Latar Belakang Kedatangan Bangsa
Barat ke Indonesia
1.Runtuhnya Kekaisaran Romawi
2. Perang Salib (Perang Suci)
Perang Salib :
1. Adanya larangan bagi
peziarah-peziarah
Kristen
untuk
mengunjungi
Yerusalem.
2. Merebut Spanyol yang telah
tujuh abad dikuasai oleh Dinasti
Umayyah.
3. Paus Urbanus berusaha untuk
mempersatukan kembali gereja
Roma dengan gereja di Romawi
Timur, seperti di Konstantinopel,
Yerusalem, dan Aleksandria.
Dampak adanya Perang Salib :
1. Jalur perdagangan Eropa dan
Timur Tengah menjadi terputus.
Apalagi dengan dikuasainya
Konstantinopel, maka para
pedagang Eropa mulai mencari
jalan lain untuk mendapatkan
rempah-rempah secara langsung.
2. Bangsa Eropa mulai mengetahui
kelemahan dan ketertinggalan
mereka dari orang-orang Islam dan
Timur, sehingga mereka mencoba
untuk mengejar ketertinggalan itu
dengan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
secara
besar-besaran.
3. Adanya motif balas dendam di
kalangan orang-orang Kristen
terhadap orang Muslim karena
kekalahannya dalam peperangan di
dunia Timur dalam rangka
menguasai jalur perdagangan.
3. Jatuhnya Konstatinopel ke Umat
Islam
4. Penjelajahan Samudra
5.Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kedatangan Belanda
Pertama Kali di Banten
Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596 – Pada tahun 1596, 4 buah kapal dagang Belanda yang antara lain dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten. Pada waktu itu, Banten merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Barat, serta pusat perdagangan rempah-rempah dan berbagai hasil dari daerah-daerah di sekitarnya, termasuk dari Maluku.
Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596 – Motivasi utama yang mendorong kedatangan Belanda adalah masalah ekonomi ditambah dengan adanya jiwa petualangan. Kedua, pada tahun 1585 terjadi perubahan di Eropa yang berdampak langsung terhadap pedagang-pedagang Belanda. Perubahan itu adalah dikuasainya Portugal oleh Spanyol.
Kebijakan VOC di Indonesia
a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
b. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk memperkuat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal. d. Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda. e. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta (Batavia).
f. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
h. Adanya verplichte leverantie (penyerahan wajib) dan Prianger stelsel (sistem
Priangan).
LATAR BELAKANG PEMBUBARAN VOC
Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun faktor eksternal di luar VOC yang
menggerogoti keberadaan VOC.
Faktor internal
1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat luas.
Faktor eksternal
1) Meletusnya revolusi Prancis
menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2) Reaksi penentangan oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga.
KEBIJAKAN JENDERAL HERMAN WILLEM DAENDELS
Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan kegiatan perdagangan.
Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang burung.
Melaksanakan contingenten yaitu pajak dengan penyerahan hasil bumi. Menetapkan verplichte leverantie,
kewajiban menjual hasil bumi hanya kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan.
Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membangun ketentaraan dengan melatih orangorang pribumi.
Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan sebagai dasar pertimbangan pertahanan.
Membangun pelabuhan-pelabuhan dan membuat kapal perang berukuran kecil.
Melakukan penjualan tanah rakyat kepada pihak swasta (asing). Mewajibkan Prianger stelsel, yaitu
kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi.
KEBIJAKAN THOMAS STAMFORD RAFFLES
a. Di bidang ekonomi
1) Menghapus segala kebijakan Daendels, seperti contingenten/ pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (landrente).
2) Semua tanah dianggap milik negara, maka petani harus membayar pajak sebagai uang sewa.
b. Di bidang pemerintahan pengadilan dan sosial
1) Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan termasuk Jogjakarta dan Surakarta.
2) Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan.
3) Melarang perdagangan budak.
c. Di bidang ilmu pengetahuan
1) Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan berbagai penelitian
ilmiah di Indonesia.
2) Raffles bersama Arnoldi berhasil
menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberinya nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.
3) Raffles menulis buku “History of Java” dan merintis pembangunan Kebun Raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia.
KEBIJAKAN SISTENTANAM PAKSA
Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel), merupakan peraturan yang
dikeluarkan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mengharuskan setiap desa menyisihkan 20% tanahnya untuk ditanami komoditi yang laku dipasar ekspor, khususnya tebu, tarum (nila) dan kopi. Hasil tanaman ini nantinya harus dijual kepada pemerintah belanda dengan harga yang telah ditetapkan. Sedangkan Penduduk desa yang tidak punya tanah harus bekerja selama 75 hari setiap tahun (20% dari 365 Hari) pada perkebunan milik pemerintah belanda, hal tersebut menjadi semacam pengganti pajak bagi rakyat.
PERLAWANAN MATARAM MELAWAN VOC
1. Perlawanan Rakyat Mataram Pertama
Perlawanan rakyat Mataram pertama terhadap VOC di Batavia dilakukan pada bulan Agustus 1628 yang dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Walaupun pasukan Mataram kelelahan akibat menempuh jarak yang sangat jauh dengan persediaan bahan makanan yang mulai menipis, pasukan Mataram mampu melakukan serangan terhadap VOC di Batavia sepanjang hari.
Sebagian pasukan Mataram melakukan serangan mendadak melalui perairan laut Batavia serta sebagian lagi mendarat dan bermukim di daerah Marunda (terletak di sebelah timur Cilincing, Jakarta) untuk membangun benteng darurat yang terbuat dari bambu yang dianyam. Namun, benteng pertahanan darurat milik pasukan Mataram dan perkampungan rakyat untuk berlindung tersebut banyak dibakar kompeni.
Pada saat situasi demikian,
mendapat kesulitan karena tembakan yang gencar dilakukan oleh kompeni. Upaya yang dilakukan pasukan Mataram berikutnya adalah membendung Sungai Ciliwung agar penghuni benteng (Belanda) kekurangan air. Strategi ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa manusia.
Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan dan terserang penyakit memaksa pasukan Mataram mengundurkan diri sehingga perlawanan rakyat Mataram saat itu mengalami kegagalan.
2. Perlawanan Rakyat Mataram Kedua
Perlawanan rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun 1629 dan dipimpin oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Meskipun persediaan bahan pangan sudah mulai menipis, pasukan Mataram tetap menyerbu Batavia dan berhasil menghancurkan benteng Hollandia. Penyerbuan berikutnya dilanjutkan ke benteng Bommel tetapi belum berhasil karena pasukan Mataram sudah mulai kelelahan dan kekurangan bahan makanan. Perlawanan pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena kekurangan bahan pangan, senjata, terserang wabah penyakit, dan kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh. Kegagalan serangan Sultan Agung ke Batavia dipengaruhi ;
1) Kalah dalam persenjataan
2) Jarak Mataram Batavia sangat jauh 3) Kekurangan bahan makanan, karena lumbung – lumbung padi persedian Mataram berhasil di bakar oleh VOC dan 4) Terjangkitnya wabah penyakit yang menyerang prajurit Mataram.
PERLAWANAN PATTIMURA
Latar Belakang
1. Kembalinya pemerintahan kolonial Belanda di Maluku dari tangan Inggris.
2. Pemerintah kolonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib.
3. Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan uang kertas sebagai pengganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku, menambah
kegelisahan rakyat.
4. Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari kepulauan Maluku untuk menjadi Serdadu (Tentara) Belanda.
PERANG DIPONEGORO
a. Latar Belakang Perlawanan
Nama asli Pangeran Diponegoro adalah
Raden Mas Ontowiryo, putra Sultan
Hamengku Buwono III. Karena
pengaruh Belanda sudah sedemikian
besarnya di istana maka Diponegoro
lebih senang tinggal di rumah buyutnya
di desa Tegalrejo.
Secara umum sebab-sebab perlawanan
Diponegoro dan para pengikutnya
adalah sebagai berikut:
1.
2. Adat kebiasaan keraton tidak
dihiraukan para pembesar
Belanda duduk sejajar dengan
Sultan.
2.
Masuknya pengaruh budaya
Barat meresahkan para ulama
serta golongan bangsawan.
Misalnya pesta dansa sampai
larut malam, minum-minuman
keras.
3.
Para bangsawan merasa
dirugikan karena pada tahun
1823 Belanda menghentikan
sistem hak sewa tanah para
bangsawan oleh pengusaha
swasta. Akibatnya para
bangsawan harus
mengembalikan uang sewa yang
telah diterimanya.
4.
Banyaknya macam pajak yang
membebani rakyat misalnya
pajak tanah, pajak rumah, pajak
ternak.
Selain hal-hal tersebut ada kejadian
yang secara langsung menyulut
kemarahan Diponegoro yaitu
pemasangan patok untuk pembuatan
jalan kereta api yang melewati makam
leluhur Diponegoro di Tegal Rejo atas
perintah Patih Darunejo IV tanpa seijin
Diponegoro. Peristiwa tersebut
menimbulkan sikap terang-terangan
Diponegoro melawan Belanda.
b. Jalan Perang
keluarganya diungsikan ke daerah
Deksa. Perlawanan Diponegoro diikuti
oleh para petani, para ulama maupun
bangsawan. Pengikut Pangeran
Diponegoro antara lain Kyai Mojo dari
Surakarta, Kyai Hasan Besari dari Kedu.
Pertempuran meluas sampai di
Banyumas, Pekalongan, Semarang,
Rembang, Madiun dan Pacitan. Selain
dukungan dari para Bupati juga
didukung oleh Panglima perang berusia
muda yaitu Sentot Ali Basa Prawiradirjo.
Pada tangal 30 Juli 1826 Pasukan
Diponegoro memenangkan pertempuran
di dekat Lengkong dan tanggal 28
Agustus 1826 di Delanggu. Oleh rakyat,
pangeran Diponegoro diangkat menjadi
Sultan dengan gelar “Sultan Abdulhamid
Cokro Amirulmukminin Sayidin
Panotogomo Khalifatullah Tanah Jowo”
Menghadapi perang gerilya yang
dilakukan pasukan Diponegoro Belanda
menggunakan taktik benteng stelsel.
Benteng stelsel adalah taktik yang
dilakukan dengan cara mendirikan
benteng sebagai pusat pertahanan di
daerah yang didudukinya untuk
mempersempit ruang gerak perlawanan
Diponegoro. Selain itu Jendral De Kock
menetapkan Magelang sebagai pusat
kekuatan militernya. Siasat ini cukup
berhasil, beberapa pengikut Diponegoro
tertangkap dan menyerah. Kyai Mojo
berunding dengan Belanda tanggal 31
Oktober 1828.
Tindakan Belanda berikutnya adalah
membujuk para pengikut Diponegoro
untuk menyerah dan berhasil antara lain
terhadap Mangkubumi. Sentot Ali Basa
Prawirodirjo menyerah dan
menandatangani perjanjian Imogiri
bulan Oktober 1829.
Mula-mula Belanda mengumumkan
pemberian hadiah sebesar 20.000
ringgit kepada siapa saja yang dapat
menyerahkan Diponegoro dalam
keadaan hidup atau mati. Hal ini tidak
berhasil, maka ditempuh cara berikutnya
melalui perundingan. Pertemuan
pertama tanggal 16 Februari 1830 di
desa Romo Kamal oleh Kolonel
Cleerens. Perundingan berikutnya
tangal 28 Maret 1830 di kediaman
Residen Kedu. Perundingan gagal
bahkan Diponegoro kemudian ditangkap
dan ditahan di Batavia, selanjutnya
tanggal 8 Januari 1855 dibawa ke
Makasar.
Dengan tertangkapnya Diponegoro
berakhirlah perang Diponegoro. Perang
ini cukup merepotkan keuangan
Belanda karena menelan biaya perang
yang cukup besar.
PERANG PADRI
a. Sebab sebab perang Padri:
1. Adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum padri sebagai akibat dari usaha yang dilakukan kaum padri untuk memurnikan ajaran Islam dengan menghapus adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.
2. Campur tangan belanda dengan membantu kaum adat .
Tahap 1 (1821-1825)
1. Peperangan terjadi antara kaum adat dan kaum padri karena masalah agama.
2. Berkobar sebelum perang
diponegora.
3. Dari kota lawas pertempuran meluas ke Alahan panjang dan Tanah datar.
4. Kaum adat meminta bantuan kepada inggris namun ditolak karena inggris sudah didak mempunyai kekuasaan lagi di Indonesia.
5. Kaum adat meminta bantuan kepada belanda tahun 1821 sehingga kaum padri menyerang pos pos belanda di Semawang , soli air dan Lintau
6. Belanda mendirikan benteng Fort Van Capellen di Batusangkar dan Fort De Kock di Bukit tinggi untuk menggempur kaum padri. Upaya ini gagal sehingga Belanda mundur menuju ke Pagar Ruyung. 7. Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku Nan Rencek. Di Bonio kaum padri berhasil menyerang pos belanda yang di pimpin oleh Letnan Maartius dan kapten Brusse.
8. 24 September 1822 pasukan paderi menyerang Belanda di Agam.
di jawa untuk menghadapi perang diponegoro yang telah berkobar.
Sejarah Perang Padri (Tahap II)
1. Merupakan perang antara
masyarakat Minangkabau melawan belanda untuk mempertahankan wilayah mereka dari belanda.
2. Perang ini berkobar setelah perang Diponegoro.
3. Tahun 1831 serangan kaum padri mulai gencar perang berkobar di muara palam.
4. Tahun 1832 tuanku nan cerdik bergabung Dengan tuanku imam bonjol menyerang pos pos belanda di Mangapo. Belanda menerapkan tak tik adu domba dengan cara mengirim pasukan pimpinan sentot prawirodirjo (salah seorang pemimpin perang diponegoro yang menyerah). Ternyata sentot membantu kaum padri melawan belanda sehingga ia ditangkap dan diasingkan di Cianjur jawa barat. Tahun 1833 pertempuran meletus di daerah Agam. Kaum padri mulai mengalami kekalahan karena menyerahnya beberapa pemimpin perlawanan seperti Tuanku Nan Cerdik
5. Akhir tahun 1834 Belanda memusatkan pasukannya untuk menduduki daerah sekitar bonjol dengan sasaran utamanya menguasai bonjol.
6. Tanggal 8 februari 1835 Tuanku Imam Bonjol Bersedia mengadakan gencatan senjata belanda memaksanya menyerah. Ia bersedia dengan syarat pasukan Belanda ditarik dari Alahan panjang. Belanda menolak sehingga kembali terjadi pertempuran.
7. Bulan agustus 1835 Tuanku Imam Bonjol bersedia berunding kembali tetapi belanda menolak dengan alasan kaum paderi akan menggunakan kesempatan ini untuk menyusun siasat . Pertempuran akhirnya meletus kembali.
8. Bulan Oktober 1835 Bonjol dikepung dan tembakan dilancarkan kearah Benteng Bonjol .Akhirnya benteng bonjol jatuh ketangan belanda setelah selama 2 tahun dipertahankan mati-matian oleh kaum Padri. 9. Tanggal 15 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol menyerah sehingga perlawanan rakyat Minangkabau melemah dan dianggap sudah tidak ada artinya lagi oleh pasukan Belanda.
PERANG BANJAR
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Perang Banjar berlangsung antara 1859 -1905 (menurut sumber Belanda 1859-1863). Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah. Pada tahun 1785, Pangeran Nata yang menjadi wali putra makota, mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar Sultan Tahmidullah II (1785-1808) dan membunuh semua putra almarhum Sultan Muhammad. Pangeran Amir, satu-satunya pewaris tahta yang selamat, berhasil
melarikan diri lalu mengadakan perlawanan dengan dukungan pamannya Arung
Turawe, tetapi gagal. Pangeran Amir (kakek Pangeran Antasari) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Srilangka.
Sebab umum :
Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan
perkebunan dan pertambangan di K alimantan Selatan.
Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan.
Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan
pertambangan batubara.
PERANG ACEH
Perang Aceh–Belanda atau
disingkat Perang Aceh adalah perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada januari 1904, tapi
perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut.
PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
SESUDAH DAN
SEBELUM TH. 1908
Penyebab kegagalan perjuangan Indonesia sebelum tahun 1908
1. Kurang adanya persatuan 2. Faktor persenjataan
Senjata yang dimiliki para pejuang Indonesia masih sangat sederhana 3. Politik Devide et Impera
Siasat Belanda mengadu domba antar sesama bangsa Indonesia berhasil 4. Pemimpinnya adalah bangsawan yang
sangat bergantung pemimpin
Perubahan Strategi Perjuangan Setelah tahun 1908
1. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai menonjolkan persatuan 2. Perjuangan yang dilakukan tidak lagi
menggunakan senjata tradisional melainkan menggunakan organisasi modern
3. Pemimpin perjuangan ialah golongan cerdik pandai,bukan lagi golongan bangsawan atau pemimpin daerah yang lainnya
DAMPAK PENJAJAHAN
BANGSA BARAT DI
INDONESIA
Politik
Masa penjajahan barat:
Sistem politik adu domba (devide et Impera) yaitu kedudukan para bupati dianggap pegawai negeri yang digaji pemerintah kolonial Belanda. Dengan pengawasan ketat Belanda memanfaatkan para penguasa pribumi untuk menekan dan memeras rakyat Indonesia sehingga kewibawaan para bupati jatuh dimata rakyat. Dengan demikian rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi dan kehidupan politik menjadi buntu
Masa sekarang:
Kitab undang-undang hukum pidana dan perdata yang dipakai di pengadilan
Ekonomi
Masa penjajahan barat:
Sistem perdagangan dikuasai oleh pihak penjajah (monopoli) seperti Portugis, Spanyol,
dan VOC, dan kolonial Belanda. Salah satunya adalah pelaksanaan
sistem tanam paksa (cultuurstelsel) dan sistem Ekonomi Liberal Politik Pintu Terbuka).
Hal ini tidak memberikan keuntungan apa pun untuk rakyat Indonesia. Sebaliknya, banyak rakyat yang hidup dalam
kemiskinan dan kelaparan.
Masa sekarang:
Kaum kapital (pemilik modal Barat) masih menguasai perekonomian Indonesia di bidang industri
Sosial
Masa penjajahan barat:
Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan masyarakat dan suku bangsa.
Contohnya:
• Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi yang dibebani oleh kewajiban dan tidak dilindungi hukum
• Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
• Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi Masa sekarang:
Budaya feodalisme (sistem sosial yg
mengagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja)
Kebudayaan
Masa penjajahan barat:
Ditengah kehidupan tradisional rakyat Indonesia pada abad ke-15 mulai
diterapkan kebudayaan Eropa seperti cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, bahasa, dan sistem pendidikan. Beberapa diantaranya berlawanan dengan nilai budaya bangsa seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, pemerasan, penindasan, dan masuk dan berkembangnya agama Kristen Protestan di Nusantara.
DAMPAK KEBIJAKAN POLITIK
ETIS DI INDONESIA
Dampak Positif :
Munculnya golongan terpelajar
sebagai pelopor perjuangan dan dibangunnya sekolah-sekolah swasta oleh golongan terpelajar tersebut untuk mempercedas rakyat indonesia.
Terjadi pertukaran mental
orang-orang pribumi. Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin terhadap pribumi yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya.
Mulai banyak berdiri organisasipergerakan nasional sebagai suatu dampak dari
berkembangnya mental dan pemikiran bangsa Indonesia sebagai salah satu hasil dari kemajuan pendidikan nasional yang dialami oleh para
penduduk pribumi khususnya. Dampak Negatif :
Kerugian Bangsa Indonesia
karena pengairan yang seharusnya ditujukan untuk pertanian Indonesia malah untuk perkebunan swasta.
Diskriminasi pendidikan bagi
rakyat asing seperti cina dan arab yang menetap di
Indonesia, dan jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi harus pergi ke eropa atau luar negeri.
Kemiskinan rakyat Indonesiabertambah karena tenaga kerja bukan disalurkan ke
perkebunan atau pertanian milik Indonesia.
MENERAPKAN NILAI NILAI
SUMPAH PEMUDA
a. Di Lingkungan Keluarga
Saling menghormati antar anggota
keluarga;
Saling tolong menolong antar
anggota keluarga;
Menghargai pendapat anggota
keluarga;
Saling menyayangi sesama anggota
keluarga.
Bekerja sama bahau membahu
menyelesaikan pekerjaan di rumah
b. Di lingkungan Sekolah
Mengikuti upacara bendera dengan
tertib;
Mematuhi semua peraturan sekolah
yang ada;
Memperhatikan pelajaran yang
disampaikan guru dengan saksama;
Melaksanakan tuga piket kelas sesuai
jadwal;
Membantu
teman
yang
membutuhkan bantuan.
Giat Belajar untuk Meraih Cita-cita.
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
di Sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
Ikut kerja bakti membersihkan
lingkunga sekitar;
Ikut menjaga keamanan lingkungan
sekitar;
Menjalin kerja sama yang baik
dengan warga masyarakat;
Mengikuti kegiatan-kegiatan yang
ada di lingkungan masyarakat;
Memberikan bantuan kepada
tetangga yang membutuhkan bantuan.
ISI DAN MAKNA SUMPAH PEMUDA
SOEMPAH PEMOEDA Pertama:
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua:
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga:
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA
Makna Sumpah Pemuda
Ada bebarapa makna yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda yaitu sebagai berikut:
1. Di kalangan tokoh-tokoh pergerakan telah ada perubahan pola pikir dari Iingkup etnis kedaerahan ke cakrawala nasional . 2. Perubahan pola pikir itu melahirkan kesadaran nasional bahwa seluruh penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara menjadi satu bangsa besar dengan nama Indonesia.
3. Untuk keperluan persatuan dalam pergerakan disepakati menggunakan bahasa Melayu sebagai media perjuangan.
TOKOH TOKOH YANG HADIR
DALAM KONGRES SUMPAH
PEMUDA 2
Kongres pemuda yang kedua ini
berlangsung pada 27 - 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sedangkan, panitia kongres adalah sebagai berikut:
Bendahara : Amir Syarifudin (Jong Batak Bond)
Pembantu : I. Johan Moh. Col (Jong Islamieten Bond)
II. Kotjosungkono (Pemuda Indonesia)
III. Senduk (Jong Celebes) IV. J. Leimena (Jong Ambon) V. Rohyani (Pemuda Kaum Betawi)
Peserta Kongres Pemuda 2 berasal dari dua kelompok, yaitu:
Kelompok pertama berasal dari wakil organisasi pemuda, terdiri dari:
1. Sugondo Marsaid dari PPPI 2. Djoko Marsaid dari Jong Java 3. Moch. Yamin dari Jong Sumatranen Bond
4. Amir Syarifudin dari Jong Batak Bond 5. Kotjsungkono dari Pemuda Indonesia 6. Senduk dari Jong Celebes
7. Rohyani dari Pemuda Kaum Betawi 8. J. Leimena dari Jong Ambon
Kelompok kedua berasal dari utusan partai politik, terdiri dari:
1. Mr. Sartono dari PNI cabang Jakarta 2. Martokusumo dari PNI cabang Bandung
3. Mr. Sunarto dari PAPI
4. Abdurrachman dari Budi Utomo cabang Jakarta
5. Dr. Amir dari Dienaren Van Indie 6. SM. Kartosuwiryo dari PSI 7. Sigid dari Indonesische Club 8. Muhidin dari Pasundan
9. Arnold Manowutu dari Perserikatan Minahasa
10. Pijper Van der Plas dari pemerintah Hindia Belanda
DAMPAK POSITIF DAN
NEGATIF PENJAJAHAN
BELANDA DI INDONESIA
A. DAMPAK POSITIF
Adanya Tekhnologi yang dibawa
oleh Belanda
2. Tambah Pengetahuan
Masyarakat dalam bidang cocok tanam
3. Pembangunan Infrastruktur
secara besar besaran seperti jalan,
bangunan, sekolah
4. Pendidikan yang semakin baik
(Tapi pendidikan hanya dirasakan oleh
kaum bangsawan)
5. Adanya budaya baru yang masuk
6. Tambah pengetahuan tentang
bahasa (bahasa Asing khususnya
Bahasa Belanda)
7. Rakyat indonesia mengetahui
tanaman yang laku di pasaran eropa
8. Rakyat Indonesia mengenal
tekhnologi multicrops dalam pertanian
B. DAMPAK NEGATIF
1. Rakyat semakin miskin
2. Sawah dan ladang menjadi
terlantar karena adanya kerja
paksa
3. Kesejahteraan rakyat yang
sangat minim
4. Terjadinya kesenjangan
sosial
5. Jumlah penduduk yang
menurun
6. Banyaknya kasus kelaparan
7. Banyak kasus kematian
8. Hasil pertanian yang
dibeli dengan sangat murah
9. Banyak masyarakat yang
kesulitan mencari pangan
10. Menjadi sarang penyakit.
DAMPAK POSITIF DAN
NEGATIF PENJAJAHAN
JEPANG DI INDONESIA
Dampak Positif Pendudukan
Jepang
o
Di perbolehkannya bahasa
Indonesia untuk menjadi bahasa
komunikasi nasional dan
menyebabkan bahasa Indonesia
mengukuhkan diri sebagai bahasa
nasional.
o
Dalam bidang ekonomi
didirikannya kumyai yaitu koperasi
yang bertujuan untuk kepentingan
bersama.
Pembentukan strata masyarakat
hingga tingkat paling bawah yaitu
rukun tetangga (RT)
Diperkenalkan suatu sistem
(sistem pengaturan bercocok tanam
secara efisien) yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi pangan.
Dibentuknya BPUPKI dan
PPKI untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Dari sini
muncullah ide Pancasila.
Jepang dengan terprogram
melatih dan mempersenjatai
pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan
Jepang pada awalnya, namun oleh
pemuda hal ini dijadikan modal untuk
berperang.
Dalam pendidikan
dikenalkannya sistem Nipon sentris
dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.
B. Dampak Negatif
Pendudukan Jepang
Penghapusan semua organisasi
politik
Romusha
Krisis ekonomi yang sangat
parah.
Pembatasan pers sehingga tidak
ada pers yang independen,
semuanya dibawah pengawasan
Jepang.
Terjadinya kekacauan situasi
dan kondisi yang parah seperti
perampokan, pemerkosaan dan
lain-lain.