• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW BUKU PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REVIEW BUKU PENGANTAR HUKUM INTERNASIONA (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR HUKUM INTERNASIONAL Durotun Nafiah

durotunnafiah@students.unnes.c.id

Judul Buku : Pengantar Hukum Internasional Penulis : Bambang Iriana Djajaatmadja,S.H Penerbit : Sinar Grafika

Tahun Terbit :2012 Kota Terbit : Jakarta

Bahasa Buku :Bahasa Indonesia Jumlah Halman :881

ISBN : 9789-979-22-6139-4

Buku yang ditulis oleh Bambang Iriana Djajaatmadja,S.H meski dari buku sebelumnya yaitu edisi kesembilan meskipun dalam priode ini terbagi dalam dua jenis dimana menjadi bsebuah keunikan buku ini yaitu perubahan-perubahan atau penegasan-penegasan dengan tidambah penekanan pada kaidah-kaidah seta pristiwa-pristiwa dan praktek-praktek yang menjdi keunikan dalam buku ini yang berkitan dengan hukum internsional ( hukum damai, hukum perang dan hukum lembaga-lembaga internasional).

Dalam BAB 11 tentang suksesi terhadap hak-hak dan kewajiban-kewajiban dengan buku-buku dengan judul state succession berkaitan penalihan hak-hak dan kewajiban-kewajiban negra-negara yang berubah kehilangan identitasnya kepada negara-negara dan kesatuan-kesatuan lain, perubahan kehilangan identitas terjdi terutama apabila berlangsung perubahan baik secara keselurahan sebagai kedaulatan atas bagian wilayah dalam pasal 2 konvensi wina mngenai suksesi negara-negara berkaitan dengan trkta-trakta tanggal 23 agustus 1978 dan pasal 2 konvensi wina mengenai suksesi negara berkaitan dengan harta benda, arsip-arsip dan utang-utang negara tanggal 7 april 1983. Dapat disimpulkan artinya penggatian kedudukan satu negara dalam hal tanggung jawab bagi hubungan-hubungan internasional wilayah itu contohnya didalam kasus kedaulatan negara menyewa wilayah tertentu dikembalikan kepada pihak negara yang menyewakan sebagaimana yang akan terjadi pada tahun 1997 di cina yang akan memperoleh kedaulatannya kembali atas wilayah-wilayah hongkong yang pada saat itu dilaksanakan oleh inggris sebagai negara-negara penyewa cina. Persoalan-persoalan hukum internasional yang berkenaan dengan masalah dapat di simpulkan sebagai berikut : Sampai sejauh mana hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara yang digantikan (predecessor state) akan terhapus atau apabila hanya ada perubahan kedaulatan terhdap sebagian dari wilayah negara itu sampai sejauh mana hak-hak dan kewajiban-kewajiban tersebut masih tetapmelekat pada negara Sampai sejauh mana negara pengganti (successor state) yaitu negara yng diserahi seluruh atau sebagian kedaulatan tersebut berhak atas hak-hak atau tunduk pada kewajiban-kewajiban demikian.

(2)

nasionalisme seseorang merupakan suatu keadaan terus-menerus dan bukan suatu fakta fisik yang terjadi pada suatu pristiwa istimewa tertentu, yang berkiatan dengan hubungan yang terus menerus antara yang berdaulat di satu pihak dan warga neegara di pihak lain landasan pokok nassionalisme seseorang keanggotaanya pada suatu masyarakat politik yang independen hubungan hukum inilah yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dengan ke-dua belah pihak-pihak yang tidak kurang dan lebih dari suatu negara. Sebagian besar kaidah mengenai nasionalitas semata-mata hanya berkenaan dengan hukum nasional yang telah lama diakui bahwa menjadi hak prerogratif setiap negara untuk menentukan sendiri dan menurut konstitusi serta perundang-undangan kelompok orang yang bagimana yang akan menjadi warga negara dalam buku ini.Buku ini mengatur tentang keajiban-kewajiban negara-negara berkenaan dengan orang-orang asing yang mengaratur izin masuk orang asing seperti apa kedudukan izin orang-orang asingapabila di izinkan masuk dan membahas juga bagaimana pengusiran dan rekonduksidari orang asing tersebut. Ekstrasi penyerahan dan suaka dimana kebebasan suatu negara memberikan suaka kepadaseseorang sampai batas tertentu asing tumpukan tindih dengan kekuasaan untuk menolak ekstradisi dan penyerahan orang itu atas permintaan negara lain dan saling tumpang tindih itu terlihat sekali dalam pemberiaan suaka kepada tokoh-tokoh politik, yang menurut ketentuan tindak dapat di eksradisikasikan suaka ini berakhir dengan sendirinya apabila mulai ekstradisi atau penyerahan dan saling ketergantungan ini akan di bahas dalam buku ini yang sanggat unik yang berkaitan dengan ekstradisi yang melalui pertimbangan-pertimbangan nasional yang menentukan hukum dan praktek ekstradisi diantaranya:

1. Kehendak bersama semua negara untuki menjamin bahwa kejahatan serius tidak akan dibiarkan tanpa penghukuman.

2. Negara yang wilayahnya terjadi tindak pidana adalah yang paling mampu mengadili pelaku tindak pidana itu karena bukti-bukti yang diperluas lebih banyak tersendia dan negara tersebut lebih banyak memiliki kepentingan lebih besar untuk menghyukum pelaku tindak pidana.

Berkenaan dengan hukum nasional inggris, tradisi-tradisi khusus dari common law menentukan perlunya traktat atau statuta yang dimana menurut common law mahkota ( crown) tidak memiliki kekuasaan untuk menagkap penjahat buronan asing untuk menyerahkannya kepada negara lain dan mensyaratkan perundang-undangan sebelum trakta-trakta itu dapat berlaku di inggris dapat di ambil kesimpulan bahwa perundang-undangan merupakan hal yang pokok dan solusi yang dipakai adalah mengeluarkan suatu statuta ekstradisi umum ect 1870 yang hanya berlaku adalah kaitan dengan negara-negara yang telah membuat persetujuan untuk menyerahkan pelaku-pelaku kejahatan yang buron dan untuk mana undang-undang itu sendiri telah diberlakukan melalui orde-in-council.

(3)

buronan-buronan oleh mereka apabila tampak bahwa permintaan ekstradisi dibuat untuk mengadili buronan itu atas dasar ras-nya agamanya atau pandangan-pandangan politik atau oelh pengadilan negara yang memintanya, ada beberapa perbedaan mengenai masalah ekstradisi di undang-undang negara khususnya mengenai persoalan-persoalan dapat tindaknya warga dari negara yang memberi suaka ekstradisikan pembuktian kesalahan yang diminta oleh negara tempat berlindung dan kekuasaan-kekuasaan relatif dari organ-organ eksekutif dan yudisial dalam prosedur penyerahan penjahat buronan sebelum permohonan untuk pengekstradisikan melalui seluryh diplomatik diperlukan dua syarat kaidah yang harus dipenuhi:

a. Harus ada orang yang dapat diakstradisi b. Harus ada kejahatan ekstradisi.

Hukum internasioonal menyerahkan kepada negara pemberi suaka hak berdaulat untuk memutiskan menurut hukum dan praktek nasionalnya persoalan mengenai apakah tindeak pidana yang berkaitan dengan permiintaan ekstradisi itu merupaka kejahatan politik atau bukan yang berkaitan dengan karakter kejahatan sebagian besar negara mengikuti kaidah double criminality yaitu bahwa merupakan syarat dari ekstradisi bahwa kejahtan tersebut dapat di hukum menurut hukum kedua negara baik negara yang memberikan suaka maupun yang meminta ekstradisi.

Hak-hak dan kebebasan-kebebasan dasar manusia didalam buku ini hukum internasiona yang selalu mengikat kepada perlindungan hak-hak manusia dan kebebasan-kebabasan asasi oleh perangkat kerja yang memadahi untuk pemberlakuannya adalah masih lebih merupaka janji dari pada suatu prestasi memang di eropa di bentuk badan administratif internasional dan sebuah pengadilan nasional yang bertujuan melindungi hak-hak manusia yaitu eurpean commission of human rights dan euroean courtf of human rights bahwa retriksi-retriksi yuridiksional dan prosedural dalam hubungan baru negara kecil yang sudah menerima kompetensi tersebut namun sebuah prestasi penting adalah adanya pengakuan umum dewasa in bahwa suatu negara dengan perlindungan hak-hak manusia terhadap warganya tidak memiliki suatu bi8danag perlindungan hak-hak manusia terhadap warganya tidak memili8ki suatu biddang yurikdis dalam kaitan ini ke dalam norma hukum internasional atau diplomai luar tidak dapat memasukinya lebih lanjut sampai tarafb tertentu negara-negara itu benar-benar memperhatikan standar-standar hak-hak manusia individu-individu memperoleh perlindungan tanpa memandang apakah mereka warga negara yang berangkutan atau bukan.

(4)

perdagangan atau trakta-trakta komersial dan navigasi atau trakta-trakta pembentukan akan tetapi terdapat juga trakta-trakta perjanjian lateral yang bersifat umum termasuk Articles of Agreement Dana moneter internasional (internasional Monetary Fund-IMF) Bank internasional untuk Rekonstruksi dan pembangunan.

Di dalam bab 14 dan 15 pembangunan dan lingkungan diman dalam hukum internasional mengenai pembangunan belum mencapai tahap di mana dapat diuraikan sebagai serangkaian kaidah yang mengikat yang memberikan hak-hak khusus kepada negara-negara maju yang sebagian besar dalam bukiui ini lebih mengarah kepada sebagai institusional yaitu hukum tentang macam-macam badan agen melalui mana pembangunan didukung dan bantuan pembangunan disalurkan. Landasan dari perkembanbangan hukum pembangunan dewasa ini adalah strukrtur internasional keanekaragaman yang memberikasumbangan-sumbnagan guna memungkinkan pembangunan skala internasional, organisasi utama badan-badan agen-agen terlibat dalam proses itu termasuk perserikatan bangsa-bangsa yang berkerja melalui organ-organ seluruh seperti UNCTAD,UNDP,UNIDO,OECD,EEC.

Perlindungan dan perbaikan lingkungan hidup manusia di dalam buku ini mendefinisikan tiga penyebab utama yang bertanggung jawab atas pemburuannya kondisi lingkungan yaitu pesatnya pertumbuhan penduduk, penigkatan urbanisaasi, perkembangan dan dihasilkan teknologi baru yang menyebabkan penigkatnya tuntutan akan ruang, pangan dan sumber-sumber daya alam. Didalam konfrensi stockholm 1972 tentang lingkungan hidup manusia dimana tugas konferensi dikerjakan melalui tiga komitme utama yang terbuka bagi semua negara yang berpartisipasi yiatu komite pertama berkaitan dengan pemukiman-pemukiman manusia dan aspek-aspek non ekonomis yang berkenaan dengan sumber-sumber daya alam dan aspek-aspek pembangunann dan berkenaan dengan organisasional hal ini membentuk sebuah kelompok kerja untuk mengkaji dan mempertimbnagkan rancangan deklarasi tentang lingkungan hidup manusia untuk diajukan dan dilakukan konsesi kepada pemerintah-pemerintah yang kurang puas dengan rancangan atau siapapun yang merasa kehilangan kesempatan untuk mengemukakan panangan-pandangan selama periode siapan.

(5)

penyelesaian sengketa-sengketa internasional secara damai atau bersahat dapat disimpulkan dalam klarifikasi berikut ini :

a.Arbitrasi (arbitration)

b.Penyelesaian Yudisial ( judical Settlement)

c.Negosiaasi, jasa-jasa baik (good offices), mediasi, konsiliasi dan penyelidikan ( inquiry)

d Penyelesaian di bawah naugan organisasi perserikatan bangsa-bangsa.

Sedangkan cara-cara penyelesaian paksa atau kekerasan karena tidak mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan sengketa-sengketa secara persahabatan maka cara pemecaham yang mungkin adalah dengan melalui cara-cara kekerasan prinsip-prinsip dari cara penyelesaian melalui kekerasan adalah:

a. Perang dan tindakan bersenjata non perang b. Retorsi (retorasion)

c. Tindakan-tindakan pembalasan ( repraisals) d. Blookade secara damai ( pacific blockade) e. Intervensi ( intervention)

Dalam bab 18 tentang perang, konflik bersenjata dan hubungan permusuhan lainya konflik bersenjata dan non-perang permasalahan perang yang adil jus ad bellum dan bukannya maslah –masalah yang berkiatan dengan pencegahan perang dalam pengertian klasik telah menimbulkan banyak sekali perdeatan diantara para penulis hukum tampaknya ini seperti suatu pengulangan kembali perebatan-perdebatan tradisional pada abad ke-enam belas dan tujuh belas tetapi masalah moral dan etika dalam konteks berbeda yang di jelaskan dalam buku ini sanggat menarik. Akibat –akibat pecahnya perang dan konflik-konflik bersenjata yang membawa pengaruh besar terhadap hubungan-hubungan anatar negara yang terlibat perang, kaidah dalam hukum internasonal yang berbeda dari hukum nasional adalah bahwa negara-negara bebas untuk mengundangkan peraturan perundang-undangan demikian tentang pecahnya perang dan kaidah umum yang sama prinsipnya harus berlaku dalam kasus konflik bersenjata non-perang tunduk kepada persyaratan bahwa apabila suatu konflik dibawa yurisdiksi penegakkan perdamaian dari dewan keamanan perserikatan bangsa-bangsa maka negara-negara yang terlibat harus mematuhi keputusan-keputusan dan rekomendasi-rekomendasi dewan keamanan.

(6)

Apabila konflik itu tidak tunduk kepada yurisdiksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pemaksaan perdamaian pihak-pihak kuasi-netral baik negara anggota perserikatan bangsa-bangsa atau bukan anggota harus tunduk kepada suatu tindakan perang ekonomi yang ditetapkan oleh dewan keamanan.

Bab 20 Lembaga-Lembaga Internasional dimana sudah dilihat dalam bab sebelumnya subyek-subyek hukum internsional bukan hanya meliputi negara-negara saja melainkan juga lembaga-lembaga internasional seperti perserikatan bangsa-bangsa Organisasi Buruh Internasional (ILO), meskipun dikatakan secara tegas struktur dan tugas badan-badan dan asosiasi-asosiasi ini terutama menyangkut bidang ilmu politik yang dikenal sebagai organisasi internasional atau administrasi tetapi aktivitas-aktivitas mereka secara materil berkaitan dengan bidang hukum internasional ada tiga hal umum yang penting untuk diperhatikan :

1. Fungsi-fungsi dari lembaga internasional tertentu dapat ditunjukan terutama untuk memperkuat kerja sama negara-negara yakni apa disebutkan aktivitas-aktivitas “operasional” dan hanya dalam sebagian kecil melakukan tugas-tugas penting secara langsung yaitu apa yang dinamakan aktivitas-akttivitas “opersional” karenanya organisasi perang,perdamaina PBB (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih merupakan badan-badan “promosional” daripada badan-badan “operasional”.

2. Meskipun begitu jauh lembaga-lembaga ini merupakan badan-badan “operasional” namun secara hukum lembaga –lembaga internasional hanya diberi kewenangan untuk menyelidiki atau mengusulkan bukan membuat keputusan yang mengikat.

3. Dalam beberapa contoh lembaga-lembaga internasional sedikit banyak beranjak dari suatu konferensi internasional, dalam pengertian bahwa suatu keputusan badan atau organ pada akhirnya bergantung pada suatu keputusan mayoritas negara-negara anggota yaitu perjanjian dari pada korporator.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia. Sekolah Pascasarjana

Daya ricih pada setiap keratan rasuk ialah jumlah algebra (daya normal kepada paksi memanjang) daya-daya pugak yang bertindak di sebelah kiri dan kanan rasuk.

ANALISIS PENGUASAAN PENGETAHUAN HASIL PENYULUHAN PEND EWASAAN USIA PERKAWINAN D ALAM PROGRAM GENERASI BERENCANA PAD A REMAJA D I SMP NEGERI 39 BAND UNG.. Universitas

Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara

Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan, kemudahan penggunaan dan pengalaman berpengaruh terhadap minat nasabah dalam menggunakan internet

Jika nilai produk/jasa industri dan volume barang/jasa sama besar, maka pilih kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan waktu terlama d2. Jika nilai produk/jasa

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PULANG PISAU. Daerah adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Peran wali kelas sebagai pelaksana BK dalam menanamkan karakter disiplin dan jujur pada siswa kelas tinggi SDN 2