• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan (8)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan (8)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan kami (kelompok 5) yang telah memberikan nikmat hidayah dan taufinya atas selesainya makalah ini. Demikian pula salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi besar muhammad saw., para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir masa nanti. Dalam penulisan makalah ini kami memfokuskan pembahasan tentang “dzikir, sholat, dan do’a”, yang sumbernya berasal dari al-iur’an dan al-hadis serta beberapa buku-buku keislaman.

Makalah ini sangat terbuka untuk kalangan umum maka dari itu kami (kelompok 5) memberikan kebebasan kepada para pembaca untuk memberikan kritik, masukkan, atau apa saja yang dapat membantu kami dalam memperbaiki tatacara penulisan makalah ini. Atas kontribusi tersebut saya ucapkan terima kasih, semoga kita umat islam yang menjunjung tinggi ajaran nabi Muhammad saw., tetap selalu dalam lindungan allah swt. Amiin…

Tujuan Penulisan

Dari penulisan makalah ini tentu akan menciptakan pertanyaan apa tujuan dan manfaatnya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni untuk umat muslim yang ingin memperdalam pemahamanya dalam bidang “dzikir, sholat, dan do’a” karena dalam penulisan makalah ini berasal dari sumber yang tidak patut untuk dipertanyakan kembali tentang kebenarannya yakni al-iur’an dan ada pula sumber yang tidak kalah dari al-iur’an yakni al-hadist, serta beberapa sumber dari buku keislaman.

Manfaat Penulisan

Kemudian kita membahas tentang manfaat, karena dalam penulisan makalah ini kami berharap untuk mendapatkan nilai yang baik dari bapak dosen. ada pula manfaat lain dari penulisan materi ini adalah sebagai berikut :

 Semoga bermanfaat untuk ilmu pendidikan agama islam

 Semoga bermanfaat untuk para pembaca yang ingin lebih

mempelajari islam lebih mendalam terutama pada bidang “dzikir, sholat, dan do’a”

 Sebagai bukti dokumenter atas terselesainya tugas kami

`

(2)

PEMBAHASAN

# Dzikir

Zikir atau Dzikir (Arab: رْکِذ, ðɪkr) adalah sebuah aktiftas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an. Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", sedangkan doa yang paling utama adalah "Alhamdulillah". Seseorang yang melakukan zikir disebut dzaakir (ركاذ).

Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefnisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.

Adapun tatacara berdzikir yan terbagi atas 3 langkah yakni :

1. Pertama

Zikir pertama adalah dengan mengingat nama dan sifat Allah serta memuji, mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.

Sekedar menyanjung Allah seperti mengucapkan “subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar”, “subhanallah wa bihamdih”, “laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in iodiir”.

Menyebut konsekuensi dari nama dan sifat Allah atau sekedar menceritakan tentang Allah. Contohnya adalah seperti mengatakan, “Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan hamba-Nya”, “Allah Maha Melihat segala gerakan hamba-Nya, “tidak mungkin perbuatan hamba yang samar dari penglihatan Allah”, “Allah Maha menyayangi hamba-Nya”, “Allah kuasa atas segala sesuatu”, “Allah sangat bahagia dengan taubat hamba-Nya.”

2. Kedua

Zikir kedua dengan mengingat perintah, larangan dan hukum Allah. Zikir jenis ini ada dua macam:

1. Mengingat perintah dan larangan Allah, apa yang Allah cintai dan apa yang Allah murkai.

2. Mengingat perintah Allah lantas segera menjalankannya dan mengingat larangan-Nya lantas segera menjauh darinya.

(3)

Zikir ketiga adalah dengan mengingat berbagai nikmat dan kebaikan yang Allah berikan.

Teknis berzikir

Bertasbih yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad yaitu menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan bersaksi dihadapan Allah. Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, dan bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan biji tasbih. Karena menurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada hari kiamat jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan Allah.

Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (counter), dikarenakan lebih utama dan mudah menurut sebagian ulama. Imam Muhammad Abdurrauf Al Munawi menjelaskan dalam kitab "Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir", ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap sunahnya subhah (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada masa sahabat, Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa Abu Hurairah memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, dia tidaklah tidur sampai dia bertasbih dengannya.

Dalam riwayat Ad-Dailami: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Buliini, dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir hadits.

Berikut ini adalah beberapa perintah berdzikir, dan tatacara berdzikir yang berasal dari al-iur’an dan al-hadist serta beberapa buku keislaman :

1. "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41).

2. Rasulullah mengajarkan doa berikut ini, ُ ااىالَصِ ااَلوُس َر ُت ْعِمَس :ُلوُقَيِ اا ِدْبَع َنْبرِباَجنع utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Al-hamdu Lillah.” (HR. Tirmidzi no. 3305, Ibnu Majah no. 3790, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Al-Hakim menshahihkannya, sedangkan syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 2692).

3. Yusairah, dia mengatakan, Rasulullah berpesan kepada kami (para sahabat wanita), َن ْدسسِق ْعا َو،َةسسَم ْحارلا َنْي َسسسْنَتَف َنْلُف ْغَت َل َو، ِسيِدسسْقاتلا َوِحيِب ْسسساتلا َو ِلسسيِلْهاتلاِب انُكْيَلَع، َنيَنِم ْؤسسُمْلاَءاَسِناَي

ِلِماَنَ ْلاِب انُهانِإسسَف ٌت َلوُئ ْسسسَم

(4)

4. Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dia menceritakan, َمالَس َو ِهْيَلَع ُاىالَص ِا َلوُس َر ُتْيَأ َر انُهُدسسسِق ْعَي

ِهِدسسسَيِب “Saya melihat, rasulullah menghitung dzikir dia dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth). 5. Abdullah bin Umar, dia berkata: َةسسَماَدُق ُنْباَلاسسَق َحيِب ْسسساتلاُدسسِق ْعَيَمالَس َوِهْيَلَعُ ااىالَصِ ااَلوُس َر ُتْيَأ َر

ِهسسسِنيِمَيِب. "Saya melihat rasulullah menghitung tasbih (dzikirnya); Ibnu Qudamah mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).

6. Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521), dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).

7. Ibnu Nujaim Al-Hanaf dalam kitab Al-Bahri Ar-Raaii terhadap hadits tentang berdzikir dengan biji-biji tasbih berkomentar: "Nabi tidak melarangnya. Dia hanyalah menunjukkan cara yang lebih mudah dan utama, seandainya makruh tentu dia akan menjelaskan hal itu kepada wanita tersebut. Dari kandungan hadits ini, dapat kita pahami bahwa subhah (biji tasbih) tidak lebih dari kumpulan bijian yang dirangkai dengan benang. Masalah seperti ini tidak berdampak pada pelarangan. Maka, bukan pula kesalahan jika ikut menggunakannya sebagaimana sekelompok kaum suf yang baik dan selain mereka. Kecuali jika di dalamnya tercampur muatan riya dan sum’ah, tetapi kami tidak membahas hal ini." (Ibnu ‘Abidin, Raddul Muhtar, Juz 5 hal. 54).

8. Hadits dari Tsauban, dia menceritakan dzikir yang dibaca nabi seusai Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal ikroom. “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591 (135), Nasai 1337 dan 3/68-69, Ahmad 5/275, 279, Abu Daud no. 1513, Ibnu Khuzaimah no. 737, ad-Darimi 1/311 dan Ibnu Majah no. 928).

9. “Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341).

10.Abu Hurairah, dimana rasulullah bersabda, َدِم َح َو َنيِث َلَث َواًث َلَثٍة َلَصِلُك ِرُبُديِفَ اا َحابَس ْنَم menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in iodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597).

(5)

mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “Tentu, ya rasulullah”. Rasulullah kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).

12.Rasulullah bersabda, َت ْوسسُمَي ْنَأالِإِةان َجْلا ِل ْوسسُخُد ْنِمُه سسْعَنْمَيْمَلٍةسسَب ْوُتْكَمٍةَل َسسصِلسسُك َرُبُدي ِس ْرُكْلا َةَيآَأَرَق ْنَم

“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat

fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410).

13.Uibah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata, َأَرسسْقَأ ْنَأَمال َسسس َوِهسسْيَلَعُ ااىال َسسصِ ااُلوُس َريِن َرَمَأ ِتاَذ ِوَعُمْلاِب

َرُبُد ِلسسُك

ٍة َل َسسص “Rasulullah memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falai, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348).

14.Dari Abu Dzar. Nabi bersabda: “Barangsiapa setelah solat Maghrib dan Subuh membaca:... Allah akan menulis setiap sekali dengan 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dan Allah melindunginya dari setiap keburukan, dan Allah melindunginya dari gangguan setan yang terkutuk.” HR. Ahmad 4/227, 5/420 dan at-Timirdzi no. 3474.

15.HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (1/152, no. 753), dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 54, 110), dari Ummu Salamah.

16.Rasulullah bersabda, اثلثوةحيبستنوثلثواثلثةبوتكمةلصلكربدنهلعافوأنهلئاقبيخيلتابقعم

نوثلثو ةديمحت عبرأو نوثلثو

ةريبكت “Ada beberapa amalan penyerta yang barangsiapa mengucapkannya atau melakukannya setelah usai shalat wajib maka dirinya tidak akan merugi, yaitu bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 34x.” (HR. Muslim no. 596).

17.Cara ketiga ini dilandaskan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang mengisahkan bagaimana rasulullah menanggapi keluhan orang-orang miskin yang merasa kalah beramal dengan orang-orang kaya karena harta mereka. Rasulullah bersabda, لفأ مكملعأ mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang-orang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “tentu, ya rasulullah”. Rasulullah kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).

(6)

bertasbih sebanyak 10x, bertahmid sebanyak 10x, dan bertakbir sebanyak 10x.” (HR. Bukhari no. 6329).

19.Hadis yang menjadi landasan cara kelima ini adalah hadis yang sama dengan hadis Muslim no. 595 di atas. Hanya saja pada akhir riwayat tersebut, terdapat tambahan keterangan dari salah seorang periwayatnya

yang bernama Suhail. نوثلثوةثلثهلككلذعيمجفةرشعىدحإةرشعىدحإليهسلوقياثيدحلايفدازو

“Terdapat tambahan pada hadis tersebut, dimana Suhail berkata:

masing-masing (tasbih, tahmid, dan takbir) berjumlah sebelas kali, sehingga total seluruhnya menjadi 33x.” (HR. Muslim no. 595).

20.Cara keenam ini berdasarkan hadis yang mengisahkan tentang seorang sahabat Anshor yang bermimpi mengenai cara berdzikir yang kemudian disetujui oleh rasulullah . Dalam mimpi tersebut ada yang berkata, اوحبس

ساسمخ

bersabda, يراصنلا لاقامكاولعفا “Lakukanlah sebagaimana yang dikatakan oleh

sahabat Anshor ini.” (HR. An Nasa-i no. 1351).

#Shalat

Salat ([sαlat'] bahasa Arab: اةلص; transliterasi: alāt; variasi ejaan: shalat, solat, sholat) merujuk kepada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad sebagai fgur pengejawantah perintah Allah. Umat muslim diperintahkan untuk mendirikan salat karena menurut Surah Al-'Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.

"...dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)." — Al-'Ankabut 29:45

Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, doa. Sedangkan, menurut istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.

Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

1. Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

2. Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun

dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu 'ain untuk pria).

3. Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.

(7)

Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang salat di dalam Aliuran, kitab suci agama Islam.

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan salat, menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (Ibrahim 14:31).

Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zina) dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-‘Ankabut 29:45).

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Maryam 19:59).

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap

mengerjakan salatnya (al-Ma’arij 70:19-23).

Berikut ini adalah beberapa perintah shalat, dan tatacara shalat yang berasal dari al-iur’an dan al-hadist serta beberapa buku keislaman :

1. Rasulullah bersabda, Salatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya. Hadits riwayat Imam Bukhari no. 628, 7246 dan Imam Muslim no. 1533.

2. Muhammad bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka adalah salat. Barangsiapa yang meninggalkan salat, maka berarti dia telah kafr." Hadis riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi.

3. Muhammad bersabda: "Barangsiapa yang menjaga salat maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf." Hadis shahih riwayat Imam Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban.

4. “Salatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.” HR Bukhari no. 1117, dari ‘Imron bin Hushain.

5. “Pembuka salat adalah thoharoh (bersuci). Yang mengharamkan dari hal-hal di luar salat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghal-halalkannya kembali adalah ucapan salam.” HR Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301.

6. “Tidak ada salat (artinya tidak sah) orang yang tidak membaca Al Fatihah.” HR Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394, dari ‘Ubadah bin Ash Shomit.

(8)

8. “Salat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara kalian

menyempurnakan wudhu, … kemudian bertakbir, lalu melakukan ruku’ dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” HR Ad-Darimi no. 1329.

9. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. “Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.”

“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud.”

“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.”

10.“Jika salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam salat, maka ucapkanlah “at tahiyatu lillah …”.” HR Bukhari no. 831 dan Muslim no. 402, dari Ibnu Mas’ud.

11.“Jika salah seorang di antara kalian hendak salat, maka mulailah dengan menyanjung dan memuji Allah, lalu bershalawatlah kepada Nabi , lalu berdo’a setelah itu semau kalian.” Riwayat ini disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam Fadh-lu Salat ‘alan Nabi, hal. 86, Al Maktabah Al Islamiy, Beirut, cetakan ketiga 1977.

12.“Yang mengharamkan dari hal-hal di luar salat adalah ucapan takbir. Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam.” HR Abu Daud no. 618, Tirmidzi no. 3, Ibnu Majah no. 275. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Al Irwa’ no. 301. 13.Pembahasan rukun salat ini banyak disarikan dari penjelasan Syaikh Abu

Malik dalam kitab Shahih Fiih Sunnah terbitan Al Maktabah At Taufiiyah. 14.Rasulallah bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf

termasuk kesempurnaan salat.” (Hadits riwayat Bukhari, dalam Fath al-Bari’ No.723)

15.Rasulallah bersabda, “Benar-benarlah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan membuat berselisih di antara wajah-wajah kalian.” (Hadits riwayat Bukhari 717, Imam Muslim 127, Lafadz ini dari Imam Muslim). Berkata Al-Imam An-Nawawi, “Makna hadits ini adalah akan terjadi di antara kalian permusuhan, kebencian dan perselisihan di hati.”

16.Rasulallah bersabda, “Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi setan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskannya maka Allah akan

memutuskannya.” (Hadits riwayat Bukhari, Abu Dawud 666. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Dawud)

17.Dari Abu Qosim Al-Jadali berkata, “Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata, ‘Rasulallah menghadapkan wajahnya kepada manusia dan bersabda, ‘Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan shaf-shaf kalian! Demi Allah benar-benar kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menjadikan hati kalian berselisih.’ Nu’man berkata, ‘Maka saya melihat seseorang melekatkan bahunya dengan bahu

kawannya, lututnya dengan lutut kawannya, mata kaki dengan mata kaki kawannya.’’” (Hadits riwayat Abu Dawud 662, Ibnu Hibban 396, Ahmad 4272. Dishahihkan Syaikh Al-Albany dalam As-Shahihah no.32)

(9)

dalam arti luas do’a mempunyai banyak arti karna kami (kelompok 5) yakin bahwa pakar islam memiliki pandangan yang berbeda-beda, dan berikut ini adalah beberapa pengertian dari do’a

Do’a adalah Mendekati Tuhan dengan penuh percaya Karena bagi Tuhan tidak pernah menjadi soal besarnya masalah yang kita hadapi. Semakin besar masalah yang kita hadapi semakin ajaib pula kuasaNya yang akan kita alami Sabar dan tetaplah berdoa....

Do’a adalah Menyerahkan diri dengan sepenuh hati ke dalam tanganNya.

Do’a adalah Memohon dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan adalah penolong kita yang selalu tepat waktu.

Do’a adalah Membiarkan Tuhan untuk mengurus jam, pekerjaan, hidup kita setiap saat, dan dengan hati penuh sukacita dalam jaminan SabdaNya yang tak berubah, sebab tidak ada air mata orang percaya yang tidak ditampungNya, tidak ada hati yang pecah yang tidak dibebatnya.

Jadi dapat kami simpulkan bahwa do’a adalah sesuatu kegiatan untuk mendekatkan diri pada allah selain itu do’a adalah sarana untuk memohon ampun kepada allah swt atas dosa-dosa yang telah kita perbuat sebelumnya dan kunci dalam berdo’a adalah bersabar karena tidak semua do’a dapat diijabah oleh allah pada saat itu juga maka harus diperlukan usaha dalam mewujudkan do’a agar bisa mencapai tujuan dari do’a.

Berikut ini adalah dalil tentang do’a dalam al-iur’an

1. QS. Al Baiarah (2): 186

ْمُهّلَعَل يِب اوُنِمْؤُيْلَو يِل اوُبيِجَتْسَيْلَف ِناَعَد اَذِإ ِعاّدلا َاةَوْعَد ُبيِجُأ ٌبيِرَق يّنِإَف يّنَع يِداَبِع َكَلَأَس اَذِإَو َنوُد ُشْرَي

Terjemahnya:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

2. QS Al A’raf (7): 55

َنيِدَتْعُمْلا ّبِحُي َل ُهّنِإ ًةَيْفُخَو اًعّرَضَت ْمُكّبَر اوُعْدا

Terjemahnya:

Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

(10)

ٌبيِرَق يّنِإَف يّنَع يِداَبِع َكَلَأَس اَذِإَو

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Artinya bahwa Allah swt., sangat dekat dengan hamba-Nya berdasarkan dengan ilmu Allah, untuk itu kepada Nabi Muhammad saw., disuruh menyampaikan hal tersebut kepada ummatnya.

ِناَعَد اَذِإ ِعاّدلا َاةَوْعَد ُبيِجُأ

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku. Artinya bahwa Allah swt., mengabulkan doa mereka yang berdoa sehingga mereka dapat memperoleh apa yang ia kehendaki atau yang ia hajatkan.

يِل اوُبيِجَتْسَيْلَف

…maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku. Artinya bahwa Allah swt., menghendaki agar hamba-Nya taat dan patuh menjalankan perintah Allah. Sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia atau hamba dituntut

melaksanakan seluruh perintah Allah swt., kemudian mengajukan permohonan atau berdoa.

اوُنِمْؤُيْلَو

… dan hendaklah mereka beriman … Artinya bahwa manusia harus konsisten dalam beriman atau senantiasa beriman.

َنوُد ُشْرَي ْمُهّلَعَل يِب

… kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Artinya bahwa Allah memberi petunjuk kepada mereka yang senantiasa beriman dan bertakwa kepada-Nya.

(11)

Dalam pembuatan makalah ini kami berhasil mensurvey dan sekaligus

mewawancarai beberapa anak muda yang berada pada kompleks saya. Dalam wawancara tersebut kami menanyakan satu hal tentang dzikir, satu hal tentang sholat, dan satu hal tentang do’adan berikut ini adalah hasil wawancaranya atau percakapannya yang telah kami perindah bahasanya :

Kami : assalamu alaikum Wr. Wb, maaf mengganggu aktiftasnya. Kami

hanya ingin minta waktu sebentar untuk mewawancarai, yaitu

bagaimana tatacara anda berdzikir dan kenapa anda memilih

alasan tersebut sebagai tatacara anda berdzikir?

Narasumber 1 : waalaikum sallam Wr. Wb, iya tidak masalah. Tata cara

berdzikir saya adalah dengan melafalkan nama-nama agung dari allah swt, dengan khusyu. Kenapa saya memilih cara itu mungkin itu adalah cara yang paling mudah dalam melaksanakan dzikir.

Narasumber 2 : waalaikum sallam Wr. Wb, iya tidak apaapa. Kalau saya sih

tidak terlalu formal saja karena dalam berdzikir karena menurut saya allah itu maha mengetahui jadi dari landasan itu saya berpikir apapun yang kita niat kan dengan cara baik akan mendapatkan hasi yang baik pula. Sekalipun kita tidak mengucapkan apaapa tapi hati kita telah betul-betul berniat untuk berdzikir maka dari situ saja sudah dinamakan dzikir.

Kami : dalam islam indonesia sering terjadi perdebatan dalam

melaksanakan ibadah sholat, dan lebih mengacu pada niat sholat dimana sering terjadi perdebatan antara umat islam yang

memegangang teguh al-iur’an dan umat yang berpegang teguh pada sunnah rasul, pertanyaannya menurut anda ummat manakah yang lebih benar dalam pelaksanaan sholat yakni niat yang

diwajibkan atau niat yang tidak diwajibkan?

Narasumber 3 : bicara tentang shalat saya mungkin tidak terlalu banyak

dalam hal referensi, tapi saya lebih setuju dengan pernyataan yang tidak diwajibkan itu karena niat itu tidak harus dari sebelum takhbiratul ikhram itu saja menurut saya

Narasumber 4 : kalau saya sih lebih setuju pada umat yang mengikuti

sunnah rasul saw karena pernah saya dengar di tausiah di radio-radio dimana bahwa kalo orang yang sudah akan berangkat ke masjid berarti dia sudah memiliki niat untuk sholat jadi menurut saya itu sudah termasuk niat pertama dalam shalat dan niat sebelum takhbiratul ikhram itu tidak diwajibkan

Kami : dengan berdo’a berarti kita telah meminta sesuatu kepada ALLAH

(12)

Narasumber 5 : kalau do’a belum dikabulkan ya mungkin waktunya belum tepat

Narasumber 6 : mungkin kalo do’a dikabulkan atau tidaknya itu tergantung

usaha ya karena tidak mungkin kita hanya duduk-duduk di masjid dan berdo’a setiap waktu tampa melakukan usaha dan kita sangat berharap untuk do’anya terkabulkan. Jadi “do’a+usaha = hasil yang diinginkan”. Karena dlam kenyataannya memang do’a harus di barengi dengan usaha, dan mungkin itu saja dari saya.

Jadi setelah kami mewawancarai para anak muda mengenai dzikir, shalat, dan do’a, kami telah mendapatkan jawaban yang berbeda pada setiap narasumber dan kami juga mendapatkan jawaban yang sangat manusiawi berupa tidak tahu, lupa, dan juga kami menemukan beberapa jawaban yang bahasanya kurang baik karena mungkin pergaulan mereka yang tidak terlalu terkontrol.

(13)

KESIMPULAN

Dengan demikian materi tentang dzikir, sholat, dan do’a, telah terjelaskan Pada bab pembahasan diatas.

Dzikir adalah sebuah aktiftas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban dimana seperti yang disebutkan dalam al-iur’an bahwa "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41). Tetapi mungkin dalam al-hadist memiliki pengertian yang berbeda mulai dari tatacara berdzikir, sampai pada pengertian dzikir secara umum maka kami kelo mpok 5 menyimpulkan bahwa dzikir adalah suatu rangkaian kegiatan mengingat nama allah swt sampai khusyu dalam tatacara peaksanaannya seperti dalam al-iur’an berdzikir adalah menyebut nama allah dengan sebanyak-banyaknya.

Shalat adalah ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut syariat Islam, praktik salat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad sebagai fgur pengejawantah perintah Allah. Bahkan rasulullah saw bersabda “barang siapa yang muslim yang meninggalkan sholat adalah seorang kafr” kurang lebih seperti itu maaf soalnya kami lupa itu hadist dari siapa karna kami masih selaku manusia biasa yang mungkin memiliki banyak kekurangan karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik allah swt. Ada banyak masalah atau pertentangan soal shalat dalam sumber islam yakni al-iur’an dan al-hadist. Contoh simpelnya banyak pertentangan dikalangan masyarakat islam diindonesia hanya karena niat sholat dimana dalam al-iur’an niat shalat harus diwajibkan sebelum takhbirattul ikhram, tetapi dalam islam al-hadist atau umat isam yang mengikuti perntah atau sunnah-sunnah rasul menyatakan bahwa niat dalam shalat sebelum takhbirttul ikhram tidak terlalu diwajibkan karena menurut mereka saat seorang sudah turun dari rumah dan berniat untuk sholat itu sudah merangkul niat untuk shalat tersebut. Kalau menurut kami kelompok 5 kami lebih pro terhadap pemikiran para pakar al-hadist tapi kami juga tidak menyalah kan perintah dalam al-iur’an karena menurut kami niat itu berasal dari hati dan bukan hanya jadi formalitas saja.

(14)

Dan mungkin itu saja kesimulan yang dapat kami simpulkan dari materi dzikir, sholat, dan do’a, kami memohonkan kritik dari bapak chaerudin selaku dosen pendidikan agama islam yang semoga bisa member kami motivasi dan inovasi pada kami agar bisa membuat argument yang lebih baik lagi kedepannya…

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Qur’ãn Dan Terjemahnya. Surabaya : CV Pustaka agung

harapan, 2006.

Al-Hadist ( Al-Bukhari, Al-Busti, Al-Humadah, dan lain-lain)

Muhammadiyah Amin dan Rahmawati Caco, Al-Hadis Aqidah, Akhlak, Social, Dan

Hukum. Jakarta : Mitra Media Mustika Jakarta, 2008

Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti, Jakarta :

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014.

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia: dzikir_secara_etimologi

http://id.wikipedia.org/wiki/2013/01/10/Wikipedia:pengertian_shalat_dalam_islam

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pemikiran McGregor dituangkan dalam karya tulisnya dengan judul The Human Side of Enterprise. Kesimpulan dalam karya McGregor ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa

Jual beli ‚Mahar‛ benda pusaka merupakan sesuatu yang harus dibayar oleh pembeli kepada penjual, bisa berupa uang, amalan-amalan khusus, atau sesuai kehendak si penjual

Sel B dan T mengenal berbagai epitop pada molekul antigen yang sama.Limfosit juga dapat berinteraksi dengan antigen yang kompleks pada berbagai tahap struktur antigen.Oleh Karena

Meski demikian, secara kritis bisa ditarik generalisasai bahwa aborsi dilakukan tidak hanya dikarenakan kehamilan di luar perkawinan (kehamilan pranikah, dilakukan

Sedangkan penggunaan pihak penyedia jasa di luar negeri untuk kegiatan TI lainnya seperti pengembangan program dan aplikasi yang digunakan Bank serta pemeliharaan

Sebuah sistem enkripsi kunci publik dapat dilihat sebagai rangkaian kunci publik dan private yang mengunci data bila mereka ditransmisikan dan membuka data ketika mereka

Suatu tempat jang sangat berlainan dengan Jerusalem sekarang ini jang di kaget oleh bom tetapi djuga tempat dimana Jesus akan mati.. Perdjalanan jang di tundjuk oleh Roh itulah

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk membuat suatu prototype robot yang dapat mendeteksi kebakaran dan