• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN BAHAN ORGANIK laporan praktiku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KANDUNGAN BAHAN ORGANIK laporan praktiku"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH “Kandungan Bahan Organik”

OLEH :

NAMA : BAHAR RUDIN

STAMBUK : M1A1 14 011 KELOMPOK : 1 (SATU) ASISTEN : 1. DAVIK

2. SARIFINA SALIHIN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALU OLEO

(2)

1. Latar Belakang

Tanah merupakan penyusun sebagian besar bumi disamping air. Sebagai pijakan dalam hidup kita di bumi ini. Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang harus ada adalah bahan organik tanah.

Hampir seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalam tanah tergantung pada bahan organik untuk energi dan bahan makanannya. Banyak sekali keanekaragamanmikroorganisme dan hewan tanah baik yang bersifat merugikan maupun menguntungkan. Kandungan yang terdapat didalam tanah tidak selamanya terpenuhi dan dapat berkurang karena adanya faktor alam seperti erosi yang mempengaruhi sehingga kandungan dalam tanah tersebut sering hilang terbawa air.

(3)

penambahan residu atau sisa-sisa hewan dan perombakan bahan organik tersebut oleh jasad mikro perombak tanah.

Pada proses perombakan bahan sisa, tumbuhan dihancurkan menjadi bentuk melarut atau menguap yang daat hilang dari tanah. Apabila jumlah penambahan dan kehilangan bahan organik tanah setiap tahun kurang lebih sama, maka kandungan bahan organik tanah berada dalam tingkat seimbang. Hewan biasanya dianggap sebagai sumber bahan organik kedua. Jika mereka menyerang jaringan tumbuhan, mereka memberikan hasil samping dan meninggalkan bagian tubuh mereka sebagai peredaran hidupnya. Bentuk kehidupan hewan tertentu, terutama cacing tanah, sentipoda dan semut memegang peranan penting dalam pengubahan sisa-sisa tumbuhan.

Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum mengenai kandungan bahan organik perlu untuk dilakukan.

2. Tujuan

Praktikum ini ditujukan untuk mengetahui kandungan bahan organik pada sampel tanah.

3. Dasar Teori

(4)

organik bervariasi antara 45%-60% (rerata 50%) dan konversi C-organik menjadi bahan C-organik = % C-C-organik x 1,724. Kandungaan C termaksuk perakaran dan edafon yang masih hidup sehingga tidak rancu dengan kandungan humus. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh aras akumulasi bahan asli dan aras dekomposisi dan humufkasi yang sangat tegantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan,timbulan, praktik pertanian) (Sutanto, 2005).

Bahan organik sangat penting dalam menetukan banyak jasad renik bermanfaat dalam tanah, yang dpat membantu mengurai sisa-sisa makhluk hidup menjadi hara tanah. Bahan organik juga berperan juga dalam menyerap unsur hara yang di tambahkan kedalam tanah dengan kandungan bahan organik yang rendah, ketika diberi pupuk, akan seperti ember penuh lubang yang di beri air. Lebih banyak terbuang percuma dibandingkan yang dapat dimanfaatkan (Warsino, 2010).

Tanah yang di jadikan media tumbuh harus terbebas dari soil-born (penyakit yang dibawa oleh tanah) serta mengandung

(5)

gembur, pH sesuai kebutuhan tanaman, porositasnya baik, serta kandugan bahan organiknya tinggi (Supriati, 2010).

Bahan organik peka terhadap gangguan, maka setiap perubahan yang terjadi padasuatu ekosistem dapat menyebabkan percepatan perubahan kandungan bahan organik dalam tanah sehingga dalam jangka panjang dapat mempengaruhi produktivitas lahan.Oleh karena itu, estimasi pengaruh penebangan dan pasca penebangan hutan terhadap dinamika C organik tanah penting dilakukan sebagai data dasar untuk memprediksi keberlanjutan ekosistem lokal dan pertukaran C antara tanah dan atmosfr (Sabaruddin, 2009).

(6)

membentuk berbagai macam variasi sedimen (Manengkey, 2010).

Peningkatan nilai pH disebabkan adanya kontribusi bahan organik yang melepaskan ion OH karena terjadi prosesreduksi. Dalam kondisi demikian, pH pada tanah masam dapat meningkat hingga 6,5 bila tergenang beberapa minggu yang disertai dengan pemberian bahan organik. Keberadaan ion Fe+3 dalam

tanah tereduksi akan berubah menjadi Fe+2 sehingga berpeluang

melepaskan OH- (Cyio, 2008).

4. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu labu erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 30 ml, pipet 10 ml, dan batang pengaduk.

Bahan yang digunakan adalah sampel tanah dan reagensia berupa larutan K2Cr2O7 dan H2SO4.

5. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu :

Menimbang 0,5 gram kedua sampel tanah yang telah dihaluskan ke dalam labu

(7)

6. Data Pengamatan

Data pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Pipet tepat 5 ml K2Cr2O7 1 N dan

menuangkan ke dalam labu erlenmeyer, campur dengan menggoyangkan menggoyangkan dengan hati-hati

Menambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat dan

mengaduk sampai rata

Mengantapkan campuran dalam labu selama 30 menit

Menambahkan 200 ml aquadest ke dalam labu erlenmeyer

(8)

Tabel 6.1 Berat Sampel Tanah Utuh

(9)

Berdasarkan data pengamatan, dapat diketahui bahwa kandungan bahan organik pada lapisan LI.PI lebih tinggi daripada LII.PI yang dapat dilihat pada warna yang nampak pada larutan, yaitu warna larutan pada LI.PI agak kehijau-hijauan sedangkan pada lapisan LII.PI berwarna agak kekuning-kuningan.

Bahan organik lebih banyak di daerah topsoil dibandingkan di daerah subsoil, hal ini dikarenakan di daerah topsoil kandungan bahan organik di bagian topsoil lebih tinggi dibandingkan di daerah subsoil. Hal ini disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme dalam kegiatan proses pelapukan dan dekomposisi bahan organik dimana mikroorganisme aktif mendekomposisi pada derah topsoil. Apabila semakin ke dalam bawah tanah, maka aktivitas mikroorganisme semakin berkurang sehingga pada derah subsoil akan memiliki kandungan bahan organik yang lebih redah dibandingkan di daerah topsoil.

(10)

8. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kandungan bahan organik

pada lapisan LI.PI lebih banyak daripada lapisan LII.PI yang dapat

dilihat dari warnanya. Semakin terang warnanya maka

kandungan bahan organiknya semakin berkurang.

9. Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Cyio, B. M. 2008. Efektivitas Bahan Organik dan Tinggi Genangan Terhadap Perubahan Eh, pH, dan status Fe, P, Al Terlarut Pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroland, 15 (4) : 257 - 263.

Manengkey, W. K. H.. 2010. Kandungan Bahan Organik Pada Sedimen di Perairan Teluk Buyat dan Sekitarnya. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis, 6(3).

Sabaruddin, Siti, N. A. F., dan Lestari, L.. 2009. Hubungan Antara Kandungan Bahan Organik Tanah Dengan Periode Pasca Tebang Tanaman HTI Acacia Mangium Willd. Jurnal Tanah Trop, 14(2) : 105-110.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Supriat, Yati. 2010. Bertanam 15 sayur organik dalam pot. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gambar

tabel berikut ini :
Tabel 6.1 Berat Sampel Tanah Utuh

Referensi

Dokumen terkait

Fade up and fade down Animasi yang klasik dan umum digunakan oleh motion graphic desainer, teknik ini dapat dilakukan dengan memberikan efek opacity dari 0% menuju 100%

Dibuka plastik dan ampas sagu fermentasi kemudian diangin anginkan sampai kering.. Kandungan nutrisi masing-masing

Realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir September 2018 sebesar Rp1.512,55 triliun, mencapai sekitar 68,1 persen dari pagu APBN, atau meningkat 10,00 persen jika dibandingkan

Berdasarkan analisis, perancangan dan implementasi pengelolaan nilai akademik berbasis web menggunakan framework laravel (studi kasus : SMP Negeri 2

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, secara umum dapat dirumuskan masalah penelitian “Bagaimana kemampuan kognitif siswa SMA kelas XI pada pembelajaran subpokok

Hasil pada Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa pada pengamatan 6 MSI perlakuan campuran rizobakteri isolat PKLK5 dan P11a cenderung memperlihatkan tingkat intensitas serangan

Kantor pada Badan Pusat Statistik Kab.Bone Bolango yang sementara dilaksanakan oleh Panitia. Pengadaan Barang/Jasa

Perkembangan masyarakat Indonesia pada saat ini dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan kemungkinan yang bisa terjadi seakan-akan masyarakat Indonesia