• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Terintegrasi Langkah Teori Polya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga Semester II Tahun Pelaj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning Terintegrasi Langkah Teori Polya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga Semester II Tahun Pelaj"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

20

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan desain penelitian Model Kemmis. Desain ini menggunakan 4 komponen yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan 3) pengamatan 4) refleksi. Digunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi dilapangan yaitu kemampuan pemecahan masalah yang berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian direfleksi dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang, kemudian dilakukan suatu tindakan untuk mengupayakan peningkatan pada hasil belajar Matematika siswa.

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga. Alasan pemilihan lokasi adalah karena kondisi latar belakang intelegensi yang heterogen dan adanya permasalahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga sejumlah 39 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru dan data kuantitatif diperoleh dari nilai hasil tes akhir tindakan.

3.2.2 Karakteristik Subjek Penleitian

(2)

wali murid yang sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan siswa siswi di 5 SDN Sidorejo Lor 05 dari keluarga yang cukup.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas atau variabel independent (X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain Slameto (2015:198). Dalam penelitian ini variabel X adalah model

Problem Based Learning (PBL) terintegrasi langkah teori polya, sedangkan variabel terikat atau dependent variable (y) adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas Slameto (2015:198-199). Dalam penelitian ini variabel Y adalah hasil belajar Matematika.

3.4 Prosedur Kerja dalam Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kegagalan atau kelemahan-kelemahan pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang pertama

Penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil apabila tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) mampu membuat siswa menyelesaikan soal dengan menggunakan 4 langkah pembelajaran polya yaitu 1) memahami masalah 2) merencanakan penyelesaian 3) melaksanakan rencana 4) mengecek kembali. Setelah siswa mengikuti pembelajaran, hasil yang didapat siswa meningkat.

3.4.1 Siklus I

(3)

penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga terdiri dari 2 pertemuan tatap muka dan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Tahap perencaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05

Salatiga untuk menyusun rencana tindakan.

b. Menentukan KD dan Indikator pembelajaran yang akan diajarkan. c. Menentukan waktu penelitian.

d. Menyusun skenario pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan.

e. Menyusun RPP untuk siklus I sesuai dengan KD dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.

f. Menyusun lembar observasi pembelajaran Problem Based Learning untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Pelaksanaan Siklus I memiliki alokasi waktu 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa

4. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

(4)

b. Kegiatan inti (85 menit)

1. Siswa mendengar penjelasan materi dari guru

2. Siswa mendengar penjelasan dari guru tentang materi 3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen

4. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas. 5. Siswa mengumpulkan data atau informasi yang ada dalam

permasalahan

6. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan membuat rencana penyelesaian untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.

7. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.

8. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari rencana yang telah dibuat oleh siswa.

9. Siswa dengan bimbingan guru mengembangkan dan menyajikan hasil yang telah mereka dapat

10. Siswa dan guru melakukan refleksi

11. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 12. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

13. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.

3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.

(5)

Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang muncul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.

4. Refleksi

Setelah dilakukan observasi terhadap aktivitas pengajar dan siswa maka peneliti dapat mengumpulkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada Siklus I. Kekurangan yang terjadi akan diperbaiki pada siklus II.

3.4.2 Siklus II

14. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II, menyusun lembar kerja siswa dan menggandakan instrumen meliputi : Lembar observasi dan soal tes.

1. Tindakan

Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang didasarkan pada refleksi siklus I merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa

(6)

5. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)

1. Guru menyampaikan materi

2. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang dibahas 3. Masing-masing siswa mencoba menyelesaikan permasalahan

yang telah diajukan oleh guru.

4. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.

5. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.

6. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 7. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

8. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.

3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Observasi

(7)

adalah agar dapat mengetahui kesesuaian pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat. Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan saat pembelajaran dengan model Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya

2. Tes

Pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui hasil belajar siswa berupa nilai pelajaran Matematika.

3. Metode dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, rapot, buku tugas, jawaban siswa, dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini data-data yang diperoleh berupa nama-nama siswa kelas 5, jumlah siswa kelas 5, nilai rata-rata mata pelajaran Matematika kelas 5, nilai prasiklus, dan foto pembelajaran.

3.5.2 Instrumen penelitian 3.5.2.1 Lembar Observasi

(8)

Tabel 5

Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learningterintegrasi langkah teori polya terhadap Guru

Aspek yang pembelajaran untuk memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan masalah

1

Organisasi belajar

Kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah

1

Kemampuan dalam membimbing siswa agar mengembangkan pengetahuannya

1

Penyelidikan

Kemampuan membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat agar dapat mencari solusi pemecahan masalah

1

Kemampuan mendorong siswa untuk merencanakan cara penyelesaian yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan

1

Mengembangkan dan Menyajikan

Hasil

Kemampuan membimbing siswa dalam mengolah data dan informasi sesuai rencana

1

Kemampuan membimbing siswa menyiapkan hasil yang didapat

1

Kemampuan membimbing siswa dalam memeriksa kembali proses peyelesaian sampai hasil jawaban

1

Kemampuan membimbing siswa dalam menarik kesimpulan

1

Kemampuan memberi penguatan kepada siswa

1

(9)

Berdasarkan Tabel 5, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat di amati menggunakan lembar observasi yang telah ditentukan. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada masing-masing indikator setiap langkah pembelajaran dapat terlaksana. Setiap pertanyaan akan

memperoleh jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai penerapan pembelajaran

dengan model problem based learning yang guru laksanakan.

Tabel 6

Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learningterintegrasi langkah teori polya terhadap Siswa

Aspek yang Diamati

Indikator Jumlah

Butir Memahami

masalah Kemampuan siswa menemukan data dan informasi yang ada pada masalah 1

Merencanakan Penyelesaian

Kemampuan siswa dalam menganalisis petunjuk-petunjuk yang ada dalam masalah untuk mencari solusi penyelesaian

1

Kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki beserta petunjuk-petunjuk untuk pemecahan masalah

1

Melaksanaka rencana

Kemampuan siswa dalam mengolah data dan

informasi 1

Mengecek kembali

Kemampuan siswa memberikan tanggapan

atas hasil pekerjaannya 1

Kemampuan siswa dalam memecahkan permasalah yang ada dengan rencana yang telah dibuat

1

Jumlah 6

(10)

atau "Tidak" sesuai dengan penerapan langkah pemecahan masalah menggunakan teori polya yang siswa laksanakan.

3.5.2.2 Soal Tes

Soal tes adalah kumpulan pertanyaan atau tugas/seperangkat tugas yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tabel 7

Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I

No KD Indikator

(11)

Tabel 8

Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II

No KD Indikator

5.1 Disajikan data diagram

3.6 Validitas dan Instrumen 3.6.1 Validitas

(12)

tinggi atau valid, jika skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif yang signifikan antara skor tes dengan skor totalnya (Wardani, 2012:342).

Pengujian validitas soal dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga pada kelas 6. Alasan mengapa uji validitas soal dilakukan kelas 6 adalah karena kelas 6 telah mendapatkan pengetahuan tentang materi penyajian data. Kemudian data berupa nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Sehingga dapat terlihat soal valid dan soal tidak valid. Soal yang valid kemudian akan digunakan untuk evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II ditunjukan pada Tabel 8 dan 10 di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus I

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

SOAL1 16.39 20.930 -.017 .756

SOAL2 16.47 16.313 .474 .632

SOAL3 16.39 16.644 .495 .629

SOAL4 16.42 16.764 .425 .646

SOAL5 16.36 16.637 .417 .649

SOAL6 16.22 16.063 .512 .622

SOAL7 16.42 15.907 .531 .617

(13)

Tabel 10

Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus I

No Indikator No Item Hasil Uji Validitas

Valid Tidak valid

1. Diberikan tabel, siswa

mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data

1,2 2 1

2. Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram

3,4 3,4 -

3. Disajikan diagram batang, siswa menganalisis unsur yang tersirat dari diagram

5 5 -

4. Disajikan tabel dan ilustrasi, siswa dapat menganalisis unsur-unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.

6,7 6,7 -

Tabel 10 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 6 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus I.

Tabel 11

Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus II

(14)

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat hasil uji validitas soal tes siklus II yang menunjukkan dari 7 soal yang telah dibuat, 2 soal dikatakan tidak valid dan 5 soal dinyatakan valid. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya ketetapan nilai r tabel yang seharusnya adalah .278. Soal yang tidak valid berarti adalah soal yang tidak mencapai tingkat ketetapan. Berikut di sajikan hasil soal yang valid dan tidak valid.

Tabel 12

Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus II

No Indikator No Item Hasil Uji Validitas

Valid Tidak valid

1. Diberikan tabel, siswa

mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data

1,7 1 7

2. Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram

2 2 -

3. Disajikan diagram batang, siswa menganalisis unsur yang tersirat dari diagram

3,4 4 3

4. Disajikan tabel dan ilustrasi, siswa dapat menganalisis unsur-unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.

5,6 5,6 -

Tabel 12 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 5 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus II.

3.6.2 Reliabilitas

(15)

Tabel 13

Rentang Indeks Reliabilitas

(Wardani, 2012:346).

Tabel 13 menunjukkan rentang indeks reliabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabel suatu soal tes. Jika reliabilitas < 0,20 maka dikatakan kurang reliabel, < 0,40 - 0,20 dikatakan agak reliabel, < 0,60 – 0,40 dikatakan cukup, <0,80 – 0,60 dikatakan reliabel, 0,80 – 1,00 dikatakan sangat reliabel untuk digunakan.

Tabel 14

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Berdasarkan Tabel 14 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar 0.756. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan baik atau reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus I.

No Indeks Interprestasi

1. 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel 2. < 0,80 – 0,60 Reliabel 3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel

5. <0,20 Kurang Reliabel

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(16)

Tabel 15

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II

Berdasarkan Tabel 15 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar 0.821. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan sangat baik atau sangat reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus II.

3.6.3 Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran merupakan angka yang menunjukkan pada proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti menunjukkan soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. (Wardani, 2014: 338-339) Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :

TK = B N Dimana :

TK = Indeks tingkat kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(17)

Tabel 16

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes

Nilai Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi

0,00 ≤ TK ≤ 0,25 Sukar

0,26 ≤ TK ≤ 0,75 Sedang

0,76 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah

Tabel 16 menyajikan klasifikasi hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran dengan interpretasi sukar, sedang, dan mudah. Jika nilai ITK 0,00 ≤ TK ≤ 0,25 soal dikatakan sukar, jika 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dikatakan sedang, dan jika 0,76 ≤ TK ≤ 1,00 dikatakan mudah. Berikut disajikan hasil perhitungan ITK untuk menetapkan tingkat kesukaran soal yang akan digunakan.

Tabel 17

Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No

Soal 1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

Benar 98 95 98 97 99 104 97

Mean 2,722222 2,638889 2,722222 2,694444 2,75 2,888889 2,694444 ITK 0,680556 0,659722 0,680556 0,673611 0,6875 0,722222 0,673611

TK Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Tabel 17 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian

memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.

Tabel 18

Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No

Soal 1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

Benar 93 84 77 97 84 81 75

Mean 2,583333 2,333333 2,138889 2,694444 2,333333 2,25 2,083333 ITK 0,645833 0,583333 0,534722 0,673611 0,583333 0,5625 0,520833

(18)

Tabel 18 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian

memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.

3.7 Indikator Kerja

Penelitian dapat di katakan berhasil jika ketuntasan siswa mencapai 80%. Penelitian akan dilaksanakan dengan 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan tatap muka dan pada akhir siklus dilakukan evaluasi. Pada setiap pertemuan diterapkan model problem based learning terintegrasi langkah teori polya agar siswa dapat menyelesaikan masalah secara sistematik dan mendalam sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

3.8 Teknik Analisis Data

Gambar

Tabel 5
Tabel 7 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Tabel 8
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat pentingnya discharge planning pada pasien Diabetes Melitus dan keluarganya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat

Ihwal kemunculan PNPM Kelautan dan Perikanan berasal dari gagasan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ingin meningkatkan produksi perikanan nasional baik itu darat maupun

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Hubungan tingkat pengetahuan responden tentang dismenorea dengan upaya penanganan terhadap dismenorea sesuai dengan hasil analisis memperlihatkan bahwa sebagian besar

Dari hasil anlaisis tanah pada akhir percobaan menunjukkan bahwa kandungan bahan organik tanah (asam humik dan asam fulvik) masih tinggi, untuk itu disarankan untuk

Bahasan: Reformasi ketatanegaraan yang dilakukan oleh pemerintah pada lembaga tertinggi negara bertujuan menegakkan kembali demokrasi yang bertumpu pada rakyat, yaitu rakyat tidak

Sesuai dengan SK pada matakuliah PTK yang mengharuskan mahasiswa menyusun laporan PTK dari praktik mini penelitian dalam sendiri dengan responden teman sekelas yang

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan dengan adanya perbedaan yang nyata (p&lt;0.05) dari jumlah neutrofil pada ketiga