hg. Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan melakukan rehabilitasi penduduk yang terkena dampak menahun (kronis), negara ini telah membayar sangat mahal jauh melebihi keuntungan yang diperoleh dari hasil pengoperasian perusahaan Chisso Corporation.

Menurut Palar (2008) Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh, adalah sebagai berikut :

a) Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang cukup.

(12)

c) Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa - senyawa merkuri dari satu tipe ke tipe lainnya.

d) Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri dalam tubuh adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang, yang terdapat dalam enzim atau dinding sel.

e) Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya bersifat permanen. Sampai sekarang belum diketahui cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi - fungsi itu. Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang memang sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Manifestasi klinis awal intoksiksi merkuri didapatkan gangguan tidur, perubahan mood (perasaan) yang dikenal sebagai “erethism”, kesemutan mulai dari daerah sekitar mulut hingga jari dan tangan, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan daya ingat. Pada intoksikasi berat penderita menunjukkan gejala klinis tremor, gangguan koordinasi, gangguan keseimbangan, jalan sempoyongan (ataxia) yang menyebabkan orang takut berjalan. Hal ini diakibatkan terjadi dikerusakan pada jaringan otak kecil (serebellum).

2.8 Merkuri di Lingkungan Tanah

(13)

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia (zat beracun) dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah yang ada di bawahnya dan udara yang berada di atasnya (Tejoyuwono, 1996).

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.(Soekarto,1985)

2.8 Merkuri di Lingkungan Perairan

(14)

Logam berat (Hg) yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai maupun lautan akan mengalami paling tidak tiga proses, yaitu :

a. Pengendapan : apabila konsentrasi logam lebih besar daripada daya larut terendah komponen yang terbentuk antara logam dan anion yang ada dalam air seperti carbonat, hydroksil atau clorida, maka logam tersebut akan diendapkan.

b. Adsorpsi (berikatan dengan unsur-unsur lain) dan absopsi (penyerapan) oleh organisme-organisme perairan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui rantai makanan.

Secara alami logam berat (Hg) masuk ke perairan laut berasal dari tiga sumber yaitu :

1. Masuknya dari daerah pantai (Coastal supply) yang berasal dari sungai-sungai dan hasil dari abrasi pantai oleh aktivitas gelombang. 2. Masuknya dari laut (deep sea supply), meliputi logam-logam yang

dibebaskan oleh aktivitas gunung berapi di laut yang dalam dan logam- logam yang dibebaskan dari partikel atau sediment-sedimen oleh proses kimiawi.

3. Masuknya dari lingkungan dekat daratan pantai, termasuk logam yang ditransportasikan ikan dari atmosfer sebagai partikel-partikel debu. Sumber-sumber buatan (man-made) adalah logam-logam yang dibebaskan oleh proses-proses industri logam dan batu-batuan (Supriharyono,2002).

2.9 Spektrofotometri Serapan Atom

(15)

Prinsip dasar spektrofotometri serapan atom adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. (Khopkar.1990)

Cara kerja Spektrofotometri Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya. (Darmono.1995)

Pada analisa merkuri, alat Spektrofotometri Serapan Atom dapat digabungkan dengan metode analisa uap dingin. Hatc and Ott (1986) telah melaporkan cara penentuan logam merkuri dengan menggunakan alat SSA yang digabungkan dengan metode uap dingin dan memperoleh kepekaan hingga mencapai ppb. Pada dasarnya penentuan logam merkuri dengan metode uap dingin ini adalah manfaat penurunan ion Hg2+ oleh timah (II) klorida dan menghasilkan logam raksa yang menguap kemudian uap atom merkuri tersebut akan didorong oleh gas pembawa nitrogen kedalam sel alir untuk dibaca nilai serapan.

Pada tahun 1974 Varian Techtron Australia telah mengkomersilkan alat terbaru yang disebut Cold Vapour Generation Accessories (CVGA) M 65 yang khusus untuk menganalisa logam merkuri dan didapati kesensitifan hingga ke satuan μg/L (ppb). Namun dari ketiganya mendapati tekhnik ini dalam menganalisis logam merkuri dengan penambahan ion Ag+ berkonsentrasi 10 mg/L (ppm) maka dapat mengganggu bacaan nilai serapan raksa hingga 40-50 %.

(16)

2.10 SEM (Scanning Electron Microscope)

SEM (Scanning Electron Microscope) adalah alat yang digunakan untuk mempelajari morfologi permukaan / ukuran butiran. Pengamatan morfologi permukaan dalam 3 dimensi, resolusi tinggi dan analisa kimia. Prinsip kerja SEM (Scanning Electron Microscope) adalah sebagai berikut :

1. Electron Gun ( Sumber Elektron / Penembak elektron)

Penembak elektron terdiri dari filamen Tungsten, digunakan untuk menghasilkan elektron dalam suatu volum tertentu dengan energi yang dapat ditentukan dengan mengatur arus listrik ke filamen sehingga terjadi pelepasan elektron.

2. Demagnetification System (Perangkat Demagnetisasi)

Perangkat Demagnetisasi terdiri dari gabungan lensa–lensa elektromagnetik yang digunakan untuk menfokuskan E-Beam menjadi sangat kecil pada saat mencapai sampel.

3. Scan Unit (Sistem Pelarikan)

Menggunakan prinsip Scanning, dimana elektron diarahkan ke objek. Scan unit dibangkitkan oleh scanning coil, sedangkan hasil interaksi berkas elektron dengan sampel menghasilkan Secondary Electron (SE) dan elektron Backs Scattered (BSc), diterima detektor SE/BSc, di ubah menjadi sinyal, data sinyal diperkuat oleh Video Amplifier kemudian disinkronkan oleh scanning circuit. (Sinuhaji P., Marlianto E., 2012)

2.11 Spektrofotometri Fourier Transform Infrared (FT-IR)

(17)

Frekuensi di dalam spektroskopi inframerah sering kali dinyatakan dalam bentuk bilangan gelombang, dimana rentang bilangan gelombang yang dipergunakan adalah antara 4600 cm-1 sampai dengan 400 cm-1. Energi yang dihasilkan oleh radiasi inframerah menyebabkan vibrasi atau getaran pada molekul. (Silverstein,M.1999)

Spektrofotometri inframerah merupakan alat rutin dalam penemuan gugus fungsi, pengenalan senyawa, dan analisa campuran. Kebanyakan gugus, seperti C-H, O-C-H, C=O, dan C=N menyebabkan pita absorsi inframerah, yang berbeda hanya sedikit dari satu molekul ke molekul yang lain, tergantung pada substituen lain dari molekul tersebut. (Day, R.A., Underwood, A.L. 2002).

Untuk menafsirkan sebuah spektrum inframerah tidak terdapat aturan pasti. Tetapi terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum mencoba menafsirkan spektrum, yaitu :

1. Spektrum haruslah cukup terpisah dan mempunyai kuat puncak yang memadai.

2. Spektrum dibuat dari senyawa yang cukup murni.

3. Spektrofotometri harus dikalibrasi sehingga pita akan teramati pada serapan (panjang gelombang) yang semestinya.

(18)

2.11.1 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometer Serapan Atom

Yang dimaksud dengan gangguan-gangguan (interferensi) pada SSA adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sebenarnya. Gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai berikut:

a. Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala. Sifat-sifat tertentu matriks sampel dapat mengganggu analisis yakni matriks terhadap laju aliran bahan bakar/gas pengoksidasi. Sifat-sifat tersebut adalah : viskositas, tegangan permukaan, berat jenis dan tekanan uap. Gangguan matriks yang lain adalah pengendapan unsur yang dianalisis sehingga jumlah atom yang mencapai nyala menjadi lebih sedikit dari konsentrasi yang seharusnya yang terdapat dalam sampel. b. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah / banyaknya atom

yang terjadi di dalam nyala. Terbentuknya atom - atom netral yang masih dalam keadaan azas di dalam nyala sering terganggu oleh dua peristiwa kimia yaitu:

I. disosiasi senyawa-senyawa yang tidak sempurna yang terjadi jika terbentuk senyawa-senyawa yang sukar diuraikan di dalam nyala api.

II. ionisasi atom-atom di dalam nyala yang terjadi jika suhu yang digunakan untuk atomisasi terlalu tinggi. c. Gangguan oleh absorbansi yang disebabkan bukan oleh absorbansi

atom yang dianalisis yaitu absorbansi oleh molekul-molekul yang tidak terdisosiasi di dalam nyala.

d. Gangguan oleh penyerapan non-atomik.

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Mengenal teks terima kasih tentang sikap kasih sayang dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi degan kosakata bahasa daerah

Pada penelitian ini didapatkan hasil wawancara terstruktur yang menjawab pertanyaan yang merasakan adanya perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi

The International Conference on Information Technology, Computer, and Electrical Engineering (ICITACEE 2014) is now held in Semarang, Indonesia and being organized under the

Berdasarkan hasil uji Kendall Tau untuk mengetahui hubungan peran kelompok teman sebaya dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah didapatkat nilai korelasi

EFEKTIVITAS PESAN IKLAN INDOSAT IM3 SERU ANTI GALAU DI TELEVISI VERSI “LOE GUE END” PADA MASYARAKAT DI SURABAYA (Studi Deskr iptif Kuantitatif tentang

Fungsi kidung-kidung suci di atas sebagai nasihat agar semua para Umat Hindu menurut pada perintah dari ajaran agama yang dipercayai untuk memuja kepada Tuhan Sang Hyang

Fase-fase mitosis pada penelitian yang dilakakukan telah ditemukan fase profase, prometafase, metaphase, anaphase dan telofase pada preparat akar markisa ungu

Bioac vity and gene c screening of ac nobacteria associated with red algae Gelidiella acerosa were conducted to discover new an bacterial compounds against Vibrio alginoly cus.. A