• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Di SMK Mataram Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Di SMK Mataram Semarang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Penulis akan memaparkan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Landasan teori dari penelitian ini terdiri dari beberapa teori yang saling berkaitan. Teori-teori yang akan dipaparkan meliputi: tugas pokok kepala sekolah; kompetensi guru profesional; dan pengelolaan supervisi akademik, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan umpan baliknya.

2.2 Tugas Pokok Kepala Sekolah

(2)

sekolah. Kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah yaitu tercermin melalui sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan. Sifat dasar seperti itu dengan sendirinya akan diikuti oleh guru atau staf kerja.

Dari kepemimpinan yang profesional tersebut berarti juga merupakan proses menggerakkan, mem-pengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang di dalam lembaga pendidikan. Tentunya akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tuntutan lain yang berkaitan dengan tugas kepala sekolah yaitu mempunyai dasar kompetensi kepribadian, manjerial, supervisi dan kewirausahaan. Dari keempat kompetensi tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah kompetensi supervisi. Pelaksanaannya disesuaikan prosedur dan teknik-teknik yang tepat.

Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ada konsep yang memudahkan untuk diingat yaitu EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator). Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Seperti halnya Campbell, Corbally & Nyshand (1993: 129) yang mengemukakan tiga klasifi-kasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:

(1) peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai

(3)

peran-an yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan; 3) peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.

Menurut hemat peneliti sosok kepala sekolah itu orang yang dituakan di sekolah. Artinya segala sesu-atu tertumpu kepadanya. Stabil ataupun labil dalam perkembangan sekolah tergantung kepadanya. Semua kegiatan guru dapat dikendalikan. Jadi apabila setiap saat kinerja guru meningkat ataupun stabil, bahkan terjadi penurunan tingkat kinerja guru juga tergan-tung kepada kepala sekolah. Kemampuan yang mema-dai untuk dimiliki kepala sekolah betul-betul sangat dibutuhkan peranannya.

Bentuk-bentuk tugas di bidang administrasi adalah garapan kepala sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan bidang pendidikan di sekolah. Garapan tersebut meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan hu-bungan sekolah masyarakat. Keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola kom-ponen organisasi sekolah yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.

(4)

untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi belajar mengajar. Hal ini berarti sebuah upaya meningkatkan kinerja guru. Sasaran akhir dari kegiat-an supervisi adalah meningkatkkegiat-an hasil belajar siswa.

2.3

Kompetensi Guru Profesional

Agar dapat melaksanakan tanggung jawab dan tugas dengan baik, maka seorang guru dituntut memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu. Hal tersebut merupakan perwujudan dari kompetensi profesional guru. Pada Kepmendiknas no. 045/U/2002 juga disebutkan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Merujuk pada UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, maka guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi profesional, pedagogis, personal, dan sosial.

(5)

melaksanakan profesinya sebagai guru. Secara rinci kompetensi profesional guru dapat dijelaskan pada tabel berikut:

1.4 Memahami pola pikir yang mendukung mata pelajaran

2 Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

2.1 Menguasai standar kompetensi mata pelajaran yang diampu

2.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

2.3 Memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran yanag diampu

3 Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif

3.1 Memilih materi mata pelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

3.2 Mengolah materi mata pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peseta didik

4.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus 4.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam

rangka peningkatan keprofesionalan 4.3 Melakukan penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan keprofesionalan 4.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan

belajar dari berbagai sumber

5 Memanfaatkan tekno-logi informasi dan ko-munikasi untuk pengembangan diri

5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi 5.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pengembangan diri.

Sumber: data yang diolah (2013)

(6)

kurikulum atau pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, termasuk pengu-asaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan.

2.4 Pengelolaan Supervisi Akademik

Setelah membahas tugas-tugas bidang garapan kepala sekolah dan kompetensi profesional guru, selanjutnya pembahasan difokuskan pada pelaksana-an supervisi di sekolah dasar. Kegiatpelaksana-an supervisi me-rupakan usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengem-bangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif dan efisien. Dari alur perkembangan terse-but, maka akan mengarah upaya untuk mencapai tu-juan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.

(7)

bahwa supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan guru-guru.

Bentuk-bentuk kegiatannya seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidikan dan pembelajaran; pemilihan alat-alat pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik; cara penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan supervisi ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya akan memacu pening-katan kinerja guru. Pemberian bantuan pembinaan dan pembimbing tersebut dapat bersifat langsung atau tidak langsung kepada guru yang bersangkutan.

(8)

Dalam rangkaian upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diperlukan sumber data super-visi. Sumber data tersebut adalah sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang sedang mengumpulkan data. Oleh karenanya sumber data supervisi dikenal dengan istilah sasaran supervisi. Dalam penyelengga- raan supervisi akademik dilakukan dengan cara pemberian diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi akademik tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain tahapan perencanaan, implementasi, dan umpan balik. Kegiatan ini dilaku- kan oleh kepala sekolah melalui konfirmasi kepada guru atau pihak lain yang berkompeten.

2.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik

(9)

terhadap hasil supervisi. Oleh karena itu perencanaan yang matang merupakan awal keberhasilan.

Perincian perencanaan disusun bersama antara pengawas, kepala sekolah dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara keduanya, sehingga pelaksanaa supervisi tidak tumpang tindih. Dalam perencanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah bersama guru sekaligus menghadirkan pengawas berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun yang kemudian dibagi menjadi rencana caturwulan dan bulan.

2.4.2 Implementasi Supervisi Akademik

Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik meru-pakan implementasi dari perencanaan yang telah di-susun. Bagaimana dapat melaksanakan dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau cara yang baik pula. Pelaksanaan supervisi akademik dapat dilaku-kan dengan berbagai cara sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang demikian ini dapat menggunakan ketentuan rambu-rambu pelaksanaan kegiatan super-visi akademik.

(10)

Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi aka-demik yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis yang harmonis dalam mendiskusikan ber-bagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah; (2) melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan menerapkan metode dan pendekat-an baru dalam pembelajarpendekat-an; (3) melakspendekat-anakpendekat-an seminar pendidikan untuk para guru untuk me-nambah wawasan kependidikannya; (4) pelaksa-naan kurikulum baru yang lebih menekankan kepada kemandirian siswa; (5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang dijanjikan.

(11)

2.4.3 Umpan Balik Supervisi Akademik

Setelah memerinci perencanaan, kemudian melaksanakan kegiatan supervisi akademik maka yang berikutnya adalah tindak lanjut umpan balik dari kegiatan itu sendiri. Pertemuan balikan dilakukan segera setelah melaksanakan observasi pengajaran. Namun terlebih dahulu melakukan analisis terhadap hasil observasi. Pertemuan balikan ini merupakan tahap yang penting untuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikan balikan tertentu. Sergiovanni (2007: 65) menjelaskan bahwa balikan ini harus deskriptif, spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Pandangan tersebut diperkuat lagi oleh Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (2001: 69), yang menyatakan bahwa:

Paling tidak ada lima manfaat pertemuan balikan bagi guru, sebagaimana dikemukakan yaitu: (1) guru bisa diberikan penguatan dan kepuasan, sehingga bisa termotivasi dalam kerjanya, (2) isu-isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor dan guru dengan tepat, (3) supervisor bila mungkin dan perlu, bisa berupaya menginter-vensi secara langsung guru untuk memberikan bantuan didaktis dan bimbingan, (4) guru bisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan super-visi terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi pengetahuan tambahan untuk meningkat-kan tingkat analisis profesional diri pada masa yang akan datang.

(12)

dengan guru. Begitu pula diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah itu dilakukan pertemuan balikan ini. Dalam pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara kepala sekolah dan guru. Sebaiknya kepala sekolah menanamkan kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukan untuk menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukan balikan. Kepala sekolah dalam setiap pertemuan balikan adalah memberikan penguatan (reinforcement) terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan analisis bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.

Pada kesempatan ini kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi target keterampilan sebagai perhatian utama yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Bisa juga pada saat ini kepala sekolah me-nunjukkan hasil rekaman kegiatan. Dengan demikian guru mengetahui apa yang telah dilakukan dan di-capai. Apabila ada yang belum sesuai dengan target kegiatan dan perhatian utama guru sebagaimana di-sepakati pada tahap pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki diri. Kegiatan ini kepala sekolah bisa juga merekam proses belajar mengajar dengan alat elektronik, maka sebaiknya hasil rekaman ini dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.

(13)

Langkah-langkah ini antara lain, a)menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya ter-hadap pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisor berusaha memberikan penguatan (reinforcement); (b) menganalisis pencapaian tujuan pengajaran yaitu kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi perbedaan antara tujuan penga-jaran yang direncanakan dan tujuan pengajaran yang dicapai; (c) menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru; (d) kepala sekolah me-nanyakan perasaannya setelah enganalisis target keterampilan dan perhatian utamanya; (e) Me-nyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selama proses supervisi klinik. Di sini supervisi memberikan kesempatan kepada guru untuk menyimpulkan target keterampilan dan perhatian utamanya yang telah dicapai selama proses supervisi klinis; (f) mendorong guru untuk merenca-nakan latihan-latihan sekaligus menetap-kan rencana berikutnya.

Adapun pemberian umpan balik (feed back) oleh Dharma (2004: 8) dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Pemberian Umpan Balik

Sumber: Manajemen Supervisi (Dharma, 2004: 8) Proses

Kondisi Hasil

Umpan balik motivasi

(14)

Penjelasan dari Gambar 2.1 di atas adalah sebagai berikut:

Kondisi: unsur masukan atau input yaitu semua masukan yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu lingkungan kerja, media pembelajaran, hubungan antar pribadi guru, suasana kerja, kebijakan sekolah.

Proses: semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembela-jaran, penilaian hasil pembelapembela-jaran, analisis penilaian hasil pembelajaran, tindak lanjut hasil penilaian pem-belajaran.

Hasil: salah satu parameter hasil pembelajaran adalah perolehan rata-rata nilai hasil ujian nasional dan prestasi non akademik yang lain yang diperoleh siswa.

Balikan formatif: diberikan untuk mengubah kinerja guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang langsung disam-paikan setelah supervisi pembelajaran.

Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong guru agar bekerja lebih baik dengan memberikan penghargaan bagi yang berprestasi dalam pembelajaran.

(15)

peningkatan pelayanan siswa pada proses pembela-jaran dan meningkatnya perolehan hasil belajar.

2.5 Kinerja Mengajar Guru

2.5.1 Pengertian Kinerja Mengajar Guru.

Istilah kinerja berasal dari kata bahasa inggris Job performance atau actual performance yang artinya sebagai prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai seseorang. Menurut kamus bahasa Indonesia istilah kinerja dapat diartikan sebagai 1. Sesuatu yang dicapai, 2. prestasi yang diperlihatkan, 3. kemampuan kerja Depdikbud (1996). Hanif (2004) menjelaskan bahwa:

Kinerja mengajar sebagai tingkat prestasi individu artinya bahwa kinerja mengajar guru ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, motivasi, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dan perannya dengan standar yang spesifik dan jelas yang ditetapkan oleh organisasi. Seorang guru dinyatakan berprestasi dalam kinerjanya apabila seorang guru memiliki: (1) Keterampilan meng- ajar, (2) Keterampilan menejemen, (3) Kedisiplinan dan ketertiban.

(16)

mengajar seorang guru menggunakan berbagai gaya mengajar, (c) guru memiliki kemampuan untuk mengajar materi yang sulit dengan mudah, (d) guru menjawab pertanyaan dari siswa dengan memuaskan, (e) hasil belajar siswa mempunyai nilai yang baik.

2. Keterampilan manajemen, artinya seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola kelas, siswa, tugas siswa, dan tugas guru, keterampilan manajemen mencakup: (a) seorang guru berbuat adil terhadap semua siswa dalam memberi nilai, (b) dalam kegiatan proses belajar mengajar tidak terpengaruh oleh kegiatan ekstra kurikuler, (c) pada kegiatan belajar mengajar guru tidak terpengaruh oleh pekerjaan di rumah, (d) guru dalam kegiatan belajar mengajar selalu berusaha untuk mengem- bangkan diri.

(17)

guru selalu menerapkan beberapa metode. Hanif (2004) Menjelaskan bahwa:

Sekolah merupakan salah satu bentuk dari organisasi dan tujuan dari sekolah adalah menciptakan pendidikan yang berkualitas. Kualitas dari proses pendidikan dan hasilnya tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh kinerja guru dan keseluruhan bangunan pendidikan akan goyah apabila kinerja mengajar guru lemah dan tidak efektif.

Oleh karena itu, kinerja mengajar guru yang efektif merupakan suatu keharusan untuk perkem- bangan pendidikan. Pekerjaan guru selain mengajar di dalam kelas juga bekerja dalam konteks organisasi sekolah. Guru mempunyai peran dan tanggungjawab yang luas terkait

dengan mengajar, manajemen sekolah, perubahan

kurikulum, inovasi pendidikan, pendidikan guru, bekerja dengan orang tua siswa dan pelayanan masyarakat

(community services). Masih dalam Hanif (2004)

berpendapat bahwa:

(18)

Guru mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap kualitas pembelajaran,karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahkan sebagai penyelenggara pendidikan di sekolah. Faktor guru yang paling dominan yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran adalah kinerja mengajar guru. Hasil belajar siswa berhubungan dengan kinerja mengajar guru. Kinerja mengajar seorang guru sangatlah berhubungan dengan perilaku seorang guru yang didasarkan pada faktor intern yaitu motivasi dan kecakapan guru serta faktor eksternal yaitu faktor etos kerja dimana guru tersebut melaksanakan tugas mengajar.

(19)

2.5.2 Faktor-Faktor yang berhubungan Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, yaitu faktor status, jumlah siswa dalam kelas, pendapatan dan pengalaman kerja, sekolah negeri-swasta. Guru yang sudah menikah ditemukan memiliki kinerja yang rendah dibandingkan dengan guru yang belum menikah. Kinerja mengajar guru di kelas dengan jumlah siswa yang sangat banyak ditemukan hasil belajar siswa sangat rendah. Pendapatan juga dapat mempengaruhi kinerja guru, karena terbukti bahwa semakin tinggi pendapatan guru maka akan semakin baik kinerja guru. Pengalaman kerja guru yang semakin banyak juga akan semakin meningkatkan kinerja guru menjadi semakin baik. Status sekolah ternyata juga dapat mempengaruhi kinerja guru, yang meneliti mengenai kinerja guru di sekolah negeri dengan di sekolah swasta di Pakistan menemukan bahwa kinerja guru di sekolah negeri adalah buruk, sedangkan kinerja guru di sekolah swasta adalah baik.

2.5.3. Mengukur Kinerja Mengajar Guru.

Teacher Job Performance Scale skala digunakan untuk mengukur kinerja guru yang diungkap melalui empat dimensi yaitu: (a) dimensi keterampilan mengajar, (b) dimensi keterampilan manajemen, (c) dimensi kedisiplinan dan ketertiban, dan (d) dimensi keterampilan komunikasi antar pribadi. Teacher Job Perfomence Scale juga diadaptasi untuk mengukur kinerja mengajar guru. TJPS telah terbukti valid dan reliabel hasilnya adalah r (correctes

item-total correlation) sebesar 0,27–0,46 dan alpha sebesar 0,71.

(20)

tempat kerja dan dapat membantu untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja mengajar guru pada tingkat individual dan organisa- sional serta membantu guru untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas dalam mengajar.

TJPS dalam penelitian ini terdiri dari 15 item dan mengukur 4 demensi, yaitu:

1. TS (Teaching Skills) adalah guru memiliki kete- rampilan mengajar yang baik, yaitu mengajar secara efektif di kelas dan memuaskan dalam gaya dan kualitas mengajarnya mencakup enam indikator, yaitu: (a) Menggunakan gaya mengajar yang berbeda-beda, (b) Kebanyakan siswa nilai perkembangan anak dengan baik, (c) Mengajar siswa sesuai kapasitas mereka, (d) Membuat persiapan dari rumah sebelum mengajar, (e) Mengajar materi yang sulit dengan mudah, (f) Menjawab pertanyaan dari siswa sebaik mungkin sehingga siswa merasa puas.

2. MS (Management Skills) adalah keterampilan guru untuk mengatur waktu mengajar dan tugas-tugasnya yang lain yang ditugaskan oleh kepala sekolah dan departemen terdiri empat indikator, yaitu: (a) berbuat adil dalam memberi nilai, (b) Kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terpengaruh dengan kegiatan ekstra kurikuler, (c) Selama kegitan belajar mengajar tidak terpengaruh oleh pekerjaan rumah, (d) Berusaha untuk mengembangkan diri.

(21)

dalam kelas, (c) Mengerjakan pekerjaan mengajar dengan penuh tanggung jawab, (d) Menyelesaikan silabus tepat waktu di kelas, (e) Memelihara metoda-metoda di dalam kelas.

4. IS (Interpersonal Skill) adalah terkait dengan kete- rampilan guru menjalin interaksi yang baik dengan siswa,orang tua, dan rekan sekerajanya meliputi (a) Menolong siswa yang mengalami masalah selain masalah pendidikan, (b) Memiliki hubungan yang baik dengan rekan sekerja, (c) Membantu pekerjaan rekan sekerja, (d) Menerima saran dari rekan guru untuk memecahkan masalah di kelas, (e) Memo- tivasi untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang lain, (f) Menghubungi orang tua siswa untuk pengembangan siswa, (g) Membantu kepala sekolah memecahkan masalah disekolah.

Pada penelitian ini setiap item dalam Teacher Job Perfomence Scale diberi empat pilihan jawaban, yaitu “Selalu (SL)”, Sering (SR)”, Jarang (J)” dan “Tidak Pernah (TP)”. Pada penelitian ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban dalam Teacher Job Perfomence Scale karena dalam Sukardi (2008) menyatakan bahwa:

(22)

2.6 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahu-lu yang sudah membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru profesional, dan sekaligus dengan pelaksanaan supervisi. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:

(23)

yang digenggam anak merupakan cermin kepemim- pinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.

Jurnal internasional berjudul TAFE head teachers: Discourse brokers at the managementteaching interface oleh Black (2003: 8), Meadowbank College of TAFE Northern Sydney Institute menyatakan bahwa kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. Supervisi ini mampu mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumberdaya secara optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.

(24)

abstraknya melaporkan mengenai pemilihan program pendidikan guru yang prospektif. Program tersebut berkaitan dengan skill, wawasan dan perilaku yang merupakan kriteria persiapan guru dalam pembelajaran. Hasil dari proses tersebut mampu menmproduksi guru professional. Keberhasilan potensi yang dimiliki anak juga merupakan keberhasilan seorang guru.

Journal Effectiveness of the blended Supervision model: a case study of Student teachers learning to teach in High schools of Zimbabwe oleh Mutandwa, Muropa and Gadzirayi (2007: 11) menjelaskan bahwa model supervisi merupakan upaya mengkolaborasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan supervisi, yaitu apabila dalam penelitian terdahulu yang melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi dengan cara hubungan kerja sama atau diskusi.

(25)

tenaga pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang disupevisi. Dijelaskan pula bahwa professional dikembangkan melalui pengawasan yang profesional. Melalui pengawasan maka dedikasi, karakter, semangat, dan sikap akan terbentuk, maka tugas keprofesionalannya lebih diakui. Profesional menun- jukkan kinerja yang mumpuni, dimana kebijakan profesi itu dapat meningkatkan prestasi. Dengan kebijakan professional guru maka akan mampu untuk meningkatkan prestasi siswa.

(26)

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Profesional Guru
Gambar 2.1  Pemberian Umpan Balik

Referensi

Dokumen terkait

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model BBL berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri Colomadu baik pada ranah

Metodologi siklus Plan-Do-Check-Act digunakan untuk membantu dalam melakukan audit (pemantauan, pengukuran, dan evaluasi) terhadap kualitas layanan atau QOS (Quality Of Service)

Bab ini membahas mengenai masalah yang akan diteliti, fenomena yang terjadi di lapangan (ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan), data-data mengenai penelitian

Abstract: The antimicrobial activities of the methanolic extracts of Euphorbia hirta L leaves, flowers, stems and roots were evaluated against some medically important bacteria

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention. Karena pada perkembangan bisnis yang dinamis ini