• Tidak ada hasil yang ditemukan

hakikat pembelajaran mikro latar belakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hakikat pembelajaran mikro latar belakan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PEMBELAJARAN MIKRO

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro Dosen Pengampu Dr. Badru Zaman, M.Pd.

oleh

Diana Mustikaningsih (1406526)

PGSD 6A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HAKIKAT PEMBELAJARAN MIKRO

Diana Mustikaningsih (1406526)

Hadirnya pembelajaran mikro (micro teaching) mulai dirintis sekitar tahun 1963 oleh Universitas Stanford di Amerika Serikat (Sukirman dan Mamad Kasmad, 2006: 5). Pembelajaran mikro dalam program kurikulum pendidikan keguruan dapat diartikan sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi calon guru melalui program latihan pembelajaran yang disederhanakan. Sebelum adanya pembelajaran mikro, upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan cara memberikan pengalaman mengajar dengan terjun langsung ke sekolah sebagai tempat latihan untuk melakukan praktek mengajar yang sering kita kenal Program Pengalaman Lapangan (PPL). Dengan adanya Program Pengalaman Lapangan (PPL) membantu calon guru untuk mencoba dan merasakan situasi yang sebenarnya di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung seperti berhadapan langsung dengan peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda, bagaimana cara mengelola kelas yang baik, menyampaikan materi dengan menggunakan model, pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran yang dirasa cocok atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dll. Tentu saja sebagai calon guru, mahasiswa harus terus berlatih kemampuan dasar mengajarnya (basic skills) seperti keterampilan mengelola kelas, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, pemberian stimulus, penguatan, dan keterampilan lainnya agar ketika real teaching calon guru memiliki kesiapan yang optimal saat melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilatih, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui pembelajaran mikro (micro teaching) yang ditempuh oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi bidang keguruan.

Adapun beberapa alasan yang dapat dijadikan dasar penggunaan pendekatan pembelajaran mikro (micro teaching) dalam pendidikan keguruan (Sukirman dan Mamad Kasmad, 2006: 6), diantaranya adalah pembelajaran mikro dirancang untuk memberi kesempatan bagi para calon guru untuk menemukan ataupun meningkatkan dalam segi teknik dan keterampilan-keterampilan yang berkenaan dengan tugas profesinya. Dalam perkembangannya pembelajaran mikro tidak hanya cukup efektif dalam melatih keterampilan mengajar, tetapi dapat digunakan pula untuk mencoba dalam menerapkan kebijakan baru dalam pengembangan kurikulum, model, strategi dan teknik pembelajaran. Melalui pendekatan pembelajaran mikro dapat memberikan kesempatan kepada setiap calon guru untuk melatih setiap elemen pembelajaran sehingga memungkinkan setiap yang berlatih dapat mengembangkan keterampilannya secara optimal.

(3)

teaching is as performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so that the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation. Sedangkan Sugeng Paranto, dkk. (Sukirman dan Mamad Kasmad, 2006: 10) berpendapat bahwa micro teaching merupakan salah satu cara latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar yang di “mikro”kan untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mikro (micro teaching) adalah salah satu pendekatan atau pelatihan yang dilakukan untuk melatih, membentuk atau mengembangkan keterampilan mengajar calon guru atau para guru yang dilakukan secara micro atau disederhanakan. Maksudnya disederhanakan disini adalah penyederhanaan terkait dengan setiap komponen pembelajaran seperti dari segi waktu, materi, jumlah siswa, jenis keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan, penggunaan model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan media pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran yang lainnya.

Pembelajaran mikro juga merupakan wadah bagi calon guru untuk melatih keberanian dalam menghadapi kelas, mengendalikan emosi, mengatur irama bicara, dan lain-lain. Menurut Indraningsih (2013: 38), Pembelajaran mikro dilakukan sampai peserta atau calon guru menguasai kompetensi yang harus dicapai sebagai prasyarat untuk mengikuti praktek pengalaman lapangan di sekolah/lembaga pendidikan. Saat pembelajaran mikro ini dilaksanakan, setiap calon guru yang berlatih setiap jenis keterampilan mengajar akan diobservasi dan dianalisis oleh supervisor. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui apa saja kekurangan serta kelebihan dari peserta atau calon guru yang sedang berlatih sehingga hal tersebut dapat menguji peserta sejauh mana peserta menguasai keterampilan mengajarnya. Diharapkan dengan adanya supervisor, peserta atau calon guru bisa memperbaiki apa saja yang menjadi kekurangannya saat berlatih sesuai dengan masukan yang diberikan oleh supervisor. Hal ini dilakukan terus menerus sampai akhirnya diperoleh kemahiran. Dalam proses pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, bagian demi bagian sesuai dengan apa yang dikehendaki arahan dari supervisor.

Adapun tujuan dari pembelajaran mikro (micro teaching) sebagai suatu pendekatan pembelajaran adalah meningkatkan kualitas pendidikan guru, meningkatkan kemampuan calon guru dan para guru dalam kemampuannya mengajar (teaching skills), melatih dan mempersiapkan calon guru dan para guru yang profesional untuk menghadapi tugas pembelajaran, mampu menguasai keempat kompetensi guru (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), mampu menilai diri apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, memberikan kesempatan kepada calon guru dan para guru untuk terus meningkatkan keterampilan mengajar agar lebih maksimal dan profesional. Karena menjadi seorang guru tentu harus memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional di samping kompetensi kepribadian dan sosial yang merupakan satu kesatuan yang utuh.

(4)

1. Manfaat bagi mahasiswa calon guru adalah setiap mahasiswa calon guru dapat melatih bagian demi bagian dari setiap keterampilan mengajar yang harus dikuasainya secara lebih terkendali dan terkontrol, setiap mahasiswa calon guru dapat mengetahui tingkat kelebihan maupun kekurangannya dari setiap jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasainya, setiap mahasiswa calon guru dapat menerima informasi yang lengkap, objektof dan akurat dari proses latihan yang telah dilakukannya melalui pihak observer dan setiap mahasiswa calon guru dapat melakukan proses latihan ulang untuk memperbaiki terhadap kekurangan maupun untuk lebih meningkatkan kemampuan yang telah dimilikinya.

2. Manfaat bagi para guru adalah para guru baik secara mandiri atau bersama-sama dapat berlatih untuk lebih meningkatkan kemampuan mengajar yang telah dimilikinya, mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya terkait dengan keterampilan mengajar yang harus dikuasainya dan dapat menjadi ajang untuk melakukan proses uji coba terhadap hal-hal yang baru seperti dalam penerapan metode, media, materi baru, atau jenis-jenis keterampilan mengajar lainnya sebelum diterapkan dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.

3. Manfaat bagi supervisor adalah dapat memperoleh data yang objektif dan komprehensif tingkat kemampuan para calon guru maupun para guru dalam hal kemmapuan tugas pokok mengajar yang harus dikuasainya, dapat memberikan masukan dan saran yang didasarkan atas data yang diperoleh dari hasil mengamati setiap peserta yang berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, dapat dijadikan bahan masukan untuk membuat kebijakan yang lebih tepat bagi pengembangan karir setiap mahasiswa maupun para guru yang menjadi binaannya dan dapat dijadikan masukan untuk membuat kebijakan dalam melakukan proses pembinaan terhadap upaya untuk meningkatkan kualitas penampilan guru.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum manfaat dari pembelajaran mikro adalah calon guru atau para guru lebih siap untuk mengajar di sekolah, mampu menguasai semua kompetensi dasar (kompetensi kepribadian, sosial, profesional, dan pedagogik), calon guru atau para guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan serta kelebihan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat terus diperbaiki setahap demi setahap atau dapat disebut merefleksi diri, dan menjadikan calon guru dan para guru yang memiliki kemampuan maksimal dan profesional untuk melaksanakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Indraningsih. (2013). “A Literacy Aspect in Micro Teaching Subject in French Education Department Yogyakarta State University”. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 103, 37-41.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tersebut memberikan gambaran perlu dilakukannya studi yang berhubungan dengan penggunaan seragam klinik di rumah sakit (terutama dikarenakan fenomena tersebut

Layanan Selular, Data Tetap, dan Telepon Tetap Indosat masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82%, 14% dan 4% terhadap pendapatan usaha konsolidasian pada periode tiga bulan

Selain penghasilan yang berkesinambungan seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat pula penghasilan tidak berkesinambungan yang diperoleh oleh Wajib Pajak

Bila kita sudah bisa mengecap dan melihat kasih Allah dengan benar, kita pun akan memiliki kelaparan roh yang membuat kita ketagihan akan

Berdasarkan uraian tersebut perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh parameter dasar pada proses pembubutan terhadap kesilindrisan benda kerja pada

2 Apakah anda akan melawan instruksi atasan anda dan mencoba mencegah akuntan klien mengikuti anda untuk mencatat informasi mengenai sampel pengujian anda. 1 2 3 4

pembelajaran berbasis Multi Level Representasi (MLR) untuk kelas kecil yang terdiri dari 9 peserta didik didapatkan nilai N-gain sebesar 0,61 dengan kategori

Seiring dengan peningkatan kasus HIV/AIDS di Indonesia dan diare kronis sebagai salah satu infeksi oportunistik yang paling sering ditemukan, kejadian infeksi Cryptosporidium