• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori penetrasi sosial dan sketsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori penetrasi sosial dan sketsa "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

TEORI PENETRASI SOSIAL

NAMA KELOMPOK:

1.

M Aby Ariyandi (160401111)

2.

Cevin Reynihko (160401165)

3.

Marto Situmorang (160401099)

4.

Ihmal Rangkuti (160401099)

5.

Erandra Putra (

(2)
(3)

B. PEMBAHASAN Analogi Bawang

Altman & Taylor menggunakan analogi bawang untuk menjelaskan proses SPT. Pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas lapisan terluar dari sebuah bawang, maka kita akan menemukan lapisan yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia. Pada analogi bawang ini, menurut West & Turner (2011 : 200) terdapat pembagian tingkat penetrasi sosial berdasarkan lapisan-lapisan yang ada di bawang tersebut.

1. Citra Publik (Public Image)

Lapisan terluar adalah citra publik (public image) seseorang yang dapat dilihat secara langsung. Seperti, data biografi (biographical data). Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik, apa yang biasa kita perlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika kita mampu melihat lapisan yang sedikit lebih dalam lagi, maka di sana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang lebih bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja, orang terdekat misalnya.

2. Resprositas (Reciprocity)

Lapisan kedua adalah resprositas (reciprocity), proses dimana keterbukaan orang lain akan mengarahkan seseorang untuk terbuka, yang merupakan komponen utama dalam SPT. Contoh topik yang menimbulkan reprositas: selera (tastes), terdiri dari pilihan busana, makanan, dan musik (preferences in clothes, foods, and music), tujuan serta aspirasi (goal and aspirations) seperti pelajaran (studies).

(4)

Kemudian ada keluasan (breadth) yang merujuk kepada berbagai topik yang didiskusikan dalam suatu hubungan. Misalnya, keyakinan agama (religious convictions) termasuk cara pandang (worldview). Waktu keluasan (breadth time) berhubungan dengan jumlah waktu yang dihabiskan oleh pasangan dalam berkomunikasi satu sama lainnya mengenai berbagai macam topik tersebut.

4. Kedalaman (Depth)

Selanjutnya ada lapisan kedalaman (depth) merujuk pada tingkat keintiman yang mengarahkan diskusi mengenai suatu topik, diantaranya ketakutan dan fantasi terdalam (deeply held fears and fantasies) yaitu kencan (dating) serta konsep diri (concept of self). Pada tahap awal, hubungan dapat dikatakan mempu -nyai keluasan yang sempit dan kedalaman yang dangkal. Begitu hubungan bergerak menuju kein-timan, kita dapat mengharapkan lebih luasnya topik yang didiskusikan dan beberapa topik juga mulai lebih mendalam.

Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih, orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang.

Kedekatan kita terhadap orang lain, menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat dari sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian tadi. Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dengan kita. Taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari sini.

(5)

Yang menjadi salah satu konsep dasar dari teori penetrasi sosial adalah pengungkapan diri atau self-disclosure.Yang dimaksud dengan self-disclosure atau pengungkapan diri adalah tindakan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain tentang diri kita yang kita yakini mereka belum mengetahuinya. Dari percakapan yang kita lakukan dengan orang lain yang memiliki hubungan dengan tingkat kedekatan yang cukup tinggi, pengungkapan diri melibatkan proses berbagai sebagian diri kita dengan orang lain. Merujuk teori penetrasi sosial, pengungkapan diri dapat bermacam-macam dilihat dari keluasan dan kedalaman topik yang dibahas dengan orang lain.

Keluasan atau breadth menggambarkan rentang topik yang kita bicarakan,

sementara itu yang dimaksud dengan kedalaman atau depth adalah mengukur seberapa dekat atau seberapa pribadi pengungkapan diri yang kita lakukan. Salah satu cara untuk

memandang perbedaan hubungan yang kita miliki adalah dengan melakukan analisa sebarapa banyak atau seberapa sedikit pengungkapan diri yang dilakukan kepada berbagai orang yang berbeda dalam lingkaran sosial kita.

(6)

Menurut teori penetrasi sosial, terdapat serangkaian tahapan yang harus dilalui ketika ingin membangun sebuah hubungan, yaitu :

Orientation stage – orang memulai pembicaraan yang pendek dan sederhana

Exploratory-affective stage – setiap individu mulai melepaskan dirinya sendiri dengan mengekspresikan sikap-sikap peribadi tentang topik-topik umum seperti pemerintahan dan pendidikan. Tahapan ini adalah tahap pertemanan kasual dan banyka hubungan tidak bergerak lebih lanjut dari tahapan ini

Affective stage – orang mulai berbicara tentang hal-hal yang bersifat pribadi dan personal. Kritik dan argument berkembang. Pada tahapan ini dapat terjadi sentuhan intim dan pelukan Stable stage – hubungan berkembang menjangkau tingkatan dimana hal-hal personal dibagikan, dan salah satu pihak dapat memprediksi reaksi emosional dari orang lain

Depenetration – ketika sebuah hubungan mulai jatuh dan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Pada tahapan ini terjadi penarikan pengungkapan diri yang dapat mengakibatkan berakhirnya suatu hubungan.

(7)

Seperti yang dikatakan oleh Irwin Altman dan Dalmas A. Taylor bahwa pada hakikatnya setiap manusia atau individu memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian yang ada di dalam dirinya sendiri. Lapisan-lapisan tersebut saling tersusun rapi dan mempunyai fungsi yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya. Lapisan-lapisan itulah yang menjadikan setiap individu itu berbeda dan mempunya ciri khas atau keunikan tersendiri dalam dirinya.

Dalam konsep dasar dari teori penetrasi sosial ada namanya pengungkapan diri yang bertujuan untuk memberitahuna informasi tentang diri kita kepada orang lain yang kita ajak bicara. Biasanya orang-orang yang kita ajak bicara mengenai masalah ini adalah orang yang sudah memiliki hubungan yang dekat dengan kita, contohnya seperti keluarga maupun sahabat. Dalam membangun hubungan yang dekat ini dibutuhkan beberapa tahapan yang bertujuan untuk membangun sebuah hubungan tersebut.

(8)

DeVito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Kharisma Publishing Group.

Griffin, EM. 2006. A First Look of Communication Theories. New York: McGraw Hill.

Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. 2011. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Morrissan, MA. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Agus Ma’rufi 1992, Analisis Pengaruh Gangguan Gravitasi Benda Ke-Tiga dan Anomali Gravitasi Bumi Pada Gerak Satelit Geosinkron ,Jurusan Astronomi ITB Iman Witjaksono

Energi listrik di gedung perpustakaan ini digunakan untuk instalasi penerangan, air conditioning (AC), kipas angin, komputer, dan mesin-mesin lain yangn dioperasikan dengan

sebagai saprophytis dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Fungi ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan atau bersifat pathogen

Kedua belah pihak berharap dengan disahkannya Nota Kesepahaman ini dapat mendorong pengembangan kegiatan kesehatan hewan dan tumbuhan dan karantina (biosekuriti) kedua

Pada metode CART ini, data akan dieksplorasi untuk mengetahui variabel-variabel independen yang berpengaruh dan mengelompokkan data tersebut ke dalam

Sinar Nada yang berhubungan dengan penggunaan kinerja otak kiri manusia salah satunya adalah siswa lebih disiplin, sedangkan manfaat yang telah diperoleh kegiatan ekstrakurikuler

penulis yaitu dengan melakukan pengamatan secara lapangan terhadap hukum Islam dan Undang-Undang No. 8 tentang perlindungan konsumen terhadap praktek jual beli