• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Body Image dengan Harga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Antara Body Image dengan Harga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

M. Rinna Rosalia S. mariarosalia69@yahoo.co.id

Program Studi Psikologi, FISIP Universitas Brawijaya Malang

ABSTRACT

This research aims to find out the correlation, between body image and self-esteem in adolescents who followed the modeling school in Malang. This study used quantitative correlation. The sampling technique used purposive sampling study. The subjects in this study are 100 people. Data collection tools in the form of a questionnaire with Likert scale is a scale of body image and self-esteem scale. Assuming the test using test of normality and linearity test. Hypothesis test uses Pearson Product Moment correlation using SPSS 17. A correlation value of 0.636 and significance of 0.000. The result show there is a relationship between body image and self-esteem in adolescents who followed the modeling school in Malang.

Keywords: body image, self-esteem, adolescent, modelling

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara body image

dengan harga diri pada remaja yang mengikuti sekolah modelling di Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat hubungan. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan skala likert yaitu skala body image dan skala harga diri. Uji asumsi menggunakan uji normalitas dan uji linearitas. Uji hipotesis menggunakan korelasi Product Moment Pearson menggunakan SPSS 17 dengan nilai korelasi sebesar 0,636 dan signifikansi sebesar 0,000. Hasil yang didapat yaitu terdapat hubungan antara body image dengan harga diri pada remaja yang mengikuti sekolah

modelling di Malang.

Kata kunci : body image, harga diri, remaja, modelling

(2)

LATAR BELAKANG

Modelling banyak menarik minat remaja dan banyak juga yang bermimpi untuk menjadi seorang model. Menurut Azhri, dunia mode sering dikaitkan dengan ketampanan dan kecantikan (Azhri, 2012). Arti model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yg (pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan (http://kamusbahasaindonesia.org/model). Model perempuan biasa disebut peragawati, sedangkan model laki-lagi biasa disebut peragawan. Karier sebagai model itu tak panjang, rentang usia sekitar 8-10 tahun dan biasanya diawali ketika masih duduk di bangku SMP atau SMU (Hasan, 2008). Usia tersebut merupakan masa remaja dimulai pada usia 12 tahun sampai 21 tahun (Desmita, 2005).

Setiap hari media massa menampilkan citra penampilan fisik yang “ideal” yang diwakili oleh model-model wanita bertubuh tinggi langsing serta model-model pria bertubuh tegap dan berotot. Oleh karena itu, secara tidak langsung penghargaan terhadap tubuh yang dimiliki seseorang akan terbentuk sesuai dengan tuntutan dari lingkungan sosialnya untuk berpenampilan menarik. Dalam perkembangan manusia, pasti mengalami pembentukan

body image. Masa remaja dianggap sangat penting, dimana dalam proses peralihan dan masalah body image ini cenderung muncul ketika masa remaja (Henggaryadi, 2012). Apabila remaja tersebut mengikuti sekolah modelling yang ditutut tubuh proporsional sebagai syarat dasar yang harus dimiliki model.

Adanya perubahan fisik yang dialami oleh remaja dapat dapat mempengaruhi body image

individu. Kepedulian terhadap body image – bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri – seringkali dimulai saat pertengahan kanak-kanak atau lebih dini, dan makin kuat di masa remaja, dan dapat mengakibatkan usaha obsesif untuk mengendalikan berat badan (Davison dkk. dalam Papalia, 2009). Ketidaksesuaian antara bentuk tubuh yang dipersepsi oleh individu dengan bentuk tubuh yang menurutnya ideal akan memunculkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya sehingga dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Karena body image

yang positif akan meningkatkan nilai diri (self worth) seseorang, percaya diri (self confidance) serta mempertegas jati diri pada orang lain maupun dirinya sendiri, dan dari kesemuanya itu akan mempengaruhi harga diri seseorang (Henggaryadi, 2012).

(3)

diri pada remaja yang mengikuti sekolah modelling di Malang.

Setiap manusia memiliki kepedulian terhadap body image atau bisa disebut juga citra tubuh. Kepedulian terhadap body image sudah ada di dalam diri semenjak masa anak-anak dan masih terus ada di masa remaja hingga masa dewasa. Keyakinan akan bentuk tubuh atau penampilan fisik yang ideal akan menjadi gambaran diri individu sebagai tampilan di lingkungan sosial mereka. Agustin berpendapat bahwa, body image adalah representasi internal seseorang mengenai penampilan tubuh bagian luar atau persepsi unik mengenai tubuhnya. Seseorang dapat memiliki body image yang positif dan dapat pula memiliki body image yang negatif (Agustin, 2011). Menurut Thompson dkk., body image atau citra tubuh meliputi perilaku (behavior), persepsi (perceptual), kognitif (cognitive), dan afektif (affective phenomena) (Thompson & Smolak, 2001).

Harga diri (self-esteem) adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri (self-worth) atau gambaran diri (self-image). Rogers mengatakan bahwa sebab utama seseorang punya penghargaan diri yang rendah (atau rendah diri) adalah karena mereka tidak diberi dukungan emosional dan penerimaan sosial yang memadai (Santrock, 2008). Menurut Branden (1995), harga diri terbagi dalam dua aspek yaitu Self-efficacy (keefektifan diri). Berarti keyakinan dalam berfungsinya pemikiran, dalam kemampuan untuk berfikir, dalam proses dimana individu berfikir, dalam proses dimana individu menilai, memilih, memutuskan; keyakinan dalam kemampuan untuk memahami fakta-fakta yang berada dalam batasan-batasan minat dan kebutuhan yang diinginkan, kepercayaan diri yang kognitif, serta keadaan diri yang kognitif. Self-respect

(menghormati diri). Berarti suatu sikap tegas untuk menuju hak pribadi untuk hidup dan bahagia; kenyamanan dalam menegaskan pemikiran, keinginan, dan kebutuhan; perasaan bahwa suka cita adalah warisan yang paling alami (Afrinanda, 2009).

Penulis memilih melakukan penelitian di dunia model, karena dunia model menuntut para model untuk selalu berpenampilan sempurna. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan yang akan peneliti gali adalah apakah ada hubungan antara body image dengan harga diri pada remaja yang mengikuti sekolah modelling di Malang. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara body image dengan harga diri pada remaja yang mengikuti sekolah modelling di Malang.

(4)

Partisipan Dan Desain Penelitian

Sampel penelitian sejumlah 100 orang remaja yang mengikuti sekolah modelling di malang. Sampel penelitian memiliki kriteria yaitu, remaja dengan batasan usia 13-22 tahun dan yang mengikuti sekolah modelling minimal 3 bulan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang digunakan bersifat hubungan (korelasi), yaitu menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (Darmawan, 2013).

Data Penelitian

Peneliti mengumpulkan data melalui pengukuran data dalam bentuk skala yang dibuat sendiri, yaitu skala body image dengan jumlah 48 item dan skala harga diri dengan jumlah 42 item. Jenis skala yang dipakai yaitu skala likert disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon dari pertanyaan dengan empat alternatif respon di setiap aitem, dengan bentuk aitem favourable dan unfavourable. Jenis pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat expert judgement (Azwar, 2013). Pengujian reliabilitas menggunakan internal consistency dengan formula alpha (α), data untuk menghitung koefisien reliabilitas lewat sekali penyajian (Azwar, 2013).

HASIL

Dari pengolahan analisis deskriptif data tersebut, dapat diketahui skor empirik untuk variabel x (Body Image) memiliki rata-rata 78.79 yang berarti bahwa subjek yang ada memiliki body image cukup baik/positif. Nilai terendah dari nilai empirik adalah 54 dengan nilai tertinggi sebesar 100, sedangkan standar deviasinya sebesar 8.908.

Skor hipotetik variabel x diperoleh dari perhitungan manual. Total aitem dalam skala variabel x adalah 29 aitem. Skor terendah untuk pilihan jawaban adalah 1, dan skor tertinggi untuk pilihan jawaban adalah 4, sehingga dapat diperoleh total nilai terendah/minimum = 1 x 29 = 29 dan total nilai tertinggi/maksimum = 4 x 29 = 116. Untuk luas sebarannya adalah 116 – 29 = 87, dengan demikian dapat diketahui satuan deviasi standarnya bernilai SD = 87/6 = 14.5, dan rata-rata/mean hipotetiknya adalah µ = 87- 14.5 = 72.5.

Dari pengolahan data diketahui skor empirik untuk variabel y (Harga Diri) memiliki rata-rata 55.25 yang berarti bahwa subjek yang ada memiliki harga diri yang cukup baik. Nilai terendah dari nilai empirik adalah 40 dengan nilai tertinggi 66, sedangkan standar deviasinya sebesar 5.618.

(5)

19 = 57, dengan demikian dapat diketahui satuan deviasi standarnya bernilai SD = 57/6 = 9.5 dan rata-rata/mean hipotetiknya adalah µ = 57 – 9.5 = 47.5.

Tabel 1. Deskripsi Data Variabel normalitas, hasil uji normalitas yang didapatkan pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas

Variabel Nilai K-S Sig. Keterangan

X (Body Image) 0.517 0.952 Distribusi normal

Y (Harga Diri) 0.678 0.748 Distribusi normal

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-smirnov untuk variabel X (Body Image) adalah sebesar 0.952 yang berarti bahwa skala variabel X terdistribusi secara normal karena > 0.05. Sedangkan nilai kolmogorov-smirnov untuk variabel Y (Harga Diri) adalah sebesar 0.748 yang berarti bahwa skala variabel Y juga terdistribusi secara normal karena nilainya > 0.05. Dapat disimpulkan bahwa uji normalitas kedua variabel (X dan Y) terpenuhi.

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F yang dihitung dengan bantuan SPSS versi 17 for windows. Hasil peghitungan uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3. Hasil Uji Linieritas

F Hitung Signifikan

(6)

Berdasarkan tebel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai signifikan uji F sebesar 0.521. Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditentukan, yaitu 0.05 (0.521 > 0.05) dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi data penelitian ini linier atau memiliki hubungan garis lurus dan uji linieritas terpenuhi.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil pengujian korelasi product moment yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Product Moment

X Y

X Pearson Correlation 1 .636**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Y Pearson Correlation .636** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada model korelasi ini sebesar 0.636 dan signifikansi sebesar 0.000. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pengujian berpengaruh signifikan.

Dapat disimpulkan bahwa body image ada hubungan secara signifikan terhadap harga diri remaja yang mengikuti sekolah modelling di Malang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Body Image, maka semakin tinggi Harga Diri, sebaliknya semakin rendah

Body Image, maka semakin rendah Harga Diri.

DISKUSI

(7)

serta tubuh ideal.

Seiring terjadinya perubahan tubuh yang dialami remaja di masa pertumbuhan, dapat menimbulkan kekhawatiran bagi remaja ketika ia mulai merasa bahwa tubuhnya tak sesuai dengan gambaran di media masa serta pengaruh penilaian sosial. Beberapa remaja sangat khawatir jika memiliki berat badan yang berlebih dapat mempengaruhi citra tubuh individu. Seiring terjadinya perubahan tubuh yang dialami remaja di masa pertumbuhan, dapat menimbulkan kekhawatiran bagi remaja ketika ia mulai merasa bahwa tubuhnya tak sesuai dengan gambaran di media masa serta pengaruh penilaian sosial. Penilaian sosial seperti teman sebaya, memberi pengaruh besar pada body image remaja, dimana hal tersebut akan meneimbulka perasaan diterima di lingkungan sebaya yang juga mempengaruhi harga diri remaja tersebut.

Harter menjelaskan mengenai menurunnya harga diri perempuan di masa remaja awal adalah karena mereka memiliki body image yang lebih negatif selama mengalami perubahan pubertas, dibandingkan remaja laki-laki (Santrock, 2007). Family Healt Study menemukan bahwa harga diri menurun antara remaja perempuan dari usia 12 hingga 17 tahun. Sebaliknya, harga diri meningkat diantara remaja laki-laki dari usia 12 hingga 14 tahun, kemudian menurun hingga usia sekitar 16 tahun, sebelum akhirnya meningkat lagi. Mengenai menurunnya harga diri perempuan di masa remaja awal adalah karena mereka memiliki body image yang lebih negatif selama mengalami perubahan pubertas, dibandingkan remaja laki-laki (Santrock, 2007)

Menurut Kimmel dan Wainer (dalam Henggaryadi, 2012) body image yang positif akan meningkatkan nilai diri (self worth) seseorang, percaya diri (self confidance) serta mempertegas jati diri pada orang lain maupun dirinya sendiri, dan dari kesemuanya itu akan mempengaruhi harga diri seseorang. Menurut Frey & Carlock individu yang memiliki harga diri positif akan menilai dirinya sebagai seseorang yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan keunikan (Anindyajati, 2004).

KESIMPULAN

(8)

Bagi yang ingin melanjutkan penelitian ini diharapkan lebih memperhatikan dalam menyusun alat ukur dan lebih memperhatikan lagi waktu dan kondisi saat pengambilan data. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti body image atau harga diri pada remaja yang mengikuti sekolah modelling sebaiknya lebih mengembangkan atau menyempurnakan penelitian dengan mengaitkan dengan variabel lain.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. (2013). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Branden, Nathaniel. (1995). The Six Pillars Of Self-Esteem. New York: Bantam Book. 10 Januari 2014.

(9)

Hasan, Jamal. & Setyawan, Arzetti B. (2008). Model Portfolio: Semua yang Kamu Perlukan Kamu Tahu Untuk Jadi Model. Jakarta Selatan: Gagas Media.

Hasan, Iqbal. (2009). Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara Papalia, dkk. (2009). Human Development, Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock, John W. (2007). Remaja, Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga.

Jurnal

Agustin, Rizki. (2011). Body Image Remaja Wanita Bertato. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, 9 Mei 2012, 1-13. Diunduh dari: http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1569

Afrianda, Yuriska. (2009). Self-Esteem Pada Wanita Usia Dewasa Awal Yang Berkerja Sebagai Waiters Di Bar.Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, 7 Mei 2012, 1-15.

Diunduh dari: http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1870

Anindyadjati, Maharsi. (2004). Peran Harga Diri Terhadap Asertivitas Remaja Penyalahguna Narkoba (Penelitian Pada Remaja Penyalahguna Narkoba Di Tempat-Tempat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba). Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 1, Jini 2014, 49-73. Diunduh dari: http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/psi/article/download/18/6

Henggaryadi, Galuh. (2012). Hubungan Antara Body Image Dengan Harga Diri Pada Remaja Pria Yang Mengikuti Latihan Fitness/Kebugaran. Jurnal Psikologi Universitas Gunadarma, 9 Mei 2012, 1-23. Diunduh dari: http://publication.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1928

Ridha, Muhammad (2012). Hubungan Antara Body Image Dengan Penerimaan Diri Pada Mahasiswa Aceh Di Yogyakarta. Vol.I. No.1, 111-120. http://jogjapress.com/index.php/EMPATHY/article/view/1419

Thompson, J. Kevin. & Smolak, Linda. (2001). Body Image, Eating Disorders, and Obesity inyouth Assessment, Prevention, and Treatment. Washington, DC. American Psychological Association

Internet

Azhri. (2012). Tentang Model Atau Peragawati. (Online).

http://azhri.wordpress.com/2012/03/29/tentang-model-atau-peragawati. 12 Desember 2013.

Wikipedia. (2013). Peragawan (Pekerjaan).

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Data Variabel
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

"Refleksi Kritis Prestasi Olahraga Indonesia di Asian Games 2014 dan Tantangan MenghadapiAsian Games 2018. dalam Perspektif llmu

Berdasarkan survei dan hasil wawancara dengan beberapa pengusaha di bebera toko kawasan sentra penjualan aneka produk cendramata khas Bengkulu ditemukan (1) Khusus

Hadirnya online shop yang kian marak pada saat ini tidak bisa dipungkiri berakibat pada perubahan gaya hidup seseorang, terutama pada remaja wanita desa Pancur

[r]

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B8, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Dari variabel yang mempengaruhi kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi termasuk dalam faktor fisik

Hal ini disebabkan ada dua perlakuan distribusi titik secara spasial yang erat kaitannya dengan kesamaan (similarity) antara dua distribusi, yakni satu

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry ) pada siswa kelas