• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori teori Perkembangan dalam Masa Rema

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori teori Perkembangan dalam Masa Rema"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Teori-teori Perkembangan dalam Masa Remaja

Pembahasan tentang perkembangan remaja berkaitan dengan teori utama dari para tokoh-tokoh psikologi, yaitu psikoanalisa, kognitif, belajar social dan tigkah laku, serta ekologi. Ketika suatu teori nampaknya mampu menjelaskan perkembangan remaja dengan tepat. Perkembangan remaja bersifat kompleks dan mempunyai banyak sisi. Walaupun tidak ada satu teori pun yang menjelaskan semua aspek perkembangan remaja, setiap teori telah memberikan sumbangan pada pemahaman tentang perkembanga remaja ini. Secara

keseluruhan, bermacam-macam teori membantu untuk melihat keseluruhan mengenai remaja, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Psikoanalisa

Ahli teori psikoanalitik menegaskan bahwa pengalaman pada masa dini dengan orang tua akan sangat membentuk perkembangan. Ciri-ciri tersebut dipelajari dalam teori

psikoanalisa yang utama, yaitu dari Sigmund Freud. Freud mengatakan bahwa kepribadian memiliki tiga struktur, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur dari Freud tentang kepribadian yang terdiri dari dari naluri, yang merupakan sumber energy psikis seseorang. Ego adalah struktur kepribadian yang berfungsi meghadapi tuntutan realitas yang

dikemukakan Freud. Superego adalah struktur kepribadian dari Freud yang merupakan cabang moral dari kepribadian.

Dari teori besar Freud yaitu id, ego, dan superego, Freud percaya bahwa dipenuhi oleh ketegangan dan konflik. Untuk mengurangi ketegangan ini, remaja menyimpan informasi dalam pikiran tidak sadar mereka. Ia juga mengatakan bahwa tingkah laku yang sekecil apapun mempunyai makna khusus bila kekuatan tidak sadar di balik tingkah laku tersebut ditampilkan.

Cara ego mengatasi konflik antara tuntutannya untuk realitas, keinginan id dan kekangan dari superego yaitu dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri (defense

mechanisme), artinya istilah psikoanalisa ini untuk metode yang tidak disadari ego merusak

realitas dan karena itu melindungi dirinya dari rasa cemas. Menurut Freud tahap permulaan dari perkembangan kepribadian, adalah sebgai berikut :

 Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan yang terjadi pada usia 18 bulan pertama,

dimana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut.

(2)

 Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 3 sampai 6 tahun, kata phallus artinya penis atau alat kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada alat kelamin karena anak menemukan bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan kesenangan.

 Tahap latensi (latency stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 6 tahun dan pubertas, anak menekan semua minat seksual da mengembangkan keterampilan inteletual dan social.

 Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi pada masa pubertas.

Pada masa ini adalah masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual yang adalah dari orang lain yang bukan keluarganya.

Erikson mengatakan bahwa manusia berkembang dalam tahap psikososial, yang berbeda dari tahap psikoseksual perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia, sedangkan Freud beragumen bahwa kepribadian dasar manusia terbentuk selama 5 tahun pertama kehidupan.

Menurut Erikson semakin berhasil individu mengatasi konflik, maka semakin sehat perkembangan individu tersebut. Seperti pernyataannya, sebagai berikut :

 Percaya versus tidak percaya (trush versus mistrush) adalah tahap psikososial Erikson yang

dialami dalam tahun pertaa kehidupan. Rasa percaya tumbuh dari adanya perasaan akan kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan serta kecemasan tentang masa depan.  Otonomi versus malu dan ragu-ragu (autonomy versus shame and doubt) adalah tahap

perkembangan yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia 1-3 tahun).

 Inisiatif versus rasa bersalah (initiative versus guilt) adalah tahap perkembangan yang

terjadi selama masa persekolahan.

 Industri versus perasaan rendah diri (industry versus inferiority) adalah tahap

perkembangan yang tejadi kira-kira pada usia sekolah dasar.

 Identitas versus kekacauan identitas (identity versus identity confusion) adalah tahap perkembangan yang dialami individu selama masa remaja. Pada masa ini individu diharapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu sebenarnya apa, dan kemana mereka menuju dalam kehiupannya.

 Intimasi versus isolasi (intimacy versus isolation) adalah tahap perkembangan yang

(3)

 Generativitas versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah tahap perkembangan yang dialami individu pada masa dewasa tengah.

 Integritas versus rasa putus asah (intregity versus despair) adalah tahap perkembangan

yang dialami individu pada masa dewasa akhir. 2. Teori Kognitif

Apabila teori psikoanalisa menekankan pada pentingnya pikiran remaja yang tidak disadari, maka teori-teori kognitif mementingkan pikiran-pikiran sadar mereka. Dua teori kognitif yang penting adalah teori perkembangan kognitif dan Piaget dan teori pemrosesan informasi.

Menurut teori Piaget, remaja secara aktif mengkontruksikan dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak hanya dicurahkan ke dalam pikiran mereka di lingkungan. Piaget juga menyatakan bahwa remaja menyesuaikan pikiran mereka dengan memasukkan gagasan-gagasan baru, karena tambahan informasi akan mengembangkan pemahaman. Empat tahapan dari Piaget adalah sebagai berikut :

 Tahap sensorimotorik (sensoriotor stage), yang berlangsung dari lahir sampai kira-kira 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik dan motorik.  Tahap praoperasional (preoperational stage) adalah yang berlangsung kira-kira usia 2-7

tahun. Pada tahap ini, anak memulai mempersentasikan dunia dengan kata-kata, citra, dan gambar-gambar.

 Tahap operasional konkrit (concrete operational stage) adalah yang berlangsung dari kira-kira 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis,

menggatikan pemikiran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh atau konkrit

 Tahap operasional formal (formal operational stage) adalah yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang actual dan konkrit, dan mengubah cara berpikir tentag perkembangan berpikir anak dan remaja. 3. Teori Tingkah Laku da Belajar Sosial

(4)

Ahli teori belajar social mengatakan bahwa bukalah robot yang tidak punya pikiran, yang berespon secara mekanis pada orang lain dalam lingkungan kita. Psikolog Amerika Bandura dan Walter Mischel adalah arsitek utama dari versi teori belajar social kontemporer yang disebut teori belajar kognitif. Bandura percaya bahwa kita belajar dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain. Melalui belajar observasi (modeling atau imitasi), kita secara kognitif mempeesentasikan tingkah laku orang lain dan kemudian mungkin mengambil tingkah laku tersebut. Model belajar dan perkembangan yang paling mutakhir mencakup tingkah laku, manusia dan kognisi, dan lingkungan. Pendekatan belajar social menekankan pada pentingnya penelitian empiric dalam mempelajari perkembangan. Penelitian ini memfokuskan pada proses-proses yang menjelaskan perekembangan faktor social dan kognitif yang mempengaruhi menjadi manusia seperti sekarang ini.

4. Teori Kognitif

Teori ekologis (ecological theory) adalah pandangan perkembangan social-kultural dari Bronfenbrenner, yang terdiri dari lima system lingkungan yang berkisar dari masukan kecil dari interaksi langsung dengan agen social sampai pada masukan ari budaya. Kelima system dalam ekologis Bronfenbrenner adalah sitem mikro, system meso, siste ekso, system makro, dan system krono.

Mikrosistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner adalah lingkungan dimana individu tinggal. Konteks ini mencakup keluarga individu, teman sebaya, sekolah, dan lingkungan tempat tinggal.

Mesosistem dalam teori Bronfenbrenner mencakup hubungan antara system mikro atau hubungan atau konteks. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman keluarga da pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman kerja, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya.

Ekosistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner bilamana pengalaman dalam lingkungan sosiala lain di mana individu tidak mempunyai peran aktif mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung.

Makrosistem dalam teori ekologis Bronfenbrenner yang melibatkan budaya dimana individu hidup. Budaya menunjukkan pola tingkah laku, kepercayaan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.

(5)

Teori-Teori Perkembangan Remaja 1. Teori Psikoanalisis

Menurut teori psikoanalisis (psychoanalityc theory), proses perkembangan berlangsung secara tidak disadari atau unconscious (di luar kesadaran) dan sangat di warnai oleh emosi. Para ahli psikoanalisis menekankan bahwa perilaku hanyalah merupakan karakteristik di permukaan. Pemahaman sepenuhnya tentang perkembangan hanya dapat dicapai melalui analisis terhadap makna-makna simbolis dari perilaku. Ada dua teori psikoanalisis, yaitu

a. Teori Freud (1856-1939)

Mengembangkan teori psikoanalisisnya berdasarkan pengalamannya dalam menangani kehidupan mental pasien-pasiennya. Sigmund Freud mengumpamakan kehidupan psikis seseorang bak gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya saja yang tampak di permukaan laut, adapun bagian terbesar dari gunung terbesar dari gunung ini tidak tampak, karena terendam dalam laut. Kehidupan psiskis seseorang sebagian besar juga tidak tampak (bagi diri mereka sendiri), dalam arti tidak disadari oleh yang bersangkutan. Struktur kepribadian Freud (1917) menyatakan bahwa kepribadian memiliki tiga struktur, yaitu id, ego dan superego.

Id terdiri dari insting, yang merupakan persediaan energi psikis individu. Dalam pandangan Freud, id sepenuhnya tidak disadari; id tidak memiliki kontak dengan realitas. Ketika anak-anak mengalami berbagai tuntutan dan pembatasan realitas, muncul sebuah struktur baru dari kepribadian –ego, yang menangani tuntutan realitas. Ego disebut juga “cabang eksekutif” dari kepribadian karena ego membuat keputusan rasional.

Id dan ego tidak mempertimbangkan moralitas keduanya tidak mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Superego adalah struktur kepribadian yang mempertimbangkan apakah sesuatu itu benar atau salah. Superego sering kali kita juluki sebagai “hati nurani”. Freud berpendapat bahwa kehidupan remaja dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Remaja berusaha meredakan ketegangan yang dialami dengan cara memendam konflik tersebut kedalam pikiran yang tidak sadar.

Dalam pandangan Freud, ego harus menyelesaikan konflik antara tuntutan realitas, harapan id, dan pembatasan dari superego melalui mekanisme pertahanan. Ada dua hal penting tentang mekanisme pertahanan, pertama mereka tidak disadari; remaja tidak sadar bahwa mereka menggunakan mekanisme pertahanan untuk melindungi ego mereka dan mengurangi rasa cemas. Kedua, jika digunakan secara moderat atau sementara waktu, mekanisme pertahanan tidak berakibat negatif. Akan tetapi, individu sebaiknya tidak membiarkan mekanisme pertahanan mendominasi tingkah laku mereka dan mencegah mereka menghadapi tuntutan realitas.

(6)

o Tahap oral (oral stage) adalah perkembangan yang terjadi pada usia 18 bulan pertama, dimana kesenangan bayi berpusat di sekitar mulut.

o Tahap anal (anal stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 1,5 dan 3 tahun, di mana kesenangan terbesar anak meliputi anus atau fungsi pembuangan yang berhubungan dengan anus.

o Tahap falik (phallic stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 3 sampai 6 tahun, kata phallus artinya penis atau alat kelamin laki-laki. Artinya kesenangan berpusat pada alat kelamin karena anak menemukan bahwa memanipulasi diri sendiri memberikan kesenangan.

o Tahap latensi (latency stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi antara usia 6 tahun dan pubertas, anak menekan semua minat seksual da mengembangkan keterampilan inteletual dan social.

o Tahap genital (genital stage) adalah tahap perkembangan yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini adalah masa kebangkitan kembali dorongan seksual, sumber kesenangan seksual yang adalah dari orang lain yang bukan keluarganya (Santrock, 2007).

Revisi terhadap teori Freud

Teori ini telah mengalami revisi yang penting dari sejumlah ahli teori psikoanalisis. Dibandingkan dengan freud, sebagian besar ahli teori psikoanalisis kontenporer kurang menekankan peranan insting seksual namun lebih menekankan pada pengalaman budaya sebagai determinan- determinan dari perkembangan. Meskipun pikiran-pikiran yang tidak disadari memainkan peranan yang lebih besar dibandingkan yang digambarkan oleh Freud. Kaum feminis juga mengajukan kritik terhadap teori Freud. Selanjutnya, kita akan menguraikan gagasan-gagasan dari tokoh yang merevisi gagasan-gagasan Freud yaitu Erik Erikson.

b. Teori Erikson (1902-1994)

Erikson mengatakan bahwa manusia berkembang dalam tahap psikososial, yang berbeda dari tahap psikoseksual perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia, sedangkan Freud beragumen bahwa kepribadian dasar manusia terbentuk selama 5 tahun pertama kehidupan.Kemajuan manusia dicapai melalui delapan tahap perkembangan yang berlangsung seumur hidup diantaranya:

1. Kepercayaan versus ketidakpercayaan (trust versus mistrust) adalah tahap pertama dari perkembangan psikososial, yang dialami dalam satu pertama dari kehidupan sesorang. Perasaan percaya menuntut adanya perasaan nyaman secara fisik dan setidaknya perasaan takut dan ragu-ragu terhadap masa depan.

2. Otonomi versus rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame and doubt) adalah tahap perkembangan kedua yang terjadi pada akhir masa bayi dan “toddler” (usia 1-3 tahun). 3.Prakarsa versus rasa bersalah (intiative versus guilt), tahap ini berlangsung selama masa

prasekolah (usia 3-5 tahun).

4. Tekun versus rasa rendah diri (industry versus inferiority), tahap ini berlangsung pada masa sekolah dasar (usia 6 tahun-usia pubertas).

(7)

matang-matang dan pada akhirnya menjalaninya. Contohnya: orang tua sebaiknya mengizinkan mereka untuk menjajaki berbagai peran yang berbeda, maupun berbagai jalur yang terdapat dalam suatu peran tertentu.Misalnya seorang remaja ingin memilih menjadi seorang guru namun orang tua menginginkan anak tersebut menjadi seorang apoteker.Sebaiknya orang tua membiarkan anak tersebut memilih dan menjalani pilihannya karena anak itu sendirilah yang tahu kemampuan dirinya sendiri dan nantinya akan menjalaninya.Jika dipaksakan, maka anak itu akan merasa tertekan dan akan menjalaninya dengan sembarangan.Remaja memulai pencarian jati dirirnya dengan tahap coba-coba.

6. Keintiman versus keterkucilan (intimacy versus isolation), adalah tahap masa dewasa awal (20-an sampai 30-an tahun).

7. Bangkit versus stagnasi (generativity versus stagnation) adalah tahap masa dewasa menengah (usia 40-an sampai 50-an tahun)

8. Integritas versus kekecewaan (integrity versus despair) adalah tahap masa dewasa akhir (usia 60 tahun keatas) (Santrock, 2012).

2. Teori Kognitif

Dua teori yang penting adalah teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi. Piaget mengatakan bahwa remaja termotivasi untuk memahami dunia dan menyesuaikan berpikirnya untuk mendapat informasi baru. Piaget mengatakan bahwa kita melalui empat tahap perkembangan kognitif yaitu

Teori perkembangan kognitif Piaget a. Sensorimotorik

Tahap sensorimotor yang berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama Piaget. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan motorik fisik oleh karena itulah istilahnya sensorimotor. Pada permulaan tahap ini, bayi yang baru lahir memiliki sedikit lebih banyak daripada pola-pola refleks. Pada akhir tahap, anak berusia 2 tahun memiliki pola-pola sensorimotor yang kompleks dan mulai beroperasi dengan symbol-simbol primitif.

b. Pra-operasional

Tahap praoperasional yang berlangsung kira-kira dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua Piaget. Pada tahap ini, anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Pemikiran simbolis melampui hubungan sederhana antara informasi sensor dan tindakan fisik. Akan tetapi, walaupun anak-anak prasekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, menurut Piaget mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang Piaget sebut “operasi” tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik.

c. Operasional konkret

Tahap operasional konkret yang berlangsung kira-kira dari usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga Piaget. Pada tahap ini, anak-anak dapat melaksanakan operasi, dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret. Misalnya, pemikir operasional konkret tidak dapat membayangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu persamaan aljabar, yang terlalu abstark untuk dipikirkan pada tahap perkembangan ini.

(8)

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai15 tahun. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis kognitif penalaran moral perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.

Pada tahap ini, remaja telah memilki kemampuan untuk berfikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh : ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berfikir konket, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari suatu rangkaian saja. Sebaiknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok. Bisa jadi karena businya mati, atau karena platinannya, dll.

Teori Kognitif Sosio-budaya dari Vygotsky

Teori kognisi sosio-budaya yang menekankan bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif. Ia berpendapat bahwa perkembangan memori, antensi, dan penalaran, mencakup kegiatan belajar untuk menggunakan temuan-temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistematematika, dan strategi memori. Dalam suatu budaya, hal ini dapat meliputi kegiatan belajar berhitung dengan bantuan komputer. Di hari lainnya, individu juga dapat belajar berhitung dengan menggunakan tangannya atau manik-manik. Secara khusus vygotsky berpendapat bahwa interaksi anaka-anak dengan orang dewasa dan kawan-kawan sebaya yang lebih terampil tidak dapat dipisahkan untuk meningkatkan perkembangan kognitif mereka. Melalui interaksi ini, anggota yang kurang terampil dari suatu budaya belajar untuk menggunakan perangkat yang dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan berhasil (Santrock, 2007).

Teori Pemrosesan Informasi

Menekankan bahwa individu memanipulasi, memonitor, dan menyusun strategi terhadap informasi-informasi yang ditemui. Menurut teori ini, secara bertahap remaja mengembangkan kapasitas yang lebih besar untuk memproses informasi, dimana hal ini memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang kompleks. Teori pemrosesan informasi tidak mendeskripsikan perkembangan dalam tahap-tahap(Santrock, 2007).

Robert Siegler (1998), menyatakan bahwa kegiatan berpikir merupakan suatu bentuk pemrosesan-informasi. Ketika individu menangkap, menuliskan sandi, menampilkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali informasi, mereka sebenarnya sedang berpikir. Siegler menekankan bahwa aspek penting dari perkembangan adalah mempelajari strategi-strategi yang baik untuk memproses informasi. Contohnya: menjadi pembaca yang lebih baik itu meliputi belajar memonitor tema-tema penting dari materi-materi yang dibaca.

3. Teori Tingkah Laku dan Belajar Sosial

(9)

Behaviorisme Skinner

Dalam perilaku menurut B.F. Skinner (1904-1990), pikiran, kesadaran atau ketidaksadaran, tidak dibutuhkan untuk menjelaskan perilaku dan perkembangan, jadi bagi skinner perkembangan adalah perilaku. Sebagai contoh, pengamatan terhadap Sam mengungkapkan bahwa perilakunya adalah malu, berorientasi pada prestasi, dan peduli. Menurut Skinner, hadiah dan hukuman yang telah diperoleh dari lingkungan, membentuk Sam untuk menjadi seorang yang pemalu, berorientasi pada prestasi, dan peduli. Karena interaksinya dengan para anggota keluarga, kawan, guru, dan orang lain. Bagi para behavioris, perilaku malu dapat ditransformasikan menjadi perilaku yang lebih berorientasi sosial; perilaku agresif dapat perilaku, lingkungan dan pribadi/kognitif, seperti keyakinan, perencanaan, dan berfikir, dapat berinteraksi secara timbal-balik. Dengan demikian, dalam pandangan Bandura, lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

4. Teori Kontekstual Ekologis

Merupakan pendekatan lain yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan. Dalam teori ekologis Bronfenbrenner, lima sistem lingkungan merupakan faktor penting

1. Mikrosistem : Situasi dimana remaja hidup, meliputi keluarga, kawan-kawan sebaya, sekolah dan lingkungan sekitar. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling lansung antara remaja dengan agen-agen sosial. Misalnya dengan orangtua, kawan-kawan sebaya, dan guru. Dalam situasi ini remaja tidak dipandang sebagai penerima yang pasif namun sebagai seseorang yang membantu dalam membangun situasi.

2. Mesosistem : Relasi antara dua mikrosistem atau lebih. Contohnya adalah relasi antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman bersama kawan-kawan sebayanya. Anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan relasi positif dengan guru.

3. Eksosistem : Situasi sosial di mana remaja tidak memilki peran aktif namun mempengaruhi pengalaman remaja. Sebagai contoh, pengalaman seorang ibu di tempat kerjanya menugkin dapat mempengaruhi relasinya dengan suaminya dan anak remajanya. Ibu tersebut mungking memperoleh promosi yang menuntutnya untuk lebih banyak berpergian, yang mungkin dapat meningkatkan konflik dengan suaminya dan mengubah pola interaksinya dengan anak. Contoh lain dari ekosistem adalah pemerintah kota, yang bertanggung jwab terhadap kualitas taman, pusat rekreasi, dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja.

4. Makrosistem : Budaya di mana remaja hidup. Budaya (culture) merujuk pada pola-pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Studi lintas-budaya, perbandingan antara budaya yang satu dengan budaya lain yang memberikan informasi mengenai generalitas perkembangan.

(10)

oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Dua tahun setelah perceraian, interaksi keluarga tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil. Berkaitan dengan lingkungan sosio-budaya, remaja perempuan jaman sekarang lebih terdorong untuk mengejar karir dibandingkan 20 atau 30 tahun yang lalu (Santrock, 2007).

5. Orientasi Teoritis Eklektik

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini juga ditunjukkan bahwa secara umum dari ketiga media periklanan: televisi, majalah, dan radio, yang paling efektif dalam menyampaikan pesan iklan kepada

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui sejarah Aliran Kebatinan Perjalanan dan untuk mengetahui kemunculannya di

Sesuai dengan ketentuan dari pasal 49 undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, yang menetapkan bahwa dalam pembetukan, susunan

Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk menemukan metode terapi komunikasi yang digunakan konselor adiksi dalam membantu pemulihan korban penyalahgunaan narkoba di Rumah Palma

Bitcoin or other digital currency isn’t saved in a file somewhere; it’s represented by transactions recorded in a blockchain—kind of like a global spreadsheet or ledger, which

Puji syukur kehadiratTuhan Yesus Kristus atas berkat kasih karuni adan penyertaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis pengaruh

Daging digiling halus dengan screw extruder , kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di dalam alat pencampur yang khusus sehingga bahan tercampur.. menjadi bahan pasta

Dapat disimpulkan bahwa, dalam tampilan antarmuka permainan responden menilai bahwa di dalam permainan, tampilan menu pada permainan mudah dimengerti, tata letak