• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Faktor -Faktor yang Penpengaruhi Permintaan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh Perusahaan Perkebunan Sawit di Kabupaten Aceh Tamiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Faktor -Faktor yang Penpengaruhi Permintaan Kompos dari Tandan Kosong Kelapa Sawit oleh Perusahaan Perkebunan Sawit di Kabupaten Aceh Tamiang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa. Bentuknya dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk

mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah

(Sudirja, 2007).

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik. Pupuk tersebut adalah

hasil dekomposisi parsial, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan

organik oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang

hangat, lembab, dan aerobik. Manfaat dari kompos dapat ditinjau dari berbagai

aspek, terdiri dari :

1. Aspek ekonomi, yaitu :

• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

• Mengurangi volume/ukuran limbah

• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

2. Aspek lingkungan, yaitu :

• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

3. Aspek bagi tanah dan tanaman, yaitu :

• Meningkatkan kesuburan tanah

• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

• Meningkatkan kapasitas serap air tanah

(2)

• Meningkatkan kualitas hasil panen

• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

• Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

(Darnoko et al, 2006).

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah

padat yang dihasilkan dalam industri minyak sawit. Jumlah TKKS ini cukup besar

karena hampir sama dengan jumlah produksi minyak sawit mentah. Limbah

tersebut belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Komponen terbesar dari

TKKS adalah selulosa (40-60 %), disamping komponen lain yang jumlahnya

lebih kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30 %). Salah satu

alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk organik

dengan melakukan pengomposan (Fauzi et al, 2012).

Tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk

organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan

tanaman. Tandan kosong kelapa sawit mencapai 23 % dari jumlah pemanfaatan

limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberi

manfaat lain dari sisi ekonomi. Keunggulan kompos TKKS meliputi kandungan

kalium yang tinggi, tanpa penambahan strater dan bahan Kimia, memperkaya

unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi. Selain itu kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang

menguntungkan antara lain:

(3)

2. Membantu kelarutan unsur – unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan

tanaman.

3. Bersifat homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama penyakit

tanaman.

4. Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam

tanah

5. Dapat di aplikasikan dalam sembarang musim

Kompos tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan untuk subtitusi

pupuk anorganik yang langka dan harganya mahal dipasaran. Tingginya harga dan

kelangkaan pupuk anorganik membuat perusahaan perkebunan kelapa sawit

mengurangi aplikasi pemupukan dan penggunaan pupuk kimia / anorganik dalam

jangka panjang telah mengurangi kadar organik dalam tanah sehingga

menyebabkan tanah menjadi berkurang kesuburannya. Perlu dilakukan perbaikan

lahan dengan menggunakan kompos janjang kelapa sawit sebagai substitusi pupuk

anorganik (pupuk kimia) yang dapat meningkatkan bahan organik dalam tanah

serta ramah lingkungan (Wardani, 2012).

Aplikasi 21/kg sampai dengan 60/ kg kompos janjang kelapa sawit dapat

meningkatkan hasil sawit berturut-turut hingga 24% dan 45% terhadap perlakuan

tanpa pupuk organik, sedangkan aplikasi pupuk kandang hanya dapat

meningkatkan hasil sebesar 7% terhadap perlakuan tiada pupuk organik

(Darnoko, 2006).

Biaya pemupukan dengan substitusi kompos TKKS dihitung sejak

investasi pabrik dan biaya operasional menghasilkan kompos serta biaya – biaya

(4)

tergantikan, biaya handling cost serta biaya tenaga kerja pemupukan.

Pengumpulan data sekunder meliputi produksi pupuk organik dan anorganik,

aspek bahan baku, biaya tetap dan biaya tidak tetap untuk memproduksi bahan

baku, biaya tetap dan biaya tidak tetap untuk memproduksi pupuk organik, biaya

mesin – mesin serta peralatan dan lain – lain. Bahwa skala produksi harus di

hitung berdasarkan kebutuhan penggunaan substitusi pupuk anorganik, maka

lebih dulu harus diketahui volume kebutuhannya (Setyorini, 2005).

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Permintaan

Permintaan konsumen didefinisikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu

dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat

harga, ceteris paribus. Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan

hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu,

ceteris paribus. Harga dan kuantitas berbanding terbalik, oleh karena itu kurva

permintaan berslope negatif. Hubungan terbalik ini kadang-kadang disebut hukum

permintaan (Sukirno, 2003).

Hukum permintaan menyatakan makin rendah harga suatu barang maka

makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi

harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para

pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap

barang yang mengalami kenaikan harga. Suatu barang dinamakan barang

pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain

(5)

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah

permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga

dapat dibuat grafik permintaan. Hubungan permintaan digambarkan pada

Gambar 1. Kuantitas adalah fungsi harga, tetapi harga secara konvensional

diletakkan pada sumbu vertikal dan kuantitas pada sumbu horisontal dari diagram

fungsi permintaan (dan penawaran).

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang

ditentukan oleh banyak faktor. Faktor - faktor tersebut antara lain :

1. Harga barang itu sendiri.

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata – rata masyarakat.

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

5. Cita rasa masyarakat.

6. Jumlah penduduk.

7. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang.

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan

D (demand= permintaan) Harga

(Rp)

Kuantitas/Waktu

(6)

selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang

(Sukirno, 2003).

Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalam hubungan

matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan fungsi

permintaan, maka kita dapat mengetahui hubungan antara variabel tidak bebas

(dependent variable) dan variabel-variabel bebas (independent variables).

Penjelasan dapat ditulis dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan

hubungan antara tingkat permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan.

Dx = f(Px, Py, I)

Dimana :

Dx = Jumlah barang X yang diminta

Px = Harga barang X

Py = Harga barang Y

I = Pendapatan

(Rahardja dan Manurung, 2004).

2.1.2 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit yang

dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhi (ceteris

paribus). Setidaknya ada tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan

terhadap suatu barang, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan

pendapatan. Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut

(7)

dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila

dikaitan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

(Rahardja dan Manurung, 2004).

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh peneliti yang pernah penulis baca

diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Roni Eka Putra (2007), berjudul analisis

faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan pupuk urea dan SP-36 di

Indonesia dengan menggunakan metode analisis regresi berganda, menyimpulkan

bahwa hasil analisis diketahui faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap

permintaan pupuk Urea yaitu; harga pupuk Urea, harga pupuk SP-36, harga

gabah, dan jumlah produksi padi dimana variabel-variabel ini mempunyai nilai

P-value yang lebih kecil dari taraf nyata 10 persen. Variabel luas lahan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap permintaan pupuk Urea. Dan pada model

permintaan SP-36 dipengaruhi oleh tingkat harga pupuk Urea, harga pupuk SP-36,

harga gabah, dan jumlah produksi padi, sedangkan variabel luas lahan tidak

berpengaruh nyata pada selang kepercayaan yang digunakan.

Ishartanto (1996) dalam tesisnya yang berjudul analisis kelayakan

pendirian industri kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk

mensubstitusi penggunaan pupuk anorganik pada PT. Pecconina Baru di Sumatera

Selatan.Hasilnya: Pupuk organik mampu mensubsitusikan pupuk anorganik.

Eko Noviandi Ginting, dkk (2011) dalam jurnalnya yang berjudul

(8)

sawit di Ultisol. substitusi pupuk MoP dengan tandan kosong kelapa sawit

bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap sifat kimia tanah, kandungan

hara daun, indeks luas daun dan produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa

aplikasi tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap sifat kimia tanah.

Aplikasi TKKS setara 25% dosis pupuk MoP standar kebun atau dapat

mensubstitusi pupuk MoP hingga 25% hingga peningkatan produksi

mencapai 11,7%.

2.3. Kerangka Pemikiran

Permintaan kompos dari tandan kosong kelapa sawit adalah jumlah

kompos tandan kosong kelapa sawit yang diminta oleh perusahaan dan terjadi

transaksi pada berbagai tingkatan harga selama periode waktu tertentu. Kompos

janjang kelapa sawit akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan

menjadi lebih gembur, tanah miskin akan menjadi subur, tanah masam akan

menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos janjang kelapa sawit tumbuh

lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.

Permintaan kompos tandan kosong kelapa sawit dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain harga pupuk anorganik, harga kompos tandan kosong

kelapa sawit itu sendiri, produksi TBS, harga TBS dan luas lahan aplikasi

pemupukan. Permintaan kompos janjang kelapa sawit diharapkan semakin

meningkat seiring dengan maraknya pertanian organik karena harga pupuk

anorganik semakin mahal dan langka.

Semakin tinggi harga pupuk anorganik, diharapkan perusahaan

perkebunan sawit beralih menggunakan pupuk kompos TKKS sehingga dapat

(9)

kosong kelapa sawit yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan permintaan

kompos TKKS, dan pada akhirnya dapat menekan biaya produksi perkebunan

kelapa sawit dalam jangka panjang.

Produksi TBS yang tinggi akan menghasilkan limbah padat berupa TKKS

yang semakin besar, sehingga diharapkan dapat memenuhi ketersediaan TKKS

sebagai bahan baku untuk pembuatan kompos TKKS dalam rangka memenuhi

permintaan kompos TKKS. Dan semakin luasnya lahan aplikasi, permintaan

pupuk kompos TKKS akan semakin meningkat.

Dari pembahasan tersebut penulis ingin mengetahui seberapa besar

jumlah permintaan kompos dari tandan kosong kelapa sawit, dan pengaruh harga

kompos tandan kosong kelapa sawit, harga pupuk anorganik, jumlah produksi

TBS, Harga TBS dan luas lahan terhadap jumlah permintaan kompos janjang

kelapa sawit oleh perusahaan perkebunan di daerah penelitian Kabupaten Aceh

Tamiang. Secara skematis kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada

(10)

Keterangan : Menyatakan pengaruh

Gambar 2. Skema kerangka konsep penelitian

X2 : Harga pupuk

anorganik X1 : Harga kompos

tandan kosong kelapa sawit

X3 : Jumlah produksi

TBS

Jumlah permintaan kompos tandan kosong

kelapa sawit oleh perusahaan sawit

X5 : Luas lahan

(11)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori – teori yang ada maka diperoleh hipotesis sebagai

berikut:

1. Ada pengaruh harga kompos dari tandan kosong kelapa sawit, harga pupuk

anorganik, jumlah produksi TBS, harga TBS dan luas lahan terhadap jumlah

Gambar

Gambar. 1. Kurva Permintaan
Gambar 2. Skema kerangka konsep penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Pengadilan Agama memeriksa perkara maka ia harus mengadili atau memberikan putusan. Dimana putusan merupakan keputusan pengadilan atas perkara gugatan berdasarkan adanya

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah proses memperoleh ilmu bagi individu dengan cara melafazkan bacaan dan menulis

Pengembangan bahan ajar pada materi dongeng yang diperuntukkan kelas III telah di validasi oleh ahli dan pengguna dengan hasil bahwa bahan ajar yang dikembangkan

[r]

Dari pasal tersebut memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang diatur dalam Undang-Undang, Termasuk dalam

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentang posisi strategis Indonesia sebagai poros

Dalam hal ini semangat para khātimāt dalam mencari segala sesuatu yang bertumpukan pada ilmu atau berupa kekuatan motivasi dalam intelektualnya sangat dipengaruhi

Reflektif jurnal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik berusaha untuk mengembangkan sikap jujur pada dirinya dengan menyampaikan apa yang dirasakan oleh peserta