BAB II
MANUAL MATERIAL HANDLING
2.1 Tujuan Praktikum
1. Mampu melakukan pengukuran kerja pada kasus manual material handling.
2. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja.
3. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada anggota tubuh manusia.
4. Mampu memberikan rekomendasikan berdasarkan hasil analisa perhitungan RWL dan Lifting Index.
2.2 Tugas Praktikum
1. Melakukan pengamatan Manual Material Handling pada stasiun kerja dengan pendekatan NIOSH menggunakan metode Recommended Weight Limit (RWL).
2. Mengambil video pekerja ketika melakukan pengangkatan.
3. Mengambil screen capture dari video pengangkatan yang telah diambil dan menentukan sudut pada foto tersebut sesuai ketentuan.
4. Menghitung RWL dan LI awalan dan usulan pada stasiun kerja.
2.3 Output
Tempat Penelitian : Pembuatan Batako Jl. Kaliurang Km 13
Tabel Pengumpulan Data
Tabel 2. 1 Hasil Pengumpulan Data Pengangkatan Operator
Berat objek (kg)
Lokasi tangan (cm)
Jarak Vertikal
Sudut Asimetris Tingkat Frekuensi Durasi
Jenis Kopling
Awal Tujuan Awal Tujuan Lifts/min (jam)
L (rata-rata) L (maksimum) H V H V D A A F C
2.3.2
Gambar 2. 1 Postur Pengangkatan Awalan
2.3.3 2.3.4 2.3.5 2.3.6
2.3.2 Perhitungan RWL Awalan
Postur Origin Durasi kerja = 4 jam
L=12Kg V=15.1cm D=Vakhir−Vawal=55.6cm
A=0 H=47.8cm Handle Good=1
Karena operator memiliki pegangan yang bagus antara tangan dan objek tersebut.
Gambar 2. 3 Tabel FM Untuk RW Awalan Postur Origin
Gambar 2. 4 Tabel CM Untuk RWL Awalan Postur Origin
LC=Konstanta pembebanan=23Kg
HM=Faktor pengali horizontal ¿25
H= 25
47.8=0.523
VM=Faktor pengali vertikal ¿1−0.00326|V−75|
¿1−0.00326|15.1−75| ¿0.821
DM=Faktor pengali perpindahan ¿0.82+4.5 D
¿0.82+ 4.5
¿1−0.0032. A ¿1−0.0032 .0 ¿1 FM=Faktor pengali frekuensi
¿ 5lift
1mnt=5=0.35(lihat pada tabel FM) CM=Faktor pengali coupling(handle)
¿1(lihat pada tabel CM)
Sehingga RWL=LC × HM ×VM × DM × AM × FM × CM
RWL=23×0.523×0.821×0.901×1×0.35×1 ¿3.114
Dari hasil perhitungan RWL awalan untuk postur origin yang dilakukan didapatkan nilai sebesar 3.114 atau berat maksimal yang dapat diangkat hanya sebesar 3.114 kg pada pekerjaan yang dilakukan oleh operator. Berdasarkan perhitungan, sikap atau postur dari operator tidak mendukung sementara beban yang diangkat operator terlalu berat sehingga beban maksimal yang dapat direkomendasikan hanya sedikit sehingga pekerjaan yang dilakukan dirasa kurang produktif dilihat dari total durasi jam kerjanya.
Postur Destination Durasi kerja = 4 jam
L=12Kg V=75.8cm D=Vakhir−Vawal=55.6cm
A=0 H=51.6cm Handle Good=1
Karena operator memiliki pegangan yang bagus antara tangan dan objek tersebut.
Gambar 2. 5 Tabel FM Untuk RWL Awalan Postur Destination
Gambar 2. 6 Tabel CM Untuk RWL Awalan Postur Destination
LC=Konstanta pembebanan=23Kg
HM=Faktor pengali horizontal ¿25
H= 25
51.6=0.484
VM=Faktor pengali vertikal ¿1−0.00326|V−75|
¿1−0.00326|75.8−75| ¿0.997
DM=Faktor pengali perpindahan ¿0.82+4.5 D
¿0.82+ 4.5
55.6 ¿0.901 AM=Faktor pengali simetrik
FM=Faktor pengali frekuensi
¿ 5lift
1mnt=5=0.35(lihat pada tabel FM) CM=Faktor pengali coupling(handle)
¿1(lihat pada tabel CM)
Sehingga RWL=LC × HM ×VM × DM × AM × FM × CM RWL=23×0. 484×0. 997×0.901×1×0.35×1 ¿3.5
Dari hasil perhitungan RWL awalan postur destination yang dilakukan didapatkan nilai sebesar 3.5 atau berat maksimal yang dapat direkomendasikant hanya sebesar 3.5 kg pada pekerjaan yang dilakukan oleh operator. Berdasarkan perhitungan, sikap atau postur tubuh dari operator kurang mendukung. Meskipun sedikit lebih baik dari nilai RWL postur originnya, akan lebih baik lagi jika operator merubah postur kerja destinationnya agar pekerjaan yang dilakukan dapat lebih produktif lagi.
2.3.3 Perhitungan Lifting Index Awalan Postur Origin
L = Beban objek yang diangkat operator = 12 Kg
LI= 12
3.114=3.853
3.853 > 1, Sehingga berisiko menimbulkan cidera tulang belakang
Postur Destination
L = Beban objek yang diangkat operator = 12 Kg
LI=12
3.5=3.429
3.429 > 1, Sehingga berisiko menimbulkan cidera tulang belakang
Dari hasil perhitungan Lifting Index atau indeks pengangkatan pada postur origin dan destinasi operator didapatkan nilai sebesar 3.853 untuk postur origin dan 3.429 untuk postur destinationnya. Hal ini berarti kegiatan pengangkatan yang dilakukan sangat berisiko menimbulkan cidera pada operator dikarenakan nilai LI > 1. Cidera yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah cidera tulang belakang yang dapat menurunkan produktifitas pekerja. Untuk mengurangi risiko cidera pada operator maka diperlukan disain usulan dari postur origin dan destinasi pengangkatan pada operator agar lifting index yang didapatkan dibawah 1 dan dapat meningkatkan produktifitas pekerjaannya.
2.3.4 Perhitungan RWL Usulan
Untuk mendapatkan nilai lifting index yang lebih rendah dari awalan maka diperlukan nilai RWL yang lebih besar dibandingkan dengan nilai RWL awalan maka ukuran postur kerja usulan yang diberikan adalah sebagai berikut.
Postur Origin Durasi kerja = 4 jam
L=12Kg Vawal=77.1cm
Vakhir=90.4cm D=Vakhir−Vawal=13.3cm A=0
Hawal=15.1cm Hakhir=19.4cm Handle Good=1 Karena operator memiliki pegangan yang bagus antara tangan dan objek tersebut.
Gambar 2. 7 Tabel FM Untuk RWL Usulan Postur Origin
Gambar 2. 8 Tabel CM Untuk RWL Usulan Postur Origin
LC=Konstanta pembebanan=23Kg
HM=Faktor pengali horizontal ¿25
H= 25
15.1=1.66
VM=Faktor pengali vertikal ¿1−0.00326|V−75|
¿1−0.00326|77.1−75| ¿0.993
DM=Faktor pengali perpindahan ¿0.82+4.5 D
¿0.82+ 4.5
13.3 ¿1.158 AM=Faktor pengali simetrik
FM=Faktor pengali frekuensi
¿ 5lift
1mnt=5=0.3 5(lihat pada tabel FM) CM=Faktor p engali coupling(handle)
¿1(lihat pada tabel CM) Kg. Pada postur tubuh usulan ini, kami merubah beberapa ukuran pada postur origin pada operator dan mengusulkan mengurangan waktu kerja menjadi 3 jam saja sehingga operator dapat bekerja lebih produktif dan juga aman. Meskipun frekuensi angkatan operator berkurang dari frekuensi awal, postur tubuh ini terbukti meningkatkan nilai RWL dari operator sehingga ketika operator bekerja dengan postur tubuh usulan ini, beban kerja yang diberikan dapat dinaikan hingga 3 Kg dari beban awal yang diangkat oleh operator (tidak melebihi 15.37 Kg) dengan kata lain pekerjaan operator jauh lebih produktif dibandingkan dengan postur awalan.
Karena operator memiliki pegangan yang bagus antara tangan dan objek tersebut.
Gambar 2. 9 Tabel FM Untuk RWL Usulan Postur Destination
Gambar 2. 10 Tabel CM Untuk RWL Usulan Postur Destination
LC=Konstanta pembebanan=23Kg
HM=Faktor pengali horizontal ¿25
H= 25
17.4=1.44
VM=Faktor pengali vertikal ¿1−0.00326|V−75|
¿1−0.00326|90.4−75| ¿0.95
¿0.82+ 4.5
13.3 ¿1.158 A M=Faktor pengali simetrik
¿1−0.0032. A ¿1−0.0032 .0 ¿1 FM=Faktor pengali frekuensi
¿ 5lift
1mnt=5=0.35(lihat pada tabel FM) CM=Faktor pe ngali coupling(handle)
¿1(lihat pada tabel CM)
Sehingga R=LC × HM × VM × DM × AM × FM ×CM
RWL=23×1.44×0.95×1.158×1×0.3 5×1 ¿ 12.75
Dari hasil perhitungan RWL usulan postur destination yang dilakukan didapatkan nilai RWL sebesar 12.75 Kg atau berarti batas maksimal beban yang diangkat pada postur akhiran hingga 12.75 Kg. Pada postur tubuh usulan ini, kami merubah jarak vertical dan horizontal beban terhadap
2.3.5 Perhitungan Lifting Index Usulan
Postur Origin
L = Beban objek yang diangkat operator = 12 Kg
LI= 12
15.37=0.78
0.78 < 1, Sehingga tidak berisiko menimbulkan cidera tulang belakang
Postur Destination
L = Beban objek yang diangkat operator = 12 Kg
LI= 12
12.75=0.94
0.94 < 1, Sehingga tidak berisiko menimbulkan cidera tulang belakang
Dari hasil perhitungan Lifting Index atau indeks pengangkatan postur origin dan destination usulan didapatkan nilai sebesar 0.78 dan 0.94. Hal ini berarti bahwa postur tubuh yang diusulkan jauh lebih aman dibandingkan dengan postur tubuh awalan operator serta berhasil mencegah risiko cidera tulang belakang yang mungkin terjadi karena seringnya mengangkat beban berat. Dengan berkurangnya kemungkinan risiko terkena cidera tulang belakang maka dapat dipastikan pekerjaan yang dilakukan oleh operator dapat lebih produktif karena tidak perlu beristirahat terlalu lama karena fatigue atau kelelahan yang berarti.
2.3.6 Usulan Perbaikan
Tabel 2. 2 Perbandingan Ukuran Postur Awalan dan Usulan
Ukuran Awal (cm) Ukuran Usulan (cm) Origin Destinasi Origin Destinasi postur tubuh usulan terdapat selisih ukuran yang sangat besar pada jarak vertical origin sehingga selisih jarak perpindahan beban secara vertikal berbeda cukup jauh. Pada postur awalan, jarak vertical beban terhadap lantai terlalu rendah sehingga membuat operator harus membungkuk terlalu rendah ketika menggangkat benda. Ketika harus mengangkat beban berat dengan posisi membungkuk condong ke depan tubuh akan kehilangan keseimbangan dan tulang belakang akan terkena beban lebih ketika berusaha menarik badan untuk mengangkat objek sehingga sangat berisiko mengalami cidera tulang belakang. Pada ukuran postur tubuh usulan, jarak vertical beban terhadap lantai dinaikan hingga lebih dari 3 kali lipat jarak awal sehingga posisi tubuh tidak terlalu membungkuk saat mengangkat beban kerja dan tulang belakang tidak terbebani ketika menarik badan untuk mengangkatnya.
pusat tubuh bisa lebih dekat dengan beban kerja sehingga dapat memudahkan operator mengangkat beban kerja.
2.3.7 Analisa Recommended Weight Limit
Dari hasil perhitungan RWL, pada postur awalan didapatkan nilai RWL sebesar 3.114 untuk postur origin dan 3.5 untuk postur destination atau batas maksimum beban yang dapat diberikan pada operator adalah 3.114 Kg pada postur origin dan 3.5 Kg pada postur destination. Pada postur ini jelas sangat merugikan karena sangat menurunkan produktifitas pekerja itu sendiri. Jelas saja, berat beban yang seharusnya diangkat 12 Kg harus dikurangi hingga 3.5 Kg saja untuk mengurangi kemungkinan resiko cidera tulang belakang pada operator. Jika berat beban tidak dikurangi dan tetap dipaksakan pada operator bukan tidak mungkin operator akan mengalami cidera tulang belakang yang sewaktu waktu dapat terjadi karena terlalu sering mengangkat beban berat dengan posisi postur tubuh yang salah. Akibatnya operator harus beristirahat panjang untuk memulihkan cideranya dan pekerjaan pun terbengkalai karena produktifitas yang menurun. Berbeda dengan hasil RWL yang didapatkan pada postur usulan.
2.3.8 Analisa Lifting Index
Dari hasil perhitungan indeks pengangkatan, pada postur tubuh awalan didapatkan nilai LI sebesar 3.853 dan 3.429. Nilai LI ini > dari 1 yang berarti kegiatan pengangkatan yang dilakukan dapat berisiko menimbulkan cidera tulang belakang. Nilai indeks pengangkatan yang besar disebabkan nilai RWL yang kecil. Nilai RWL yang kecil karena postur tubuh operator yang salah dan tidak mendukung. Untuk menurunkan nilai LI maka diperlukan RWL yang besar sehingga diperlukan usulan postur tubuh yang benar. Dari ukuran postur tubuh yang diusulkan didapatkan nilai indeks pengangkatan sebesar 0.78 dan 0.94. Nilai LI yang didapatkan cukup rendah dibawah 1 yang berarti postur tubuh yang diusulkan cukup aman dari kemungkinan risiko cidera tulang belakang. Postur tubuh ini harus segera diterapkan pada operator untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan juga untuk untuk menghindarkannya dari kelelahan yang berarti yang dapat menyebabkan cidera.
2.3.9 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat hal hal penting yang disampaikan dalam poin poin berikut
1. Dari hasil perhitungan Recommended Weight Limit
direkomendasikan lebih besar dari Load weight maka produktifitas kerja dapat meningkat.
3. Dari hasil perhitungan Lifting Index yang dilakukan didapatkan nilai 3.853 untuk postur origin awalan dan 3.429 untuk postur destination awalan. Sedangkan pada postur usulan didapatkan nilai 0.78 dan 0.94 untuk postur origin dan destinationnya.
4. Pada perhitungan Lifting Index awalan, nilai yang didapatkan (3.853 dan 3.429) > 1 yang berarti postur tubuh operator saat melakukan pengangkatan dapat berisiko menimbulkan cidera tulang belakang. Sedangkan nilai LI untuk usulan (0.78 dan 0.94) < 1 yang berarti postur tubuh yang diusulkan berhasil untuk mencegah kemungkinan risiko cidera tulang belakang pada operator.
5. Pada postur tubuh yang diusulkan, kami berhasil meningkatkan produktifitas pekerjaan pada operator dan dapat membantu operator dalam menghindari kemungkinan cidera tulang belakang karena terlalu sering mengangkat beban berat.