20
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan dilakukan dengan desain penelitian Model Kemmis. Desain ini menggunakan 4 komponen yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan 3) pengamatan 4) refleksi. Digunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi dilapangan yaitu kemampuan pemecahan masalah yang berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian direfleksi dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang, kemudian dilakukan suatu tindakan untuk mengupayakan peningkatan pada hasil belajar Matematika siswa.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga. Alasan pemilihan lokasi adalah karena kondisi latar belakang intelegensi yang heterogen dan adanya permasalahan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Lor 05 Salatiga sejumlah 39 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa dan guru dan data kuantitatif diperoleh dari nilai hasil tes akhir tindakan.
3.2.2 Karakteristik Subjek Penleitian
wali murid yang sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan siswa siswi di 5 SDN Sidorejo Lor 05 dari keluarga yang cukup.
3.3 Variabel Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas atau variabel independent (X) adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain Slameto (2015:198). Dalam penelitian ini variabel X adalah model
Problem Based Learning (PBL) terintegrasi langkah teori polya, sedangkan variabel terikat atau dependent variable (y) adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas Slameto (2015:198-199). Dalam penelitian ini variabel Y adalah hasil belajar Matematika.
3.4 Prosedur Kerja dalam Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Model Kemmis dan Mc.Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kegagalan atau kelemahan-kelemahan pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang pertama
Penelitian yang dilakukan dapat dikatakan berhasil apabila tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) mampu membuat siswa menyelesaikan soal dengan menggunakan 4 langkah pembelajaran polya yaitu 1) memahami masalah 2) merencanakan penyelesaian 3) melaksanakan rencana 4) mengecek kembali. Setelah siswa mengikuti pembelajaran, hasil yang didapat siswa meningkat.
3.4.1 Siklus I
penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga terdiri dari 2 pertemuan tatap muka dan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap perencaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan guru kelas 5 SD Negeri Sidorejo Lor 05
Salatiga untuk menyusun rencana tindakan.
b. Menentukan KD dan Indikator pembelajaran yang akan diajarkan. c. Menentukan waktu penelitian.
d. Menyusun skenario pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan.
e. Menyusun RPP untuk siklus I sesuai dengan KD dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.
f. Menyusun lembar observasi pembelajaran Problem Based Learning untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning. Pelaksanaan Siklus I memiliki alokasi waktu 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa
4. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
b. Kegiatan inti (85 menit)
1. Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
2. Siswa mendengar penjelasan dari guru tentang materi 3. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen
4. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas. 5. Siswa mengumpulkan data atau informasi yang ada dalam
permasalahan
6. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan membuat rencana penyelesaian untuk permasalahan yang diajukan oleh guru.
7. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
8. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari rencana yang telah dibuat oleh siswa.
9. Siswa dengan bimbingan guru mengembangkan dan menyajikan hasil yang telah mereka dapat
10. Siswa dan guru melakukan refleksi
11. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 12. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.
Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang muncul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.
4. Refleksi
Setelah dilakukan observasi terhadap aktivitas pengajar dan siswa maka peneliti dapat mengumpulkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada Siklus I. Kekurangan yang terjadi akan diperbaiki pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
14. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II, menyusun lembar kerja siswa dan menggandakan instrumen meliputi : Lembar observasi dan soal tes.
1. Tindakan
Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang didasarkan pada refleksi siklus I merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa
5. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)
1. Guru menyampaikan materi
2. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang dibahas 3. Masing-masing siswa mencoba menyelesaikan permasalahan
yang telah diajukan oleh guru.
4. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
5. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.
6. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 7. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
2. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru. 4. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 5. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Observasi
adalah agar dapat mengetahui kesesuaian pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat. Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan saat pembelajaran dengan model Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya
2. Tes
Pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu mengetahui hasil belajar siswa berupa nilai pelajaran Matematika.
3. Metode dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, rapot, buku tugas, jawaban siswa, dan sebagainya. Melalui dokumentasi ini data-data yang diperoleh berupa nama-nama siswa kelas 5, jumlah siswa kelas 5, nilai rata-rata mata pelajaran Matematika kelas 5, nilai prasiklus, dan foto pembelajaran.
3.5.2 Instrumen penelitian 3.5.2.1 Lembar Observasi
Tabel 5
Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learningterintegrasi langkah teori polya terhadap Guru
Aspek yang pembelajaran untuk memotivasi siswa terlibat dalam pemecahan masalah
1
Organisasi belajar
Kemampuan dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah
1
Kemampuan dalam membimbing siswa agar mengembangkan pengetahuannya
1
Penyelidikan
Kemampuan membimbing siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat agar dapat mencari solusi pemecahan masalah
1
Kemampuan mendorong siswa untuk merencanakan cara penyelesaian yang mereka pilih untuk menemukan solusi permasalahan
1
Mengembangkan dan Menyajikan
Hasil
Kemampuan membimbing siswa dalam mengolah data dan informasi sesuai rencana
1
Kemampuan membimbing siswa menyiapkan hasil yang didapat
1
Kemampuan membimbing siswa dalam memeriksa kembali proses peyelesaian sampai hasil jawaban
1
Kemampuan membimbing siswa dalam menarik kesimpulan
1
Kemampuan memberi penguatan kepada siswa
1
Berdasarkan Tabel 5, aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat di amati menggunakan lembar observasi yang telah ditentukan. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada masing-masing indikator setiap langkah pembelajaran dapat terlaksana. Setiap pertanyaan akan
memperoleh jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai penerapan pembelajaran
dengan model problem based learning yang guru laksanakan.
Tabel 6
Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Problem Based Learningterintegrasi langkah teori polya terhadap Siswa
Aspek yang Diamati
Indikator Jumlah
Butir Memahami
masalah Kemampuan siswa menemukan data dan informasi yang ada pada masalah 1
Merencanakan Penyelesaian
Kemampuan siswa dalam menganalisis petunjuk-petunjuk yang ada dalam masalah untuk mencari solusi penyelesaian
1
Kemampuan siswa dalam menggunakan pengetahuan yang dimiliki beserta petunjuk-petunjuk untuk pemecahan masalah
1
Melaksanaka rencana
Kemampuan siswa dalam mengolah data dan
informasi 1
Mengecek kembali
Kemampuan siswa memberikan tanggapan
atas hasil pekerjaannya 1
Kemampuan siswa dalam memecahkan permasalah yang ada dengan rencana yang telah dibuat
1
Jumlah 6
atau "Tidak" sesuai dengan penerapan langkah pemecahan masalah menggunakan teori polya yang siswa laksanakan.
3.5.2.2 Soal Tes
Soal tes adalah kumpulan pertanyaan atau tugas/seperangkat tugas yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
No KD Indikator
Tabel 8
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
No KD Indikator
5.1 Disajikan data diagram
3.6 Validitas dan Instrumen 3.6.1 Validitas
tinggi atau valid, jika skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif yang signifikan antara skor tes dengan skor totalnya (Wardani, 2012:342).
Pengujian validitas soal dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga pada kelas 6. Alasan mengapa uji validitas soal dilakukan kelas 6 adalah karena kelas 6 telah mendapatkan pengetahuan tentang materi penyajian data. Kemudian data berupa nilai yang diperoleh kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 Sehingga dapat terlihat soal valid dan soal tidak valid. Soal yang valid kemudian akan digunakan untuk evaluasi pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II ditunjukan pada Tabel 8 dan 10 di bawah ini.
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SOAL1 16.39 20.930 -.017 .756
SOAL2 16.47 16.313 .474 .632
SOAL3 16.39 16.644 .495 .629
SOAL4 16.42 16.764 .425 .646
SOAL5 16.36 16.637 .417 .649
SOAL6 16.22 16.063 .512 .622
SOAL7 16.42 15.907 .531 .617
Tabel 10
Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus I
No Indikator No Item Hasil Uji Validitas
Valid Tidak valid
1. Diberikan tabel, siswa
mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data
1,2 2 1
2. Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram
3,4 3,4 -
3. Disajikan diagram batang, siswa menganalisis unsur yang tersirat dari diagram
5 5 -
4. Disajikan tabel dan ilustrasi, siswa dapat menganalisis unsur-unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.
6,7 6,7 -
Tabel 10 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 6 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus I.
Tabel 11
Hasil Uji Validitas Soal Tes Siklus II
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat hasil uji validitas soal tes siklus II yang menunjukkan dari 7 soal yang telah dibuat, 2 soal dikatakan tidak valid dan 5 soal dinyatakan valid. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya ketetapan nilai r tabel yang seharusnya adalah .278. Soal yang tidak valid berarti adalah soal yang tidak mencapai tingkat ketetapan. Berikut di sajikan hasil soal yang valid dan tidak valid.
Tabel 12
Hasil Soal Valid dan Tidak Valid Siklus II
No Indikator No Item Hasil Uji Validitas
Valid Tidak valid
1. Diberikan tabel, siswa
mengidentifikasi unsur-unsur yang belum lengkap dari data
1,7 1 7
2. Disajikan data diagram lingkaran, siswa mengidentifikasi unsur yang tersirat dari diagram
2 2 -
3. Disajikan diagram batang, siswa menganalisis unsur yang tersirat dari diagram
3,4 4 3
4. Disajikan tabel dan ilustrasi, siswa dapat menganalisis unsur-unsur berdasarkan ilustrasi yang disediakan.
5,6 5,6 -
Tabel 12 menyajikan soal-soal hasil uji validitas yang telah dilakukan. Dari 7 soal, 5 soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen penelitian pada saat evaluasi siklus II.
3.6.2 Reliabilitas
Tabel 13
Rentang Indeks Reliabilitas
(Wardani, 2012:346).
Tabel 13 menunjukkan rentang indeks reliabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabel suatu soal tes. Jika reliabilitas < 0,20 maka dikatakan kurang reliabel, < 0,40 - 0,20 dikatakan agak reliabel, < 0,60 – 0,40 dikatakan cukup, <0,80 – 0,60 dikatakan reliabel, 0,80 – 1,00 dikatakan sangat reliabel untuk digunakan.
Tabel 14
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Berdasarkan Tabel 14 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar 0.756. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan baik atau reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus I.
No Indeks Interprestasi
1. 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel 2. < 0,80 – 0,60 Reliabel 3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel
5. <0,20 Kurang Reliabel
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Tabel 15
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Berdasarkan Tabel 15 angka yang ditunjukkan Cronbach’a Alpha sebesar 0.821. Diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.0 hasil tersebut telah menghapus soal-soal yang tidak valid. Dan mengujikan kembali soal yang valid. Jika dilihat indeks pembagian angka reliabilitas maka instrument ini dikatakan sangat baik atau sangat reliabel. Artinya instrumen soal memiliki tingkat keajegan yang baik dan dapat digunakan untuk soal evaluasi pada akhir siklus II.
3.6.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran merupakan angka yang menunjukkan pada proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti menunjukkan soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. (Wardani, 2014: 338-339) Tingkat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut :
TK = B N Dimana :
TK = Indeks tingkat kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah seluruh siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Tabel 16
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes
Nilai Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
0,00 ≤ TK ≤ 0,25 Sukar
0,26 ≤ TK ≤ 0,75 Sedang
0,76 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah
Tabel 16 menyajikan klasifikasi hasil perhitungan indeks tingkat kesukaran dengan interpretasi sukar, sedang, dan mudah. Jika nilai ITK 0,00 ≤ TK ≤ 0,25 soal dikatakan sukar, jika 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dikatakan sedang, dan jika 0,76 ≤ TK ≤ 1,00 dikatakan mudah. Berikut disajikan hasil perhitungan ITK untuk menetapkan tingkat kesukaran soal yang akan digunakan.
Tabel 17
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No
Soal 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
Benar 98 95 98 97 99 104 97
Mean 2,722222 2,638889 2,722222 2,694444 2,75 2,888889 2,694444 ITK 0,680556 0,659722 0,680556 0,673611 0,6875 0,722222 0,673611
TK Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Tabel 17 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian
memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.
Tabel 18
Tabel Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No
Soal 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
Benar 93 84 77 97 84 81 75
Mean 2,583333 2,333333 2,138889 2,694444 2,333333 2,25 2,083333 ITK 0,645833 0,583333 0,534722 0,673611 0,583333 0,5625 0,520833
Tabel 18 menunjukkan bahwa soal yang akan digunakan untuk penelitian
memiliki tingkat kesukaran yang “sedang”. Hal ini dapat dilihat dari nilai ITK yang masuk dalam klasifikasi 0,26 ≤ TK ≤ 0,75 dan di katakan sedang.
3.7 Indikator Kerja
Penelitian dapat di katakan berhasil jika ketuntasan siswa mencapai 80%. Penelitian akan dilaksanakan dengan 2 siklus yakni siklus I dan Siklus II. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan tatap muka dan pada akhir siklus dilakukan evaluasi. Pada setiap pertemuan diterapkan model problem based learning terintegrasi langkah teori polya agar siswa dapat menyelesaikan masalah secara sistematik dan mendalam sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
3.8 Teknik Analisis Data