• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT GAMPONG NUSA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PROGRAM 3R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT GAMPONG NUSA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PROGRAM 3R"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

90

PARTISIPASI MASYARAKAT GAMPONG NUSA TERHADAP

PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PROGRAM 3R

Farizah Hanuma,*, Suhendrayatnab, Muhammad Isyac

aMagister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah kuala, Banda Aceh bJurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh cJurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

*Corresponding author, emailaddress: sani_shahirah@yahoo.com

A R T I C L E I N F O A B S T R A C T

©2018 Magister Teknik Sipil Unsyiah.All rights reserved

1. PENDAHULUAN

Kecamatan Lhoknga merupakan salah satu tempat wisata masyarakat Aceh selaku wisatawan lokal, nasional dan bahkan mancanegara, keindahan alamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar maupun wisatawan lainnya, sehingga menjadi salah satu daerah tujuan bagi para pencari kerja yang berdampak terhadap pertambahan jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk yang datang dari berbagai daerah ke Kecamatan Lhoknga khususnya Gampong Nusa, aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap meningkatnya volume sampah.

Nusa menjadi Gampong wisata, yaitu wisata kuliner dengan masakan gulee pliek yang menggoda wasatawan sehingga terus berkeinginan untuk berwisata ke Gampong Nusa dan disebut dengan Saweue Nusa. Budaya masyarakat Gampong Nusa dalam pemeliharaan lingkungan menjadi perhatian khusus wisatawan, masyarakat Gampong Nusa juga terkenal dengan sifat sosialnya terhadap sesama. Gampong Nusa dikelilingi oleh hamparan sawah yang hijau pada saat musim tanam yang menggambarkan betapa indahnya hidup di Gampong yang masih sangat alami. Hamparan sawah, luasan kebun, hunian tradisional

The problem of garbage has become a problem together and must be done in special handling. The 3R program is one of the best ways to handle the waste problem in Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar District. The purpose of this study is to assess the level of community participation in the waste management system of 3R in Gampong Nusa. Data collection is done by observation, questionnaire, interview, and documentation. The sample selection was chosen by random sampling technique based on Slovin equation with an error rate of 10%. The questionnaire used a Likert scale and analyzed by percentage formula. Reliability test carried out with the formula Flanagan, obtained value of 0.996 with reliable conclusions and very high category. Validity test done with Pearson product-moment obtained 100% valid instrument results. The results showed that the participation of the community of Gampong Nusa towards the 3R program activity was good. It means that the community actively participated in the handling of waste with 3R. It can be seen from the result of data analysis found that average of community participation reach 77,30% society strongly agree there is a program of 3R, 16,19% agree and only 5,79% less agree.

Article History:

Recieved 20 February 2017

Recieved in revised form 28 April 2018 Accepted 07 May 2018

Keywords:

The 3R program, community participation, waste management, random sampling, Reliability, Validity test

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)

Journal of Archive in Civil Engineering and Planning

E-ISSN: 2615-1340; P-ISSN: 2620-7567

(2)

91

masyarakat dan ramahnya penduduk adalah sisi tersendiri yang dapat di jumpai ketika berkunjung ke Gampong Nusa.

Seiring dengan banyaknya pengunjung ke Gampong Nusa, maka akan bertambah volume sampah. Hal ini akan menajadikan pencemaran lingkungan dan kehilangan keindahan Gampong Nusa. Sampah menjadi permasalahan utama dalam membangun Gampong yang indah dan asri, keindahan Gampong Nusa merupakan sisi baik bagi berkembangnya Kecamatan Lhoknga. Namun masalah persampahan perlu ditangani dengan serius. Apabila masalah ini tidak dilakukan perubahan dalam penanganannya, maka waktu dekat diprediksi dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yang cukup signifikan.

Pada dasarnya penanganan sampah sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, yaitu tentang pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, dan recycle). Masyarakat diharuskan untuk melakukan pengumpulan sampah dan akan diangkut oleh penggiat program 3R atau petugas ke TPS. Untuk tercapai dan terlaksananuya program 3R ini harus saling mendukung dan saling membantu (Subekti, 2009). Dengan adanya program 3R ini, diharapkan permasalahan persampahan di Gampong Nusa akan teratasi. Program 3R merupakan salah satu cara dalam rangka penanganan masalah persampahan. Sampah dikelola oleh penggiat sampah, yaitu dengan mengupulkan sampah mulai dari hulu ke hilir dan terakhir ke tempat pengolahan sampah (TPS), sampah tidak lagi dibuang ke tempat pembuangan (Sudrajat, 2002).

Permasalahan sampah harus ditangani dengan serius, dengan melakukan kerjasama pemerintah dengan segenap masyarakat. Dengan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang semakin meningkat, maka masyarakat dapat mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri. Masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah harus bekerjasama dalam menangani permasalahan sampah, masyarakat dan pelaku usaha harus mendukung dan mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan pemerintah harus menyediakan tempat-tempat pengumpulan sampah. Alternatif tersebut merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah persampahan di Indonesia pada umumnya, yaitu dengan mengadakan bank sampah melalui program 3R.

Pengelolaan sampah dengan program 3R yang dimaksud adalah: 1) reduce, yaitu mengurangi volume sampah, menghindari pemakaian yang dapat menghasilkan sampah, 2) reuse, memanfaatkan kembali barang bekas yang masih layak digunakan, dan 3) recycle, mengolah sampah-sampah menjadi sebuah hasil karya yang dapat digunakan kembali, dan sampah yang tidak dapat digunakan dilakukan daur ulang. Penanganan sampah perlu kerjasama dan partisipasi masyarakat, masalah sampah tidak dapat berjalan jika hanya dijalankan oleh pemerintah saja atau kelompok penggiat program 3R saja.

Partisipasi masyarakat dalam menggerakkan pengelolaan sampah merupakan hal yang sangat penting demi keberlanjutan organisasi pengelolaan sampah. Kunci utama dalam meraih kesuksesan terhadap berbagai kegiatan atau program terletak pada kerjasama, yaitu partisipasi masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dukungan penuh masyarakat sebagai produsen sampah. Sehebat apapun sistem pengelolaan sampah yang dibuat pemerintah kota, akan sia-sia jika tidak ada peran serta masyarakat. Masyarakat pada umumnya membuang sampah sembarangan, banyak terlihat tumpukan sampah di pinggir-pinggir jalan. Pembakaran sampah dimana-mana sehingga menyebabkan polusi udara, selokan tersumbat akibat sampah rumah tangga. Sebagian masyarakat yang mengambil inisiatif untuk mengubur sampah, namun hal ini bukan solusi terhadap sampah anorganik. Peristiwa ini juga terjadi di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.

(3)

92

tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat partisipasi masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar

2. KAJIAN PUSTAKA

Sampah merupakan sisa atau bekas yang digunakan oleh manusia, sesuatu yang sudah menjadi sisa dan tidak digunakan lagi. Sampah berupa zat organik dapat terurai, sedangkan sampah anorganik bersifat tidak dapat terurai (Slamet, 2004). Sampah-sampah ini jika di buang akan merusak lingkungan, maka perlu dikelola secara khusus. Pengelolaan sampah yang tepat adalah dengan menerapkan program 3R (reduce, reuse dan recycle). Reduce, yaitu mengurangi pemakaian yang dapat menghasilkan sampah. Reuse, yaitu menggunakan kembali sampah-sampah yang masih layak pakai dan memperbaikinya. Recycle, yaitu mengolah sampah ke dalam bentuk yang lain dan mendaur ulang. Sampah perlu dikelola dengan baik, pengelolaan sampah memiliki manajemen khusus dan harus saling bahu membahu antar masyarakat dan pemerintah. Masyarakat harus berpartisipasi dalam menangani sampah.

Partisipasi merupakan keikutsertaan, keterlibatan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu secara langsung dan tidak langsung. Partisipasi secara langsung adalah anggota masyarakat tersebut ikut memberikan kontribusi dan bantuanserta tenaga tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Sedangkan partisipasi tidak langsung dapat berupa sumbangan pemikiran, pendanaan dan material yang diperlukan (Wibisono, 1989).

Partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa keadaan, terdapat tiga hal penting yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, yaitu: 1) Keadaan sosial masyarakat, yaitu meliputi pendidikan, pendapatan, kebiasaan, dan kedudukan sosial dalam sistem sosial; 2) Kegiatan program pembangunan, yaitu kegiatan yang dirumuskan dan dikendalikan oleh pemerintah, dan 3) Keadaan alam sekitar (Lingkungan sekitar),yaitu mencakup faktor fisik atau keadaan geofrafi daerah yang ada pada lingkungan tempat hidup masyarakat tersebut (Sastroputro, 1988).

Lebih lanjut Sastroputro (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor pokok yang mempengaruhi anggota masyarakat turut berpartisipasi adalah: (i) adanya kesempatan bagi anggota untuk berpartisipasi, (ii) kemampuan anggota untuk berpartisipasi, dan (iii) kemauan anggota untuk berpartisipasi. Partisipasi masyarakat terhadap permasalahan persampahan juga dipengaruhi oleh keadaan waktu dan kesempatan, anggota masyarakat yang super sibuk tidak memiliki waktu untuk mengurus sampah, namun demikian dapat mengurangi pemakaian yang dapat menghasilkan sampah.

Menurut Wiswakharman (2006) partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya terdapat tingkatan-tingkatan: 1) Partisipasi Inisiasi, merupakan tingkatan partisipasi tertinggi. Masyarakat dalam tingkatan partisipasi ini dapat menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan dan benar-benar merupakan inisiatif murni mereka. Peran masyarakat disini adalah sebagai subjek kegiatan (pembangunan). 2) Partisipasi Legitimasi, yaitu partisipasi pada tingkat pembicaraan atau perundingan kesepakatan pada suatu proses pembangunan. Peran masyarakat pada tingkat ini cukup besar, yaitu masyarakat dapat memberi usulan dan turut aktif dalam pembicaraan dan musyawarah dalam pelaksanaan pembangunan. 2) Partisipasi Eksekusi, yaitu partisipasi dalam tingkat pelaksanaan kegiatan dan mereka tidak mulai dari awal (pada tahap perencanaan) dan tidak turut mengambil/menentukan keputusan.

Bentuk-bentuk partisipasi di atas memiliki tingkatan tersendiri, tidak semua masyarakat memiliki partisipasi yang sama. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dilibatkan langsung dalam penanganannya dengan memperhatikan aspek-aspek pengelolaan sampah yaitu:

1. Teknik operasional pengelolaan sampah mulai dari sumber timbulan sampah, kemudian sistem pewadahan, jenis dan pola penampungan, lokasi penempatan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan

2. Kelembagaan dalam pengelolaan sampah, mengenai organisasi yang menangani langsung pengelolaan sampah

(4)

93

4. Sumber pembiayaannya, besaran retribusi dari masyarakat

5. Peran serta masyarakat yang dibagi menjadi partisipasi aktif dan pasif

Menurut Chandra (2012), partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dipengaruhi oleh kemauan, kemampuan dan kesempatan yang dibagi ke dalam enam indikator, yaitu (1) sikap terhadap lingkungan dan program, (2) motivasi untuk terlibat dalam program, (3) tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah, (4) tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program, (5) tingkat pengalaman dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program, dan (6) manajemen program pengelolaan sampah.

Indikator partispasi merupakan tolak ukur dalam penilaian tingkat partisipasi masyarakat terhadap suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah partisipasi, keterlibatan dan ikut serta masyarakat dalam mendukung pengelolaan sampah dengan program 3R. Namun demikian partisipasi dalam hal ini tidak harus berkecimpung sepenuhnya dalam program, bias juga mendukung program dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Populasi dalam penelitian ini seluruh masyarakat Lhoknga, yang kemudian ditentukan sampel. Menurut Noor (2012) bahwa penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

α = tingkat kesalahan yang dipakai 10% atau 0,1.

Metode yang digunakan untuk pengukuran menggunakan skala likert yang memiliki 5 (lima) jawaban yaitu sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Kualifikasi dan skor skala likert

No Kualifikasi Skor

Uji reliabilitas instrumen dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

𝑟11 = 2 (1 −𝑠1

r11 = Reliabilitas instrumen

s12 = Varians skor butir belahan pertama

s22 = Varians skor butir belahan kedua

st2 = Varians skor total (Yusrizal, 2016)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah jika pengkuran dilakukan dalam kondisi yang mirip, hasilnya akan sama. Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 2.

(5)

94

0,00 < 𝑟𝑥𝑦≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang) Sumber: Arikunto (2006)

Uji validitas yang digunakan adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, atau dikenal dengan Pearson product moment.

rxy=√{N ∑ XN ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)2−(∑ X)2}{N ∑ Y2−(∑ Y)2} (3)

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

X = Skor item Y = Skor total

N = Jumlah responden

Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi tingkat validitas instrumen sama dengan reliabilitas instrumen, dan dapat dilihat pada Tabel 2. Validitas dilakukan untuk menguji sejauh mana kevalidan dari suatu alat yang diukur. Setelah uji reliabilitas dan validitas memenuhi persyaratan, maka kegiatan pembagian kuesioner dapat dilakukan.

3. METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Gampong Nusa dengan jumlah Penduduk 945 Jiwa dan di Kecamatan Lhoknga dengan 28 Gampong, termasuk Gampong Nusa dengan jumlah penduduk 18.436 Jiwa pada tahun 2016 (Kantor Camat Lhoknga, 2016).

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan yaitu: merumuskan masalah dan tujuan penelitian, mengumpulkan literatur dan merancang instrumen. Pada tahap pelaksanaan membagikan kuesioner kepada responden, pengolahan dan analisis data, menyusun laporan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan pada saat melaksanakan penelitian di lapangan berupa kuisioner.

Sampel ditentukan dengan menetapkan tingkat kepercayaan yang dipakai sebesar 90% dan nilai tingkat kesalahan yang dipakai 10%, nilai tingkat kesalahan tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki, sampel diambil berdasarkan populasi yaitu masyarakat yang terlibat langsung dalam program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar dengan menggunakan persamaan (1), hasil perhitungan sampel adalah sebagai berikut:

𝑛 =230 𝑥 (0,1)230 2+1 (4)

𝑛 =230 𝑥 0,01+1230

𝑛 = 69,69 ≈ 70 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Proses pengolahan dan analisis data dengan metode deskriptif dengan pendekatan kombinasi (mixed methods), dimana data kualitatif didukung dengan pengolahan data kuantitatif. Metode yang digunakan untuk pengukuran menggunakan skala likert seperti pada Tabel 1 untuk mengetahui partisipasi masyarakat Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga dalam partisipasi terhadap pebgelolaan sampah dengan program 3R.

(6)

95

Uji validitas merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu instrumen. Uji validitas yang digunakan adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, atau dikenal dengan Pearson product moment. Untuk menganalisis tingkat validitas kuesioner dapat dilakukan dengan persamaan 3, dan interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil analisis uji reliabilitas di dapat r11 =0,996 dengan kategori reliabel dan sangat tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa instrumen kuisioner yang dirancang oleh peneliti dapat digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengkaji tingkat partisipasi masyarakat Gampong Nusa terhadap pengelolaan sampah. Reliabel yang dimaksudkan merupakan instrumen ini juga dapat digunakan untuk mengukur variabel yang sama pada objek yang berbeda. Validitas instrumen kuisioner dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Validitas Instrumen

Validitas Kategori

Persentase Persentase

Valid 100 % Tinggi 79 %

Cukup Tinggi 21 %

Tidak Valid 0 %

Agak Rendah 0 %

Rendah 0 %

Sangat Rendah 0 %

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pernyataan Umum Tentang Masalah Persampahan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian melalui angket tentang masalah persampahan secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Persentase dan Mean Pernyataan Umum

Pernyataan Tanggapan (%) Mean

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5)

A1 0 0 1 46 53 3.99

A2 0 0 20 41 39 3.8

A3 0 0 0 41 59 4

A4 0 0 27 43 30 3.73

A5 0 9 19 14 59 3.64

A6 0 0 1 26 73 3.99

Mean (%) 0,00 1,43 11,43 35,24 51,90

Berdasarkan pernyataan A1 tentang “masyarakat akan merasakan dampak atau kerugian yang ditimbulkan oleh segala kegiatan yang serampangan atau tidak memperhatikan masalah persampahan,

adapun salah satu dampaknya adalah tercemar/terganggunya keseimbangan lingkungan!”, menjelaskan bahwa persentase masyarakat sangat setuju sebesar (53%), setuju sebesar (46%), kurang setuju sebesar (1%), sedangkan tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah (0%). Artinya masyarakat memberikan respon yang baik terhadap masalah sampah jika tidak diperhatikan akan rusaknya lingkungan.

Berdasarkan pernyataan A2 tentang “pemerintah sudah mengeluarkan aturan larangan membuang

sampah sembarangan!”, masyarakat Gampong Nusa menyetujui bahwa pemerintah telah mengeluarkan

undang-undang atau aturan-aturan tentang larangan membuang sampah sembarangan. Adapun persentase yang didapatkan masyarakat terhadap pernyataan tersebut adalah sangat setuju (39%), setuju (41%), kurang setuju (20%).

(7)

96

sekolah dasar terhadap peduli lingkungan minimal masalah sampah”. Hasil analisis data dijelaskan bahwa

persentase pencapaian untuk kategori sangat setuju sebesar (59%), setuju (41%), sedangkan kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju sebesar (0,00%). Artinya masyarakat sangat antusias jika pemerintah mau bekerja sama dalam bidang kebersihan lingkungan.

Penanganan sampah perlu dilakukan dengan serius, dan melibatkan segala lini dan segenap masyarakat. Masalah persampahan tidak bisa dilakukan oleh individu semata tanpa adanya dukungan dan kerja sama. Partisipasi masyarakat dalam program 3R tidak akan berjalan lancar tanpa adanya support dan kepedulian dari Pemerintah dalam hal ini DLH Kabupaten Aceh Besar.

Berdasarkan pernyataan A4 tentang “peraturan yang mengatur tentang persampahan dimasukkan

ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi bahan ajar murid-murid disekolah!”. Persentase hasil analisis partisipasi masyarakat sangat setuju dengan pernyataan mencapai 30% dan setuju mencapai 43%. Hanya 27% saja masyarakat menyatakan kurang setuju bahwa peraturan yang mengatur tentang persampahan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi bahan ajar murid-murid disekolah.

Terdapat masyarakat kurang setuju dan bahkan tidak setuju dengan pernyataan A4 tentang

“peraturan yang mengatur tentang persampahan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk jadi

bahan ajar murid-murid disekolah!”. Hal ini menunjukkan bahwa di sekolah cukup dengan memberikan pemahaman bahaya membuang sampah sembarangan saja dan sosialisasi serta membiasakan siswa untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, tidak pelu membuat modul atau bahan ajar dan tertera dalam kurikulum.

Berdasarkan pernyataan A5 tentang “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melarang membuang sampah sembarangan dan memberlakukan denda supaya tingkat kesadaran terhadap kebersihan dan

peduli terhadap lingkungan!”. Hal ini terlihat dari hasil analisis data angket mencapai 59% masyarakat

sangat setuju, 14% setuju, 19% kurang setuju dan 9% tidak setuju.

Berdasarkan pernyataan A6 tentang “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam hal ini DLH Kabupaten menangani masalah persampahan sudah dapat dikategorikan baik!” mencapai 73%

masayarakat sangat setuju dengan pernyataan, 26% setuju, dan hanya 2% kurang setuju. Tidak ada masyarakat yang kurang setuju atau sangat tidak setuju. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil analisis data untuk setiap pernyataan dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1.

Skor rata-rata Setiap Pernyataan Umum tentang Masalah Persampahan

1. Pernyataan Khusus Tentang Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)/Bank Sampah

Berdasarkan hasil analisis data angket pernyataan khusus tentang partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dapat dilihat pada Tabel 5.

3,99

3,80

4,00 3,73

3,64

3,99

A1

A2

A3

A4

A5

(8)

97

Tabel 5.

Persentase dan Mean Pernyataan Khusus Tentang Partisipasi Masyarakat Terhadap Pegelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)

Pernyataan Tanggapan (%) Mean

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5)

B1 0 0 8.57 22.86 68.57 4.6

B2 0 0 0 24.29 75.71 4.76

B3 0 0 10 18.57 71.43 4.61

B4 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63

B5 0 0 1.43 15.71 82.86 4.81

B6 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67

B7 0 0 0 14.29 85.71 4.86

B8 0 0 10 18.57 71.43 4.61

B9 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63

B10 0 0 1.43 17.14 81.43 4.8

B11 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67

B12 0 0 10 18.57 71.43 4.61

B13 0 4.29 7.14 10 78.57 4.63

B14 0 0 2.86 15.71 81.43 4.79

B15 0 0 8.57 15.71 75.71 4.67

B16 0 0 0 14.29 85.71 4.86

B17 0 0 11.43 18.57 70 4.59

B18 0 0 1.43 15.71 82.86 4.81

Mean % 0 0.71 5.79 16.19 77.3

Berdasarkan Indikator partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), dapat diklasifikasikan dalam 6 (enam) indikator, yaitu sebagai berikut:

1. Sikap terhadap lingkungan dan program

Pada Indikator sikap terhadap lingkungan dan program, rata-rata persentase responden dalam memberikan jawaban sangat setuju mancapai 73,21%, setuju 16,43%, kurang setuju 9,29%, tidak setuju 1,07% dan sangat tidak setuju 0%. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Partisipasi Sikap Terhadap Lingkungan dan Program

2. Motivasi untuk terlibat dalam program

73,21 16,43

9,29 1,07 0,00

SS

S

KS

TS

(9)

98

Partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), dilihat dari

indikator “motivasi untuk terlibat dalam program” rata persentase responden memberikan dalam

memberikan jawaban sangat setuju mancapai 79,29%, setuju 20,00%, kurang setuju 0,71%, dan 1% tidak setuju dan sangat tidak setuju. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Motivasi untuk Terlibat dalam Program

3. Tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah

Dilihat dari indikator “tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah”, partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini sangat baik. Hal ini terlihat dari rata persentase responden dalam memberikan jawaban sangat setuju mancapai 80,71%, setuju 15,00%, dan kurang setuju 4,29%. Sedangkan pada alternatif jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada responden yang memberi jawaban. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Motivasi untuk Terlibat dalam Program

4. Tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program

Pada indikator “tingkat keterampilan dalam pengelolaan sampah sebelum adanya program”,

partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini sangat baik. Dapat dilihat dari rata persentase responden memberikan jawaban sangat setuju sebesar 71,29%, setuju 16,19%, dan kurang setuju 8,10%, tidak setuju sebesar 1,43%. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum adanya program 3R ini masih terdapat masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

79,29 20,00

0,71 0,00 0,00

SS

S

KS

TS

STS

80,71 15,00

4,29 0,00 0,00

SS

S

KS

TS

(10)

99

Namun demikian kesadaran masyarakat berubah dan memiliki keterampilan yang lebih bagus setelah adanya program 3R ini. Selengkapnya dapat dilihat Gambar 5.

Gambar 5.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Tingkat Keterampilan dalam Pengelolaan Sampah Sebelum Adanya Program

5. Tingkat pengalaman dalam mengelola sampah sebelum adanya program

Berdasarkan pengalaman, masyarakat Gampong Nusa sudah bagus sekali dalam pengelolaan

sampah dengan program 3R. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data angket pada indikator “tingkat pengalaman dalam pengelolaan sampah”. Partisipasi masyarakat terhadap pegelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator ini mencapai 77,86% dan setuju mencapai 16,43% sedangkan pada jawaban kurang setuju mencapai 5,71%.

Berdasarkan analisis data tidak ditemukan masyarakat yang belum berpengalaman dalam mengelola sampah secara baik dengan program 3R. Pengalaman inilah yang menjadi tolak ukur masyarakat Gampong Nusa dalam meraih kesuksesan dalam bidang pengelolaan sampah. Dengan adanya program 3R ini sampah terkelola dengan baik dan putaran ekomoni menjadi meningkat. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Tingkat Pengalaman dalam Pengelolaan Sampah

6. Manajemen program pengelolaan sampah 74,29 16,19

8,10

1,43 0,00

SS

S

KS

TS

STS

77,86 16,43

5,71 0,00 0,00

SS

S

KS

TS

(11)

100

Manajemen pengelolaan sampah dengan program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar jauh sudah lebih baik, dan hal ini terus meningkat sejak dimulainya program 3R ini. Berdasarkan analisis data angket yang diberikan kepada 70 responden mengenai partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) pada indikator “manajemen

program pengelolaan sampah” mencapai 79,14% responden sangat setuju dengan pernyataan tentang

manajemen, sementara pada kriteria setuju mencapai 15,43%, kriteria kurang setuju mencapai 4,57% dan pada kriteria tidak setuju hanya 0,86%.

Tidak ditemukan masyarakat yang sama sekali tidak setuju dengan manajemen pengelolaan sampah dengan program 3R, terlihat 0% masyarakat memilih kriteria sangat tidak setuju. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan Gambar 7.

Gambar 7.

Rata-rata Persentase Responden terhadap Indikator Manajemen Pengelolaan Sampah

Berdasarkan hasil analisis data tentang pasrtisipasi masyarakat terhadap kegiatan program 3R bahwa masyarakat Gampong Nusa sudah sangat sadar dan berpartisipasi aktif terhadap penanganan sampah 3R. Hal ini terlihat dari hasil analisis data ditemukan bahwa rata-rata partisipasi masyarakat mencapai 77,30% masyarakat sangat setuju terdapat program 3R, 16,19% setuju dan hanya 5,79% yang kurang setuju.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan kajian partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan program 3R di Desa Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar terhadap kegiatan program 3R sudah baik, sadar dan berpartisipasi aktif dalam rangka penanganan sampah 3R. Hal ini terlihat dari hasil analisis data ditemukan bahwa rata-rata partisipasi masyarakat mencapai 77,30% masyarakat sangat setuju terdapat program 3R, 16,19% setuju dan hanya 5,79% yang kurang setuju. Sistem pengelolaan sampah di Gampong Nusa sudah sesuai dengan program 3R.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan, yaitu: Masyarakat hendaknya terus meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan pengelolaan sampah melalui program 3R di Gampong Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, dan perlu diadakannya penyuluhan tentang sampah atau masalah lingkungan lainnya agar masyarakat lebih tahu dan lebih sadar akan lingkungan sekitar

79,14 15,43

4,57

0,86 0,00

SS

S

KS

TS

(12)

101 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara

Candra I. 2012. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga (Studi kasus di Kelurahan Siantan Tengah Kecamatan Pontianak Utara). Sociodev-Jurnal Ilmu Sosiatri [internet]. [diunduh 2013 oktober 9]; 1(1):1-21. Tersedia pada: http:// jurnal mahasiswa. fisip.untan.ac.id/index.php/jurnalsosiatri/article/view/140.

Noor, J 2012, Metodologi Penelitian, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sastropoetro, S.R.A. 1988. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Alumni, Bandung

Slamet, J.S. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta Sudrajat, H.,R. 2006. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya. Depok

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung.

Wibisono. C. 1989. Anatomi dan Profil Konglomerat Bisnis Indonesia. Management dan Usahawan Indonesia, Desember.

Gambar

Tabel 2.
Tabel 3.  Validitas Instrumen
Gambar 1.
Gambar 2.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: 1) pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, 2) pengaruh lingkungan keluarga terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas laboratorium sebagai penunjang praktikum Biologi di SMA N 1 Polanharjo Klaten tahun pelajaran 2017/2018 memiliki kategori

Hasil dari penelitian ini adalah telah dirancang suatu sistem informasi berbasis komputer yang dapat mengolah data pendistribusian PLG pad PT SAK dan menghasilkan informasi

Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha peternakan. Salah satu permasalahan pakan yang sering dihadapi oleh peternak adalah fluktuasi

Pneumatik merupakan ilmu yang mempelajari teknik pemakaian udara bertekanan (udara kempa). Sejalan dengan pengenalan terhadap sistem keseluruhan pada pneumatik, secara individu

Bab ini merupakan analisa hukum Islam terhadap praktik jual beli kambing bunting di Pasar Tamansari Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo yang meliputi analisa hukum

Luas zona hambat (cm 2 ) aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat daun namnam dengan variasi konsentrasi, kontrol negatif dan kontrol positif terhadap

topik penelitiannya dilihat dari lembar konsultasi yang dipegang oleh masing- masing mahasiswa, kemudian dari ketiga data tersebut yang penulis analisis mengenai