STRATEGI PERCEPATAN
PENGURANGAN KEMISKINAN
Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial
viviyulaswati@bappenas.go.id
Rapat TKPKD Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
5 oktober 2017
www.bappenas.go.id
KISAH PENGANTAR…
Ita, 18 tahun, tinggal di perbatasan Kalimantan, dengan ibunya yang sakit-sakitan.
Pengangguran, putus sekolah SMA
2
Ibu Nani, 55 tahun, tinggal di desa nelayan di Bone Sulawesi Selatan
www.bappenas.go.id
TIGA ISU UTAMA
3
•
Kemiskinan:
–
Terdapat 6 juta rumah tangga seperti Ibu Nani.
–
Terdapat 48.7 juta orang seperti Ita, kelompok usia produktif yang tidak
memiliki keterampilan dan rentan.
•
Kerentanan:
–
Meskipun bekerja, Ibu Nani adalah kepala rumah tangga perempuan
dengan beban keluarga cukup besar.
–
Ita tidak layak menerima PKH atau BSM, berisiko menjadi korban
perdagangan manusia (
trafficking
) atau pekerjaan lain yang bergaji
sangat rendah.
•
Kesenjangan:
–
Tinggal di desa terpencil, dengan layanan dasar terbatas (sekolah,
puskesmas, air bersih, listrik).
Layanan dasar terdekat
apa yang dapat mereka
akses?
Jaring pengaman/sistem
perlindungan seperti apa
yang tersedia?
Apakah mereka tahu tentang
program-program yang dapat
membantu dan cara
CAPAIAN DAN INDIKASI PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN PER PROVINSI
TAHUN 2015-2017
Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan Maret.
No Provinsi
Realisasi Tingkat
Kemiskinan*)
2015 2016 2017 2016
1 Aceh 17,08 16,73 16.89 22 23
2 Sumatera Utara 10,53 10,35 10.22 22 33
3 Sumatera Barat 7,31 7,09 6.87 1 19
4 Riau 8,42 7,98 7.78 3 12
5 Jambi 8,86 8,41 8.19 3 11
6 Sumatera
Selatan 14,25 13,54 13.19 16 17
7 Bengkulu 17,88 17,32 16.45 9 10
8 Lampung 14,35 14,29 13.69 13 15
9 Kep. Bangka
Belitung 5,4 5,22 5.2 - 7
10 Kep. Riau 6,24 5,98 6.06 1 7
11 DKI Jakarta 3,93 3,75 3.77 1 6
12 Jawa Barat 9,53 8,95 8.71 13 27
13 Jawa Tengah 13,58 13,27 13.01 26 35
14 DI Yogyakarta 14,91 14,05 13.02 3 5
15 Jawa Timur 12,34 12,05 11.77 25 38
16 Banten 5,9 5,42 5.45 - 8
17 Bali 4,74 4,25 4.25 - 9
No Provinsi
Realisasi Tingkat Kemiskinan*)
Jumlah Kab dengan kemiskinan >=
10%
Jumlah Kabupaten
2015 2016 2017 2016
18 NTB 17,1 16,48 16.07 8 10
19 NTT 22,61 22,19 21.85 21 22
20 Kalimantan Barat 8,03 7,87 4.73 5 14
21 Kalimantan Tengah 5,94 5,66 5.37 - 14
22 Kalimantan Selatan 4,99 4,85 4,43 - 13
23 Kalimantan Timur 6,23 6,11 6.19 1 10
24 Kalimantan Utara 6,24 6,23 7.22 - 5
25 Sulawesi Utara 8,64 8,34 8.1 5 15
26 Sulawesi Tengah 14,66 14,45 13,34 11 13
27 Sulawesi Selatan 9,38 9,4 9.38 10 24
28 Sulawesi Tenggara 12,89 12,88 12.81 11 14
29 Gorontalo 18,32 17,72 17.65 5 6
30 Sulawesi Barat 12,39 11,74 11.3 3 6
31 Maluku 19,51 19,18 18.45 10 11
32 Maluku Utara 6,83 6,33 6.35 2 10
33 Papua Barat 25,83 25,43 25.1 13 13
34 Papua 28,16 28,54 27.62 29 29
KONDISI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMSEL
5
Jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan pada tahun 2017
Jumlah penduduk miskin Kab. Muara Enim menduduki peringkat ke-13 terkecil di Sumsel dengan tingkat kemiskinannya masih berada di atas tingkat kemiskinan provinsi pada tahun 2016
Sumber: BPS, Angka Maret
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin Kab/Kota Tahun 2016
1,332
14.24 13.78 14.24 13.91 14.25 13.54 13.19
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
P
12.4 20.47 25.89 30.17 31.05 36.95 38.42 46.97 55.5 57.01 67.83 73.93 82.35 95.99 106.78127.54191.95
9.19
13.2914.3 13.8 17.11
6 Sumber: BPS, Angka Maret
118
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
P
KONDISI KEMISKINAN DI KABUPATEN MUARA ENIM
3.45
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
P
) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Tahun
Penduduk Miskin Usia >15thyang Tidak Bekerja
(%)
Penduduk Miskin Usia >15thyang Bekerja di
Sektor Informal
Penduduk Miskin Usia >15thyang Bekerja di
Sektor Formal
Rumah Tangga Miskin Menggunakan Air Bersih
Rumah Tangga Miskin Menggunakan Jamban
Layak
2008 0.00 72.02 27.98 -
-2009 2.90 71.74 25.35 35.36 34.68
2010 2.68 77.55 19.78 36.46 47.66
2011 28.54 60.14 11.31 43.26 37.47
2012 29.76 59.24 11 34.67 39.22
2013 34.26 52.33 13.42 49.85 40.52
2014 34.81 52.64 12.55 26.41 43.89
2015 34.16 45.05 20.79 62.15 64.62
7
No
PROVINSI
KABUPATEN
KPM
PERLUASAN
ANGGARAN
TOTAL KPM
TOTAL
ANGGARAN
101
SUMATERA
SELATAN
MUARA ENIM
19,043
Rp
17,995,861,685
11,999
Rp
22,678,110,000
31,042
Rp
40,673,971,685
RENCANA SEBARAN LOKASI PELAKSANAAN PROYEK PRIORITAS
NASIONAL PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TAHUN 2018
(514 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi)
No Nama Provinsi Nama Kabupaten/ Kota Batch KPM BPNT Alokasi Anggaran
5 SUMATERA SELATAN PALEMBANG 1 (12 bulan-Januari sd Desember) 79,396 104,802,720,000 75 SUMATERA SELATAN OGAN KOMERING ULU 2 (11 bulan-Februari sd Desember) 15,037 18,194,770,000 185 SUMATERA SELATAN LUBUKLINGGAU 4 (5 bulan-Agustus sd Desember) 9,441 5,192,550,000 189 SUMATERA SELATAN PRABUMULIH 4 (5 bulan-Agustus sd Desember) 9,679 5,323,450,000 202 SUMATERA SELATAN PAGAR ALAM 4 (5 bulan-Agustus sd Desember) 6,035 3,319,250,000
RENCANA SEBARAN LOKASI PELAKSANAAN PROYEK PRIORITAS
www.bappenas.go.id
PERLUASAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN
1.
Arahan Presiden dalam SidKab Paripurna 4 April 2017, cakupan PKH
ditingkatkan 10 Juta Keluarga (persentil 15, untuk keluarga
eligible
dengan
anak balita, usia sekolah, lansia dan/atau disabilitas).
2.
PKH dipandang efektif menurunkan kemiskinan dan ketimpangan:
•
Untuk jangka pendek program memberikan tambahan pendapatan
(
direct effect)
Keluarga Penerima
•
Untuk jangka lebih panjang terjadi perbaikan perilaku melalui
kondisionalitas yang mendukung peningkatan kualitas kesehatan dan
pendidikan anak (
price effect
).
•
Terjadi pengurangan pekerja anak.
•
Peningkatan kualitas pelayanan melalui
complementary
perbaikan
akses pendidikan dan kesehatan oleh Pemda
•
Mempercepat pencapaian SDGs (kemiskinan, akses pendidikan,
kesehatan ibu hamil dan balita, peningkatan kesetaraan jender, dan
ketimpangan).
3.
Penyaluran PKH secara non tunai dan terintegrasi dengan bantuan lainnya
mendorong akumulasi aset/tabungan dan akses layanan keuangan lainnya.
4.
Perluasan membutuhkan dukungan lintas sektor dan Pemda untuk
meningkatkan kualitas layanan dasar, penguatan pengelolaan,
pendampingan, dan perluasan
Family Development Sessions
.
2015 2016 2017 2018
6 Juta
NON TUNAI TUNAI
8
11
Rekening Tabungan
Penerima Manfaat non tunai
MerchantEnergi Bank ATM
e-voucher
PKH Bantuan Lainnya
Bantuan dalam bentuk uang
1.PKH diberikan kepada 10 juta keluarga miskin
dengan ibu hamil, anak balita, anak usia sekolah,
lansia, dan disabilitas.
2.Besar rata-rata bantuan Rp.1,89 Juta/Keluarga/
Tahun; diberikan dalam 4 kali penyaluran melalui
Bank.
3.Keluarga penerima harus memenuhi persyaratan:
a. Memeriksakan kesehatan (anak, lansia, dan
disabilitas) dan imunisasi di
puskesmas/posyandu
b. Kehadiran minimal 85% di sekolah
c. Mengikuti
family development sessions
(FDS)
setiap bulannya, untuk peningkatan kapasitas
ibu penerima (modul: pendidikan, keuangan
keluarga, kesehatan, perlindungan anak)
Penarikan
Penyaluran PKH secara Non Tunai
Meningkatkan pengeluaran per kapita RT
sebesar 3,3%
3,4% diantaranya digunakan untuk
konsumsi makanan, dan 0,9% diantaranya
untuk konsumsi makanan berprotein
10
DAMPAK PROGRAM KELUARGA HARAPAN
KESEHATAN
Peningkatan kelahiran dibantu tenaga
medis (6,1%) dan kelahiran di faskes
(4,3%)
Peningkatan proporsi anak terimunisasi
lengkap (4,5%) dan kunjungan
rawat-jalan ke faskes publik (0,8%)
Penurunan angka putus sekolah di
Sekolah Dasar sebesar 1,1%.
Peningkatan kehadiran anak SD
sebesar 1,3% dan SMP sebesar 0,3%
PENDIDIKAN
Penurunan tenaga kerja anak sebesar
1,3%
TENAGA KERJA
ANAK
KONSUMSI RT
Peningkatan kelahiran dibantu tenaga medis dan kelahiran di faskes, pemberian imunisasi lengkap pada
batita, serta kunjungan rawat jalan, diantara ibu non-penerima PKH yang tinggal di kecamatan PKH.
Peningkatan angka partisipasi kasar SD, serta angka partisipasi murni dan kasar SMP diantara anak dari
keluarga sangat miskin non-PKH yang ada di kecamatan PKH.
www.bappenas.go.id 11
Perluasan Bantuan Pangan 2018
1.
Perluasan ke seluruh kota/
kabupaten berdasarkan
kesiapan infrastruktur dan
fasilitas non tunai.
2.
Saturasi pada tingkat
kabupaten/kota.
3.
Perluasan secara bertahap
dimulai dari daerah yang
paling siap untuk
penyaluran awal di akhir
Januari 2018
4.
Dipertimbangkan
penyaluran Rastra dalam
bentuk bansos untuk
daerah yang belum siap
(tanpa bayar RP.1600,
mendapat 10 kg beras).
KETERANGAN
LOKASI
JUMLAH
KPM
Pelaksanaan 2017 di 44 Kota
44 Kota
1,286,194
Perluasan 2018 di wilayah kota
54 Kota
438,975
Total pelaksanaan di kota
98 Kota
1,725,169
Perluasan 2018 di wilayah kabupaten
118 Kabupaten
8,348,068
Total KPM Bantuan Pangan Non Tunai
98 Kota + 118 Kab
10,073,237
Sebaran Pelaksanaan BPNT berdasarkan Kesiapan Infrastruktur & Agen Bank
15
E-WARONG
12 E-Warong
KUBE Toko Tani
Rumah Pangan Kita (Bulog)
dan
lain-lain
Agen Laku
Pandai/LKD Kios Pasar
Warung
rakyat Retailer
Definisi E-warong (Perpres No. 63/2017 tentang Bansos Non Tunai)
adalah agen bank, yang terdiri
atas pedagang dan/atau pihak lain yang bekerja sama dengan Bank Penyalur dan ditentukan sebagai
tempat penarikan/pembelian Bantuan Sosial oleh Penerima Bantuan Sosial bersama Bank Penyalur.
Kriteria e-warong
yang digunakan dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai, antara lain:
•
Memiliki kemampuan, reputasi, kredibilitas, dan integritas di wilayah operasionalnya
•
Memiliki sumber penghasilan utama yang berasal dari kegiatan usaha yang sedang berjalan dengan lokasi usaha
tetap dan/atau kegiatan tetap lainnya.
•
Memiliki jaringan informasi dan kerjasama antar agen/toko dengan pemasok/distributor bahan pangan yang
tersedia di pasar untuk memastikan ketersediaan stok Bahan Pangan bagi pembelian oleh KPM.
•
Menjual Bahan Pangan paling tidak mencakup beras atau telur sesuai harga pasar.
•
Dapat melayani KPM dan Non KPM.
13
PERKEMBANGAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
92.0
Bukan Pekerja Integrasi Jamkesda
Total
Capaian Jaminan Kesehatan Nasional Per Jenis Kepesertaan per Juni 2017 (juta orang)
Sumber: RPJMN 2015-2019, RKP 2016, 2017, 2018, Exercise Bappenas & BPJS Health
RPJMN 2015-2019 2015 2016 2017 2018 2019
Target Penerima Bantuan Iuran (PBI) (juta orang)
88,2 92,4 92,4 92,4 107,2
Capaian PBI (juta orang)
87,8 91,1 92,0 -
-% Kepesertaan dari
Total Penduduk 61,5% 66,5% 68,1%
-95% (RPJMN 2015-2019)
KEBIJAKAN KEPESERTAAN PBI-JKN
a. Membayarkan premi iuran masyarakat miskin
dan rentan kepada BPJS Kesehatan
b. Sinkronisasi Basis Data Terpadu dengan data
Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan data Nomor
Induk Kependudukan (NIK)
c. Integrasi verifikasi Penerima Bantuan Iuran
dengan Dinas Dukcapil untuk melengkapi dan
menjaga
konsistensi
data
Nomor
Induk
Kependudukan (NIK)
d. Meningkatkan
pemahaman
masyarakat
pentingnya promotif dan preventif kesehatan
e. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
daerah dengan jangkauan yang sulit
www.bappenas.go.id
Capaian IPM Indonesia
14
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Target RKP Target
RPJMN 2019
2017 2018
Indeks Pembangunan Manusia
Metode Lama 72,27 72,77 73,29 73,81 *) *) *) - - 76,3
Metode Baru 66,53 67,09 67,70 68,31 68,90 69,55 70,18 70,10 71,5 71,98
(exercise
Bappenas)
Komponen Pembentuk IPM (metode baru):
Angka Harapan Hidup(Tahun) 69,81 70,01 70,20 70,40 70,59 70,78 70,90
Angka Harapan Lama Sekolah(Tahun) 11,29 11,44 11,68 12,10 12,39 12,55 12,72
Rata –rata Lama Sekolah 25 tahun keatas
(Tahun)
7,46 7,52 7,59 7,61 7,73 7,84 7,95
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
9.437 9.647 9.815 9.858 9.903 10.150 10.420
Sumber: BPS
• Peringkat IPM Indonesia tahun 2015 (HDR, UNDP): 113 dari 188 negara
Lebih tinggi dari Vietnam (115), Filipina (116), India (131), Laos (138), Kamboja (143) dan Myanmar (145)
sejak 2015, perhitungan IPM dilakukan dengan menggunakan metode baru Ukuran keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia:
• hidup sehat dan berumur panjang,
• berpengetahuan, serta
www.bappenas.go.id
BASIS DATA TERPADU UNTUK PENETAPAN SASARAN
PROGRAM-PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
10,64%
PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI
KARTU INDONESIA SEHAT (KIS)
•
PENERIMA KPS/KKS, RASTRA, BPNT
•
PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)
MELALUI KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
GARIS KEMISKINAN (MARET 2017) Mencakup 27,77 juta jiwa
Inclusion Error
Jumlah Rumah Tangga (RT)
26.589.774
Jumlah Keluarga (KK)
28.488.031
Jumlah Penduduk (Jiwa)
96.705.167 **)
BASIS DATA TERPADU *)
Keterangan:
*) Berdasarkan Kepmensos Nomor 57/HUK/2017 tentang Penetapan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Tahun 2017 **) Mencakup 37% dari keseluruhan total penduduk Indonesia tahun 2017
15
TANTANGAN DALAM EFEKTIVITAS PENETAPAN SASARAN
•
Penetapan sasaran di Indonesia sangat kompleks (±
250 juta penduduk, 16.053 pulau, 514
kabupaten/kota, tingkat migrasi tinggi, kemiskinan
dinamis, dan keterbatasan anggaran).
•
Diperlukan kombinasi beragam jenis data untuk
mengakomodasi penyelesaian masalah dan
peningkatan efektivitas sasaran dan program.
16
Data Mikro
Data penduduk dengan
tingkat kesejahteraan
40% terendah
.
Didasarkan pada
ciri-ciri
rumah tangga miskin.
Menggunakan pendekatan sensus sehingga
identifikasi dapat sampai pada
identitas kepala
rumah tangga dan alamat tempat tinggalnya.
Data Makro
Estimasi
angka kemiskinan
(proporsi jumlah penduduk
di bawah garis kemiskinan dalam total penduduk).
Konsep
basic needs
approach.
Menggunakan metode sampling agar diperoleh jumlah
sampel yang efisien untuk
mengestimasi
kemiskinan di
suatu wilayah.
www.bappenas.go.id 17
INTEGRASI SISTEM PENDATAAN
–
SLRT dan MPM
Sumber: dari berbagai sumber, diolah Bappenas 2016
SKEMA PEMUTAKHIRAN
Sistem Layanan & Rujukan Terpadu (SLRT) dan Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM)
BASIS DATA TERPADU
40% penduduk termiskin, di
luar kategori PMKS
PMKS berbasis
keluarga dalam 60%
penduduk termiskin:
•
Fakir Miskin
•
Anak
•
Lansia
•
Penyandang
Disabilitas
BASIS DATA PMKS
PMKS berbasis institusi/LKS/Panti:
•
Penghuni panti
•
Penghuni LKS
PMKS tidak berdomisili tetap:
•
Penduduk telantar
•
Gelandangan psikotik
•
Pengemis
•
Komunitas Adat Terpencil
PMKS dengan resiko
sementara:
•
Penduduk marjinal
•
Korban bencana
•
Korban tindak kekerasan
•
Korban traficking
Update Sistem Registrasi Tunggal Program Perlindungan Sosial & SIAK
Berisi Data yang telah divalidasi dan diverifikasi meliputi a.l. Nama, Alamat, Karakteristik Sosial
Ekonomi, NIK, KK, Sidik Jari, Iris Mata, Data Kependudukan Lainnya, dan Data PMKS.
KIP
KIS KKS
PKH RASTRA
www.bappenas.go.id
KETERKAITAN SISTEM LINTAS PROGRAM PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA
•
Setiap kabupaten/kota
perlu membangun
kapasitas dan fungsi:
⁻
Pemutakhiran data
secara reguler
⁻
Penanganan pengaduan
⁻
Integrasi pelayanan dan
pendanaan
•
Menjadi hub
(penghubung dan
koordinasi) program2
pusat, daerah, dan
masyarakat (swasta/CSR,
LSM, dsb) untuk
komplementaritas
program bagi masyarakat
www.bappenas.go.id 19
Kelembagaan SLRT Di Daerah
–
Model Pengembangan
Model Pengembangan
Prasyarat dasar:
•
Terdapat satu instansi yang berfungsi sebagai pusat data dan memberikan data tersebut ke SKPD terkait.
•
Data dikumpulkan berdasarkan informasi dari masing-masing SKPD dengan indikator yang sudah disepakati.
•
Pemberian informasi, pelayananan, dan penanganan keluhan berada di masing-masing SKPD
•
Pusat pendataan ada ditingkat Kabupaten/kota
Pusat Pendataan
• Menyampaikan keluhan
• Menanyakan informasi
Memberikan rujukan ke instansi terkait
Memberikan pelayanan
• Melaksanakan
pengelolaan basis data daerah yang berasal dari data program dan laporan masyarakat;
• Memberikan data kepada SKPD terkait apabila dibutuhkan;
• SDM berasal dari pegawai pendataan yang sudah tersedia di Kabupaten/Kota.
•Bantuan lainnya (Barang, jasa, dll)
Operator di tingkat
Kabupaten/Kota Pemberian bantuan
www.bappenas.go.id 20
Kelembagaan SLRT Di Daerah
–
Model Terpadu
Prasyarat dasar:
• Skema beragam loket dan beragam layanan, dengan membentuk kelembagaan khusus.
• Fungsi pusat rujukan & keluhan:
Melakukan pelayanan langsung (khususnya pada situasi darurat).
Memberikan konseling penanganan masalah.
Memfasilitasi pemberian informasi dan penanganan keluhan pada satu tempat terpadu.
• Pekerja sosial (PSKS) berperan untuk melakukan pendataan, pelayanan, dan penanganan keluhan secara berkala.
• Mempergunakan teknologi informasi dalam melaksanakan pendataan, pencatatan keluhan, dan pelayanan (aplikasi android & website)
• Keluhan dan informasi akan disampaikan ke SKPD terkait untuk diberikan penanganan lanjutan.
• Basis data daerah akan dimutakhirkan secara berkala (minimal 6 bulan sekali).
Pelaporan dan monev program
• Memberikan konseling dan pelayanan langsung
• Melakukan pencatatan keluhan dan pendataan Melaporkan keluhan/pengaduan ke PSKS/Pusat rujukan
Terdiri dari perwakilanSKPD
+ Pelayanan & keluhan dapat lebih mudah dimonitor + Waktu penanganan lebih efisien
- Membutuhkan kesepakatan setiap program untuk
mendelegasikan tugas & fungsinya dalam menentukan verifikasi, kewenangannya
- Secara kelembagaan akan menambah instansi baru
+ KONDISI PERLU DI PUSAT & DAERAH
Regulasi sebagai payung hukum instansi
•Mengelola basis data daerah
•Memberikan pelayanan dan program
•Menerima keluhan dan rujukan
CSR, BAZ & lembaga lain
Bantuan pendanaan & lainnya
Unit terpadu Pekerja
sosial-PSKS SKPD terkait
www.bappenas.go.id
Sinergi Pemberdayaan Masyarakat
21
PENDAMPINGAN DAN PELATIHAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN ENERGI
Untuk mendorong kecukupan energi dan
protein
BANTUAN TUNAI BERSYARAT untuk mendorong perubahan perilaku positif
BANTUAN PENDIDIKAN untuk memutus kemiskinan antar generasi
BANTUAN KESEHATAN untuk menjaga kualitas
kesehatan keluarga miskin
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN:
Untuk memberikan akses pekerjaan dan kesempatan berusaha
agar lebih mandiri
•
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya memastikan terwujudnyaa kesempatan dan kemampuan masyarakat
miskin dan rentan berdaya dan meningkat kesejahteraannya secara berkelanjutan
•
3 Program Prioritas PK: 1) Jaminan dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran; 2) Pemenuhan Kebutuhan
Dasar; dan 3) Perluasan Akses Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi
www.bappenas.go.id
Pengembangan Ekonomi Produktif untuk Kesempatan
Penghidupan Secara Berkelanjutan
TANTANGAN UTAMA ADALAH MENGUBAH SIKAP MENTAL
MASYARAKAT MISKIN MENJADI LEBIH MANDIRI DAN TIDAK
BERSIFAT MENUNGGU BANTUAN PEMERINTAH
Transformasi paradigma Pemberdayaan dengan fokus MEMBANGUN MANUSIANYA
Peningkatan kemandirian melalaui PENDAMPINGAN INTENSIF DAN PENINGKATAN KAPASITAS
Menabung dan berkelompok menjadi prasyarat sebelum BEKERJA ATAU BERUSAHA
Optimalisasi peran Pemda dan Swasta untukLIVELIHOOD SUPPORT SYSTEMdan PASAR
1
2
3
4
Pendekatan diarahkan pada fasilitas masyarakat miskin mulai dari penyadaran potensi diri, lingkungan, sampai
memiliki penghidupan yang layak.
PENTAGONAL
www.bappenas.go.id 23
Beberapa Praktik Baik: SLRT Sabilulungan, Kab. Bandung
Seluruh SKPD diwajibkan menggunakan data SLRT berdasarkan PerBup No.
64/2016. Pembahasan Perda SLRT. Puskesos diseluruh (267) desa/kel.
menggunakan dana APBD dan Dana Desa sebesar 8,1 milyar. Pembiayaan
APBD untuk SLRT: Rp.200 juta (2016); Rp.500 juta (2017)
Sebagai bagian dari TKPKD, Sekretariat SLRT SABILULUNGAN telah memiliki
gedung sendiri
Fungsi Layanan dan Rujukan telah berfungsi: 25 hingga 30 orang berkunjung
setiap hari
Unit Reaksi Cepat SLRT dilengkapi:
•
Ambulan gratis SLRT (kesehatan)
•
Mobil Sisir (pendidikan)
•
WA Gateaway untuk URC SLRT
Pola Kemitraan dengan CSR dan BAZ
Kewirausahaan, dimulai dari training pendamping.
Pembiayaan APBD untuk SLRT: 600 juta (2016); Rp.600 juta (2017)
Sekretariat SLRT UPT Sipakatau memiliki gedung sendiri
Tim Reaksi Cepat SLRT UPT Sipakatau
–
Brigade Siaga Bencana (BSB)
Pola Kemitraan dengan CSR , BAZ, PKK melalui MoU
UPT Sipakatau mengawal sistem penganggaran untuk layanan sosial dan
kesejahteraan yang bersumber dari dana CSR dan sumbangan dana PNS dan
BAZNAS
Fungsi Layanan dan Rujukan berfungsi: 30 hingga 40 orang berkunjung setiap
hari
Layanan bantuan pengurusan administrasi kependudukan
Bursa Kerja
Mekanisme Pendaftaran Mandiri (MPM) terintegrasi ke dalam SLRT
Penyusunan draf Perda tentang penanggulangan kemiskinan dan
perlindungan sosial bagi PMKS melalui SLRT - UPT Sipakatau
Koordinasi lintas SKPD dan komitmen kepala daerah tinggi.
24
25