• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah teknologi produksi tanaman pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah teknologi produksi tanaman pada"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN (TPT)

Disusun Oleh:

1) Nevi Meita Dwi R. (135040201111148) 2) Mahardian Anggarini P. (135040201111155) 3) Alief Rodhlian Wahyudi (135040201111210) 4) Wiwin Pertiwi (135040201111226) 5) M. Umar Faruq (135040201111242) 6) Jaliaman Sipayung (135040201111250)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, serta kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman (TPT) dengan baik dan lancar. Segala puji kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan dalam menjalani dan menyikapi kehidupan di dunia ini.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

Prof.Dr.Ir.Husni Tamrin Sebayang,M.S selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman (TPT) yang telah membimbing kami selama perkuliahan berlangsung.

Penulis menyadarai bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang membangun guna memberikan hasil yang terbaik bagi isi penulisan makalah ini. Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, terutama untuk penulisan makalah selanjutnya.

Malang, September 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi kentang di dunia. Dimana konsumsinya menempati urutan keempat setelah beras, gandum, dan jagung. Selain itu pada produksi kentang dunia, terutama di asia tenggara, Indonesia adalah negara penghasil kentang paling besar. Negara-negara di bagian asia merupakan penghasil kentang yang paling besar di dunia dan Indonesia merupakan penghasil kentang terbesar di kawasan asia tenggara.

Tanaman kentang ini dapat hidup di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1300-1500 meter di atas permukaan laut. Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Kentang merupakan salah satu jenis tanaman umbi yang dapat memproduksi makanan bergizi lebih banyak dan lebih cepat, namun membutuhkan hamparan lahan lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.

(4)

Khususnya teknologi bidang pertanian. Namun perlu diingat bahwa kenyataan di lapangan dimana petani mempunyai kelemahan mendasar, yaitu pemasaran, teknologi, dan kepemimpinan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui komoditi kentang

2. Mengetahui kedudukan komoditi kentang 3. Mengetahui aspek botani dari komoditi kentang 4. Mengetahui syarat tumbuh komoditi kentang 5. Mengetahui cara budidaya komoditi kentang 6. Mengetahui cara pemasaran dari komoditi kentang

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui komoditi kentang

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KOMODITI KENTANG

(

Solanum tuberosum. L)

Kentang merupakan tanaman dikotil yang bersifat tanaman semusim. Termasuk famili Solanaceae dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Kentang berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang berbentuk semak atau herba. Batangnya berada diatas permukaan tanah, ada yang berwarna hijau,kemerah-merahan atau ungu tua. Warna batang ini dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan.

Pada kesuburan tanah yang baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah patah. Kentang memiliki daun berbentuk menyirip majemuk dan lembar daun bertungkai dan berfungsi sebagai tempat melakukan proses fotosintesis yang kemudian hasil fotosintesis tersebut digunakan untuk pertumbuhan vegetatif, generatif, respirasi dan sebagian disimpan dan ditimbun pada bagian tanaman sehingga membentuk umbi (Rismawati 2010).

Menurut Williams et al.(1993) kentang merupakan tanaman daerah yang memiliki iklim sedang (subtropis) dandataran tinggi (1000-3000 m), yang secara taksonomi tanaman kentang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotiledonae

Family : Solanaceae

Genus : Solanum

(6)

Samadi (2007) menyatakan bahwa kentang yang menjadi salah satu komoditas hortikultura ini merupakan sayuran umbi yang kaya akan vitamin C, karbohidrat dan protein. Samadi (2007) juga menyatakan bahwa dalam 100 gram kentang mengandung kalori 347 kal, protein 0.2 gram, lemak 0.1 gram, karbohidrat 85.6 gram, Ca 20 mg, P 30 mg, Fe 0.5 mg, vitamin B 0.04 mg.

Selain mengandung zat gizi umbi tanaman kentang juga mengandung solanin yakni zat racun dan sangat berbahaya. Racun solanin ini sangat sulit hilang apabila umbi tersembul keluar dari tanah dan terkena sinar matahari

2.2 KEDUDUKAN KOMODITI KENTANG

(7)

dunia, terutama di asia tenggara, Indonesia adalah negara penghasil kentang paling besar. Negara-negara di bagian asia merupakan penghasil kentang yang paling besar di dunia dan Indonesia merupakan penghasil kentang terbesar di kawasan asia tenggara.

Kentang sendiri merupakan salah satu tanaman yang paling efisien dalam mengkonversikan sumberdaya alam, tenaga kerja dan modal menjadi bahan pangan berkualitas tinggi.Tanaman ini bahkan dapat menghasilkan bahan pangan yang lebih bergizi, secara lebih cepat pada lahan yang lebih sempit serta kondisi iklim lebih keras, dibandingkan dengan tanaman pangan utama lainnya (Horton, 1987).

2.3 ASPEK BOTANI KOMODITI KENTANG

2.3.1. Batang dan Akar

(8)

Akarnya memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar tunggang bisa menembus sampai kedalaman 45 cm. Sedangkan akar serabutnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah dangkal. Akar berwarna keputih-putihan, halus dan berukuran sangat kecil. Dari akar-akar ini terdapat akar yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan akhirnya menjadi umbi.

2.3.2. Daun, Bunga dan Buah

Daun-daun pertama berupa daun tunggal,daun berikutnya berupa daun majemuk imparipinnate dengan anak daun primer dan anak daun sekunder. Posisi tangkai daun utama terhadap batang bervariasi. Pada tangkai daun utama terletak helaian anak daun primer dan sekunder yang berbeda-beda dalam bentuk,ukuran, dan warna. Pada dasarnya,daun majemuk kentang mempunyai tunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder,dengan sistem percabangan simpodial.

Bunganya berjenis kelamin dua (bunga sempurna), ukurannya kecil (kira-kira 3 cm), berwarna putih kekuning-kuningan, atau ungu kemerah-merahan, tumbuh di ketiak daun teratas. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corrola) dan benangsari (stamen), masing-masing berjumlah lima buah dengan satu buah putik (pistilus) yang mempunyai sebuah bakal buah yang beronga dua buah (locule).

Daun mahkota berbentuk terompet yang pada ujungnya berbentuk bintang. Benangsari bunga kentang berwarna kekuning-kuningan dan melingkari tangkai putik. Kedudukan kepala putik bisa lebih rendah,sama tinggi atau lebih tinggi dari cone kepalasari. Kepalasari dari kelima benangsari membentuk satu cone yang berwarna kuning terang (pada bunga yang jantan mandul warnanya kuning hijau). Kepalasari ini berisi tepungsari bila sudah kering bisa diterbangkan oleh angin. Biasanya,tepungsari masak lebih dulu dari kepala putiknya.

(9)

keungu-unguan,berbentuk bulat, berukuran kira-kira 2,5 cm, dan berongga dua. Buah mengandung 500 bakal biji yang nantinya menjadi biji hanya 10-300 biji. Buah bisa dipanen pada umur 6-8 minggu setelah penyerbukan.

2.3.3. Bakal Umbi dan Umbi

Stolon atau bakal umbi terletak pada batang dibawah permukaan tanah. Umbi terbentuk dari pembesaran bagian ujung stolon yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Bentuk umbi umumnya mencirikan varietas kentang yang ditanam. Selain bentuk umbi,untuk mencirikan varietasnya adalah kedalaman mata tunas,warna kulit dan warna daging umbi.

Semua bagian tanaman kentang mengandung racun solanin begitu juga umbinya,yaitu ketika sedang memasuki masa bertunas. Namun,bagi umbi ini bila telah berusia tua atau telah dipanen, racun ini bisa berkurang bahkan bisa hilang, sehingga aman untuk dimakan.

Sebagai sumber bahan pangan, kentang merupakan salah satu komoditas sayuran umbi yang kaya vitamin C dan kalium, selain karbohidrat dan protein . selain karbohidrat, kentang juga kaya akan vitamin C (Warsito, D.P dan Soedijianto. 1982).Dengan kandungan vitamin C yang tinggi,hanya dengan menyantap 200 gram umbi kentang perhari,kebutuhan vitamin C dalam sehari sudah terpenuhi (kebutuhan vitamin C perhari hanya 60 mg)

2.4. SYARAT TUMBUH KOMODITI KENTANG

2.4.1. Ketinggian Tempat

(10)

yang dihasilkan akan sangat kecil. Hal ini dikarenakan pada dataran rendah suhu udara tinggi, sehingga respirasi menjadi tinggi dan energi yang digunakan untuk membentuk umbi menjadi berkurang dan mengakibatkan umbi menjadi kecil.

2.4.2. Jenis Tanah

Kesuburan tanah tergantung pada sifat fisik dan kimia serta fungsi, bahan organik yang terkandung, aktivitas biologi yang mendasar untuk mempertahankan produksi dan produktivitas pertanian (Lutaladio et al 2009). Secara umum kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, memiliki drainase yang baik, tanah liat yang gembur, debu atau debu berpasir, dan jenis tanah yang paling cocok ialah andosol (Sunarjono 2007). Kentang sangat toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas yakni 4.5–8.0, tetapi pH yang baik untuk pertumbuhan dan ketersediaan unsur hara ialah 5.0–6.5 (Martodireso dan Suryanto 2001)

2.4.3. Kondisi Cuaca

a. Suhu dan Kelembaban

(11)

b. Curah Hujan

Sulistiono (2005) menyatakan bahwa curah hujan yang dibutuhkan tanaman kentang sekitar 300–1000 mm / tahun. Apabila curah hujan terlalu tinggi akan mengakibatkan umbi kentang mudah terserang hama dan penyakit, karena tanah menjadi jenuh air dan untuk mengatasi hal ini tentu diperlukan sistem drainase yang baik sehingga tanah tidak jenuh. Oleh sebab itu curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang. Untuk mencapai hasil tanaman kentang yang baik dan tinggi maka perlu mengatasi saat kritis yaitu dengan menjaga kadar air tanah pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah tidak boleh kurang dari 56 % kapasitas lapang.

c. Angin

Angin merupakan faktor iklim yang dapat mempengaruhi tanaman secara tidak langsung. Angin akan mempengaruhi proses transpirasi yang berdifusi melalui stomata. Angin yang membawa udara lembab ke permukaan daun akan mengakibatkan perbedaan potensial air di dalam dan di luar stomata (Lubis,2000). Menurut Chang (1968) laju pengaliran CO2 ke tanaman meningkat dengan nilai kecepatan angin yang tinggi. Peningkatan laju aliran CO2 ini berarti meningkatkan laju fotosintesis dan pertumbuhan tanaman.

d. Cahaya

(12)

2.5. CARA BUDIDAYA KOMODITI KENTANG

2.5.1. Penyiapan Lahan

Lokasi penanaman kentang yang paling baik adalah tanah bekas sawah karena hama dan penyakit berkurang akibat sawah selalu berada dalam kondisi anaerob (Samadi, 1997). Kegiatan persiapan lahan tanaman kentang hingga siap tanam dilakukan melalui beberapa tahap.

Tahap awal dari kegiatan tersebut adalah perencanaan yang meliputi penentuan arah bedengan, terutama pada lahan berbukit, pembuatan selokan, pemeliharaan tanaman dan pemupukan.

Tahap berikutnya adalah pengolahan tanah dengan cara pembajakan atau pencangkulan sedalam kurang lebih 30 cm hingga gembur, kemudian diistirahatkan selama 1–2 minggu. Pengolahan tanah dapat diulangi sekali lagi hingga tanah benar–benar gembur sambil meratakan tanah dengan garu atau cangkul untuk memecah bongkahan tanah berukuran besar. Setelah pembajakan tanah dan penggemburan dilakukan pembuatan bedengan dan selokan untuk irigasi atau pengairan.

Bedengan dibuat membujur searah Timur–Barat, agar penyebaran cahayamatahari dapat merata mengenai seluruh tanaman. Bedengan berukuran lebar 70–100 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng yang merupakan lebar selokan adalah 40 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Kedalaman selokan sama dengan tinggi bedengan (30 cm). Selanjutnya di sekeliling petak–petak bedengan dibuat selokan untuk pembuangan air (drainase) sedalam 50 cm dengan lebar 50 cm (Samadi, 1997).

Pemupukan dasar adalah tahapan terakhir dari kegiatan persiapan lahan. Pupuk dasar yang terdiri dari pupuk organik dan pupuk anorganik diberikan sebelum tanam. Pupuk organik diberikan pada permukaan bedengan kira–kira satu minggu sebelum tanam.

(13)

sebanyak 300 kg sampai 350 kg per hektar bersamaan dengan pemberian pupuk organik (Samadi, 1997). Kebutuhan pupuk organik mencapai 20–30 ton perhektar.

2.5.2. Persiapan Bibit

Dalam mempersiapkan bibit perlu dilaksanakan pemeliharaan bibit sebelum dilaksanakan penanaman, dalam hal ini dilakukan seleksi untuk membuang yang rusak atau sakit secara visual atau terlihat oleh mata telanjang sehingga akan diperoleh bibit yang berkualitas baik dan dapat berproduksi tinggi serta memberikan keuntungan yang besar. Menurut Rukmana (1997), bibit kentang bermutu harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Bibit bebas hama dan penyakit

b) Bibit tidak tercampur varietas lain atau klon lain (murni)

c) Ukuran umbi 30–45 gram berdiameter 35–45 mm (bibit kelas 1) dan 45–60 gram berdiameter 45–55 mm (bibit kelas 2) atau umbi belah dengan berat minimal 30 gram

d) Umbi bibit tidak cacat dan kulitnya kuat

Ciri umbi bibit yang siap tanam adalah telah melampaui istirahat atau masa dormansi selama 4 bulan sampai 6 bulan dan telah bertunas sekitar 2 cm. penanaman umbi bibit yang masih dalam masa dormansi atau belum bertunaspertumbuhannya akan lambat dan produktivitasnya rendah. Umbi bibit yang disimpan terlalu lama sampai pertumbuhan tunasnya panjang harus dilakukan perompesan lebih dulu yang dikerjakan sebelum masa tanam. Jika tidak dilakukan perompesan, tanaman akan tumbuh lemah.

2.5.3. Penanaman

(14)

dapat menyebabkan kelayuan sehingga tanaman terhambat pertumbuhannya, bahkan tanaman menjadi mati (Samadi, 1997).

Jarak tanam pada penanaman kentang sangat bervariasi tergantung varietasnya. Varietas Granola yang dibubidayakan di BBTPH Tawangmangu ditanam dengan jarak tanam 30x70 cm dengan kedalaman lubang tanam antara 8–10 cm. Penanaman bibit kentang yang paling sederhana yaitu dengan cara umbi bibit diletakkan dalam alur tepat ditengah–tengah dengan posisi tunas menghadap keatas dan jarak antara umbi bibit dalam alur adalah 25–30 cm. Khusus didataran menengah, jarak tanam diatur 50–30 cm untuk sistem bedengan atau 60–70 cmx 30 cm untuk sistem guludan (Rukmana, 1997).

2.5.4. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi hal–hal sebagai berikut :

a.Pengairan

Pada awal pertumbuhan diperlukan ketersediaan air yang memadai. Pengairan harus kontinyu sekali seminggu atau tiap hari, tergantung cuaca dan keadaan air. Waktu pengairan yang paling baik adalah pagi hari atau sore hari saat udara dan penguapan tidak terlalu tinggi dan penyinaran matahari tidak terlalu terik. Cara pengairan adalah dengan sistem dileb (digenangi) hingga air basah, kemudian air dibuang melalui saluran pembuangan air (Rukmana,1997).

b.Penyulaman

Bibit yang tumbuh abnormal atau mati harus segera diganti atau disulam dengan bibit yang baru. Waktu atau periode penyulaman maksimum 15 hari setelah tanam. Cara penyulaman ialah dengan mengambil bibit yang mati, kemudian meletakkan umbi bibit yang baru dan menimbunnya sedalam kurang lebih 7,5 cm. Penyulaman dilakukan pagi atau sore hari (Rukmana, 1997).

c.Penyiangan

(15)

tanaman kentang berumur 1 bulan. Cara menyiangi adalah mencabuti atau membersihkan rumput dengan alat bantu tangan atau kored. Penyiangan dilakukan secara berhati–hati agar tidak merusak perakaran tanaman kentang. Penyiangan sebaiknya dilakukan pada daerah kira–kira 15 cm disekitar tanaman (Rukmana, 1997).

d.Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu musim tanam yaitu pembumbunan pertama dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam, pembumbunan yang kedua dilakukan setelah umur 40 hari setelah tanam atau 10 hari setelah pembumbunan pertama (Anonim, 1989).

Tujuan pembumbunan ialah memberi kesempatan agar stolon dan umbi berkembang dengan baik, memperbaiki drainase tanah, mencegah umbi kentang yang terbentuk terkena sinar matahari dan mencegah serangan hama penggerek umbi (Phithorimaea opercuella).

Cara pembumbunan adalah menimbun bagian pangkal tanaman dengan tanah sehingga terbentuk guludan–guludan (Rukmana, 1997). Ketebalan pembumbunan pertama kira –kira 10 cm, pembumbunan kedua juga kira-kira 10 cm sehingga ketinggian pembumbunan mencapai kira– kira 20 cm.

e.Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanam yaitu menggunakan kombinasi Urea, TSP, KCl, ata ZA, TSP, KCl dengan waktu dan dosis pemberian pupuk seperti pada tabel berikut :

(16)

Sumber : Samadi (1997)

Keterangan : HST = Hari Setelah Tanam

PPC = Pupuk Lengkap Cair

Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan menyebar pupuk itu disekeliling tanaman pada jarak 10 cm dari batang tanaman dengan dosis sekitar 10–20 g per tanaman atau diberikan pada barisan diantara tanaman kurang lebih 20–25cm kemudian segera menimbunnya dengan tanah sambil membumbun

.

2.6. PEMASARAN KOMODITI KENTANG

Pemasaran kentang pada dasarnya merupakan institusionalisasi pelayanan untuk menjem-batani berpindahnya kentang segar dari sisi produksi ke sisi konsumsi. Hampir seluruh sektor pemasaran kentang ditangani oleh pihak swasta dan intervensi pemerintah dalam hal ini relatif minimal, khusus terbatas pada penyediaan infrastruktur. Oleh karena itu, pasar kentang seringkali dianggap beroperasi berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan.

Secara umum, menurut Horton (1980) berbagai masalah yang ditemui pada pemasaran kentang berawal dari:

a) Karakteristik produsen (skala besar vs. skala kecil dalam kaitannya dengan volume penjualan),

b) Karakteristik tanaman (cepat rusak), c) Pola permintaan (musiman), dan

d) Kompleksitas sistem pemasaran (aliran informasi yang buruk,ketidak-cukupan fasilitas fisik, dan kapasitas finansial pelaku pasar).

(17)

Pertisipasi di pasar kentang dalam periode waktu yang cukup panjang juga memantapkan petani besar sebagai pemasok kentang komersial yang dapat diandalkan. Sementara itu petani kecil dengan volume penjualan yang relatif rendah hanya mampu berpartisipasi dipasar kentang dalam periode waktu yang jauh lebih singkat. Sebagai konsekuensi dari kondisi ini,petani kecil biasanya lebih rentan terhadap pergerakan harga kentang jangka pendek.

Sebelum menjual hasil panennya, petani biasa melakukan sortasi (memisahkan/memilih kentang yang marketable dan non-marketable) dan grading (pada umumnya berdasarkan ukuran kentang). Petani biasanya menunjukkan contoh atau sampel berupa kentang yang telah di grading kepada pembeli prospektif. Jika transaksi terjadi di kebun, kesepakatan antar penjual dan pembeli akan menentukan siapa yang akan membiayai kegiatan sortasi dan grading.

Kentang yang baru saja dibeli oleh pedangan pengumpul dari petani, mungkin saja tidak dapat dijual ke pasar pada hari yang sama. Jika hal ini terjadi, kentang biasanya disimpan di gudang selama 1-3 hari, bahkan mungkin agak lebih lama seandainya harga kentang secara ekstrim terlalu rendah. Biaya penyimpanan (bongkar/muat,angkut dan pemeliharan kentang di gudang) yang ditanggung oleh pedangang pegumpul berkisar antara Rp15-Rp25 per kg. Pedagang mengindikasikan bahwa penjualan langsung ke pasar merupakan hal yang paling diinginkan,karena relatif tingginya biaya penyimpanan dan ketersediaan gudang yang relatif terbatas. Lebih jauh lagi ,para pedagang juga mengindikasikan bahwa fluktuasi harga musiman tidak selalu dapat menutupi biaya penyimpanana.

Beberapa tipe saluran pemasaran yang menggerakkan kentang dari sentra produksi ke daerah konsumsi adalah sebagai berikut :

(18)

2. Produsen — pedagang pengumpul — pedagang besar — pedagang pengecer — konsumen

3. Produsen — pedangang pengumpul skala kecil atau komisioner — pedagang pengumpul — pedagang besar — pedagang pengecer — konsumen

4. Produsen — pedangan kontrak — pedagang pengumpul —pedagang pengencer — konsumen.

(19)

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu jenis sayuran yang mendapat prioritas untuk dikembangkan. Indonesia adalah negara penghasil kentang paling besar. Tanaman kentang ini dapat hidup di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1300-1500 meter di atas permukaan laut. Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya. Tanaman kentang secara umum berumur pendek dengan kisaran 100–160 hari. Tergolong dalam tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 800 – 1500 meter di atas permukaan laut.

(20)

Anonim. 1989. Rambu–rambu Benih Bermutu. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan BPSB II Jawa Tengah. Yogyakarta.

Horton, D. 1980. Potato marketing in developing countries. Social Science Department TrainingDocument. International Potato Center, Lima, Peru.

Horton, D. 1987. Potatoes: Production, marketing, and programs for deve-loping countries. WestviewPress, Boulder, USA.

Rukmana, R. 1997. Kentang budidaya dan pasca panen. Kanisius Yogyakarta. Samadi, B. 1997. Usahatani Kentang. Kanisius: Yogyakarta.

Setiadi dan F.N. Surya, 1997. Kentang : Varietas dan Pembudidayaan. Penebar Swadaya:Jakarta.

Gambar

Tabel  jadwal  Pemberian  Pupuk  Anorganik  dan  PPC  pada  Tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Arahan yang dapat dilakukan adalah upaya pemasangan papan- papan informasi (signage) pada berbagai titik simpul yang dilalui wisatawan.  Faktor ketersediaan moda

PT.Trakindo Utama dalam melakukan pencatatan akuntansi terhadap persediaan, tidak lagi menggunakan sistem pembukuan secara manual tetapi sudah menggunakan sistem pembukuan

• Cara Pembuatan : jumlah produk yang direncanakan untuk satu kali pembuatan lengkap dengan jumlah bahan baku yang digunakan, semua tahap pembuatan/prosedur operasional standar

1) Nama: Isikan Nama sesuai daftar nama yang tertera pada halaman belakang/lampiran dokumen API. 2) Jabatan: Pilih jabatan sesuai jabatan yang tertera pada

Data yang dikumpulkan berupa data primer hasil wawancara meliputi persepsi kondisi sanitasi lingkungan yang terdiri dari kamar mandi, ketersediaan sumber air bersih,

yang akan diterapkan pada busana yang akan diciptakan adalah kata-kata atau kalimat bermakna positif, membangun citra diri dari perempuan yang positif, singkat atau berbentuk

Berdasarkan hasil penelitian menyatakan motif yang digunakan siswa SMA Negeri 4 Manado adalah ( In order Motive ) motif masa depan. Hasil penelitian mengungkapkan

administrasi akan memeriksa seluruh tumpukan berkas yang ada ketika seorang pelanggan melakukan tracing (mengecek) pelayanan jasa yang dipakai. Selain itu, ketika