• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Midship dan Bukaan Kulit Kapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konstruksi Midship dan Bukaan Kulit Kapa"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kapal adalah suatu bangunan dengan bentuk dan konstruksi yang mampu mengapung di

atas air dengan kecepatan tertentu. Sebuah kapal dapat mengapung di atas air karena kapal

mendapat gaya tekan ke atas oleh air sebesar gaya tekan ke bawah yang ditimbulkan oleh berat

kapal persatuan luas. Hal inilah yang dapat menyebabkan kapal dapat mengapung di atas air.

Dalam proses pembuatan kapal, diperlukan perencanaan kostruksi, bentuk dan desain yang

sangat sempurna terlebih dahulu. Tujuannya agar kapal hasil rancangan dalam bekerja secara

optimal di atas media air tanpa mengalami kebocoran, trim, maupun oleng yang berlebihan.

Perencanaan konstruksi ini pula dapat menjadi salah satu faktor keselamatan kapal, penumpang

(muatan), dan awak. Perencanaan konstruksi merupakan elemen terpenting yang harus dimiliki

oleh setiap kapal. Karena selain faktor keselamatan, perencanaan konstruksi juga akan

membantu estimasi biaya produksi yang berhubungan dengan kebutuhan pelat. Mengingat

pentingnya peranan perencanaan konstruksi pada kapal, maka ditugaskanlah mahasiswa Teknik

Perkapalan angkatan 2012 untuk menggambar midship section dan bukaan kulit.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah :

 Mengetahui teori dan gambar konstruksi kapal dalam bentuk midship section

 Mengetahui teori dan gambar konstruksi kapal dalam bentuk bukaan kulit

1.3. Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini secara umum adalah agar :

1. Agar mahasiswa mengetahui kompartemen kontruksi kapal melalui gambar midship section

2. Agar mahasiswa mengetahui kebutuhan pelat dengan tebal lajur yang berbeda-beda sehingga

bisa mengestimasikan berapa biaya produksi yang dibutuhkan untuk pembuatan kulit kapal.

3. Agar mahasiswa mengetahui fungsi elemen konstruksi yang ada kaitannya dengan

keselamatan.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui posisi sambungan pelat kapal yang dapat terlihat pada

(2)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengetian Konstruksi

Konstruksi kapal I merupakan dasar dan pengenalan tentang bentuk dan jenis konstruksi

kapal baik pada arah memanjang maupun melintang kapal. Konstruksi Midship adalah konstruksi penampang melintang bagian tengah kapal dimana didalamnya menunjukkan

beberapa komponen konstruksi yang terpasang pada kapal.

Untuk dapat menggambar konstruksi midship maka diperlukan :

a) Ukuran utama pada kapal rancangan

b) Memahami bentuk penampang melintang kapal tak ditumpu

c) Memahami modulus, momen inersia, panjang tak ditumpu.

2.2. Sistem Kerangka Kapal

Pada dasarnya konstruksi kapal terdiri dari badan kapal dan bangunan atas.

Badan kapal dalam hal ini adalah lambung kiri dan kanan, dasar kapal serta satu atau

beberapa geladak (deck).

Bangunan atas (superstructure) yaitu bangunan tambahan diatas badan kapal yang

panjangnya sebagian panjang kapal dan dalam hal tertentu bisa sepanjang kapal. Lebar bangunan

atas sama dengan lebar kapal, sedangkan bangunan yang lebarnya lebih kecil dari lebar kapal

disebut rumah geladak (deck house) yang terletak di atas bangunan atas.

Dinding bagian depan dan belakang dari bangunan atas disebut sekat bangunan atas, di

mana konstruksi harus kedap walau sekiranya dipasang pintu atau jendela. Dinding yang

menutupi bagian atas bangunan atas disebut geladak bangunan atas.

Ada tiga letak bangunan atas yaitu :

Forecastle yaitu bangunan yang terletak dibagian depan mulai dari linggi haluan.

Bridge yaitu bangunan atas yang terletak ditengah kapal.

(3)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

3 Konstruksi badan kapal dalam memanjang terbagi dalam beberapa kompartemen yang

dipisahkan oleh sekat, baik sekat melintang maupun sekat memanjang. Dalam arah tinggi kapal

kompartemen dipisahkan oleh geladak.

Dinding sekat membagi badan kapal dalam ruang-ruang yang kedap air, sehingga dapat

mencegah menjalarnya api dari satu ruangan ke ruangan lain, dan dapat menjaga kestabilan kapal

untuk tetap terapung jika salah satu kompartemen terisi air karena bocor.

Sekat-sekat dipasang dibawah geladak utama diantaranya :

Sekat bagian belakang memisahkan tangki ceruk buritan (after peak) dan biasa disebut sekat

buritan (after peak bulkhead).

Sekat yang memisahkan tangki ceruk haluan (fore peak) adalah sekat haluan atau biasa

disebut sebagai sekat tubrukan (Collision Bulkhead). Karena letaknya di haluan dan dan pada

saat terjadi tubrukan dan mengalami kerusakan pada linggi haluan maka air tidak langsung

(4)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

4 rusaknya sekat dan jika terlalu kebelakang, maka akan terjadi trim haluan akibat masuknya air

pada tangki ceruk haluan.

Sekat yang memisahkan kamar mesin dan ruang muat adalah sekat kamar mesin.

Panjang ruang muat maksimum adalah 30 m. dan untuk muatan cair yang berbeda

dipisahkan oleh cofferdam untuk menghindari bercampurnya muatan cair yang berbeda jika

terjadi kebocoran pada salah satu dinding sekat.

Umumnya kapal dilengkapi dengan dasar ganda (double bottom) yang memanjang dari

sekat buritan hingga ke sekat haluan utamanya pada kapal barang. Fungsi double bottom dapat

menjaga kestabilan kapal untuk tetap terapung jika terjadi kerusakan pada dasar kapal dan juga

dipakai sebagai tangki-tangki. Di dalam double bottom diletakkan wrang (flour) di setiap gading.

Ruang diantara geladak dan pelat alas dalam adalah ruang palka sebagai tempat muatan

dan untuk pemuatan pada geladak diberi lubang palka (hatchway) yang dibatasi dengan dinding

vertical yang disebut ambang palka (hatch coaming). Geladak pada tinggi kapal disebut geladak

kekuatan yang harus menerus dari linggi buritan ke linggi haluan sekalipun ada lubang palka

tetapi kekedapannya harus dijamin. Untuk itu diberi penutup palka.

Pada tepi geladak dipasang pagar (bulwark) untuk melindungi kemungkinan jatuhnya

orang keluar kapal dan menghindari air laut naik ke geladak pada waktu laut berombak. Pada

tepi bawah bulwark dilengkapi lubang pembebasan (freeing port) yang berfungsi untuk

mengalirkan air laut limpahan digeladak ke luar kapal.

Kerangka kapal pada dasarnya terdiri dari komponen konstruksi yang diletakkan secara

melintang dan memanjang di mana menykong kulit kapal dan akan menjadi konstruksi badan

kapal secara keseluruhan.

Sistem kerangka dasar kapal terdiri dari :

1. Sistem Rangka Konstruksi Melintang; merupakan konstruksi di mana beban yang bekerja

pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan diuraikan pada hubungan kaku/balok-balok

memanjang di kapal (centre girder, sekat memanjang dan alas dalam tengah) dengan

pertolongan balok-balok yang terletak melintang kapal (lambung kapal dan sekat melintang).

2. Sistem Rangka Konstruksi memanjang; dimana padanya bekerja beban yang diterima oleh

(5)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

5 pertolongan balok-balok memanjang. Jika terdapat balok melintang tetapi balok tersebut

merupakan kekakuan yang kecil.

3. Sistem Rangka Konstruksi Kombinasi; di mana mengatasi kekurangan yang terdapat pada

sistem konstruksi melintang dan memanjang pada pemakaiannya, system rangaka konstruksi

memanjang dikai atau diletakkan pada geladak utama dan dasar kapal, di mana letaknya jauh

dari sumbu netral penampang melintang kapal, sehingga menerima beban lengkung yang

besar sedang pada geladak ke dua menggunakan rangka konstruksi melintang karena lebih

dekat dengan sumbu netral.

2.3. Sistem Konstruksi Rangka Dasar

Sistem konstruksi rangka dasar adalah komponen konstruksi yang terletak pada dasar kapal

yang terdiri dari lunas, rangka dasar tunggal, dan rangka dasar ganda. Perbedaan kedua rangka

dasar tersebut penting diketahui, karena setiap mahasiswa nantinya akan membuat tugas gambar

konstruksi midship sesuai dengan ukuran kapal yang diberikan. Baik penggambaran maupun

pembangunan kapal, selalu diawali pada bagian lunas dan dasar kapal secara keseluruhan, oleh

karena itu mahasiswa harus mengetahui bentuk konstruksi, jumlah, dan ukuran komponen

konstruksi yang terpasang pada kapal rancangan.

2.4. Lunas

Lunas adalah balok memanjang ditengah dasar kapal yang memanjang antara linggi haluan

dan linggi buritan. Lunas kapal merupakan tulang punggung dari lambung kapal atau kerangka

kapal, sehingga merupakan bagian konstruksi yang penting. Konstruksi yang mengikat pada

lunas bersama-sama menyalurkan beban secara merata keseluruh bagian kapal. Pada

pembangunan kapal, lunas adalah konstruksi yang paling utama yang harus dirakit dan

diletakkan pada balok-balok penyanggah.

Ada 5 macam lunas kapal :

1. Lunas Batang (Bar Keel); pada walnya lunas batang terbuat dari kayu sebagai penguat yang

terikat antara dua baja siku dan diikat pada badan kapal dari baja. Kemudian meningkat

dengan menggunakan satu batang baja atau baja cor dengan penampang segiempat pada pelat

(6)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

6 2. Lunas Lapis (Layer Keel); sejenis lunas batang, hanya konstruksinya terdiri dari beberapa

lapis pelat yang dikeling bersama-sama dengan pelat kulit. Ukurannya sama dengan lunas

abtang. Lapisan ditengah merupakan kelanjutan lunas dalam tengah. Lunas berlapis

mempermudah pembuatan lunas batang dan memperbaiki hubungan dengan pelat dasar dan

balok-baloknya.

3. Lunas Pipa (Duct Keel); ditempatkan mulai dari sekat kamar mesin bagian depan hingga ke

sekat tubrukan dan digunakan untuk penempatan pipa dan kabel, dapat pula difungsikan

sebagai tangki bahan bakar.

4. Lunas Pelat (Plate Keel); saat ini konstruksi lunas yang dipakai adalah pelat dengan

ketebalan yang lebih besar untuk menahan beban dan terutama pada saat docking. Pelat lunas

dipasang mulai dari linggi haluan ke linggi buritan. Tebal pelat lunas 30 – 50 % lebih tabal dari pelat kulit dasar atau lebih tepatnya lihat BKI II tahun 2006.

5. Lunas Bilga (Bilge Keel); kebanyakan kapal mengikuti fungsi utama lunas bilga yakni

mencegah gerakan berputar dari kapal, mengurangi olengan kapal atau goncangan yang keras

ketika kapal berada di laut, tetapi tidak mempunyai pengaruh pada stabilitas kapal. Selain itu

menjaga bilga didasar dan menambah kekuatan membujur pada bilga. Lunas bilga biasanya

bekerja berlebihan pada posisi midship dikulit karena lunas bilga dipasang ditengah kapal

kurang lebih setengah atau dua pertiga panjang kapal (2/3 L). Secara umum lunas bilga

terdiri dari pelat rata dan pelat ganda (profil bulb) yang berbentuk V yang didalmnya terisi

kayu agar lunas bilga tersebut lebih keras dan mengurangi kemungkinan terjadinya bengkok

akibat benturan. Ter biasanya ditambahkan masuk kedalam lunas bilag untuk

memenuhi/mengisi setiap ruang kosong di mana air mungkin berkumpul dan marusak bagian

dalam lunas.

Pada perencanaan midship section kapal rancangan ini menggunakan Rangka Dasar

Tunggal Sistem rangka dasar tunggal (single bottom) terdiri dari balok melintang kapal (wrang)

diletakkan pada setiap gading-gading yang diberi flens pada bagian atasnya dan balok

memanjang (lunas dalam tengah) yang terletak pada bidang memanjang kapal (centre line)

disebut sebagai penumpu tengah (centre girder) dan lunas dalam samping (side keelson) atau

(7)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

7

Gambar 2. Konstruksi dasar tunggal

Center Keelson (Centre Girder)

Pada kapal dengan lunas batang, lunas dalam tengah dapat terdiri dari profil atau pelat

vertical yang diletakkan di atas lunas yang memanjang mulai dari fore peak sampai pada after

peak. Lunas dalam tengah umumnya tidak terpotong oleh wrang atau kadang-kadang wrang dan

lunas masing-masing sebagian terpotong yang tepat diletakkan satu sama lain. Luas penampang

bilah hadap yang dipasang diatas lunas dalam tengah lebih besar dari luas penampang bilah

hadap wrang dan tebalnya lebih tebal dari pelat vertical lunas dalam tengah. Besarnya tebal dan

luas penampang pelat dapat dilihat pada BKI Rules Vol II, 2006.

Lunas Dalam Samping/Penumpu Samping (Side Keelson/Side Girder)

Lunas dalam samping terdiri dari pelat vertical dan pelat bilah hadap yang luas

penampangnya sama dengan bilah hadap wrang. Jumlah penumpu terpasang (D.J. Eyres, Ship

Construction,149)

a. 1 (Satu) penumpu samping antara penumpu tengah dan sisi kapal jika lebar kapal < 10 m

b. 2 (dua) bilah hadap, jika lebar antara (10 – 17) m.

c. Jika jarak antara penumpu lebarnya sampai ratio panjang lebar > 4, maka ditambahkan secara

(8)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

8 Wrang (Floor)

Wrang merupakan balok melintang dasar yang merupakan tumpuan kulit dasar dan balok

memanjang konstruksi. Untuk kekuatan wrang, tingginya pada jarak 3/8 B di tengah kapal tidak

boleh kurang dari ½ tinggi wrang ditengah kapal terutama pada kapal dengan rise of flour yang

besar untuk mengatasinya dianjurkan memperbesar wrang ditengah kapal atau sisi atas wrang

dibuat menanjak ke arah lambung sesuai garis lengkung dasar di daerah tersebut.

Tinggi wrang tidak boleh kurang dari :

h = 55 B + 45 (mm)

h min = 600 mm

Pada lambung kapal wrang diikat pada gading dengan menggunakan bracket (lutut bilga)

yang tingginya pada lambung dua kali tinggi wrang ditengah (2h) terhitung dari garis dasar.

Gambar 3. Pengukuran tinggi wrang

Tebal bilah hadap wrang 2 mm lebih tebal dari pelat vertikal dan pada daerah 0,2 L dari

linggi haluan, luas penampang bilah hadap diperbesar. Daerah haluan dan kamar mesin wrang

dan flens dipertebal 0,5 mm dari biasanya.

Tebal pelat vertikal tidak boleh kurang dari :

t = h/100 + 3 mm

(9)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

9 Konstruksi kerangka lambung terdiri atas gading-gading yang dipasang disepanjang kapal

sebagai tempat meletakkan kulit kapal dan diperkuat dengan balok sisis (side stringer).

Pemasangan gading-gading sesuai dengan sistem rangka konstruksi melintang ataupun

memanjang.

Gading-gading dinamai sesuai dengan letaknya. Gading yang terletak ditengah dibawah

geladak utama disebut gading utama (main frame), kemudian diatasnya disebut dengan gading

geladak antara, gading bangunan atas, dan seterusnya pada daerah ceruk dinamai gading ceruk.

Pada kapal general cargo, gading-gading melintang terdiri dari balok utama dan

penyanggah dengan bracket atas dan bracket dasar, sedang pada tween deck (geladak antara)

hanya dengan bracket atas saja. Ukuran gading melintang utama sangat tergantung pada

posisinya, jarak dan tinggi gading dan tingkat kekakuan pada sambungan akhir. Jarak antara

gading-gading merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan modulus penampang

gading/ukuran pada suatu kapal. Makin besar jarak antara gading makin besar pula modulus

penampangnya dan juga memperbesar ukuran konstruksi lainnya.

Jarak gading-gading normal untuk sistem konstruksi melintang dari 0,2 L di haluan kapal

(FP) hingga ke sekat ceruk buritan ditentukan berdasarkan rumus :

a = L/500 + 0,48 (cm)

a max = 1,0 m

Gading-gading ceruk haluan dan ceruk buritan (di depan sekat tubrukan dan di belakang

sekat buritan) tidak boleh lebih besar dari jarak gading normal atau yang ada diantara 0,2 L dari

FP dan 0,2 L dari AP, bagaimanapun tidak boleh lebih besar dari 600 m. Pada kenyataannya

untuk jarak yang sama yang diukur pada centre line jaraknya lebih besar dibandingkan dengan

jarak gading pada haluan dan buritan jika diukur pada kulit kapal.

Gading Utama

Gading-gading utama adalah gading yang membentang dari dasar sampai kegeladak

terendah dan jika kapal mempunyai lebih dari 3 geladak, maka sekurang-kurangnya sampai ke

geladak di atas geladak terbawah dan dalam arah memanjang dipasang disetiap jarak gading

(10)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

10 Jika gading-gading oleh geladak yang dibuat dengan sistem gading-gading bujur, maka

gading-gading yang dipasang diantara gading besar harus dihubungkan dengan perantaraan pelat

siku yang ditentukan berdasarkan modulus penampang gading-gading. Salah satu variabel yang

berpengaruh terhadap penentuan modulus penampang gading-gading adalah panjang tak

ditumpu, di mana pengambilan nilainya seperti pada gambar berikut:

Beban luar yang berupa beban sisi kapal ditentukan berdasarkan elemen yang ditinjau,

yaitu:

a. Pusat beban berada di bawah LWL

b. Pusat beban berada di atas LWL

Gambar 6. Sketsa nilai Z1 dan Z2 untuk kapal dengan satu deck Besar modulus penampang

gading ditentukan berdasarkan peraturan BKI.

Gading Besar

Gading besar terdiri dari pelat web dan pelat bilah (face plate),di mana web sedapat

mungkin lebih besar dari gading utama dan ditempatkan disepanjang pelat sisi. Umumnya jarak

gading-gading besar tidak lebih dari 5 jarak gading utama dalam setiap deep tank yang

berbatasan dengan sekat tubrukan, serta pada tween deck di atas tangki tersebut. Dibagian

belakang after peak bulkhead disyaratkan penempatannya disetiap 4 jarak gading utama, di mana

(11)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

11 mengimbangi getaran mesin utama dan mesin bantu juga harus dipasang gading besar yang

jaraknya menurut BKI, adalah :

- jika tinggi H = 4 m, jarak gading besar rata-rata 3,5 m

- jika tinggi H = 14m, jarak gading besar rata-rata 4,5 m.

Penempatan kamar mesin di bagian belakang kapal harus dipasang senta lambung (side

stringer) dengan jarak 2,6 m terhadap balok geladak atau sesamanya. Jika tinggi geladak

terbawah lebih besar dari 4 m, maka harus dipasang satu stringer.

Gading Utama

Pada ujung kapal, daerah 0,25 L dari linggi haluan jarak gading mengecil dan umumnya

tidak lebih dari 700 mm. Pada ceruk haluan dan ceruk buritan tidak lebih lebih dari 600 mm.

Perubahan jarak gading normal ditengah kapal berkurang keujung-ujung kapal sedikit demi

sedikit agar supaya beda jarak gading tidak lebih dari 50 mm dibitan kapal dan 25 mm dihaluan

kapal.

Besar modulus penampang gading dapat ditentukan berdasarkan rules yang ada terutama

BKI. Untuk kapal yang panjangnya lebih dari 30 m, maka modulus penampang gading-gading

ceruk harus sama dengan modulus penampang gading utama, tapi pada ceruk buritan dapat

diambil <15%.

Gading-Gading Geladak Antara dan Bangunan Atas

Menurut BKI bahwa pada kapal yang mempunyai kecepatan melebihi 1,6 L1/2 knot, gading pada forecastle didaerah 0,1 L di depan kapal penguatannya hampir sama dengan gading-gading

yang ditempatkan antara first deck dan second deck. Modulus penampang gading-gading pada

geladak antara dan bangunan atas tidak lebih dari modulus penampang gading pada ceruk

Gading-Gading dalam Sistem Kerangka Konstruksi Memanjang

Jika pada pelat sisi dipasang gading-gading memanjang pada bulb section akan disertai

dengan balok penunjang (transverse web) yang lebih besar pada pelat sisi terbawah. Transverse

web (pelintang sisi) dipasang untuk menunjang sisi memanjang, yang mana jaraknya tidak lebih

dari 3,8 m jika panjang kapal lebih 100 m, dengan penambahan jarak yang diperbolehkan untuk

(12)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

12 kurang dari 100. penambahannya berbanding lurus pada jarak 3,5 m dengan panjang kapal lebih

dari 300 m.

Gading-gading memanjang/pembujur-pembujur sisi menerus dan menembus pelintang sisi

tersebut. Pada dinding sekat kedap melintang pembujur sisi terputus dan diikat dengan bracket.

Sistim konstruksi memanjang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

- Pelat kulit lebih stabil dan tegar terutama dalam menahan beban-beban memanjang

- Secara keseluruhan berat kapal menjadi lebih ringan.

Pada beberapa hal menyebabkan pemakaian sistem konstruksi memanjang pada lambung

sangat terbatas, karena ukuran pelintang sisi menjadi sangat besar. Hal ini sangat mengganggu

penempatan muatan pada palka. Pada kapal-kapal penumpang disamping kesulitan dalam

pemasangan sistem-sistem pipa, ventilasi serta kabel-kabel listrik, juga mengganggu arsitertur

ruangan, terutama pada kabin penumpang.

Karena hal tersebut maka sistem gading gading memanjang pada lambung hanya dipakai

pada kapal tertentu, seperti tanker, bulk carrier dan kapal-kapal lain di mana penempatan muatan

tidak menjadi masalah.

2.6. Geladak

Geladak (deck) menyerupai struktur lantai di dalam sebuah rumah dan digunakan dalam

berbagai keperluan tergantung dari tempatnya di dalam kapal. Dengan fungsi yang berbeda, yaitu

1) Geladak paling atas (upper deck) menambah kekuatan kapal bentuk dari penutup kedap air

dari lambung dan juga menyokong kekuatan dari aktivitasnya.

2) Geladak paling rendah berfungsi sebagai kerja panggung untuk pengoperasian dari mesin dan

pembongkaran barang-barang di atas kapal (loading cargo) dan juga menyediakan bagian

untuk tempat tinggal penumpang dan crew kapal (ABK).

3) Geladak pada tinggi kapal adalah geladak utama (main deck) yang berfungsi sebagai geladak

kekuatan dan konstruksinya tidak terpotong/menerus dari linggi haluan ke linggi buritan.

Geladak kekuatan ini, walaupun mempunyai bukaan tapi penutup dari bukaan tersebut harus

dijamin kekedapannya, karena geladak ini harus betul-betul kedap dan ukurannya juga

memegang peranan penting.

(13)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

13 Geladak di bawah geladak kekuatan tidak selamanya menerus, tetapi terpotong di daerah

kamar mesin. Untuk kompensasi, disamping untuk menambah kekuatan setempat guna

mengatasi getaran mesin, maka dipasang senta-senta lambung. Pada kapal penumpang yang

besar jarak antara geladak yang normal adalah 2,4 m sampai 3,3 m atau kadang-kadang lebih

didaerah salon. Kapal penumpang yang lebih kecil atau kapal barang dan juga pada geladak akil

kapal penumpang besar, jaraknya berkisar antara 2,25 m sampai 2,4 m. Jarak antara geladak

diukur dari sisi bawah pelat geladak yang satu ke sisi bawah pelat geladak berikutnya.

Geladak umumnya mempunyai camber melintang, Derajat kelengkungan camber disebut ”height of camber”, pada balok geladak disebut ”Rounding Up”. Ditengah-tengah kapal besarnya camber diukur 1/50 B (B=lebar max kapal).

Gambar 8. Kelengkungan camber

Secara memanjang juga melengkung, makin tinggi ke arah haluan dan buritan kapal.

Kelengkungan ini disebut ”Sheer line’. Perbedaan tiap-titik pada satu geladak terhadap titik

terendahnya disebut sheer dari titik tersebut. Sheer geladak bagian depan besarnya dua sampai

empat kali tinggi sheer geladak bagian belakang.

(14)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

14 Sheer dan camber menambah kekuatan geladak dan untuk mempermudah mengalirnya

air yang melimpah ke geladak ke luar kapal. Disamping itu sheer juga memperindah bentuk

kapal dan menambah daya apung kapal, oleh karena itu kapal-kapal samudera mempunyai sheer

yang lebih besar dibanding dengan kapal-kapal sungai. Pada kapal barang, tween deck umumnya

tidak diberi sheer atau sheernya merupakan tekukan-tekukan (knucles) pada bulkhead, dalam hal

ini camber juga tidak ada.

1. Balok Geladak

Ada tiga fungsi balok geladak pada kapal, yaitu:

a. Penumpu geladak

b. Pengikat atau penopang sisi – sisi kapal

c. Balok besar (web) di bawah pelat geladak untuk mencegah keretakan pelat yang

kemungkinan terjadi di kapal selama pelayaran.

Pada dasarnya fungsi balok geladak yaitu menerima beban yang bekerja pada geladak muat

dan mentransfer ke gading-gading. Dalam hal ini gading-gading bertindak sebagai pilar/topang

dan meneruskan gaya/beban ke daerah bawah yang didistribusi ke seluruh lantai bottom.

2. Balok Geladak Melintang (Transverse Deck Beam)

Balok geladak dipasang melintang dari sisi ke sisi kapal dan disambung dengan

gading-gading dengan menggunakan bracket agar gading-gading-gading-gading dapat lebih berfungsi sebagai penguat

melintang. Untuk dapat menahan geladak sebanyak mungkin muatan/ beban di atasnya, dalam

hal ini balok-balok geladak harus cukup tegar agar tidak melentur ke bawah. Balok-balok

geladak harus dilengkungkan sesuai dengan camber. Pada ujung balok geladak diikat dengan

pelat lutut (bracket) yang menghubungkan dengan gading-gading. Bracket cenderung melekat

pada ujung- ujung balok dan perlu diketahui bahwa balok tersebut dapat menambah kekuatan

penyanggah pada sambungan tersebut.

Jika geladak mendapat beban yang lebih berat , maka balok geladak juga harus diperkuat

secara sebanding, selanjutnya ukuran balok geladak juga harus diperbesar untuk balok yang lebih

panjang. Balok geladak yang terletak pada sisi lubang palka harus dibuat lebih kuat karena harus

menerima beban yang lebih berat, sehingga harus ditumpu di ujung-ujungnya. Ukuran balok

geladak dapat ditentukan dengan menggunakan BKI Rules.

(15)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

15 Balok geladak pada geladak kekuatan dipandang secara memanjang hanya untuk:

 Memanjang, sehingga kekakuan struktur kapal bertambah, khususnya jika pelat ganda dan pelat dasar juga diberi kerangka sistem memanjang.

 Menyanggah geladak serta sebanyak mungkin muatan diatasnya, yang mana balok-balok

memanjang harus mempunyai ketegangan yang cukup. Makin lebar jarak pelintang, makin besar

ukuran balok-balok memanjang, karena jarak bentang yang tidak ditumpu juga makin panjang.

Sistem balok memanjang pada geladak, di mana pelintang berfungsi untuk menyanggah

balok-balok memanjang selain jumlah deretan topang yang memperkecil jarak tak ditumpu dari

balok geladak. Balok-balok geladak diikat pada pelintang geladak dengan bilah rat. Dengan

sistem balok memanjang, pelat geladak menjadi lebih stabil disamping kekuatan memanjang

bertambah baik.

4. Pelat Geladak

Pelat geladak berfungsi sebagai lantai pada kapal yang diletakkan di atas balok geladak.

Pelat geladak terdiri dari :

 Geladak pelat

 Geladak pelat yang dilapisi

 Geladak kayu dengan lapisan baja kedua sisi geladak.

a) Geladak pelat

Geladak pelat terdiri dari lajur-lajur pelat baja yang membentang dari muka ke belakang.

Pelat yang digunakan biasanya yang permukaannya halus dan untuk kapal -kapal kecil sering

digunakan pelat kembang. Sambungan antara pelat diseluruh bagian pelat-pelat dilakukan

dengan sistem pengelasan dan untuk ketebalan pelat yang berbeda harus berangsur-angsur

dikikis/dikurangi sampai tebalnya sama dengan tebal yang lebih kecil.

b) Geladak pelat yang dilapisi

Geladak pada kapal penumpang dan barang umumnya dilapisi kayu atau bahan lainnya

dan pada keadaan tertentu tebal pelat geladak dapat dikurangi. Lapisan kayu ini biasanya

dipasang pada geladak cuaca di mana fungsinya :

a. Sebagai pelindung terhadap panas dan dingin

b. Melindungi pelat geladak dari korosi

(16)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

16 Pemasangan lapisan kayu pada kapal harus persetujuan dari Biro Klasifikasi. Pada geladak

dengan lapisan kayu, pada kedua sisi kapal dibuat selokan (gutterway) yang lebarnya 300 mm

dari pelat sisi kapal. Untuk melindungi pelat, maka selokan ini disemen atau aspal dan lain-lain.

Selain geladak cuaca tidak menutup kemungkinan lapisan kayu juga dipasang pada lower deck

dan inner bottom untuk menghindari kerusakan pelat akibat bongkar muat barang.

c) Geladak kayu dengan lapisan baja

Lapisan baja pada geladak kayu dipasang dikedua sisi geladak seperti pelat lajur sisi

geladak (stringer plate) yang fungsi :

 Menunjang kekuatan memanjang kapal

 Mendapatkan hubungan kaku antara balok-balok geladak dan pelat kulit sisi.

Selain itu juga dipasang pelat-pelat pengikat (tie plate) diletakkan daerah bukaan-bukaan

geladak seperti lubang palka untuk menghindari bengkokan balok geladak ke arah memanjang.

Selanjutnya lajur-lajur pelat juga dipasang pada daerah di mana terdapat beban-beban setempat,

misalnya di bawah winch, mast, bollar dan pada sekat kedap air, dan secara melintang dipasang

sepanjang lubang palka dan rumah geladak.

5. Lubang Palka (hatchway)

a. Ambang palka

Lubang palka adalah bukaan pada geladak yang dibuat untuk lalunya barang pada saat

bongkar muat. Lubang palka dibatasi dengan ambang palka (hatch coaming) dan dilengkapi

dengan tutp palka (hatch covers). Lubang palka yang ditutp dengan terpal mempunyai coamings

yang tingginya minimum di atas geladak adalah 450 mm dan 600 mm. Ambang palka

mengelilingi lubang palka, jika tingginya 600 mm atau lebih harus diperkuat pada bagian atasnya

oleh sebuah penegar bujur horisontal (bulb section) dengan tinggi profil tidak kurang dari 180

mm untuk kapal yang panjangnya melebihi 60 m. Konstruksi ambang palka harus menerus

sampai di tepi bawah balok geladak dan r liharus diberi flens atau dipasang pelat hadap atau baja

setengah bulat.

b. Tutup palka

Penutup palka dibuat untuk menjaga kekedapan dari pada geladak atau melindungi

muatan dari terpaan hujan dan panas.

(17)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

17 Folding hatch cover Single pull

Roll up Piggy back

Punton Menggelinding sisi

Penutup palka single pull dapat dibuka dan ditutup dengan menggunakan motor listrik

dalam panel penutup utama. Setiap penutup dilengkapi dengan roda gigi yang dipasang pada sisi

out board dan roda tersebut dipasang permanen. Penutup porton sering digunakan pada kapal

container di mana penutupnya berupa pelat-pelat yang berbentuk kotak dan ditutup rapat seperti

cara penutup paten lainnya. Penutup palka yang lain adalah penakan web sebagai hatch beam

yang dilengkapi round bar ditepi bawah dan flens dibagian atasnya pada sisi atas flens ditutup

dengan papan ((wood cover) yang dipasang sepanjang lubang palka. Untuk menjaga

kekedapannya, maka paling atas ditutpi dengan terpal (terpaulins) yang ujung-ujungnya dijepit

dengan batten retaining yang diletakkan di atas stiffener/stay.

Sebagai penyanggah hatch beam, pada sisi ambang palka dipasang vertikal stiffener

(balok palka) dengan bentuk sockel.Uraian secara lengkap mengrenai penutup palka dapat dilihat

pada referensi yang dirujuk.

2.7. Pelat pada Kapal

a. Pelat Lunas

Pelat lunas adalah pelat kulit pada center line kapal yang biasanya disebut sebagai pelat

lunas rata (flat keel plate) yang dipasang mulai dari linggi haluan ke linggi buritan. Tebal pelat

lunas lebih tebal dari pelat di sebelahnya karena kemungkinan terjadinya gesekan dasar laut.

Tebal pelat lunas kurang lebih 30% sampai 50% dari tebal pelat dasar.

b. Pelat Alas

Pelat alas adalah pelat dasar yang terletak antara pelat lunas dengan pelat bilga yang tebalnya

menurut BKI Vol II. Lebar pelat dasar tidak ditentukan, tapi dapat diambil selebar mungkin

menurut lebar pelat standar yang ada di pasaran serta peralatan yang tersedia untuk

pengerjaanya. Untuk menghitung pelat alas dapat dilihat pada BKI Rules Vol II

c. Pelat Bilga (Bilga Strake)

Pelat bilga dipasang pada lengkungan radius bilga setelah pelat alas. Tebal pelat bilga di

(18)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

18 melintang. Bila digunakan sistem gading-gading membujur pada alas dari sisi kapal, tebalnya

sama dengan tebal pelat alas.

Gambar 10. Pelat lajur bilga

d. Pelat Sisi (Side Sheel Plate)

Ketebalan terbesar pada pelat kulit diberikan sampai 40% pada lebar tengah kapal dan

kemudian berkurang ketebalannya hinggga akhir pelayaran. Ketebalan ini mungkin ditambah

pada bagian yang ketegangan sisi vertikalnya besar, biasanya pada bagian sekat melintang pada

kapal juga ketebalannya bertambah pada gading-gading buritan dan pada bagian poros bracket,

lubang rantai jangkar yang sesekali terjadi hubungan (gesekan).

Pelat sisi dibatasi oleh sheer strike (lajur atas) di bagian atas dan bilga strake di bawah.

Pelat sisi biasa terdiri dari beberapa lajur pelat, dimana lebar masing-masig lajur ditentukan

berdasarkan lebar pelat standar yang ada. Umumnya lebar pelat yang dipasang diambil 75 kali

tebalnya ditambah 25” – 28”. Lebar pelat standar umumnya 6,8” – 7,4”, namun saat ini telah

tersedia lebar pelat 8 ft – 10 ft. e. Pelat Lajur Atas (Sheer Strake)

Pelat lajur atas adalah pelat lajur pelat teratas di atas pelat sisi dan biasanya dipasang

sedemikian rupa sehingga tepi atasnya menonjol di atas garis geladak yaitu sekitar 8” – 10”.

Pada kapal dengan geladak anjungan yang panjang atau geladak penggal (raised quarter deck),

posisi pelat lajur atas menjadi lebih tinggi.

Hubungan antara pelat alas dengan lajur tepi geladak (stringer plate) dapat dilihat pada

(19)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

19 a b c

a. Gunwale bar

b. Gunwale angle

c. Welded connection

d. Rounded deck edge

d

Gambar 11. Hubungan antara pelat alas dengan lajur tepi geladak (stringer plate)

Pada hubungan yang dilengkungkan antara geladak kekuatan dan pelat lajur atas, jari-jari

lengkungan sekurang-kurangnya 15 kali tebal pelat yang bersangkutan.

f. Pelat Sisi Dari Bangunan Atas

Bangunan atas yang berada pada daerah 0,4 L bagian tengah kapal dan panjang melebihi

0,15 L didefinisikan sebagai bangunan atas yang efektif dimana tebal pelat sisinya sama dengan

tebal pelat sisi kapal.Bangunan atas yang terletak diluar 0,4 bagian tengah kapal atau panjangnya

kurang dari 0,15 L atau kurang dari 12 m, diberlakukan sebagai bangunan atas yang tidak efektif.

g. Bulwark

Bulwark adalah pagar pada tepi geladak yang berfungsi menjaga keselamatan penumpang

dan awak kapal serta melindungi barang-barang di atas geladak agar tidak jatuh ke dalam laut

pada saat kapal mengalami olengan (rolling). Ada dua macam bulwarks yaitu terbuka dan

tertutup

Bulwark terbuka terdiri dari bilah-bilah pelat dan pipa –pipa pagar atau rantai yang biasa digunakan pada kapal tanker. Sedangkan bulwark tertutup terbuat dari pelat yang biasa dipakai

(20)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

20Bulwark tidak menambah kekuatan kapal, kecuali kekuatan setempat seperti pada ujung-ujung anjungan (bridge) karena terdiri dari pelat yang relatif tipis. Tinggi bulwark tidak boleh

kurang dari 1,0 m dan ditopang oleh stay di setiap gading. Stay ini dipasang di atas balok geladak

atau pelat penumpu (bracket) dan gading-gading.

Gambar 15. Bulwark

Pada bulwark dilengkapi dengan lubang pembuangan freeing ports sepasang dikiri dan

kanan, didepan dan dibelakang geladak anjungan untuk menghindari pecahnya pelat bulwark jika

bulwarks di las menerus dari geladak akil sampai anjungan dan dari anjungan sampai kimbul.

h. Konstruksi Cantilever

Cantilever adalah suatu konstruksi yang ide awalanya demi untuk menggantikan

konstruksi penopang (pillar) pada ruangan-ruangan di kapal agar kondisi ruangan lebih leluasa

dan dari segi ergonominya juga dirasa lebih nyaman pandangannya. Ruangan-ruangan yang

menggunakan pillar dan diganti alternatif lain yaitu menggunakan cantilever antara lain yaitu

ruangan-ruangan palka, engine casing dan ruangan yang lain dimana terdapat lubang bukaan di

atasnya.

Untuk mempelajari cantilever, maka sebelumnya harus dipelajari dulu tentang penentuan

(21)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

21 yang ada di atasnya. Pada hakekatnya konstruksi cantilever fungsinya sama dengan pelintang

balok pada kapal yaitu gading besar di bagian sisi/lambung kapal yang dihubung balok geladak

besar oleh lutut (knee). Yang membedakan konstruksi cantilever dan pelintang penumpu geladak

kapal yaitu cara merencanakan dan bnetuk konstruksinya.

Dari segi proses bongkar muat di ruang palka kapal dengan adanya konstruksi cantilever

dan tidak adanya konstruksi pillar maka barang yang di atur di palka lebih mudah karena tidak

terhalang, lebih-lebih barang dalam ukuran yang besar.

2.8. Bukaan Pelat Kulit

Bukaan pelat kulit penting untuk digambarkan untuk mengetahui letak lajur-lajur pelat

dan ukuran pelat yang terpasang serta mengetahui jumlah pelat yang terpasang pada kapal dan

ini sangat berguna bagi pekerja baik saat pembangunan kapal baru maupun pada saat reparasi

panggantian pelat kulit.

Penggambaran bukaan pelat kulit berdasarkan pada gambar garis gading-gading dimana

setiap garis gading sepanjang mulai dari center line hingga ke tepi geladak dan dibuat tegak lurus

pada garis lunas sebagai garis dasar.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

(22)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

22 Masing-masing garis gading diukur seperti gambar di atas dan tiap garis gading pada tepi

(23)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

23

BAB III

PENYAJIAN DATA

3.1.Ukuran Utama Kapal

a. Type Kapal : General Cargo

b. LBP ( Length Between Prependicular ) : 94,45 m

c. LWL ( Length Water Line ) : 98,23 m

d. B ( Breadth ) : 16,68 m

e. H ( Depth ) : 8,14 m

f. T ( Draft ) : 6,43 m

3.2.Koefisien Bentuk Kapal

a. Cb ( Coeficient block ) : 0.66

b. Cm ( Coeficient Midship ) : 0.98

c. Cwl ( coeficient water line ) : 0.79

d. Cph ( coeficient prismatic horizontal) : 0.67

(24)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

24

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1.Konstruksi Alas

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui ukuran pelat yang digunakan sama dengan

perhitungan konstruksi pelat hanya saja pada bagian ini dikhususkan untuk pelat alas

Tinggi double bottom ( Hdb )

Penumpu Samping ( Side Girder )

( BKI Rules Volume II 2013, Section 8 B 8-4/13 )

Jumlah penumpu samping adalah dua. Karena setengah lebar kapal melebihi 8 m yaitu

8,14 m

Lebar Pelat Penunjang ( Bpp )

(25)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

25

 Jari-jari kelengkungan Man Hole = 1

3 × Hdb

Cf = Faktor distribusi yaitu 1

Crw = Koefisien daerah pelayaran ( 0.75 untuk pelayaran lokal )

Co = (10.75 - [300 - L/100]1.5) CRW

= (10.75 - [300 – 94,45/100]1.5) 0,75 = 5,85

Cl = Koefisisen panjang yaitu 1.0 ( untuk L ≥ 90 m ) f = Faktor peluang yaitu 1 untuk beban geladak cuaca

(26)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

26 Po = 2.1 ( Cb + 0.71 ) x Co x Cl x f x Crw

= 2.1 ( 0.63 + 0.71 ) x 7.98 x 1 x 1 x 0.75

= 12,54 KN/m2 Sehingga, perhitungan PB yaitu :

PB = ( 10 × T ) + ( Po × Cf )

= ( 10 × 6,43 ) + ( 12,54 × 1 )

= 76,84 KN/m2

Modulus Penampang Gading Alas

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 8, B 8-7/13 )

W = n × c × a × l2 × PB × k

Dimana :

a ( jarak antar gading ) = �

500 + 0.48

= 94,45

500 + 0.48

= 0.67

k = 1 untuk baja normal

c = 0.60

l2 = 2.78 m n = 0.70

maka, modulus penampang gading alas adalah

W = n x c x a x l2 x PB x k

= 0.70 × 0.60 × 0.67 × (2.78)2 × 76,84 × 1 = 167,11 cm3

Modulus penampang gading alas yang ada di ANNEX BKI 2006 adalah 175 cm3 dengan ukuran profil 120 × 80 × 14

Beban Alas Dalam ( Pi )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 4, C 4-6/10 )

(27)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

27 Dimana :

G = Berat payload yaitu 4681,744 ton

V = Volume ruang muat yaitu 7211,42 m3

h = Jarak titik tertinggi diatas alas dalam jika diasumsikan ruang muat terisi penuh

= H – Hdb

maka, modulus penampang gading alas adalah

(28)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

28 = 0.55 × 0.60 × 0.67 × (2.78)2 × 52,19 × 1

= 89,18 cm3

Modulus penampang gading alas yang ada di ANNEX BKI 2006 adalah 96 cm3 dengan ukuran profil 100 × 65 × 11

4.2.Konstruksi Gading

Beban Sisi Kapal (PS)

Pusat beban berada di bawah garis air ( Ps )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 4, B 4-3/10 )

Ps = 10 x ( T – Zz ) + Po x Cf ( 1 + Zz / T )

Dimana :

H = 9.41

T = 6,43 m

Hdb = 1.1 m

Cf = 1

z = Jarak vertikal dari pusat beban konstruksi ke sarat kapal yaitu 1,81 m

Maka Pusat beban berada di bawah garis air ( Ps ) adalah

Ps = 10 × ( T – z ) + Po × Cf ( 1 + Zz / T ) = 10 × ( 6,43 – 1,81 ) + 12,54 × 1 ( 1 + 1,81

6,43 )

= 62,26 KN/m2

GADING BESAR ( WEB FRAME )

Gading Besar Di Bawah Tween Deck ( Web Frame )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-5/12 )

W = 0,55 × e × l2 × Ps × n × k

Panjang tak ditumpu (l) = H – Hdb – 3 = 8,14 – 1.1 – 3 = 4,04 m

(29)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

29 e = 3 x ao

= 3 x 0.67

= 2.01

k = 1

Maka modulus penampang gading besar di bawah tween deck adalah

W = 0.55 × e × l2 × Ps × n × k

= 0,55 × 2,01 × (4,04)2 × 62,26 × 0,55 × 1 = 640,33 cm3

Maka profil gading besar dibawah geladak antara yang ada di ANNEX BKI adalah 640

cm3 dengan profil T adalah 320 × 19 dengan bracket 370 × 12 Perencanaan profil T

h = 320 mm = 32 cm

s = 19 mm = 1,9 cm

f = 0.05 × e × l × ps × k

= 0,05 × 2.01 × 4,04 × 62,26 × 1

= 25,28 cm2

Tebal pelat geladak = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k

= (( 4,4 + ( 0,05 × 94,45 )) 1

= 9,12 mm = 0.912 cm

b = 40 × S = 40 × 1,9 = 76 cm

Fs = h × s = 32 × 1,9 = 60,8 cm

F = b × td = 76 × 0.912 = 69,31 cm

b` = f/s = 25,28 / 1,9 = 13,30

fs/F = 60,8 / 69,31= 0.88

f/F = 25,28 / 69,31 = 0.36

modulus dari diagram W = 0,955

Wo = W × F × h

= 0,955 × 69,31 × 32

= 2118,1136

(30)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

30 Profilnya yaitu

Profil = 320 × 10 ( b`) × 19

= 320 × 133 × 19

Bracket = 370 × 12

Maka profil gading besar di bawah geladak antara yang ada di ANNEX BKI dengan

perencanaan profil T adalah 640 cm3 dengan 320 × 133 × 19 dengan bracket 370 × 12 Gading Besar Di Atas Tween Deck

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-5/12 )

Panjang tak ditumpu (l) = 3 m

n = n pada buku BKI ≥ 90 adalah 0.55

e = 3 x ao

= 3 x 0.67

= 2.01

k = 1

Maka modulus penampang gading besar di bawah tween deck adalah

W = 0.55 × e × l2 × Ps × n × k

= 0,55 × 2,01 × (3)2 × 62,26 × 0,55 × 1 = 353,09 cm3

Maka profil gading besar dibawah geladak antara yang ada di ANNEX BKI adalah 370

cm3 dengan profil T adalah 240 × 19 dengan bracket 300 × 10 Perencanaan profil T

h = 240 mm = 24 cm

s = 19 mm = 1,9 cm

f = 0.05 × e × l × ps × k

= 0.05 × 2.01 × 3 × 62,26 × 1

= 18,77 cm2

Tebal pelat geladak = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k

= (( 4,4 + ( 0,05 × 94,45 )) 1

(31)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

31 b = 40 × S = 40 × 1,9 = 76 cm

Fs = h × s = 24 × 1,9 = 45,6 cm

F = b × td = 76 × 0.912 = 69,31 cm

b` = f/s = 18,77 / 1,9 = 9,87

fs/F = 45,6 / 69,31 = 0.65

f/F = 18,77/ 69,31 = 0.27

modulus dari diagram W = 0,71

Wo = w x F x h

= 0,71 x 69,31 x 24

= 1181,04

Wo ˃ W = memenuhi

Profilnya yaitu

Profil = 240 x 10 ( b`) x 19

= 240 x 99 x 19

Bracket = 300 x 10

GADING UTAMA ( MAIN FRAME )

Gading Utama Di Bawah Tween Deck

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-2/12 )

W = n × c × a × l2 × ps × n × k

Dimana :

n = 0,9 – 0,0035 LBP = 0,9 – 0,035 (94,45) = 0,57

l = 4,04 m

ps = 62,26 KN/m2 a = 0,67 m

c = 0,60

Cr = 0,75

(32)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

32 Sehingga, modulus penampang gading utama di bawah tween deck

W = n × c × a × l2 × ps × n × k

= 0,57 × 0,60 × 0.67 × 4,04 × 62,26 × 0.75 × 1

= 174,64 cm3

Maka profil gading utama di bawah tween deck antara yang ada di ANNEX BKI adalah

180 cm3 dengan profil L adalah 150 × 65 × 11 dengan bracket 240 × 8,5 Gading Utama Di Atas Tween Deck

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-2/12 )

W = n x c x a x l2 x ps x n x k Dimana :

n = 0,9 – 0,0035 LBP = 0,9 – 0,035 (94,45) = 0,57

l = 3,0 m

ps = 62,26 KN/m2 a = 0,67 m

c = 0,60

Cr = 0,75

k = 1

Sehingga, modulus penampang gading utama di bawah tween deck

W = n x c x a x l2 x ps x n x k

= 0.57 x 0,60 x 0.67 x 3,0 x 62,26 x 0.75 x 1

= 96,30 cm3

Maka profil gading utama di atas tween deck antara yang ada di ANNEX BKI adalah 100

cm3 dengan profil L adalah 130 x 75 x 8 dengan bracket 190 × 7,0

4.3.Tween Deck

Tween Deck Pada Gading Utama

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-2/12 )

(33)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

33 Dimana :

a = 0,67

l = 2,09 m

Cr = 0,75

k = 1

b = 3,0 m

h = H – Hdb = 7,04 m PL = Pc ( 1+ av )

= 7h ( 1 + av )

= 7 × 7,04 ( 1 + 0,16 )

= 49,28 × 1,16

= 57,36 KN/m2 P = 0,4 × PL × ( � )2

= 0,4 × 57,36 × ( 3 2,09 )

2

= 47,503 KN/m2

Sehingga modulus tween deck pada gading utama adalah

W = 0,55 × a × l2 × P × Cr × k

= 0,55 × 0,67 × (2,09)2 × 47,503 × 0,75 × 1 = 57,35 cm3

Maka profil tween deck pada gading utama yang ada di ANNEX BKI adalah 59 cm3 dengan profil L adalah 100 × 50 × 8 dengan bracket 150 × 6,5

Tween Deck Pada Gading Besar

( BKI Rules Volume II, Section 9, A 9-2/12 )

W = 0,55 × a × l2 × P × Cr × k Dimana :

a = 0,67

l = 2,09 m

(34)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

34 k = 1

b = 3,0 m

h = H – Hdb = 7,04 m PL = Pc ( 1+ av )

= 7h ( 1 + av )

= 7 × 7,04 ( 1 + 0,16 )

= 49,28 × 1,16

= 57,36 KN/m2 P = 0,4 × PL × ( � )2

= 0,4 × 57,36 × ( 3 2,09 )

2

= 47,503 KN/m2

Sehingga modulus tween deck pada gading utama adalah

W = 0,55 × a × l2 × P × Cr × k

= 0,55 × 0,67 × (2,09)2 × 47,503 × 0,75 × 1 = 57,35 cm3

Maka profil tween deck pada gading besar deck antara yang ada di ANNEX BKI adalah

60 cm3 dengan profil T adalah 120 × 12 dengan bracket 150 × 6,5

Perencanaan profil T

h = 120 mm = 12 cm

s = 12 mm = 1,2 cm

f = 0.05 × e × l × pl × k

= 0,05 × 2,01 × 2,09 × 57,36 × 1

= 12,05 cm2

Tebal pelat geladak = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k

= (( 4,4 + ( 0,05 × 94,45 )) 1

= 9,12 mm = 0.912 cm

b = 40 × S = 40 × 1,2 = 48 cm

(35)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

35 f = b × td = 48 × 0.912 = 43,79 cm

b` = f/s = 12,05 / 1,2 = 10,04

fs/F = 14,4 / 43,78 = 0,33

f/F = 12,05 / 43,78 = 0.27

modulus dari diagram W = 0,18

Wo = W x F x h

= 0,71 x 69,31 x 24

= 94,06 m3

Wo ˃ W = memenuhi

Profilnya yaitu

Profil = 120 x 10 ( b`) x 12

= 120 x 100 x 19

Bracket = 300 x 10

Maka profil gading besar dibawah geladak antara yang ada di ANNEX BKI dengan

perencanaan profil T adalah 370 cm3 dengan profil T adalah 240 × 99 × 19 dengan bracket 300 × 10

4.4.Geladak dan Palka

Beban Geladak Cuaca

( BKI Rules 2013, Volume II, Section 4, A,B 4-2/10 )

PD = Po × ( �� )

+�−� � × Co

Dimana :

Po = Beban Luas Dasar Dinamis

Po = 2.1 ( Cb + 0.71 ) × Co × Cl × f × Crw

= 2.1 ( 0.63 + 0.71 ) × 7.98 × 1 × 1 v 0.75

= 12,54 KN/m2

Cd = Faktor distribusi yaitu 1

Z = Jarak vertical dari pusat beban struktur dihitung dari garis datar

(36)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

36 = 8,14 + ( 1

50 16,68 )

= 8,47 m

Sehingga, beban geladak cuaca adalah :

PD = Po x ( 20 x T )

10+�−� � x Co

= 12,54 x ( 20 x 6,43 )

10+8,47−6,43 8,14 x 1

= 16,44 KN/m2

Balok Pelintang Geladak ( Deck Beam )

( BKI Rules 2013, Volume II, Section 10, A,B 10-2/5 )

Sehingga profil dari balok pelintang geladak dengan profil L yaitu 150 × 75 × 9 dengan

bracket 220 × 8

Penumpu dan Pelintang Geladak ( Transverse Deck Beam )

W = c × e × l × Pd × k

(37)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

37 e = 3 × ao

= 3 × 0.67

= 2,01

l = Panjang tak ditumpu yaitu 4,173 m

PD = Beban geladak cuaca yaitu 16,44 KN/m2 k = 1

c = 0,75

Sehingga :

W = c × e × l × Pd × k

= 0,75 × 2.01 × 4.1732 × 16,44 × 1 = 431,75 m3

Sehingga profil dari penumpu dan pelintang geladak dengan profil T adalah 250 × 12

dengan bracket 330 × 11

Perencanaan profil T

h = 250 = 25 cm

s = 12 = 1,2 cm

f = 0,05 × e × l × p × k

= 0,05 × 2,01 × 4,173 × 16,44 × 1

= 6,90 cm2

Tebal pelat geladak (td) = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k

= (( 4,4 + ( 0,05 × 94,45 )) 1

= 9,12 mm = 0,912 cm

b = 40 × s = 40 × 1,2 = 48 cm

fs = h × s = 25 × 1,2 = 30 cm

F = b × td = 48 × 0.912 = 52,63 cm

b` = f/s = 6,90 / 1,2 = 5,75

fs/F = 30 / 52,63 = 0,57

f/F = 6,90 / 52,63 = 0,13

modulus dari diagram W = 0,43

(38)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

38

minimumnya di atas geladak sebagai berikut :

Pada posisi 1 : 600 mm

Pada posisi 2 : 450 mm

Pada perencanaan gambar midship ini, tinggi lubang palka yang digunakan adalah 600

mm.

Balok Palka ( Hatcway Beam )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 17, B 17-13/20 )

W = ( ������ �� )

Tb = Tegangan lengkungan yang di izinkan

(39)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

39

(40)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

40 ( BKI Rules 2013 Volume II, Section 17, C 17-15/20 )

t = 6 + (L/100) + tk ( tk marjin korosi yang nilainya sebesar 2,5 )

= 6 + (94,45/100) + 2,5

= 9,45 mm atau 9,5 mm

4.5.Perhitungan Konstruksi Pelat

Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran pelat yang akan digunakan pada

kapal ( lebar, panjang dan tebal pelat ) sehingga kita dapat mengkondisikan pelat yang ada di

pasaran. Selain itu dari perhitungan ini kita dapat menentukan profi dari beberapa pelat seperti

pada pelat kubu-kubu dan stay pada geladak dll.

1. Pelat Alas ( Bottom Plate )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, B 6-2/20 )

Tebal pelat alas tidak boleh kurang dari yang lebih besar dengan nilai berikut :

tB = 18,3 × nf × a ��

+ tk ( mm )

Dimana :

a = jarak antar gading yaitu 0,67 m

PB = beban alas yaitu 76,84 KN/m2

k = faktor bahan yaitu 1

tk = marjin korosi yaitu 2,5 mm

nf = 1,0 untuk sistem melintang

LB = 120/ k = 120/1 = 120 ( Untuk L ≥ 90 )

pl = ��� 2− 3� 2−0,89 ���

= 2302− 3. 02 −0,89 × 120

= 123,2

Sehingga :

tB = 18,3 × nf × a �� + tk

= 18,3 × 1 × 0,67 76,84

(41)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

41 = 12,17 mm atau 12 mm

2. Pelat Lajur Bilga ( Bilga Strake )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, B 6-2/20 )

Mengacu pada rules di atas, maka tebal pelat lajur bilga dihitung seperti yang diisyaratkan

untuk pelat alas. Maka tebal pelat lajur bilga adalah :

tB = 18,3 × nf × a ��

+ tk ( mm )

Dimana :

a = jarak antar gading yaitu 0,67 m

PB = beban alas yaitu 76,84 KN/m2

k = faktor bahan yaitu 1

tk = marjin korosi yaitu 2,5 mm

nf = 1,0 untuk sistem melintang

LB = 120/ k = 120/1 = 120 ( Untuk L ≥ 90 )

pl = ��� 2− 3� 2−0,89 ���

= 2302 3. 02 0,89 × 120

= 123,2

Sehingga :

tB = 18,3 × nf × a �� + tk

= 18,3 × 1 × 0,67 76,84

123,3 + 2,5

= 12,17 mm atau 12 mm

Lebar pelat lajur bilga tidak kurang dari :

B = 800 + 5 L (mm)

Sehingga :

B = 800 + 5 × 94,45

= 1272,25 mm atau 1,27 m

(42)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

42 3. Pelat Lunas ( Keel Plate )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, B 6-2/20 )

Lebar pelat lunas tidak kurang dari :

B = 800 + 5 L (mm)

Sehingga :

B = 800 + 5 × 94,45

= 1272,25 mm atau 1,27 m

= 1,30 m

Bmax = 1800 mm

Dengan mempertimbangkan ukuran pelat yang tersedia di pasaran, maka untuk lebar

pelat lunas yang digunakan adalah 180 mm atau 1,8 m

Tebal pelat lunas yaitu 0.7 L pada tengah kapal tidak boleh kurang dari :

tFK = tb + 2,0 ( mm )

Dimana :

tb = tebal pelat alas yaitu 12,17 mm

Sehingga :

tFK = tb + 2,0

= 12,17 + 2,0

= 14,17 mm atau 14 mm

4. Pelat Sisi ( Side Plate )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, B 6-2/20 )

Tebal pelat sisi tidak boleh kurang dari yang lebih besar dengan nilai berikut :

tSI = 1,21 × a � × + tk ( mm )

Dimana :

a = jarak antar gading yaitu 0,67 m

p = beban sisi yaitu 62,26 KN/m2 k = faktor bahan yaitu 1

(43)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

43 Sehingga :

tSI = 1,21 × a × + tk

= 1,21 × 0,67 62,26 × 1 + 2,5

= 8,89 mm atau 9 mm

5. Pelat Lajur Atas ( Sheer Strake )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, B 6-2/20 )

Lebar pelat lajur atas tidak kurang dari :

B = 800 + 5 L (mm)

Sehingga :

B = 800 + 5 × 94,45

= 1272,25 mm atau 1,27 m

= 1,30 m

Tebal pelat lajur atas secara umum tidak boleh kurang dari :

t = 0,5 × ( tD + tS ) ( mm )

Dimana :

tD = tebal pelat geladak ( BKI 2013 Volume II Section 7, A 7-5/9 )

= ( 4,5 + 0.05 L ) ×

= ( 4,5 + 0.05 × 94,45 ) ×

= 9,12 mm atau 9 mm

tS =tebal pelat sisi yaitu 9 mm

Sehingga :

t = 0,5 × ( 9,12 + 9 )

= 0.5 × ( 1 8,12 )

= 9,06 mm atau 9 mm

6. Pelat Kubu-Kubu ( Bulkwark )

( BKI Rules 2013 Volume II, Section 6, K 6-19/20 )

(44)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

44 t = ,� − � � untuk L < 90

Sehingga :

t = 0,75− �

1000 �

= 0,75− 94,45

1000 94,45

= 6,37 mm atau 6 mm

Untuk tinggi bulwark tidak boleh kurang dari 1 meter. Dengan syarat yang lebih rendah dapat

disetujui jika disediakan perlindungan yang memadai.

Modulus stay bulwark

Kubu-kubu harus ditumpu dengan penumpu kubu kubu yang dipasang pada setiap dua

jarak gading. Maka modulus penumpu kubu-kubu ( stay bulwark ) yang terhubung ke geladak

tidak boleh kurang dari :

W = ×�×� ×

Dimana

p = beban geladak yaitu 16,44 KN/m2 e = jarak antar stay

= 3 x ao

= 3 x 0,67

= 2.01 m

l = panjang stay yaitu 1 m

Sehingga,

W = ×�×� ×

= 4 x 16,44 x 2,01 x 12 = 132,177 cm3

Setelah mendapatkan hasil perhitungan modulus maka modulus yang tersedia pada

ANNEX BKI adalah 135 cm3 adalah 130 × 75 × 10

7. Lubang Pembebasan ( Freeing Ports )

(45)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

45 Bila kubu-kubu pada bagian terbuka dari geladak lambung timbul dan/atau geladak

bangunan atas membentuk sumur, maka harus diadakan fasilitas yang cukup untuk dengan cepat

membebaskan geladak dari air. Luas lubang pembebasan minimum pada tiap sisi kapal adalah :

A = 0,07 l ( Untuk l > 20 m)

Dimana ;

l = 0,7 LBP

= 0,7 × 94,45 m

= 66,115 m

Sehingga :

A = 0,07 × 66,115

= 4,628 m2 = 4628 mm2

4.6. Perhitungan Konstruksi Bukaan Kulit

1) Sekat Buritan ( Stern Tube Bulkhead )

Sekat buritan diletakkan pada jarak sekurang-kurangnya ( 3 – 5 ) ao. Dari ujung depan ujung boss propeller. Sekat buritan harus diteruskan sampai pelat kedap air yang terletak di atas

garis air.

Jadi jarak sekat buritan dan propeller adalah :

L = 5 × ao ( m )

= 5 × 0,67

= 3,35 m

2) Sekat Tubrukan ( Collison Bulkhead )

Untuk semua kapal barang sekat tubrukan di letakkan pada jarak 0.06 LBP dari garis

tengah haluan ( FP )

Jadi jarak sekat tubrukan dari garis tengah haluan adalah :

L = 0,08 × LBP

= 0,08 × 94,45

= 7,556 m

3) Sekat Kamar Mesin ( Engine Room Bulkhead )

(46)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

46 = 6.922 m + 5 m

= 11.922 m

4) Pelat Sekat ( Bulkhead Plating )

t = Cp x Ao x P + tk

Dimana :

Cp = 1,1 × f untuk sekat tubrukan

Cp = 0,9 × f untuk sekat haluan

f = 1

ao = 0,67

P = 9,81 × h ( h = H – Hdb yaitu 7,04 m) = 69,06 KN/m2

tk = 2,5

Jadi tebal sekat tubrukan adalah

t = Cp × ao × P + tk

= 1,1 × 0.67 × 69,06+ 2,5

= 7,922 mm atau 8 mm

Tebal sekat buritan adalah

t = Cp x ao x P + tk

= 0,9 x 0.67 x 69,06+ 2,5

(47)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

47

BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

1) Konstruksi bangunan kapal adalah suatu struktur bangunan kapal yang terdiri dari badan

kapal serta bangunan atas. Untuk menyusun komponen badan kapal, beserta bangunan atas

dikenal 3 sistem konstruksi yang biasa dipakai:

1. Sisem kontruksi melintang

2. Sistem kontruksi memanjang

3. Sistem kontruksi kombinasi

2) Dimensi pelat yang beredar dipasaran adalah 6000 mm × 1500 mm dan 6000 mm × 1800

mm

3) Kompartemen yang terdapat dalam gambar midship section adalah warng terbuka, wrang

kedap, gading alas, gading balik, manhole, lightening hole, side girder, bottom plate, inner

bottom, geiling bottom, gading utama, gading besar, tween deck, ambang palka, bulwark,

stay bulwark, keel plate, freeing ports, deck beam, tranverse deck beam, stay palka, chamber,

(48)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

48 1) Bukaan kulit berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pelat dalam proses pembangunan kapal

baru maupun pada saat reparasi kapal. Selain itu bukaan kulit berfungsi untuk mengetahui

posisi sambungan pelat.

2) Sekat yang terdapat di kapal pada umumnya adalah sekat tubrukan, sekat ruang muat, sekat

kamar mesin, dan sekat tubrukan. Keseluruhan sekat diatur dalam BKI Rules

5.2. Saran

1) Dalam proses perhitungan dan proses menggambar, sebaiknya antara asisten yang satu dan

yang lainnya mempunyai pendapat yang homogen agar tidak menimbulkan kebingungan

pada mahasiswa.

2) Disiplin waktu baik untuk mahasiswa maupun asisten harus dipertahankan dan dapat

ditingkatkan.

3) Optimalisasi penggunaan studio gambar perlu ditingkatkan

4) Dibutuhkan koordinasi yang baik antara pembimbing dengan mahasiswa.

5) Dalam pengambaran agar memperhatikan waktu yang diberikan dalam melaksanakan tugas.

6) Informasi yang berkenaan dengan penggambaran baik mengenai waktu maupun transfer ilmu

dan lainnya diharapkan detailnya.

7) Asisten diharapkan mengawasi hasil kerja gambar secara kontinu dan sabar tentunya.

8) Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan keikhlasan satu sama

(49)

MUH. HIDAYAT ARIF ( D 311 12 003 )

49

DAFTAR PUSTAKA

Arsip data tugas prarancangan kapal 2013

Biro Klasifikasi Indonesia, 2013, Rules For Hull Construction, Volume II, Jakarta

Jaya, Indra Kusna. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid I. Depatemen Pendidikan Nasional

Nara sumber (Dosen Pengampuh)

Rosmani, 2012, Buku Ajar Konstruksi Kapal I”, Program Studi Teknik Perkapalan, Universitas

Hasanuddin

Rosmani dan A. Ardiyanti, 2013, ”Panduan Tugas Prancangaqn Kapal Konstruksi Kapal ”,

(50)

Gambar

Gambar 2.  Konstruksi dasar tunggal
Gambar 3. Pengukuran tinggi wrang
Gambar 6.  Sketsa nilai Z1 dan Z2 untuk kapal dengan satu deck Besar modulus penampang
Gambar 9. Kelengkungan sheer geladak
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa yang dilakukan, didapat bahwa dalam pembangunan kapal patroli 60 m konstruksi memanjang, dibutuhkan material baja tegangan tinggi dengan berat 87,94 ton dan

Dengan penggunaan aluminium pada konstruksi lambung kapal ikan dan laminasi pada kulit serta geladaknya, diperkirakan kapal ini menjadi lebih baik dari segi kekuatan

Pembahasan hasil dari perancangan aplikasi dilakukan dengan uji coba. Uji coba aplikasi membutuhkan data kapal untuk menjalankan perhitungan, data-data tersebut

Berdasarkan Gambar 2, persentase kapal di PPN Kejawanan yang memiliki luas penampang lunas lebih kecil dari ketetapan BKI adalah sebesar 100%. Gambar grafik radar

Dengan penggunaan aluminium pada konstruksi lambung kapal ikan dan laminasi pada kulit serta geladaknya, diperkirakan kapal ini menjadi lebih baik dari segi kekuatan

Untuk kapal-kapal kecil yang mempunyai alas tunggal maka pelat vertikal wrang terbuka (open floor) dipasang pada tiap jarak gading dan diperkuat pada sisi atasnya.. Penumpu tengah

Cukup kuat menerima beban dari batang-batang yang diteruskan pelat simpul, maka simpul perlu diperiksa kekuatannya, dengan cara mengadakan beberapa potongan untuk

Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp , kemudian membuat garis datar dari angka tersebut