BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belakangan ini ilmu pemasaran (marketing) sangat penting, bahkan pada hampir semua aspek kehidupan didasarkan pada ilmu pemasaran. Untuk itu pada kami mempelajari sebagian dari ilmu pemasaran yaitu riset pemasaran (marketing). Riset pemasaran dipelukan untuk mengontrol dan memenuhi kebutuhan konsep pemasaran yang meliputi:
Price
Product
place
Power
People
Public relation
Promotion
Fisical convidence
Process
performence
B. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini antara lain: 1. Mengetahui apa itu riset pemasaran.
2. Mengetahui ruang lingkup riset pemasaran.
3. Memenuhi tugas pada mata kuliah riset pemasaran.
C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu riset pemasaran?
2. Seperti apa ruang lingkup riset pemasaran? 3. Apa kegunaan dari riset pemasaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Penelitian
Secara alami manusia diberi kelebihan oleh Tuhan berupa akal yang menjadi pembeda dengan makhluk hidup yang lain. Dengan akalnya manusia selalu ingin mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan dan keinginan sesuai perkembangan jaman. Melalui akal dan pikirannya manusia juga selalu mencoba berbagai bentuk masalah dan solusinya demi memuaskan rasa keingintahuannya tentang berbagai fenomena kehidupan di sekitarnya.
Menurut Dewey (1993) yang dikutip Moh Nasir (2009:11) menyatakan bahwa proses berpikir manusia muncul karena:
1. Timbul rasa sulit
2. Rasa sulit didefinisikan dalam bentuk permasalahan
3. Timbul kemungkinan cara pemecahan, reka-reka jawaban sementara (hipotesis) 4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan
jalan mengumpulkan bukti-bukti (data)
5. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide dan mengumpulkan data atas dasar keterangan-keterangan atau percobaan-percobaan.
B. Definisi Riset
Secara harfiah, riset (penelitian) bila disarikan langsung dari bahasa aslinya yaitu bahasa Inggris, riset dapat didefinisikan sebagai:
Inggris : Research (re: kembali; search: pencarian) Indonesia : Riset (arti: pencarian kembali)
Sedangkan bila ditinjau dari definisi para ahli, riset dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Cooper dan Emory (1998), mengartikan penelitian sebagai suatu proses penyelidikan
2. Ndraha (1998) dalam Sunarta (2007), mendefinisikan penelitian sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal.
3. Widayat, dkk. (2002) dalam Sunarta (2007), mendefinisikan bahwa penelitian merupakan suatu proses, dimana peneliti ingin memeriksa dan menguji keberadaan suatu fenomena dan masalah sebagai sumber informasi dalam mengambil suatu keputusan bisnis dan pemasaran.
Dari ketiga definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa riset merupakan usaha untuk memperoleh fakta atau prinsip (menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran) dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilakukan dengan teliti, jelas, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam proses menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan melalui metode ilmiah tidak bersifat final karena masih dapat disempurnakan.
C. Definisi Riset Pemasaran pemasaran ini dapat dipakai untuk perumusan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar.
Sedangkan Parasuraman dalam Simamora (2004:49), riset pemasaran merupakan sejumlah teknik dan prinsip untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menginterpretasi data secara sistematis, yang dapat membantu pengambilan keputusan yang terlibat dalam pemasaran barang, layanan, maupun ide.
Menurut American Marketing Association (McDaniel, 2001) riset pemasaran secara formal didefinisi sebagai fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan publik dengan pemasar melalui informasi-informasi digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisi peluang dan masalah pemasaran. Yang akan menghasilkan,menyempurnakan dan mengevaluasi upaya pemasaran; memantau kinerja pemasaran; memperbaiki pengertian pemasaran sebagai suatu proses.
kesempatan-kesempatan pasar secara sistematis, dimana hasil yang diperoleh dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan-keputusan untuk mengevaluasi, memonitor, dan mengoptimalkan performa pemasaran.
D. Klasifikasi Riset Pemasaran
Menurut Maholtra dalam Simamora, (2004:51) dikatakan bahwa riset pemasaran dibagi ke dalam dua kategori yaitu riset identifikasi masalah (problem identification research) dan riset mengatasi masalah (problem solving research). Secara lebih rinci keduanya dapat diperbandingkan dalam tabel sebagai berikut:
Riset untuk identifikasi dan pemecahan masalah. Sumber: Rangkuti (2011:4)
Problem identification research bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang telah muncul atau yang akan muncul dimasa depan , misalnya identifikasi mengenai kepuasan konsumen, pangsa pasar, citra merek, karakteristik pasar dan persaingan, dan penjualan dan peramaan pasar.
Problem solving research bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan pemecahan masalahnya ,semua data dan informasi digunakan untuk memecakan masalah yang ada pada perusahaan.
Riset pemasaran memainkan tiga peran fungsional:
1. Fungsi deskriptif: pengumpulan dan penyajian pernyataan tentang fakta 2. Fungsi diagnostik: penjelasan tentang data atau tindakan
3. Fungsi prediktif: spesifikasi tentang bagaimana menggunakan riset deskriptif dan diagnostik untuk memperkirakan hasil keputusan pemasaran yang direncanakan. Menurut “artikel jurnal” blogspot.com (2012:1), riset pemasaran memiliki kegunaan bagi empat pihak, yaitu:
1. Produsen
Untuk mengetahui potensi tentang produknya
Menciptakan produk baru
Untuk mengetahui merek-merek yang ikut beersaing pada produk sejenis
Untuk mengetahui harga, kualitas dari prosuk sejenis
Untuk mengetahui struktur pasar dan strategi pemasaran produk, dan lain
sebagainya. 2. Pemerintah
Penentuan produk nasional bruto, indeks harga dan pendapatan perkapita
Tingakan pengeluaran dan penganggaran
Menetapkan kebijakan ekonomi pemerintah
Operasional dan perencanaan bisnis dan industri
3. Agen riset pemasaran
Riset pemasaran sedang digunakan secara luas oleh para profesional untuk memebantu melakukan berbagai penelitian dalam riset pemasaran.
4. Manajer
Digunakan untuk mengambil keputusan dan strategi yang diharapkan akan berguna dan membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.
E. Proses Riset Pemasaran
Menurut Anang Firmansyah (wordpress.com), riset pemasaran yang efektif mengikuti langkah-langkah dibawah ini:
1. Mendefinisikan masalah dan tujuan riset,
Mendefinisikan masalah, alternative keputusan, dan tujuan riset. Manajemen pemasaran harus berhati-hati untuk tidak mendefinisikan masalah terlalu luas atau terlalu sempit untuk periset pemasaran.
2. Mengembangkan rencana riset
Tahap kedua rencana riset adalah dimana kita mengembangkan rencana paling efektif untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berapa biayanya.
Untuk merancang rencana riset kita harus mengambil keputusan tentangsumber data, pendekatan riset, instrument riset, rencana pengambilan sampel, dan metode kontrak. Perlu juga perencanaan mengenai bagaimana sumber data diperoleh, apakah menggunakan sumber data primer atau sekunder.
Sumber data terdiri dari data sekunder dan data primer, data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan lain dan sudah ada di suatutempat. Data primer adalah data baru yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu atau untuk proyek riset tertentu.
Pendekatan riset pemasar mengumpulkan data primer dengan lima cara :
Riset observasi : mengumpulkan data baru dengan meneliti perilaku dan
setting yang relevan, diam-diam meneliti ketika mereka berbelanja atau sedang mengkonsumsi produk
Kelompok focus : sebuah perkumpulan yang terdiri dari 5-10 orang yang
dipilih secara teliti oleh periset berdasar demografis, psikografis, atau pertimbangan lain.
Survey : untuk mempelajari pengetahuan, kepercayaan, preferensi, dan
kepuasan masyarakat dan mengukur berbagai besaran ini dalam populasi umum
Data perilaku : melihat dari perilaku seseorang secara tentang apa saja yang
akan di riset.
Pengalaman : riset ini dirancang untuk menangkap sebab akibat dengan
Instrument riset mempunyai tiga pilihan instrument riset utama dalam mengumpulkan data primer: kuesioner, pengukuran kualitatif, dan peralatan teknologi Rencana pengambilan sampel setelah memutuskan pendekatan dan instrument riset, periset pemasaran harus merancang rencana pengambilan sampel, hal ini membutuhkan tiga keputusan :
Unit pengambilan sampel : siapa yang harus kita survey ?
Ukuran sampel : berapa banyak orang yang harus kita survey ?
Prosedur pengambilan sampel: bagaimana kita harus memilih responden ? Metode kontak periset pasar harus memutuskan bagaimana ia akan menghubungi subjek yaitu melalui :
Kuesioner surat
Wawancara telepon
Wawancara pribadi
Wawancara online
3. Mengumpulkan Informasi
Fase pengumpulan data riset pemasaran biasanya adalah fase termahal dan paling cenderung mengandung kesalahan. Ada empat masalah utama yang timbul dalam survey yaitu :
Beberapa responden tidak berada dirumah dan harus dihubungi kembali atau
diganti
Responden menolak untuk kerjasama
Responden lainnya tidak menjawab dengan jujur atau biasa saja
Pewancara mungkin biasa saja atau tidak jujur
4. Menganalisis Informasi
Sekarang periset menghitung rata-rata dan mengukur disperse variable-variabel utama dan menerapkan beberapa teknik statistic canggih dan model keputusan dengan harapan menemukan temuan tambahan
5. Mempresentasikan temuan
konsultan yang lebih proaktif dalam menerjemahkan data dan informasi menjadi pandangan dan rekomendasi.
Bila digambarkan, alur proses seseorang yang akan melakukan riset minimal melalui tahap-tahap seperti pada gambar sebagai berikut:
Proses Riset Pemasaran. Sumber : Maholtra dalam Simamora (2004:54)
Dari gambar alur proses suatu riset di atas, secara garis besar periset harus mulai dari menentukan dan mendefinisikan riset. Pada tahap ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah menetapkan masalah, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dengan kalimat pertanyaan, membatasi masalah, menentukan apa yang menjadi tujuan penelitian, dan mengidentifikasi apa saja manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian tersebut.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan masalah dengan kajian teori dan landasan pustaka, menentukan apa yang menjadi variabel penelitiannya, apa model analisis yang akan digunakan untuk menganalasisis, serta membuat hipotesis penelitian/statistik. Langkah pembuatan hipotesis ini hanya berlaku untuk jenis penelitian kuantitatif (penelitian sampel), sedangkan untuk penelitian kualitatif (deskriptif dan eksploratif) pada umumnya tidak membuat hipotesis penelitian.
Lalu langkah ke-5 dilakukan penyiapan dan analisis data. Sebelum dianalisis, data perlu disiapkan terlebih dahulu. Penyiapan data meliputi pengeditan, pengkodean (coding), dan pemeriksaan. Kemudian langkah terakhir dalam proses riset adalah pembuatan laporan hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Mulai dari perumusan masalah sampai dengan hasil penelitian.
Menurut Ujang(2011:3) dalam proses riset pemasaran ada langkah “menyusun desain penelitian. Desain penilitian adalah cetak biru atau langkah langkah untuk melakukan riset pemasaran, langkah-langah tersebut adalah:
1. Analisa data sekunder 2. Riset kualitatif
3. Metode pengumpulan data
4. Pengukuran dan prosedur penskalaan 5. Desain kuesioner
6. Proses pengambilan sampel dan menentukan ukuran sampel 7. Rencana analisis data
F. Mendefinisikan Masalah Riset Pemasaran
Masalah harus dirumuskan dengan jelas agar dapat menjadi landasan dalam riset pemasaran. Masalah yang tidak jelas akan kehilangan manfaatnya. Perumusan masalah dilakukan melalui Diskusi degan para pengambil keputusan, wawancara dengan para ahli dibidang industri tersebut,analisa terhadap data sekunder, riset kualitatif.
1. Diskusi dengan pengambila keputusan
Diskusi dengan pengambilan keputusan dapat dilaukan dengan metode problem audit (audit permasalahan). Problem audit adalah peeriksaan yang menyeluruh terhadap masalah pemasaran dengan tujuan memahami dasar permasalahanya. Problem audit melibatkan diskusi dengan pengambilan keputusan untuk mengungkap beberapa hal, yaitu:
Akar masalah yang mendorong perlunya melakukan penelitian Alternatif untuk memecahkan masalah-masalah
Kriteri-kriteria yang akan diunakan untuk menguji alternatif-alternatif pemecahan masalah diatas
Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pengambilan keputusan
Perilaku pengabil keputusan dalam memanfaatkan setiap informasi dalam pengambilan keputusan
Budaya perusahaan yang terkait denga pengambilan keputusan
Keberhasilan interaksi peneliti dengan pengambilan keputusan ditentukan oleh 7C, yaitu:
Communication: bertukar pikiran harus dilakukan dengan bebas.
Cooperation: riset adalah pekerjaan bersama antara DM dan periset yang harus
bekerjasama
Confidence: saling percaya harus melandasi interaksi
Candor: harus ada keterbukaan, keterusterangan, dimana tidak ada agenda yang
tersembunyi dengan pihak lain
Closeness: perasaan saling dekat dan hangat
Continuity; dilakukan terus menerus
Creativity: dilakukan secara kreatif
2. Interview dengan ahli
Wawancara atau diskusi dengan para ahli indusri yang sedang diteliti sangat perlu dilakukan untuk memahami masalah yang sedang dipelajar. Para ahli ini dapat berasal dari para praktisi, importir,eksportir, pejabat pemerintah pada industri, para pengajar dan pengamat industri.
3. Analisa data skunder
4. Riset kualitatif
Untuk mengungkapkan masalah penting yang akan diteliti maka perlu dilakukan riset kualitatif. Beberapa metode riset kualitatif adalah focus group discussion dan depth interview. Para peneliti dapat melakukan kedua metode tersebut ketika melakukan wawancara dan diskusi dengan para pengambil keputusan yaitu, kepala divisi, kepala departemen, para kepala bagian, dan para manajer atau para ahli dan praktisi bisnis.
Kesalahan yang sering terjadi dalam mendefinisikan masalah diantaranya:
Masalah didefinisikan terlalu luas: contohnya, meningkatkan citra merk, mengembangkan strategi pasar untuk merk, meningkatkan posisi persaingan perusahaan.
Masalah didefinisikan terlalu sempit: contohnya bagaimana merespon persaingan disini diberi alternatif yaitu: (1)menurunkan harga sesuai harga pesaing,(2) harga tetap namun anggaran periklanan di tingkatkan. Dari kedua alternatif tersebut tidak akan di pilih oleh periset karena kedua alternarif tersebut akan di-redefinisi menjadi pengembangan pasar dan keuntungan lini produksi. Dimana konsumen sudah tau bahwa harga merupakan indikator dari kualitas produk.
G. Konteks Lingkungan dari Permasalahan
Malhotra(2010:6) environmental context adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam perumusan maslah riset pemasaran, yang meliputi:
1. Informasi yang lalu dan peramalan: informasi seperti trend penjualan, pangsa pasar,laba, teknologi, jumlah penduduk, karakteristik demografi, dan gayahidup konsumen.
2. Sumberdaya dan keterbatasan: ruang lingkup riset harus mempertimbangkan keterbatas biaya dan keterbatas lainya sperti waktu, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan.
3. Tujuan (objectives): harus memenuhi tujuan organisasi dan tujuan pribadi seorang pembuat keputusa.
4. Perilaku pembeli (buyer behvior): faktor perilaku konsumen yang harus diperhatikan antara lain:
Karakteristik demografis dan psikografi
Kebiasaan konsumsi produk dan kategori konsumsi produk yang berhubungan
Perilaku konsumsi media dan respon promosi
Sensivitas harga
Toko eceran langganan
Kecenderungan pembeli
5. Lingkungan hukum (legal environment): terdiri dari kebijakan publik, hukum, lembaga pemerintahan, dan tekanan kelompok-kelompok yang mepengaruhi regulasi organisasi dan individu dalam masyarakat.
6. Lingkungan ekonomi: terdiri dari faktor daya beli, harga, kredit, inflansi, pendapatan nasional, suku bunga.
7. Keahlian pmasaran dan teknologi (marketing and technology skills): para peneliti perlu mengetahui terlebih dahulu penggunaan teknologi dan sistem informasi dari perusahaan tersebut agar dapat mendefinisikan masal dengan lebih baik.
H. Masalah Riset Pemasaran dan Keputusan Manajemen
Menurut ujang(2011:10) masalah riset manajemen adalah menanyakan informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana memperoleh yang terbaik. Sedangkan masalah keputusan manajemen adalah orientasi tindakan yang akan dilakukan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita pisahkan antara masalah keputusan manajemen dan masalah riset manajemen sebagai berikut:
Masalah keputusan manajemen Masalah riset anajemen
Apakah prosuk baru harus diperkenalkan? Menetapkan kecenderungan konsumen dan niat pembelian untuk mengusulkan produk baru
Apakah kampanye iklan seharusnya diubah? Menetapkan efektifitas kampanye iklan baru
Apakah seharusnya harga suatu merk dinaikan?
BAB III
KESIMPULAN
Riset pemasaran adalah suatu penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi dari konsumen,lingkungan, dan industri yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil keputusan perusahaan
Langkah dalam riset pemasaran adalah: 1. Pendefinisian masalah
2. Pengembangan pendekatan masalah 3. Penyusunan desain penelitian
4. Pengerjaan lapangan atau pengumpulan data-data yang diperlukan 5. Persiapan dan penganalisisan data
6. Persiapan dan pelaporan dalam bentuk pressentasi
Setelah itu manajemen akan mengambil sebuah keputusan berupa keputusan manajemen, yang berhubungan dengan masalah riset pemasaran yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Donald R., dan C. William Emory. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Firmansyah, Anang . 2012. Proses Riset Pemasaran. Wordpres.com, 1-6
Nasir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Glalia Indonesia, Jakarta.
Rangkuti, Fredy. 2011. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Sumarwan, Ujang. 2011. Riset Pemasaran dan Konsumen: Definisi dan Proses Riset Pemasaran. PT. Penerbit IPB Press. Bogor.