• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ini ANALISIS RISIKO PENAWARAN UNDERESTIMATE TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN PROYEK PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI SUMATERA BARAT. | . | 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PDF ini ANALISIS RISIKO PENAWARAN UNDERESTIMATE TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN PROYEK PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI SUMATERA BARAT. | . | 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO PENAWARAN

UNDERESTIMATE

TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN

PROYEK PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I

PROVINSI SUMATERA BARAT.

ARTIKEL

HAMDANI

NPM.1210018312009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

ANALISIS RISIKO PENAWARAN

UNDERESTIMATE

TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN

PROYEK PADA SATUAN KERJA PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I

PROVINSI SUMATERA BARAT.

Hamdani, Zaidir

1,

M.Nursyaifi Yulius

2

,

1Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University

2Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Bung Hatta University

E-mail: hamdani.pubm@gmail.com

ABSTRAK

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) menilai praktik banting harga

dalam tender pengadaan barang dan jasa pemerintah masih tinggi dan berpotensi menurunkan kualitas

proyek. Kepala LKPP mengatakan, pemborong dan kontraktor masih ada yang menawar harga tender

hingga <50 %. Meskipun penawaran tender yang rendah menguntungkan pemerintah, tetapi praktik

banting harga itu dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dan mutu barang atau proyek infrastruktur

(Bisnis Indonesia, 2008).

Dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan jembatan di Prov. Sumbar, diperlukan

waktu yang cukup panjang, sehingga kesulitan dalam memprediksi faktor-faktor lainnya yang akan terjadi

selama pelaksanaan proyek konstruksi menyebabkan fungsi budgeting menjadi rumit. Persaingan

penawaran harga yang semakin tinggi, maka ada suatu keterkaitan antara risiko harga penawaran

underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan dan jembatan di Sumbar. Oleh

sebab itu, penelitian ini mencoba mengkaji risiko-risiko tersebut dengan judul penelitian : Analisis Risiko

Penawaran

Underestimate

Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Pada Satuan Kerja Pelaksanaan

Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat.

Kata Kunci : Risiko, Underestimate Proyek, Kualitas Proyek

ABSTRACT

Procurement Policy Institutionof Goods / Services(LKPP) assessPractice of lower Price in the

procurementof goodsand servicesthe government is stillhighandpotentially reducethe quality ofthe

project. Headof LKPP said, builders andcontractorsstilltenderbidprice into<50%. Although, thetender that

offerlow but havebenefit for government, butitis fearedthe practice ofthe lower pricewill reduce the

qualityandthe qualityof goodsorinfrastructureprojects(Bisnis Indonesia, 2008).

In the process ofimplementation ofroad and bridgeconstructionprojectsinProv. Sumatra, need a

long

time,

so

thedifficultyin

predictingotherfactorsthatwilloccurduring

theexecution

ofthe

constructionprojectcausedbudgetingfunctionsbecomecomplicated. Competitionhigher price of bid,

thenthere isaconnection betweenthe offer priceunderestimatethe riskthat can affectthe quality ofroad and

bridge constructionprojectsinWest Sumatra. Therefore, this studytried toassesssuch riskswith the title:

Risk AnalysisunderestimateOfferQuality WorkProjectImplementationUnitinRegion INational RoadWest

Sumatra Province.

(3)

BAB I : Pendahuluan

1.1.Latar Belakang

Hatush dan Skitmore (1998), telah mengindikasikan bahwa pada evaluasi supplier model tradisional (metode tender penawaran terendah), maka kontraktor berkompetisi semata-mata hanya pada harga bidding dan ini akan berpotensi mutu konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Sumbar akan rendah.

Dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan jembatan di Prov. Sumbar, diperlukan waktu yang cukup panjang, sehingga kesulitan dalam memprediksi faktor-faktor lainnya yang akan terjadi selama pelaksanaan proyek konstruksi menyebabkan fungsi budgeting menjadi rumit. Dengan kondisi tersebut, owner harus menerima suatu penawaran yang tinggi dari kontraktor. Keadaan yang lebih sulit dihadapi owner adalah bila kontraktor melakukan underestimate seperti halnya penawaran yang terjadi pada Paket Pekerjaan di lingkungan Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat, dimana pihak kontraktor melakukan penawaran underestimate.

Agar tidak mengurangi kualitas proyek yang dikehendaki, karena persaingan penawaran harga yang semakin tinggi, maka ada suatu keterkaitan antara risiko harga penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan dan jembatan di Sumbar. Oleh karena itu penulis mencoba untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang harus diperhitungkan pada penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas akhir proyek nantinya.

1.2.Perumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, bahwa penawaran di bawah estimasi biaya yang telah ditentukan sebelumnya oleh pemilik proyek telah sering terjadi, khsusnya proyek yang dimiliki oleh pemerintah terutama di bidang pekerjaan/proyek jalan dan jembatan di Sumbar.

Namun sejauh ini penelitian yang berkaitan dengan resiko yang terjadi akibat dari pelaksanaan proses penawaran estimasi ini relative masih kurang, terutama risiko-risiko yang berhubungan dengan kualitas pekerjaan. Demikian pula strategi dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko yang terjadi.

1.3.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini, pertanyaan yang mendasar kepada risiko underestimate terhadap suatu proyek konstruksi jalan di wilayah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Prov. Sumbar antara lain :

1. Apakah risiko-risiko penawaran underestimate yang mempengaruhi kualitas proyek jalan di Provinsi Sumatera Barat? 2. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan

untuk mengurangi risiko penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek infrastruktur jalan di lingkungan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat.

1.4.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui risiko-risiko yang harus diperhitungkan terhadap penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan nasional di Wilayah I Prov. Sumbar.

2. Untuk menentukan strategi atau program pengurangan risiko penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan nasional di Wilayah I Prov. Sumbar..

1.5.Pembatasan Masalah

1. Penelitian dilakukan terhadap proyek infrastruktur pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumbar. 2. Lokasi penelitian dilaksanakan pada

proyek-proyek di lingkungan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Prov. Sumbar, yang meliputi wilayah Padang Pariaman, Pasaman Barat, Pasaman Timur, 50 Kota Kab. Agam, Payakumbuh, dengan rentang waktu pelaksanaan proyek 5 tahun terakhir. 3. Adapun batasan penelitian terhadap proyek

konstruksi jalan yaitu pada nilai proyek di atas 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

(4)

5. Responden penelitian ini adalah Owner, Pengguna Jasadan Konsultan Supervisi.

1.6.Manfaat Penelitian

1. Dapat dijadikan informasi dan bahan rujukan kepada stakeholder pelaksana proyek tentang risiko-risiko yang terjadi jika dalam proses penawaran diterapkan penawaran underestimate.

2. Jika penawaran underestimate tetap berlangsung dan telah diterapkan dalam proses pelaksanaan suatu proyek, khususnya proyek jalan, stakeholder dapat mengambil langkah dan strategi yang harus dilakukan sehingga tidak menimbulkan dampak pada kualitas proyek.

3. Dapat menjadi acuan kepada praktisi konstruksi, antara lain owner, pengguna jasa (Project Manager), konsultan supervise. 4. Sebagai bahan masukan kepada pihak

regulator (pembuat kebijakan) / Pemerintah.

2. Kajian Pustaka

2.1. Defenisi dan Terminologi

2.1.1. Underestimate

Secara sederhana, underestimate dapat diartikan memperkecil, dalam hal ini memperkecil harga penawaran terhadap pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan di Sumbar oleh cost engineer. Dan akibat underestimate tersebut menimbulkan kemungkin kerugian yang sangat berpengaruh besar terhadap kualitas atau mutu serta umur dan rencana proyek konstruksi jalan dan jembatan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.

2.1.2. Risiko

Resiko juga dapat diartikan suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan, dimana terdapat analisa kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan tersebut adalah kemungkinan mendatangkan keuntungan, atau kemungkinan terhadap kerugian yang cukup besar, sehingga diambil langkah strategis untuk memperkecil kemungkinan kerugian dengan mengabaikan suatu pelaksanaan dalam spesifikasi yang ada.

2.2.Proses Penawaran Harga

a. Constuction Cost Estimate

Cost estimating melibatkan pengembangan suatu perkiraan atau estimasi biaya dari resource yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. Project manager harus menentukan estimasi biaya dengan teliti jika ingin menyelesaikan proyek dengan batasan biaya yang ada. Salah satu hasil penting dari project cost management adalah suatu cost estimate. Secara normal project manajer mempersiapkan beberapa tipe dari cost estimate untuk banyak proyek. Ada tiga tipe cost estimating, yaitu : Rough order magnitude (ROM) estimate, Budgetary estimate, dan Definitive estimate. Cost management plan adalah suatu dokumen yang menggambarkan bagaimana organisasi akan mengatur perbedaan biaya dalam suatu proyek.

Dari versi owner atau sering disebut owner estimate, pada umumnya disusun berdasarkan atas data pengalaman masa lalu dan menerapkan konsep averaging (rata-rata) oleh cos engineer yang bekerja atas perintah owner (Asiyanto, 2005).

Sedangkan defentifit estimate versi kontraktor, digunakan sebagai bid price (harga penawaran), disusun lebih detail dengan persiapan yang cukup dan dilakukan oleh cost engineer berpengalaman di bidangnya.

Dalam proses penawaran harga sering disebut Direct Cost (biaya langsung) dan Indirect Cost (biaya tak langsung). Direct Cost yaitu biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi antara lain seperti :

1. Bahan material

2. Upah buruh / labor / man power 3. Biaya Peralatan / Equipment

Sedangkan Indirect Cost antara lain : 1. Overhead

2. Biaya tak terduga / Contigencies 3. Keuntungan / Profit

b. Strategy Bid Price

(5)

penawaran disebut juga bid price atau harga penawaran. Pada masa lalu penawaran (bid price) terdiri dari jumlah biaya, overhead dan risiko, pajak-pajak dan jumlah penawaran terendah.

c. Owner Estimate

Dalam pelaksanaan barang/jasa di instansi pemerintah perlu dibuat adanya Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang disusun oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa.

Maksud dan tujuan disusunnya HPS agar harga atau nilai proyek dalam batas kewajaran dalam menetapkan besaran tambahan nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah. Adapun kegunaan dari HPS / OE adalah : 1. Untuk menetapkan besarnya Jaminan Penawaran

bagi Penyedia Barang (antara 1 -3 % HPS) 2. Sebagai tolak ukur untuk menilai kewajaran

harga (Harga Penawaran < 80% HPS).

3. Untuk menilai kemungkinan terjadi harga timpang dari harga penawaran penyedia barang/jasa pada pelelangan dengan kontrak harga satuan.

4. Untuk menilai kewajaran harga setiap item mata pembayaran .

2.3. Kualitas Proyek Konstruksi

2.3.1. Konsep Kualitas

Berbicara tentang mutu pada proyek konstruksi jalan, ada kalanya mutu merupakan suatu hal yang sukar untuk dipahami. Pengertian mutu berbeda-beda bagi orang yang berbeda, dan perbedaan itu lebih dipengaruhi oleh beragam faktor yang dialami oleh setiap orang.

Mutu yang dibutuhkan akan selalu mengikuti perkembangan dari pemikiran dan perasaan manusia. Beberapa defenisi mutu, antara lain :

1. Juran (1992), mutu adalah sebagai suatu keistimewaan atau keunggulan (features) suatu produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari cacat (deficiencie). Keunggulan suatu produk adalah suatu peranan penting dalam mencapai kepuasan pelanggan.

2. Feigerbaum (1997), mutu adalah suatu perpaduan menyeluruh dari suatu produk atau

jasa, meliputi pemasaran, rekayasa, pembuatan atau pabrikasi dan pemeliharaan sedemikian rupa sehingga produk tersebut sesuai dengan yang diharapkan pelanggan.

Mahendra Sultan Syah (2004) mengatakan bahwa di dalam pelaksanaan proyek ada beberapa istilah yang berhubungan dengan mutu/kualitas, antara lain sebagai berikut :

1. Kebijakan Mutu

Keseluruhan maksud dan tujuan organisasi yang berhubungan dengan mutu, yang secara formal dinyatakan oleh pimpinan puncak (owner ). 2. Sistem Mutu

Meliputi struktur organisasi, prosedur kerja, proses, dan sumberdaya yang diperlukan untuk menerapkan manajemen mutu.

3. Jaminan Mutu

Keseluruhan kegiatan yang terencana dan sistematik, yang diterapkan dalam sistem mutu, dan diperagakan sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, dapat memberi keyakinan yang memadai bahwa suatu wujud akan memenuhi persyaratan tertentu.

4. Manajemen Mutu

Keseluruhan kegiatan dan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan mutu, sasaran, dan tanggung jawab, dan penerapannya di dalam perencanaan, pengendalian, jaminan, dan peningkatan mutu.

5. Sasaran Mutu.

2.3.2. Kualitas Proyek Konstruksi

(6)

a. Enginered Materials and Equipment Contract. (yaitu persiapan bahan dan peralatan)

b. Engineering Contract (Kesiapan terhadap dokumen teknis dan gambar harus mencakup semua spesifikasi teknis yang dibutuhkan) c. Construction Contract (Pihak kontraktor harus

memiliki program kerja yang formal)

2.4.Risiko Penawaran Underestimate Terhadap

Kualitas Proyek Konstruksi.

Perkiraan kualitas mengacu pada pemenuhan persyaratan mutu sesuai spesifikasi untuk estimasi. Hal ini sesuai dengan jaminan kualitas . Mungkin juga ada harapan lain untuk estimasi yang tidak persyaratan khusus, tetapi mungkin mencerminkan pada kualitas yang dirasakan dari perkiraan pelaksanaan.

Persyaratan kualitas diterbitkan umumnya harus dilakukan dengan kredibilitas, akurasi, tingkat kepercayaan, presisi, risiko, kehandalan, dan validitas dari perkiraan, serta ketelitian, keseragaman, konsistensi, verifikasi, dan dokumentasi sesuai tes yang dilakukan dibidang uji.

Dalam menghitung analisa risiko kuantitatif terhadap mutu jauh lebih sulit dibandingkan terhadap biaya dan waktu. Harus dilakukan sejumlah usaha dalam menghitung risiko terhadap mutu. Pada pelaksanaannya secara praktis digunakan gabungan antara metode dan model kuantitatif yang ada terhadap subsistem dan digunakan penilaian subjektif sebagai pendekatan untuk estimasi dari sistem pada risiko mutu. Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan di atas, adapun risiko yang harus diperhitungkan pada penawaran Underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan dan jembatan di Sumbar.

2.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesa

2.5.1. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya sistem manajemen mutu merupakan upaya yang harus dilakukan mulai tahap perencanaan maupun pada saat proses pelaksanaan dengan mengupayakan perbaikan secara berkesinambungan atas mutu yang didapat terhadap manajemen mutu pelaksanaan, berarti juga

upaya terhadap pengendalian terhadap biaya maupun waktu yang akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan mutu material yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

Apabila terjadi penyimpangan mutu pelaksanaan maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan mengevaluasi serta menganalisis kembali nilai penawaran, standar kualitas yang telah ditetapkan, mengevaluasi kembali kinerja proyek secara keseluruhan berdasarkan keyakinan bahwa pelaksanaan telah melaksanakan sistem mutu tersebut, dan memonitor kembali hasil–hasil pelaksanaan yang spesifik serta mengidentifikasi penyebab menurunnya kinerja yang tidak memuaskan owner. Kerangka pemikiran memberikan gambaran singkat mengenai tahapan penelitian dari tahap awal hingga akhir.

2.5.2. Hipotesa Penelitian

Pada saat ini, seiring berkembangnya pembangunan infrastruktur di segala bidang, khususnya infrastruktur konstruksi, baik jalan maupun jembatan. Hal ini memunculkan persaingan tender pada proyek konstruksi jalan dan jembatan di PJNW 1 Prov. Sumbar yang semakin ketat, yang memaksa perusahaan konstruksi dalam hal ini kontraktor harus mampu menyajikan yang terbaik dalam hal penawaran harga. Ironisnya, dalam rangka memenangkan suatu lelang proyek, harga terendah (underestimate) menjadi salah satu strategi teknik, namun hal ini membuat kualitas konstruksi terabaikan. Dari kerangka pemikiran inilah, dapat dirumuskan hipotesa dari penelitian ini, yaitu :

“Perlunya strategis atau program pengurangan risiko penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat”

3. Metodologi Penelitian

3.1.Pendahuluan

(7)

Strategi Penelitian, Pengumpulan dan Pengolahan Data dan Kesimpulan.

3.2.Strategi dan Pendekatan Penelitian

Adapun strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena tujuan yang ingin dicapai adalah menemukan fakta berdasarkan catatan dari dokumen, serta membutuhkan pengujian hipotesa penelitian.

Menurut Yin (1996) bahwasanya strategi dalam metode penelitian perlu mempertimbangkan 3 (tiga) faktor, yaitu jenis pertanyaan yang akan digunakan, pengendalian terhadap peristiwa yang diteliti dan fokus terhadap peristiwa yang sedang

berjalan atau baru diselesaikan. Pertanyaan “apa”

yang memfokuskan terhadap hal-hal yang bersifat penyelidikan untuk suatu penemuan biasanya menggunakan pendekatan survey, studi kasus dan

esperimen. Sedangkan pertanyaan “apa” (yang

berbentuk “berapa banyak” dan “berapa besar”), “siapa” dan “dimana” pendekatan yang lebih sesuai

adalah survey.

Sedangkan pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa” lebih memberikan dan mejelaskan

sesuatu dan kemungkinan hal yang sudah pasti, pendekatan yang paling sesuai adalah studi kasus. Hal ini disebabkan beberapa pertanyaan mempunyai hubungan dengan cara kerja sesuatu yang membutuhkan penelitian lebih mendalam

3.3. Pengumpulan Data

3.3.1. Variabel Penelitian

Survey merupakan suatu metode yang sistematis untuk mengumpulkan data berdasarkan suatu sampel agar mendapatkan informasi dari populasi yang serupa (Tan, 1995). Willie Tan juga mengatakan bahwa tujuan utama dari survey bukan untuk menentukan suatu kasus yang spesifik, namun untuk mendapatkan karakteristik utama dari populasi yang dituju pada suatu waktu yang telah ditentukan.

3.3.2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah sarana yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang valid.

Sebagai metode-metode penelitian antara lain: angket (questionnaire), wawancara atau interviu

(interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Dalam penelitian ini penulis memakai instrument sebagai berikut :

- Wawancara / interview

- Survey kuisioner (questionnaire)

3.3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu: a. Populasi sampling, contoh apabila kita

mengambil suatu instansi penyedia jasa sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah staf berpendidikan S1 Teknik Sipil, maka seluruh instansi tersebut adalah populasi sampling. b. Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas,

maka seluruh staf di instansi tersebut adalah populasi sasaran

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat: a. Harus meliputi seluruh unsur sampel

b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali c. Harus up to date

d. Batas-batasnya harus jelas e. Harus dapat dilacak dilapangan

3.3.4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variable yang digunakan terdiri dari 2 (dua) variable, yaitu :

a. Variabel Terikat

(8)

b. Variabel Bebas

Variabel ini faktornya diukur, dimanipulasi, atau dipilih untuk menentukan hubungan dengan suatu gejala yang diteliti. Variabel bebas merupakan faktor yang berperan dan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja kualitas proyek yang digunakan dalam penelitian ini.

3.3.5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, alat yang digunakan adalah kuisioner dengan menggunakan skala ordinal. Alat ini merupakan instrument yang efisiensi dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk menguji hipotesa.

3.4.Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara survey. Dan survey dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yaitu kuisioner dan wawancara. Data yang akan diteliti dan dianalisa dalam penelitian ini terdiri:

1. Data Primer : Data yang didapat dengan melakukan studi lapangan. Merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan survey kepada perusahaan-perusahaan konstruksi, konsultan yang berkapasitas terhadap permasalahan yang diteliti.

2.

Data Sekunder : Data atau informasi yang diperoleh dari studi leteratur, seperti buku-buku, jurnal, makalah, penelitian berkaitan sebelumnya, dan dapat juga disebut data yang sudah diolah, meliputi data yang digunakan sebagai landasan teori dari penelitian, dan data untuk variabel penelitian diambil dari penelitian yang berkaitan sebelumnya.

3.4.1. Analisa Data

Data yang dikumpulkan dari hasil kuisioner ini diharapkan dapat menghasilkan suatu analisis yang tepat terhadap peningkatan kinerja kualitas proyek konstruksi pada perusahaan jasa konstruksi kontraktor swasta dan BUMN di lingkungan Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Prov. Sumbar, yang mana semua data yang terkumpul kemudian

dilakukan analisis data dengan cara kuantitatif. Analisa data ini terbagi menjadi :

a. Analisa Statistik Non Parametrik

1. Uji U Mann – Whitney : Untuk menguji hipotesi nol yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok data dan dimana data tersebut diambil dari dua sampel yang tidak saling terkait.

2. Analisa Deskriptif : Memiliki kegunaan menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari sampel tertentu.

3. Uji Normalitas : Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan kesalahan (disebut Residu) yakni data selisih antara data actual dengan data hasil peramalan.

b. Analisa Statistik Parametrik

1. Analisa Korelasi : Digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel pengharapan (predictor) yang merupakan variabel terikat dengan variabel-variabel kriteria ukuran yang merupakan variabel bebas (Dillon and Goldstein, 1984). 2. Analisa Interkorelasi : Untuk menentukan apakah analisis faktor dapat dilakukan untuk menguji hipotesis bahwa variabel-variabel tidak berkorelasi dalam satu populasi. 3. Analisa Faktor : Ada beberapa metode yang

bisa digunakan untuk melakukan uji validitas pada penelitian yaitu menggunakan pearson correlation dan confirmatory factor analysis. Factor analysis memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan pearson correlation yaitu kemampuannya untuk menghasilkan faktor yang terbebas dari korelasi yang muncul di antara variabel yang diteliti dengan indikator variabel.

4. Analisa Variabel Penentu : Digunakan untuk mendapatkan variabel penentu terhadap kinerja kualitas proyek dari variabel permasalahan.

(9)

6. Uji Validasi : Digunakan untuk menguji apakah nilai koefisien variabel yang diteliti masih terdapat dalam selang prediksi apabila dilakukan pengujian terhadap n sampel yang tidak dimasukkan ke dalam analisis regresi tersebut dan diambil secara acak.

BAB IV : Pengumpulan dan Analisis Data

4.1. Pendahuluan

Variabel yang telah disetujui oleh pakar dilanjutkan survey tahap kedua kepada stakeholder. Kemudian data dianalisa menggunakan analisa korelasi, faktor dan regresi. Faktor dominan kemudian divalidasi ke pakar dan sekaligus ditanyakan tindakan yang diperlukan terhadap faktor-faktor risiko tersebut.

4.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan acuan yang tertulis pada sub bab 3.3.3 Pengumpulan Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang digunakan untuk awal variabel penelitian dan data primer yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara.

4.3. Analisa Data

4.3.1. Analisa Statistik Non Parametik

Dari 28 variabel dengan 60 sampel data, maka dapat diidentifikasikan analisis deskriptif berdasarkan data responden. Analisis deskriptif responden dilihat dari pendidikan dan pengalaman.

Untuk mengetahui perbedaan pemahaman berdasarkan data responden di atas, maka dilkukan uji non-parametrik, dengan bantuan program SPSS 21. Data pada penelitian ini adalah data ordinal (data yang memiliki perbedaan kelas), maka untuk membandingkan dua sampel dapat menggunakan uji seperti Mann Whitney U Test. Dan hasil uji tersebut menyatakan H0 diterima, atau tidak ada perbedaan persepsi responden yang berpengalaman 1-10 tahun dengan yang berpengalaman >10 Tahun. Begitu juga dari kategori pendidikan menyatakan tidak ada perbedaan persepsi responden yang berbeda pendidikan.

4.3.2. Analisa Deskriptif

Analisa ini memiliki kegunaan untuk menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari sampel tertentu. Analisa ini memungkinkan peneliti mengetahui secara cepat gambaran sekilas dan ringkas dari data yang didapat. Dengan bantuan program SPSS 21, didapat nilai mean yang berarti nilai rata-rata, dan nilai median yang diperoleh dengan cara mengurutkan semua data yang sama besar dibagi dua. Hasil analisa deskritif akan disajikan dalam masing-masing variabel. Untuk variabel Y, yang merupakan kinerja kualitas proyek, diperoleh nilai modus sebesar 3, yang berarti kinerja kualitas sedang. Sementara variabel X didapat sebagian besar variabel memiliki nilai mean 3,2 yang dibulatkan 3, yang artinya variabel terbanyak memiliki pengaruh sedang terhadap kualitas proyek konstruksi.

4.3.3. Uji Normalitas

Uji normalitas data adalah hal yang lazim sebelum sebuah metode statistik diterapkan.

Adapun hasil output dari uji normalitas dengan menggunakan software SPSS 21 ini menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal ataukah tidak. Pedoman pengambilan keputusan

 Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, Distribusi adalah tidak normal (simetris)  Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas

> 0,05, Distribusi adalah normal (simetris) Ada dua macam alat uji kenormalan distribusi data yang bisa digunakan, yakni :

a. Kolmogrov Smirnov dengan keterangan adalah sama dengan uji Liliefor.

Didapat tingkat signifikansi atau rata-rata nilai probabilitasnya < 0.05. Maka bisa dikatakan Distribusi adalah tidak normal.

b. Shapiro Wilk didapatkan tingkat signifikansi atau rata-rata nilai probabilitasnya < 0.05. Maka bisa dikatakan Distribusi adalah tidak normal.

4.3.4. Analisa Korelasi

(10)

software SPSS 21. Karena data menggunakan data berdeistribusi normal (>30 sampel dan skala kinerja interval), maka langkah pertama analisa adalah menggunakan menggunakan metoda korelasi Pearson untuk mencari variabel-variabel x yang berpengaruh terhadap variabel y. Dari hasil korelasi tersebut dipilih variabel-variabel bebas yang memiliki keeratan hubungan yang signifikan yaitu X1(melakukan order untuk perubahan spesifikasi), X3 (material yang digunakan kurang dari yang dibutuhkan), X4(mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi), dan X15(jumlah alat yang digunakan tidak memadai).

4.3.5. Analisa Regresi

Dari hasil analisa regresi didapatkan nilai R2 terakhir 0.861. dikarenakan nilai Condition Index>

17 maka nilai R2 yang di pakai adalah pada hasil pembuangan yang ke 11 (sebelas) yaitu sebesar 0,837 dengan nilai Condition Index (16,932) < 17. Nilai Condition Index bisa diperkecil yaitu dengan dilanjutkan pembuangan data Variabel X15. Setelah diuji ternyata nilai Rsquare semakin jauh turun. Dikarenakan data tinggal sedikit maka diambil keputusan pembuangan data berhenti

sampai nilai R2 = 0,837.

BAB V : Temuan dan Pembahasan

5.1. Pendahuluan

Menjelaskan temuan dari dari pengolahan data pada bab 4. Hasil temuan ini selanjutnya akan dilakukan pembahasan berdasarkan hasil validasi akhir terhadap para pakar dan studi literatur.

5.2. Temuan

5.2.1. Hasil Korelasi dan Regresi

Temuan selanjutnya dilakukan analisi korelasi dan regresi untuk menjawab tujuan penelitian pertama yiatu faktor dominan apa yang berpengaruh tinggi terhadap kinerja kualitas proyek konstruksi jalan. Hasil temuan korelasi awal, ternyata korelasinya positif. Yang berarti semakin besar tingkat pengaruh maka semakin kecil nilai rework atau rework semakin tidak ada, berarti kualitas proyek semakin baik. Hal ini berbeda dengan hipotesa yaitu

"Risiko-risiko yang mungkin terjadi pada penawaran underestimate, dapat mempengaruhi turunnya kualitas proyek konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Sumbar".

Dengan demikian nilai kinerja Y kemudian ditranspose dengan rumus 5- n+1. Dimana angka 5 menunjukkan skala penilaian tertinggi dan "n" adalah penilaian tingkat pengaruh sebelumnya. Dari hasil analisa korelasi terhadap variabel yaitu X1, X2, X3, X4, X8, X14, X15, X20 dan X21 dengan kinerja kualitas proyek (Y), dengan bantuan korelasi pearson didapat bahwa faktor risiko utama yaitu :

1. X1 ((Melakukan order untuk perubahan

spesifikasi (Change orders))

Pada output antara variabel X1 dengan kinerja Y, menghasilkan angka - 0.374. Angka tersebut menunjukkan lemahnya korelasi antara melakukan order untuk perubahan spesifikasi (Change orders) dengan kinerja kualitas proyek konstruksi, karena < 0,5.

2. X3 (Material yang digunakan kurang dari yang

dibutuhkan)

Pada output antara variabel X3 dengan kinerja Y menghasilkan angka - 0.496. Angka tersebut menunjukkan cukup kuatnya korelasi antara material yang digunakan kurang dari yang dibutuhkan dengan kinerja kualitas proyek konstruksi, karena mendekati 0,5.

3. X4 (Mutu material tidak sesuai dengan

spesifikasi)

Pada output antara variabel X4 dengan kinerja Y menghasilkan angka - 0.581. Angka tersebut menunjukkan kuatnya korelasi antara mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi dengan kinerja kualitas proyek konstruksi, karena > 0,5. Sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa semakin besar risiko mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi terjadi, maka kinerja kualitas proyek akan semakin turun.

4. X15 (Jumlah alat yang digunakan tidak

memadai)

(11)

dengan kinerja kualitas proyek konstruksi, karena < 0,5. Sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa semakin besar risiko jumlah alat yang digunakan tidak memadai terjadi, maka kinerja kualitas proyek akan semakin turun.

5.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa, telah ditemukan variabel- variabel yang dominan yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan dan jembatan di Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai bobot risiko yang paling besar adalah X1, X2, X3, X4, X8, X14,X15, X20 dan 21. Sedangkan hasil regresi, faktor risiko yang paling dominan adalah X3, X4 dan X15. Yang mana variabel tersebut berdampak menurunkan kualitas proyek konstruksi.

5.4. Pembuktian Hipotesa

Sesuai dengan hasil temuan dari analisa data secara statistik deskriptif, uji U Mann-Whitney, uji konsistensi matriks, dan tingkat akurasi, analisa level risiko, analisa korelasi parametris, analisa regresi dan validasi ke pakar, serta penjelasan temuan pada bab ini, maka hipotesa penelitian ini terbukti bahwa : 1. Faktor-faktor risiko utama yang berdampak pada

kinerja kualitas proyek konstruksi jalan di Provinsi Sumatera Barat adalah :

a. X3 (Material yang digunakan kurang dari

2. Faktor-faktor risiko tersebut menurunkan kinerja kualitas proyek konstruksi jalan di Provinsi Sumatera Barat.

5.5. Kesimpulan

Sesuai dengan penjelasan diatas didapati bahwa faktor-faktor risiko penawaran underestimate yang signifikan berdampak menurunkan kinerja kualitas proyek konstruksi jalan di Provinsi Sumbar adalah variabel X4 (mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi), X3 (material yang digunakan kurang dari yang dibutuhkan) dan X15 (jumlah alat yang digunakan tidak memadai).

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yang ada, maka dapat diambil dua kesimpulan antara lain :

1.

Risiko yang harus diperhitungkan terhadap

penawaran underestimate yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi jalan yang paling signifikan antara lain :

a) Mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi. b) Material yang digunakan kurang dari yang

dibutuhkan.

c) Jumlah alat yang digunakan tidak memadai

6.2. Saran

Dalam penelitian ini adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1.

Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih terdistribusi dengan normal, sehingga dapat dijadikan masukan bagi pimpinan perusahaan maupun pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam pekerjaan

2.

Evaluasi Pengadaan Barang/ Jasa kontraktor sebaiknya jangan dengan metode tender penawaran terendah. Karena kontraktor berkompetisi semata-mata hanya pada harga penawaran dan ini akan berpotensi mutu konstruksi jalan akan rendah dan umur rencana tidak tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Darma Hendra, : “Analisis Risiko Penawaran

Underestimate Terhadap Kualitas Proyek Konstruksi

Jalan dan JembatanDi Propinsi DKI Jakarta”, Tesis,

Universitas Indonesia, Jakarta, 2009

Flanagan R., Norman G.,”Risk Management And Construction”, Blackwell Science, 1993

(12)

Manajemen Konstruksi, Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, 2007

Pribadi Krishna S., “Manajemen Resiko Dalam

Konstruksi”, Materi Kuliah Manajemen Konstruksi,

Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, 2007

Pribadi Krishna S., “Qualitative Risk Analysis”,

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi, Laboratorium Manajemen dan Rekayasa Konstruksi, ITB, 2007

Evans, J. R. and Lindsay, W. M. 2008. The Management and Control of Quality (7th Edition). Thomson South-Western, Ohio.

Gaspersz, V. 2001. ISO 9001 : 2000 and continual quality improvement. Gramedia, Jakarta.

Heizer, J. and B. Render. 1993. Production and Operations Management: Strategies and Tactics. Prentice Hall, New Jersey.

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi (Edisi ketiga). Grasindo, Jakarta.

Hermawan, A. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Grasindo, Jakarta.

Kusumaningrum, H. 2009. Kajian Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif PT. Mah Sing Indonesia. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo, Jakarta.

Purwoto, A. 2007. Panduan Lab Statistik Inferensial. Grasindo, Jakarta. QIMS. 2010. ISO 9001: 2008 Sistem Manajemen Mutu (COQ-01). http://qimsconsulting.com/?p=70. [8 Februari 2011]. Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan : Bagi Para Pemimpin (Terjemahan). PT. Pusaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik. Gramedia, Jakarta.

Umar, H. 2000. Business an Introduction. Gramedia, Jakarta.

Wangtry. 2009. Standar Mutu.

http://wangtry.wordpress.com/2009/02/11/standarmut u/. [11Februari 2011]

Wulandari, R. 2009. Kajian Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 Pada PT. Unitex Tbk, Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arlen’s, Chris, The 5 Service Dimensions All Customer’s Care About, Revenue- IQ, March 27, 2008.

Barrie, Donald S. and Paulson, Boyd C., Profesional Construction Management, 3rd. ed. Singapore ; Mc. Graw Hill. Inc. 1992.

Barnes, M., How to Allocate Risk in Construction Contract, International Journal of Project Management, 1 (1), 1983.

Bush, V. G.,” Manajemen Konstruksi”, Pustaka Binaan 1991.

Bushaid, K.A. and Ali,Z. Development Quality Culture for Successful Quality Program. Quality a Way of Life. Proceeding of the 3rd. Middle East International Quality Assurance Conference. April, 1995. 31-49.

Cleland, D. I. and King, W. R., System Analysis and Project Management, McGraw-Hill, 1984.

(13)

Deming. W.E. Out of the Crisis. Cambridge: Massachusetts Institute of Technology. 1986.

Referensi

Dokumen terkait