• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Duren 01 Tengaran Tahun Aj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri Duren 01 Tengaran Tahun Aj"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

24

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I sampai pada siklus II. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran. Secara sistematis data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini meliputi tahap Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II yang diuraikan sebagai berikut :

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Tahapan pra siklus ini merupakan kondisi sebelum diberikannya tindakan pada 16 siswa. Data awal mengenai keadaan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. pada tahapan pra siklus adalah nilai tes mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri Duren 01 Tengaran sebelum diadakan tindakan. Nilai ketuntasan (KKM) mata pelajaran IPA kelas V adalah ≥ 65.

(2)

Tabel 4.1

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

No Nilai

Berdasarkan tabel presentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SDN Duren 01 Tengaran sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 12 siswa atau 75% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 25% dari total keseluruhan siswa.

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman siswa terhadapa materi. Hal itu disebabkan oleh guru kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvensional secara terus menerus akan terasa monoton sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Siswa merasa jenuh dan terkesan pasif dalam pembelajaran. Transformasi ilmupun terjadi kurang maksimal, karena pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga pembelajaran berjalan kurang efektif.

(3)

4.2 Pelaksanaan Penelitian Siklus I

4.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain :

a. Bersama dengan guru kolaborator memeriksa kembali RPP yang telah disusun dan mencermati setiap butir yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan.

b. Menyiapakan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan.

c. Mengecek kembali kelengkapan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati bersama dengan guru kolaborator.

d. Membuat kesepakatan dengan teman sejawat untuk menentukan fokus observasi.

4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penulis bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 April 2015 dengan kompetensi dasar menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada pertemuan pertama terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, misalnya pengungkit, bidang miring, katrol dan roda, dan menggolongkan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit, bidang miring, katrol dan roda.

Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan pertama:

a) Kegiatan Awal

(4)

dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan memperlihatkan beberapa gambar pesawat sederhana dan menanyakan kepada murid gambar apa yang di tunjukanan oleh guru. Siswa diminta menyebutkan apa saja gambar yang ditunjukkan oleh guru. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL).

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, pengajar menjelaskan tentang pesawat sederhana dengan memperlihatkan gambar pada siswa. Kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai pesawat sederhana dengan menyuruh siswa menunjukkan berbagai jenis pesawat sederhana, yaitu pengungkit/tuas, bidang miring, katrol serta roda dan poros.

Siswa dibagi ke dalam 3 kelompok. Tiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Kelompok 1 mengidentifikasi tentang tuas, kelompok 2 mengidentifikasi tentang bidang miring, kelompok 3 mengidentifikasi tentang katrol. Setiap kelompok mencari peralatan rumah tangga yang menerapkan prinsip kerja pesawat sederhana yang sesuai dengan bagian kelompok masing-masing. Setelah selesai mengidentifikasi dan mencari peralatan rumah tangga sesuai dengan bagian masing-masing kelompok, setiap kelompok menulis laporan dan mempresentasikan hasilnya dengan menjelaskan ke kelompok lain. Kelompok1 maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka mengenai mengidentifikasi tentang tuas. Setelah selesai mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok 1. Pengajar dan siswa melakukan refleksi selama pembelajaran. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan Penutup

(5)

Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Pengajar juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 April 2015 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada pertemuan kedua kali ini guru melanjutkan indicator, yaitu mengidentifikasi tentang bidang miring, mengidentifikasi tentang katrol. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus I pertemuan kedua:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang sebelumnya telah siswa pelajari bersama-sama mengenai mengidentifikasi tentang tuas. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dengan pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL).

b) Kegiatan Inti

(6)

Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami

c) Kegiatan Penutup

Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang mengidentifikasi tentang tuas, mengidentifikasi tentang bidang miring, dan mengidentifikasi tentang katrol yang telah ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL). Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi.

Pertemuan III

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 april 2015 pengajar menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Pengajar menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi, kemudian pengajar membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, pengajar bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa.

4.2.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus I

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan guru pada saat pembelajaran. Hasil observasi dianalisis untuk mengetahui pengaruh upaya tindakan perbaikan nilai. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator yang merupakan wali kelas V.

(7)

banyak siswa yang masih bingung, tetapi pengajar dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator yang baik dan membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan.

4.2.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Senin, 20 April 2015 didapatkan hasil belajar 16 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Duren 01 dengan materi mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, yaitu dengan menerapkan pembelajaran model

Contextual Teaching and Learning (CTL) menunjukkan bahwa jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 65) lebih banyak dari pada jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasann belajar. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 10 siswa atau 62,5% sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa atau 37,5%. Kondisi ini mengalami perubahan dibandingkan pada kondisi awal sebelum tindakan. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 72. Nilai terendah yang dicapai pada siklus I adalah 50 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 90.

Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) maka jumlah persentase hasil belajar siswa disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

No Nilai

Siklus I

Keterangan Jumlah

Siswa Persen (%)

1 ˂ 65 6 37,5 Belum Tuntas

2 ≥ 65 10 62,5 Tuntas

Jumlah 16 100

Rata-rata 71,875

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 50

(8)

4.2.5 Tahap Refleksi Siklus I

Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara guru pengajar, guru kolaborator (observer) dan siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terdapat kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran berdasarkan masalah.

Pembelajaran IPA kelas V pada materi mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhanapada siklus I ini belum sesuai kriteria yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 80%. Nilai yang diperoleh pada siklus I ini terendah 50 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata 72.

Hal ini karena masih ada kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Hasil diskusi guru pengajar dengan observer mengungkapkan kekurangan dalam pembelajaran tersebut yaitu:

a) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali ketika siswa bekerja berpasangan dan pada saat presentasi di depan kelas.

b) Pada awal pertemuan, siswa belum menemukan pengetahuannya sendiri atau belum menemukan ide–ide mereka sendiri untuk belajar.

c) Tidak semua siswa memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil presentasi temannya.

d) Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar. Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a) Guru pengajar lebih membimbing siswa supaya siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri selama langkah-langkah pembelajaran.

b) Guru pengajar mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut.

(9)

4.3 Pelaksanaan Penelitian Siklus II

4.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini, peneliti bersama observer memperbaiki skenario pembelajaran. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer

dan refleksi siklus I, maka guru pengajar melakukan upaya perbaikan pembelajaran, yaitu membimbing siswa supaya siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri dalam tiap langkah-langkah pembelajaran, mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan komentar terahadap hasil presentasi siswa lain dan memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar. Selain itu guru pengajar juga menyiapkan kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi dan alat peraga.

4.3.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama dengan tindakan siklus I, pembelajaran dilaksanakan tiga pertemuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

Pertemuan I

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 mei 2015 dengan kompetensi dasar mengidentisikasi sifat-sifat bangun ruang. Pada pertemuan pertama terdapat 4 indikator yaitu, Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, misalnya pengungkit, bidang miring, katrol dan roda, Menggolongkan berbagai alat rumahtangga sebagai pengungkit, bidang mirirng, katrol dan roda, Mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan pesawat sederhana, Mendemonstrasikan cara menggunakan pesawat sederhana. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan pertama:

a) Kegiatan Awal

(10)

pengajar member motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan memancing siswa dalam menjawab pertanyaan, melakukan tanaya jawab dengan dengan mengajukan pertanyaan “coba anak-anak siapa yang di rumah mengambil air dengan menggunakan anak timba? Apa yang menyebabkan

anak timba bisa bergerak?”, Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, pengajar memperlihatakan beberapa gambar pesawat sederhana dan menanyakan kepada murid gambar apa yang di tunjukan oleh guru, Setelah siswa menjawab pertanyaan guru. Guru menjelaskan tentang gambar-gambar tersebut, pengajar menjelaskan tentang pesawat sederhana dengan memperlihatkan gambar pada siswa. Kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa mengenai pesawat sederhana dengan menyuruh siswa menunjukkan berbagai jenis pesawat sederhana, yaitu pengungkit/tuas, bidang miring, katrol serta roda dan poros.

(11)

melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL). Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

c) Kegiatan Penutup

Pengajar bersama-sama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang mengidentifikasi tentang tuas yang telah ditemukan oleh siswa. Pengajar memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut, dan juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 dengan kompetensi dasar yang masih sama, yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Pada pertemuan kedua kali ini guru melanjutkan indikator selanjutnya yaitu mengidentifikasi tentang bidang miring, mengidentifikasi tentang katrol. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan kedua:

a) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang sebelumnya telah siswa pelajari bersama-sama mengenai mengidentifikasi tentang tuas. Setelah apersepsi, kemudian pengajar mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL).

b) Kegiatan Inti

(12)

guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok 2, begitupun juga selanjutnya untuk kelompok 3 mengidentifikasi tentang katrol di depan kelas dan kelompok yang lain pun memperhatikan, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok 3. Pengajar memberi reward/penguatan kepada kelompok 2 dan 3.

Pengajar dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah. Pengajar juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

c) Kegiatan Penutup

Pengajar bersama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang mengidentifikasi tentang tuas, mengidentifikasi tentang bidang miring, dan mengidentifikasi tentang katrol yang telah ditemukan oleh siswa. Pengajar berpesan kepada siswa agar mempelajari kembali materi-materi dalam pertemuan, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi.

Pertemuan III

Pertemuan terakhir dari penelitian tindakan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Mei 2015 pengajar menyampaikan kepada siswa tentang kesiapan dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Pengajar menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi, kemudian pengajar membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan pengajar mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, pengajar bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa.

4.3.2 Tahap Observasi Tindakan Siklus II

(13)

pembelajaran yang diinginkan. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator yang merupakan wali kelas V.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, pengajar telah menerapkan pembelajaran model CTL dengan baik. Pengajar dapat mengatur serta mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar.

4.3.3 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Jumat 8 Mei 2015 didapatkan hasil belajar 16 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Duren 01 dengan materi mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana, dapat dilihat bahwa dengan menerapkan pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL) menunjukkan bahwa semua siswa telah mencapai ketuntasan belajar (KKM = 65). Siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 16 siswa atau 100%. Kondisi ini mengalami perubahan dibandingkan pada siklus I. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 85. Nilai terendah yang dicapai pada siklus II adalah 70 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 100.

Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.3.

Tabel 4.3

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

No Nilai

(14)

Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 0 siswa dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau 100% dari total keseluruhan siswa.

4.3.4 Tahap Refleksi Siklus II

Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara guru pengajar, guru kolaborator (observer) dan siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terdapat kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran berdasarkan masalah.

Pembelajaran IPA kelas V pada materi mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana pada siklus II ini telah berhasil sesuai kriteria yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 80%. Nilai yang diperoleh pada siklus II ini terendah 70 dan nilai tertinggi 100, dengan rata-rata 85. Hal ini dapat tercapai karena adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a) Guru pengajar lebih membimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri selama langkah-langkah pembelajaran.

b)Guru pengajar mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut.

c) Memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar, baik secara individu maupun kelompok.

4.3.5 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

(15)

Grafik 4.1

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Sumber: Nilai Tes Siswa pada Tahap Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2.

Dari grafik di atas terlihat bahwa nilai siswa meningkat tajam, walaupun pada siklus I masih ada siswa yang berada di bawah KKM. Peningkatan nilai terutama pada siswa yang pada tahap pra siklus berada di bawah KKM. Bahkan ada siswa yang semula mendapatkan nilai 40 dapat meningkat pesat mencapai nilai 80 dan 90 pada tes siklus kedua. Hal ini membuktikan bahwa model CTL mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pra Siklus 60 60 60 40 40 40 60 40 70 40 90 40 70 90 60 40

Siklus 1 70 80 80 60 60 50 80 70 90 60 90 50 80 90 80 60

Siklus 2 80 90 90 80 80 70 80 90 100 70 100 80 100 100 80 70

KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65

0 20 40 60 80 100 120

Ni

lai

I

P

A

(16)

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada tiap tahapan disajikan dalam tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Nilai

(17)

dicapai setelah siklus II ini juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu 85 dengan pencapaian nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL)dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dengan materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN Duren 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, Tahun Ajaran 2014/2015.

4.4Pembahasan

Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Duren 01. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata dan menemukan pengetahuan sendriri berdasarkan pembelajaran dengan pendekatan model

Contextual Teaching and Learning(CTL).

Dalam pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok sehingga akan dapat mengoptimalkan kerja sama siswa dalam kelompok. Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiaannya di depan kelas dan siswa lain memberi komentar atau tanggapan.

Dominasi guru dalam pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) menjadi berkurang, sehingga mengutamakan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui kegiatan diskusi dan presentasi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

(18)

yang terlihat belum aktif dalam pembelajaran, salah satunya disebabkan karena mereka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat.

Kerjasama antar siswa sudah nyata dalam diskusi kelompok dan saat mempresentasikan hasil kerja. Siklus I belum berhasil, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki dan lebih mengoptimalkan pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi. Perbaikan tersebut diantaranya berkat bimbingan guru kepada siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri selama proses pembelajaran berlangsung, siswa diminta guru untuk memperhatikan siswa lain yang sedang presentasi. Sebagai umpan balik diskusi, siswa agar memberikan komentar terhadap hasil presentasi temannya. Guru juga memberikan reward/ penguatan kepada siswa, melalui tepuk tangan dan kalimat pujian kepada siswa yang menjawab benar, baik secara individu maupun dalam kelompok.

Hasil ketuntasan belajar 16 siswa pada siklus II ini meningkat lagi. Semua siswa memperoleh nilai di atas 65, bahkan rata-rata nilai mata pelajaran IPA sebesar 85 sehingga dapat dikatakan bahwa 100% siswa telah mencapai ketuntasan belajar, yang telah memenuhi standar ketuntasan belajar 80%. Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, semua siswa mencapai nilai tuntas.

Hasil refleksi dari guru kelas, mengakui bahwa ternyata pembelajaran model CTL menarik perhatian siswa mengikuti mata pelajaran. Siswa terlihat serius mendengarkan guru dan siswa berkonsentrasi memahami materi yang diajarkan guru. Biasanya ada saja siswa yang tidak bersemangat ketika guru menerangkan, yang ditunjukkan oleh sikap siswa yang mengantuk, berbicara dengan temannya atau beralasan ke belakang. Perubahan motivasi siswa untuk belajar terlihat dari hasil nilai tes yang meningkat, walau masih ada yang di bawah KKM tetapi dilihat dari perolehan nilai siswa tersebut meningkat dengan baik. Setidaknya CTL mampu merubah motivasi belajar siswa menjadi responsif, sehingga pembelajaran ilmu pengetahuan menjadi lebih bermakna.

(19)

(CTL) dengan baik. Interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui kegiatan diskusi dan presentasi menunjukkan kerjasama yang baik. Guru lebih membimbing siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dalam proses pembelajaran.

Gambar

Tabel 4.1 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Tabel 4.3 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung

Berdasarkan Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah mol air kristal yang terdapat dalam Terusi (CuSO4.XH2O) adalah sebanyak

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan suatu informasi dan pengetahuan kepada para masyarakat, terlebih yang berprofesi sebagai Guru Sekolah Menengah

Selang waktu antara usulan kegiatan, maka diperlukan data aktual tentang potensi dan pesaing yang ada di Kota Padang yang menjalankan bisnis Percetakan digital.. Persiapan

Para peneliti telah menemukkan ciri orang yang dapat di kategorikan sebagai seseorang bertipe materialistik yaitu: (1) Individu yang mengutamakan menghargai dan

Berdasarkan hasil analisis statistik, penelitian ini memiliki model yang kurang baik untuk menjelaskan pengaruh variabel literasi keuangan dan sikap terhadap uang

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

[r]