• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Paparan Kebisingan dan Karakteristik Operator SPBU terhadap Tekanan Darah di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Paparan Kebisingan dan Karakteristik Operator SPBU terhadap Tekanan Darah di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana

transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat.

Dinamisnya mobilitas penduduk tidak diimbangi dengan pembangunan

infrasutruktur trasportasi yang memadai. Kapasitas jalan tidak mengalami

peningkatan, sementara jumlah kendaraan terus bertambah tanpa adanya

pembatasan.

Peningkatan pendapatan/kapita membuat masyarakat mampu untuk

membeli kendaraan seperti sepeda motor maupun mobil sebagai sarana

transportasi pribadi. Peningkatan perekonomian daerah juga menyebabkan

kebutuhan akan sarana transportasi lain seperti bus dan truk meningkat.

Akibatnya, semakin hari jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang

menggunakan ruas-ruas jalan semakin bertambah. Hal ini akan semakin

menambah beban lalu lintas dan menimbulkan berbagai permasalahan, sebagai

contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

Kemacetan tidak dapat dihindari terutama titik-titik persimpangan baik di

jalan-jalan protokol maupun di jalan kecil. Kemacetan ini mengakibatkan

kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996, yang dimaksud dengan

(2)

tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia

dan kenyamanan lingkungan.

Masalah kebisingan hampir selalu dijumpai di semua tempat, yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyaman lingkungan atau yang

tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Efek

kebisingan dengan intensitas tinggi terhadap pendengaran berupa ketulian syaraf

telah banyak ditemukan, kebisingan selain memberikan efek terhadap

pendengaran juga dapat menimbulkan efek bukan pada pendengaran dan efek ini

bisa terjadi walaupun intensitas kebisingan tidak terlalu tinggi.

Kebisingan lalu lintas menjadi sumber dominan dari kebisingan

lingkungan di perkotaan. Salah satu sumber kebisingan lalu lintas antara lain

berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga maupun roda empat, dengan

sumber penyebab bising antara lain bunyi klakson saat kendaraan ingin

mendahului atau minta jalan dan saat lampu lalu lintas tidak berfungsi. Gesekan

mekanis antara ban dengan badan jalan pada saat pengereman mendadak dan

kecepatan tinggi; suara knalpot akibat penekanan pedal gas secara berlebihan atau

knalpot imitasi; tabrakan antara sesama kendaraan; frekuensi mobilitas kendaraan

baik dalam jumlah maupun kecepatam (Depkes, 1995).

Data dari Dirlantas Poldasu sampai dengan tahun 2014, jumlah kendaraan

yang ada di Kota Medan telah mencapai 5.531.777 unit. Dan dari jumlah tersebut,

sepeda motor mendominasi sebanyak 86,29 persen, mobil penumpangan 7,91

(3)

Sumber kebisingan yang terkait dengan transportasi berasal dari mobil

penumpang, sepeda motor, bus dan kendaraan berat. Tiap-tiap kendaraan

menghasilkan kebisingan, namun sumber dan besarnya dari kebisingan sangat

bervariasi tergantung jenis kendaran. Oleh karena itu kebisingan akibat lalu lintas

adalah salah satu bunyi yang tidak dapat dihindari dari kehidupan modern dan

juga salah satu bunyi yang tidak dikehendaki.

Kebisingan merupakan salah satu penyebab dari “penyakit lingkungan”

yang penting dan termasuk golongan pencemar udara (Slamet, 2009). Bagi

kesehatan manusia, kebisingan dapat menimbulkan gangguan pada sistem

pendengaran dan pencernaan, stres, sakit kepala, peningkatan tekanan darah serta

dapat menurunkan prestasi kerja (Suma’mur, 2009).

Bising yang cukup keras, dengan intensitas 70 dB dapat menyebabkan

kegelisahan (nervousness), kurang enak badan, kejenuhan mendengar, sakit

lambung dan masalah peredaran darah. Begitu juga diatas 85 dB dapat

menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada

umumnya dan bila berlangsung lama akan menyebabkan kehilangan pendengaran

sementara atau permanen dan masalah penyakit jantung serta tekanan darah tinggi

(Suma’mur, 2009).

Hubungan antara kebisingan dengan kemungkinan timbulnya gangguan

terhadap kesehatan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu intensitas

kebisingan, frekuensi kebisingan dan lamanya seseorang berada di tempat atau di

dekat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari ataupun seumur hidupnya (Rosidah,

(4)

juga dapat menimbulkan gangguan terhadap mental emosional serta sistem

jantung dan peredaran darah. Gangguan mental emosional yaitu berupa

terganggunya kenyamanan kerja, mudah tersinggung, mudah marah. Melalui

mekanisme hormonal yaitu dihasilkan adrenalin, sehingga dapat meningkatkan

frekuensi detak jantung dan peningkatan tekanan darah. Hal tersebut termasuk

gangguan kardiovaskuler (Sasongko, 2000).

Kebisingan juga berpengaruh terhadap indra pendengaran pada intensitas

yang tinggi, selain itu dapat berpengaruh secara fisiologis yaitu terganggunya

kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung, risiko

serangan jantung dan gangguan pencernaan (Tarwaka, 2004). Seseorang

dikatakan tekanan darah normal bila tekanan darah sistolik <140 mmHg dan

tekanan darah diastolic <90 mmHg (WHO, 2001). Sedangkan menurut

Depertemen Kesehatan tekanan darah normal yaitu ≤ 140 mmHg tekanann darah

sistolik dan ≤90 mmHg tekanan darah diastolik (Depkes, 2006).

Hasil penelitian yang telah dilakukan Simanjuntak (2012) bahwa ada

hubungan tingkat kebisingan perusahaan percetakan dengan tekanan darah sistolik

dan diastolik pada penduduk yang tinggal di daerah Lingkungan I Pengilar X

Kelurahan Amplas Kecamatan Medan Amplas. Kebisingan dapat berhubungan

dengan terjadinya penyakit hipertensi. Hal ini didukung dengan suatu studi

epidemiologis di Amerika Serikat. Peneliti tersebut mengaitkan masyarakat,

kebisingan, serta resiko terjangkitnya penyakit hipertensi. Hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa masyarakat yang terpapar kebisingan, cenderung memiliki

(5)

Stres yang cukup lama, akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh

darah, sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke

seluruh tubuh. Dalam waktu lama, tekanan darah akan naik, dan inilah yang

disebut hipertensi (Haryoto, 2005).

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang

Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85

dB selama 8 jam kerja dalam sehari. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Boedhi

Raharjani, pada pekerja PT. Kereta Api Indonesia didapatkan hasil yaitu tekanan

darah sebelum kerja rata-rata dalam batas normal, namun sesudah kerja dicatat

adanya kenaikan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Keadaan ini diduga kuat

bukan disebabkan oleh beban kerja masinis (ringan), tetapi lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor tingginya tingkat kebisingan di dalam kabin kerja masinis

(Rosidah, 2003).

Suryani (2008) melaporkan kebisingan berkisar 77-88 dB dapat

meningkatkan tekanan darah masyarakat yang tinggal di sekitar terminal

Umbulharjo. Menurut Robert Koch Institusi di Jerman (Suryani, 2008)

menemukan bahwa orang yang tinggal di lingkungan dengan rata-rata tingkat

kebisingan sebesar 55 dB atau lebih, memiliki resiko dua kali lebih besar untuk

dirawat karena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan mereka yang tinggal di

lingkungan dengan rata-rata tingkat kebisingan 50 dB.

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu umur, faktor jenis

kelamin, faktor suku dan faktor status sosioekonomi. Faktor lingkungan (polusi

(6)

nutrisi, faktor alkohol (minuman keras), faktor kegiatan fisik, faktor denyut

jantung, faktor psikososial merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi (WHO,

2001).

Kota Medan merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa, penduduk yang

padat sekitar 2,6 juta jiwa dan tampak pada siang hari mobilitas penduduk

bergerak cepat. Transportasi merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan lain seperti kegiatan ekonomi, sosial, pendidikan dan

lain-lain. Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota

Medan yang memiliki arus lalu lintas yang tinggi. Pengguna jalan di daerah ini

terdiri dari bermacam-macam alat angkutan seperti mobil, sepeda motor dan

becak yang selalu dijumpai di setiap jalan protokol, angkutan umum atau bus

tujuan luar kota yang akan kita jumpai di Jl. Pinang baris, truk berasal maupun

tujuan Belawan yang melintasi di Jalan Ringroad. Kemacetan menjadi hal yang

tidak bisa dihindari setiap harinya. Dampak dari kemacetan ini adalah polusi, baik

polusi udara maupun polusi suara yaitu kebisingan.

Salah satu pekerjaan yang terpapar dengan kebisingan setiap hari yaitu

operator SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum). Semua lokasi

SPBU di Kecamatan Medan Sunggal berada di pinggir jalan raya merupakan

daerah yang rawan terhadap kebisingan dan kebiasaan pengendara yang hendak

mengisi bahan bakar di SPBU tidak mematikan mesin kendaraannya sehingga

kebisingan bertambah didaerah tersebut. Berdasarkan survei pendahuluan yang

telah dilakukan bahwa intensitas kebisingan di semua SPBU Kecamatan Medan

(7)

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 membedakan

tingkat kebisingan berdasarkan zona kawasan dan peruntukannya. SPBU termasuk

dalam kawasan perdagangan dan jasa yang memiliki baku mutu kebisingan 70 dB.

Dari hasil survei maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan di area SPBU telah

melewati baku mutu kebisingan. Berdasarkan penjelasan diatas perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai hubungan paparan kebisingan dan karakteristik

operator SPBU dengan tekanan darah di Kecamatan Medan Sunggal.

1.2 Perumusan Masalah

Lokasi SPBU yang berada di pinggir jalan raya merupakan daerah yang

rawan terhadap kebisingan, serta adanya karakteristik operator seperti usia, jenis

kelamin, lama paparan kebisingan per hari, masa kerja, kebiasaan minum kopi dan

kebiasaan merokok yang dapat berpengaruh terhadap tekanan darah pada operator

SPBU tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengetahui

hubungan paparan kebisingan dan karakteristik operator SPBU dengan tekanan

darah di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan paparan kebisingan dan karakteristik

operator SPBU terhadap tekanan darah di Kecamatan Medan Sunggal Tahun

(8)

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui intensitas kebisingan di SPBU Kecamatan Medan Sunggal

tahun 2015.

2 Untuk mengetahui tekanan darah pada operator SPBU di Kecamatan Medan

Sunggal tahun 2015.

3 Untuk mengetahui hubungan karakteristik operator SPBU (usia, jenis

kelamin, lama paparan kebisingan per hari, masa kerja, kebiasaan minum

kopi dan kebiasaan merokok) terhadap tekanan darah di Kecamatan Medan

Sunggal tahun 2015.

4 Untuk mengetahui paparan kebisingan terhadap tekanan darah operator SPBU

di Kecamatan Medan Sunggal tahun 2015.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

a. Mampu melakukan suatu pengukuran untuk mengetahui intensitas

kebisingan dengan menggunakan sound level meter dan pengukuran

tekanan darah.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengetahuan hubungan

paparan kebisingan dan karakteristik operator SPBU terhadap tekanan

darah.

c. Dapat digunakan sebagai tambahan pengalaman yang tak ternilai

(9)

2. Bagi Pertamina/ Pengelola SPBU

a. Dapat digunakan sebagai masukan tentang tingkat kebisingan yang ada di

lingkungan kerja.

b. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan informasi yang

bermanfaat dalam melaksanakan tindakan koreksi agar didapat

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

Perangkat pembimbing atau saluran transmisi dapat berbentuk garis koaksial atau pipa berlubang (waveguide) dan digunakan untuk mengangkut gelombang

Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya

Refusals need to be performed in such a way; moreover, if they have to be performed by students, who have a lower power, to their teachers, who have a greater

Pada hari kelima, 05 November 2012, perubahan drastis yang membaik di alami penderita yang mengkonsumsi jenang mangga, kondisi fisiknya sudah baik, tidak terlalu cepat lelah,

SUPRASTRUKTUR DAN MAKROSTRUKTUR WACANA DAKWAH DALAM MEDIA SOSIAL I NSTAGRAM: TI NJAUAN PADA AKUN INSTAGRAM RIA YUNITA ( @r iar icis1795). Siti Hannah Sekar w

a. PSD dan Konsumen wajib memberikan akses masuk bagi petugas PD yang akan mengadakan pemeriksaan aset milik PD. PSD atau Konsumen dapat memasuki instalasi milik

“Strategi Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Mengembangankan Usahanya (Study Pada Industri Tenun Ikat di Parengan Kecamatan Maduran-Lamongan)”7. Dalam kesempatan